
Selalu ada kegembiraan menyongsong tahun yang baru.
Terbukti, nggak pandang mau di jalan-jalan utama ibukota maupun di gang-gang perumahan yang sesak dan padat penduduknya, selalu terlihat petasan dan kembang api yang menggelegar dan berpendaran di langit yang kelam.
Tua, muda, kaya, miskin, semua bergembira menyambut datangnya tahun yang baru.
Yaah...memang tahun baru membawa pengharapan baru.
Di awal pergantian tahun, semua yang berkumpul akan toast bersama, seolah-olah ingin berkata, "SUKSES BAGI ANDA SEMUA DI TAHUN 2009".
Oleh karena itu nggak heran di penghujung tahun yang akan segera berganti, banyak orang mulai memikirkan resolusi apa yang akan dibuat di tahun yang baru.
Sayapun begitu.
Saya pikir budaya membuat resolusi sepanjang tahun (yang rasanya baru beberapa tahun ini gaungnya bergema dengan nyaring di Indonesia, khususnya Jakarta) adalah budaya yang baik.
MY NEW YEAR's RESOLUTIONS ARE ...

Ternyata belum semuanya mengerti apa arti resolusi. Terbukti ketika saya menulisnya di facebook, ada beberapa comment. "Aduuhh...Julita, kok pusing-pusing bikin resolusi. Emangnya Dewan PBB, mau bikin dekrit?" Atau yang lain, "Ya ampun kak... ngapain pusing-pusing mikirin dunia ini?"
Giliran saya yang jadi bingung.
"Maksud lo..??"
Itu sebabnya saya posting artikel ini, untuk lebih menggemakan makna resolusi. Yaah...paling nggak, kalaupun belum sempat membuatnya,
saya pikir belum terlambat untuk memulainya. Mumpung kita masih di awal bulan Januari. Nuansa new year nya masih berasa banget. Setuju....???

Saya dikagetkan ketika membaca resolusi seseorang, "Resolusi saya tahun 2009 adalah melaksanakan resolusi tahun 2006, 2007, dan 2008, yang semuanya belum tercapai."

OMG (Oh My God..), ternyata resolusi dari 3 tahun yang lalu semuanya tidak terlaksana. Alangkah sayangnya. Apakah resolusinya terlalu banyak, atau terlalu berat untuk dicapai? Atau yang terburuk tidak melakukan apa-apa sampai tahu-tahu ketika sadar, satu tahun sudah akan segera berlalu.
WRITING NEW RESOLUTIONS

Dan memang biasanya digongkan di akhir tahun, karena momentum tahun baru membawa semangat baru, selain itu untuk mempermudah pengukuran pencapaian target.
Sebaiknya resolusi itu ditulis supaya ada yang remind kita sepanjang 12 bulan ke depan. Atau sounding ke teman-teman atau saudara-saudara, supaya ada yang membantu mengingatkan kita kalau kita lupa.
Saya dan teman-teman melakukannya juga (untuk pertama kalinya) di Komsel.

Amen...amen..
Doa saya, itu tergenapi, karena itu keinginan yang mulia. Nggak lupa, saya mencatat satu persatu resolusi semua anggota Komsel, sehingga setiap saat boleh melihat apa resolusinya (bila lupa), dan sudah sampai dimana pencapaiannya.
SET YOUR GOALS & RUN YOUR OWN RACE

Ini kalimat yang meaningful.
Set your goals, sesudah itu bukan hanya berdiam diri saja, tetapi
run your own race. Berlarilah dalam perlombaanmu sendiri.
Tidak ada seorangpun yang dapat melakukan pertandingan ini bagimu.
Tidak ada seorangpun yang dapat memenangkan pertandingan ini bagimu.
Karena ini pertandingan yang eksklusif, hanya milikmu seorang.
Pertandingan ini dicreate menjadi milik kita pribadi. Jadi mau tidak mau, kita yang harus melakoninya.
Salah seorang teman Komsel punya resolusi, tahun 2009 loosing weight hingga 10 kg lagi. Lagi?? Ya, karena di tahun 2007 ia telah sukses menurunkan berat badan hingga 15 kg. Sementara sahabat saya ini beranggapan, masih belum mencapai berat badan ideal, sehingga ia akan bertarung untuk 10 kg berikutnya.
Saya percaya tidak satupun teman-teman saya yang lain di Komsel yang meragukan sahabat saya ini mencapai resolusinya.
Karena telah terbukti, ia pernah berhasil.


I RUN MY OWN RACE

Saya juga mempunyai pertandingan yang harus saya menangkan.
Salah satunya adalah mengikuti detox 21 hari. Beberapa teman saya sudah mengikutinya dan berhasil. Ini berat bagi saya yang suka makanan yang enak, dan ngemilnya itu loh sulit ditinggalkan. Jadi karena ini goals saya, maka mungkin mulai minggu ke 3 atau 4 bulan Januari saya menjadi seperti vegetarian. Menderita? Pasti. Bahkan lebih lagi 'penderitaannya', karena makanan yang dikonsumsi tidak berbumbu dan bergaram.


Tapi jujur, mie instant sebenarnya masih tergolongkan makanan yang enak. Jadi kesempatan detox ini sangat saya nantikan. Banyak teman-teman segereja yang akan mengikutinya juga, jadi nggak berjalan sendirian. Tentu akan lebih mudah karena melakukannya bersama-sama. Oh ya, sebelum mulai detox, terlebih dulu mengikuti seminar selama 2x dari pakarnya, baru the next days nya mulai bertarung. Nanti saya akan report di blog ini mengenai hasilnya. Ada yang tertarik mau ikutan?
Resolusi lain, balancing pelayanan di mimbar/stage, dengan lebih lagi melakukan pelayanan jemaat. Saya juga kan harus tetap direcharge supaya saat melayani selalu punya beban jiwa-jiwa, bukan performance.

Tahun 2009 ini memberi kesempatan kepada saya menyelesaikan Alkitab untuk ke 7 kalinya. Tujuh itu kan angka sempurna ya? Jadi saya janji ke Tuhan untuk melakukannya lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Willingly and diligently.
Doa saya, lebih banyak pewahyuan yang Tuhan nyatakan, sehingga saya bisa share ke teman-teman di blog ini.

"Emang ngeffect kalo lo sendiri yang melakukannya sementara yang lain kagak? Apalah artinya..." Jadi kadang-kadang saya malu, dan mulai jarang membawa perlengkapan yang eco-friendly. Sekarang saya mau berpikir beda. Walaupun hanya saya sendiri yang melakukannya, paling nggak mulai dari diri sendiri dulu, daripada tidak sama sekali.

"Wall-E". Wah... ngeri deh kalau suatu saat bumi menjadi seperti yang di film itu. Planet yang penuh dengan sampah, dan kalau ditumpukin oleh Wall-E bisa setinggi gedung pencakar langit.
"YEAAAHHHHH......"

Siapa takut buat resolusi ???
Dan sangat besar harapan saya kita semua menjadi orang-orang yang menang.
Di akhir tahun kita semua akan berteriak "I did it... I did it!!!"
Kemenangan akan membawa kepada kemenangan berikutnya. Ada amen?
Selamat menjalani tahun 2009 dengan segala tantangannya.
Dan ingatlah kita ditakdirkan menjadi lebih dari pemenang.
All Blessings,
Julita Manik