Thursday, January 22, 2009

THE FORGOTTEN OFFERING


















Inspirasi menulis artikel ini timbul setelah melihat teman-teman yang menghitung uang kolekte setelah kebaktian Minggu.
Setumpuk uang digelar di atas meja, dan kesibukan menghitung uang pun dimulai. Pemandangan apa yang saya lihat menonjol di sini?


Pemandangan uang-uang kertas yang dilipat (kalau boleh disebutkan 'diremuk') dan sangatlah kotor, lecek, dan bahkan ada yang sudah nggak sempurna bentuknya (sedikit robek).
Saya jadi teringat dulu kalau memberikan persembahan di gereja, saya juga nggak terlalu pusing dengan bentuk fisik uangnya. Toh selecek apapun, nggak mempengaruhi nilai nominalnya. Yang penting kan nominalnya sesuai dengan yang Tuhan nyatakan dalam hati.  Mengenai wujudnya, I don't care.
Pokoknya yang ada di dompet, ya itulah yang saya berikan.
Sampai suatu waktu dalam suatu kebaktian, pengkhotbah memberitakan firman yang mengubah cara saya memberikan uang persembahan.
Ayat yang diambil adalah dari Kitab Maleakhi.

Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman Tuhan semesta alam.
(Maleakhi 1:8)


Jaman dulu orang Israel memberi korban persembahan dalam bentuk hewan. Dan Tuhan marah kepada orang-orang yang membawa persembahan hewan yang buta, timpang atau sakit. Dikaitkan dengan jaman sekarang, dimana korban persembahan kita tidak lagi hewan tetapi uang, kita membawa uang yang kotor, remuk, dekil dan bahkan ada yang robek.
Mirip kan kasusnya?
Setelah mendengarkan firman itu, saya mulai berubah.
Tepatnya Firman itu mengubahkan saya. 
Saya tidak lagi membawa uang yang remuk, dengan kondisi fisik yang sangat memprihatinkan.  Saya mulai belajar mempersiapkan uang yang terbaik yang bisa saya berikan.

Sebenarnya apa sih yang mendasari Tuhan berkata demikian pada Kitab Maleakhi ini? Kenapa sih sampai Tuhan marah pada bangsa Israel? Jawabannya dapat kita temukan pada ayat sebelumnya.

Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, dimanakah hormat yang kepadaKu itu?
Jika Aku ini tuan, dimanakah takut yang kepadaKu itu?

(Maleakhi 1:6)
Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik?
firman Tuhan semesta alam.

(Maleakhi 1:8b)



THE FORGOTTEN OFFERING














Saat memberikan persembahan itu, something is missed, something is forgotten. Yaitu hormat akan Tuhan dan takut akan Tuhan.
Yang kita lakukan selama ini adalah memberi secara fisik, tapi kita lupa yang terutama adalah pemberian secara spirit, yaitu takut dan hormat akan Tuhan. That's the forgotten offering.

Mungkin pikiran kita berkata, loh kalau jaman dulu kan sapi cacat memang akan mempengaruhi nilai jualnya? Beda dong dengan jaman sekarang.
Uang yang robek sekalipun masih bisa dipakai untuk bertransaksi.
Nggak ngaruh gitu loh.
Bukankah ada ilustrasi uang yang sudah dibanting, diinjak-injak, dia tetap uang, dan tetap dapat digunakan?
Jadi kalau uang lecek diberikan ke gereja, gereja nggak bakal rugi dah. Uang itu tetap bisa dipakai untuk membiayai pelayanan.

Betul, uang itu bisa dipakai. Tapi itu kalau konteksnya pemberian ke gereja. Yang saya mau ingatkan, bukankah saat memberi ke gereja ataupun pelayanan, sebenarnya kita sedang memberi persembahan kepada Tuhan? Saat uang itu kita taruh di dalam kantong kolekte sebenarnya kita sedang mau taat akan Firman Tuhan dan memberi yang terbaik yang ada pada kita? Bukankah gereja hanya alatNya untuk menyalurkan uang tersebut bagi pelebaran kerajaanNya?

Tuhan tahu bahwa kita akan berdalih-dalih, sehingga dalam Maleakhi 1
Tuhan menjelaskan lebih detail lagi. Tuhan memberi perbandingan bagaimana perlakuan kita saat akan memberi persembahan kepada atasan kita. Beranikah kita memberi yang tidak terbaik?


Di satu suku, saat pesta adat pernikahan, dibagikan angpao kepada para orang-orang yang dituakan.
Dan saat menyiapkan uang-uang tersebut, biasanya berupa uang baru yang sebelumnya sudah ditukarkan ke bank, yang kemudian dimasukkan ke amplop. Uangnya masih licin, bersih dan kinclong. Baunya saja haruuumm. Hahaha.. itu bau uang baru.
Menerimanya juga senang sekali, seperti bisa membaca hati pemberinya.
Coba bandingkan dengan teman-teman yang sedang menghitung uang kolekte.


Alih-alih senang, yang ada wajah yang cemberut. Habis belum lagi pusing bolak balik ngitung karena takut salah, pusingnya malah bertambah. Sebelum mulai menghitung, harus membuka dulu gulungan uang kertas yang diremuk.
Bila bertemu uang yang sudah sangat lecek, memegangnya pun setengah hati, bisa-bisa hanya pakai 2 'ujung' jari saja.


Teman-teman pasti tahu kalau mereka butuh kalkulator untuk menjumlahkan semua uang-uang itu. Ya dong, nggak boleh sampai salah hitung. Urusannya bukan hanya sama manusia, tapi tanggung jawab terhadap Tuhan. Wajah mereka kelihatan serius sekali.






Dan tahukah teman-teman selain kalkulator, apalagi senjata yang mereka butuhkan?
Ya betul....... hand sanitizer.
Generic name
nya Antis. Tangan bisa sampai hitam loh terkena uang-uang yang sudah dekil itu, jadi kalau nggak sempat cuci tangan, yah ... di Antis saja.

Teman-teman kita yang menghitung aja sudah sampai segitu perasaannya. Bagaimana kalau yang menerimanya atasan kita? Dan lebih tinggi lagi, bagaimana kalau yang menerimanya Tuhan Allah kita?

Saya sedih sekali saat membaca ayat di Maleakhi 1:6 tersebut,
ketika Tuhan dengan segenap hati berkata (dengan bahasa saya),
"Bapakah Aku bagimu...., Tuhankah Aku bagimu...?
Jika Aku ini Bapamu, dimanakah hormatmu anakKu,
jika Aku ini Tuhanmu, dimanakah takutmu hambaKu?"


Sejak saat mendengar Firman itu, saya selalu mengusahakan bentuk fisik uang yang terbaik. Dan saat memberinya juga tidak diremuk.  
Adalah baik untuk datang pada Tuhan bertanya "Tuhan berapa yang harus
aku beri?"
. Tetapi lebih excellent lagi saat kita memberikannya, kita mengupayakan yang terbaik. Memberi uang yang baik kondisinya.
Setiap menerima kembalian uang saat bertransaksi, mari sisihkan yang terbaik untuk nantinya bisa dipakai saat memberi persembahan.
Atau bisa juga dengan menukarnya ke bank, dan siapkan yang terbaik untuk Tuhan. He deserves the best.

Beberapa gereja menyediakan amplop untuk memasukkan uang persembahan dengan rapi. Nah, jangan kita isi amplop yang sudah dibuat sedemikian bagus dengan uang yang lecek. Persiapkan uang yang terbaik, sama seperti orang Israel harus memisahkan hewan terbaiknya untuk Tuhan.

Ribet? Nggak juga.
Tapi yang jelas Tuhan senang.
Teman-teman kita yang menghitung uang juga senang.
Hati kita pun ikut senang, karena kita tahu tindakan kita ini menyenangkan hati Tuhan.
Bukankah dunia dan segenap isinya adalah milik Tuhan? Pemberian kita tidak akan memperkaya Tuhan. Tapi yang sesungguhnya Tuhan cari adalah the forgotten offering, hati yang hormat dan takut akan Tuhan.

Semoga tulisan sederhana ini memberkati teman-teman.


All blessings,

Julita Manik.

Friday, January 16, 2009

The Most Important Things TO DO in 2009
















no.1 BACK TO THE BIBLE
no.2 BACK TO THE BIBLE
no. 3 BACK TO THE BIBLE


Nggak ada hal lain yang lebih dari itu.
Tahun ini adalah tahun yang diramalkan penuh dengan goncangan,
tahun yang penuh depresi, kesukaran, dan ketidakpastian.
Sehingga nggak bisa nggak, the only solution 'how to survive' is ...
BACK TO THE BIBLE.
Alasannya ???
Karena firman Tuhan tidak pernah berubah, dan tidak tergoncangkan.

"tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya."
(1 Petrus 2:25)


Rasanya sudah lama sekali headline-headline di berbagai koran yang kita baca, jarang memuat kabar baik. Karena memang itulah fakta yang dihadapi bumi dan isinya hari ini.
Mulai dari berita krisis global, PHK, bencana alam yang bertubi-tubi menghunjam bumi, kelaparan, kriminalitas. Bahkan di awal Januari 2009, berita yang termuat semakin gelap. Bunuh diri.

Banyak orang-orang yang merasa nggak kuat lagi hidup di dunia yang goncang ini dan segera mengakhiri hidupnya. Dan mereka bukan orang-orang miskin, nggak punya pekerjaan.
Beberapa di antara mereka adalah CEO perusahaan besar, manajer saham yang memegang account-account yang besar, mereka bukan orang-orang biasa. Mereka orang-orang yang sudah banyak pengalaman hidup, tapi ternyata semua pengalaman yang dimilikinya tidak mampu memberi pertolongan dan jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi.
Cara bunuh dirinya juga seram.
Bukan menelan pil tidur, then...bisa segera tidur selama-lamanya..
tapi menabrakkan diri ke kereta api yang tengah melintas.


Bagaimana nggak stress??
Uang yang begitu banyak yang mereka miliki, dalam tempo sekejap bisa kandas, bahkan minus.
Dan tidak ada seorangpun yang dapat diandalkan untuk memberi pertolongan.
Mereka berpikir, bahwa mereka sudah habis. Tidak akan pernah bisa bangkit kembali.



YOU ARE WHAT YOU HEAR













Saya serius sekali ketika mengencourage teman-teman dengan berkata,
"You just have one solution, BACK TO THE BIBLE."

Firman Tuhan berkata :
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
(Roma 10:17)


Iman mengerjakan sesuatu dalam hidup ini.
Sekarang tergantung. Iman apa yang bekerja dalam hidup kita.
Baca bad news tiap hari di koran, dengar bad news tiap hari di radio dan TV, semuanya akan mempengaruhi cara berpikir kita. Seringkali membuat kita desperate dan putus asa. Merasa sangat sulit untuk tetap hidup di dunia yang semakin sulit ini, merasa nggak bisa berbuat apa-apa lagi, merasa nggak berarti lagi.
Oh teman... tipu daya dunia sudah mempengaruhi kita.

Oleh karena itu kita butuh 'iman yang benar' untuk bisa tetap bertahan.
Dan iman yang seperti itu hanya bisa diperoleh dari pendengaran,
pendengaran akan firman Tuhan.
Untuk memperoleh pendengaran akan firman Tuhan, dimulai dengan membaca firman Tuhan.

THERE'S ALWAYS A WAY OUT IN THE BIBLE

Baca, baca, dan baca firman Tuhan setiap hari.
Kalau kita sudah tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan kekuatan kita,
tapi tetap tidak mau membaca Alkitab setiap hari, alangkah bodohnya kita.
Padahal di dalam Alkitab tersimpan segala jalan keluar atas masalah kita.

Semua pikiran-pikiran Allah yang sangatlah brilliant dan tiada tandingannya ada di dalam Alkitab. Alkitab adalah sumber hikmat yang kita butuhkan untuk berjalan di dunia yang sarat persoalan.

Pasti teman-teman ingat, apa perkataan yang selalu terdengar saat orang tua kita memberikan nasehatnya, "Dengarkan papa mama... kami sudah banyak makan asam garam dibandingkan kamu..."
Kalau orangtua kita yang nota bene hanya 70-80 tahun ada di dunia ini bisa berkata demikian, apalagi Tuhan yang disebutkan 'YANG LANJUT USIANYA' oleh Daniel 7:9.

Tuhan 'Yang Lanjut Usianya', yang hidup dari kekal sampai kekal.
Tuhan yang menciptakan bumi ini dan segala isinya.
So pasti ... Dia juga yang paling berpengalaman dan yang paling tahu how to solve the problem on earth.
Tuhan sangat tahu apa yang harus kita lakukan untuk bisa menang dalam tiap pergumulan. Tuhan sangat tahu bagaimana cara bangkit dari kebangkrutan, Tuhan sangat tahu cara menemukan bisnis yang prospek, Tuhan sangat tahu cara bertahan dalam goncangan. Siapa kita bila kita tidak mau mendengar nasehatNya???


THIS IS  A TRUE STORY
Rabu 14 Januari yang lalu saya menghadiri ibadah khusus untuk pelaku market place di area Kuningan, Jakarta. Saya terkesan sekali dengan kesaksian Bpk. Teddy seorang usahawan muda dari Surabaya. Beliau bersaksi bagaimana dia dan perusahaannya bisa bangkit dari kebangkrutan yang meninggalkan hutang sebesar 12 digit, pada saat krisis tahun 1997-1998. Nggak main-main ... man. Bpk Teddy nggak punya 1 jalan keluarpun. Semuanya dead end.


Bahkan ada kerabatnya yang mengatakan, 7 turunan pun tidak akan pernah bisa membayar hutang tersebut. Sebutan sebagai CEO termahal di Surabaya saat itu, tidak bisa menolongnya keluar dari permasalahan. Rekan-rekan kerja sudah mulai meninggalkannya, tidak mampu untuk terus bertahan bersama.

Ketika datang ke satu kebaktian, duduk di kursi paling belakang, dan menangis di hadapan Tuhan, Tuhan menjamah hatinya dan menguatkannya. Bpk Teddy mulai menemukan secercah harapan.
Harapan itu hanya ada dalam nama Yesus.

Walaupun untuk bangkit jalannya nggak mudah, tapi Tuhan mulai memberikan tuntunanNya, menunjukkan mujizatNya. Dan kini 10 tahun kemudian, beliau bisa bersaksi "saya bisa survive karena Yesus".
Perusahaan yang sudah dijual, dibeli kembali, dan sekarang usahanya semakin berkibar. Sekarang Bpk Teddy menjadi pengusaha yang sukses kembali (yang dulu dianggap semua orang 'impossible'), ditambah embel-embel hamba Tuhan. Pengusaha yang sangat mengasihi Tuhan. 
Berbekal pengalaman di masa krisis itu, beliau berkata tidak akan takut menghadapi krisis global saat ini, karena Tuhan akan selalu menyertai orang-orang yang mengandalkanNya.


IT IS PROVED
"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(Matius 4:4)


Menyadari hikmat Tuhan ada dalam firmanNya, susah payah kami sebagai orangtua menanamkan kepada anak-anak kami, bahwa mereka harus baca firman Tuhan setiap hari. Belajar itu baik, tapi Tuhan yang memberikan hikmat dan kepintaran. Saya pernah mendengar ada 2 hamba Tuhan yang sharingkan hal ini. Anak-anaknya yang ketinggalan dalam pelajaran, bukan hanya disuruh belajar, tapi harus baca firman Tuhan. Ngerti nggak ngerti pokoknya harus baca firman Tuhan.
Dan mereka berkata, sekarang anak-anak mereka menjadi anak-anak yang pintar. Tertarik dengan testi itu, kamipun mencobanya di rumah.
Dan kamipun mengalaminya. Anak yang palin rajin baca firman, yang nggak lupa saat teduh tiap hari, adalah anak yang nilainya paling bagus.


Melihat hasilnya, sekarang mereka semakin bersemangat dan meningkatkan jumlah ayat yang dibaca. Tidak lagi sekedar beberapa ayat, atau hanya 1 pasal, tapi sudah mulai membaca bacaan Alkitab setahun (sekitar 4-5 pasal sehari). Bener loh..


"untuk menerima didikan yang menjadikan pandai...
untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman...
dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda--"

(Amsal 1:3-4)



YANG LANJUT USIANYA akan memberikan hikmat, pengetahuan, kebijaksanaan kepada orang-orang muda.
Bukankah kita semua adalah orang-orang yang tak berpengalaman
di hadapan Allah?
Bukankah kita semua adalah orang-orang muda di hadapan YANG LANJUT USIANYA?



JANGAN TUNDA-TUNDA LAGI
my friends..
This is the crucial time.
Let's back to the Bible.


Yang belum punya, buruan ke book store. Beli Alkitab Setahun.
Setia membacanya. Lihat dan rasakan bedanya.



Saya bukan orang yang kurang kerjaan sehingga bolak balik tulis artikel tentang pentingnya membaca Alkitab, dan bolak balik menghimbau dan mendorong teman-teman untuk join One Year Bible Reading Club.
Saya hanya rindu teman-teman diberkati lebih lagi.
Percayalah, investasi waktu dalam membaca Alkitab, tidak pernah akan sia-sia.
Nggak percaya?? Mari sama-sama buktikan.



All Blessings,

Julita Manik

Wednesday, January 14, 2009

BlackBerry vs CrackBerry (which side are you on?)



















Dunia saat ini dilanda demam BlackBerry (punya nickname BB),
paling nggak ada 2 negara besar yang sedang menggigil karenanya.
Amerika Serikat dan Indo (?? ..paling nggak dilihat dari potensinya).

Setahun lalu saya masih memandang sebelah mata kepada PDAphone ini.
Tapi kini, ke mal manapun di Jakarta kaki ini melangkah, banyak sekali terlihat pemandangan orang-orang yang sedang duduk di coffee shop, maupun yang sedang lalu lalang, menggenggam benda yang sama, BlackBerry, dengan rubber skin yang berwarna-warni.
Jakarta sedang dilanda demam BlackBerry.
Sah-sah aja dong....
Nah terus maksudnya apa BlackBerry vs CrackBerry?



Sebenarnya keduanya menggunakan PDAphone yang sama yaitu BlackBerry, tapi CrackBerry adalah sebutan untuk orang-orang pecandu BlackBerry. BlackBerry Addiction. Kata 'crack' sebelum berry untuk menandakan kecanduan. Begitu kecanduannya sehingga nggak bisa berpaling dan ingin terus memencet tombol-tombolnya, dan sering tidak mempedulikan orang di sekelilingnya.


Saya tergerak menulis artikel ini didasarkan atas pengalaman yang sangat tidak enak. Suatu ketika saya harus balik ke Jakarta dari Bandung dengan menggunakan mobil travel.
Dan sepanjang perjalanan sekitar 2,5 jam itu saya duduk berdampingan dengan seorang wanita yang kira-kira sebaya.

Berinisiatif untuk berkenalan, kemudian saya mengajak untuk mengobrol ringan, tentang pekerjaan, apakah bekerja di Jakarta, yaah...hal-hal yang ringan-ringan saja. Dari bahasa tubuhnya, saya tahu dia enggan untuk ngobrol dengan saya, sehingga saya tidak lagi meneruskan pembicaraan.
Tapi tahukah teman-teman, sepanjang 2,5 jam itu hp nya nggak pernah berhenti berbunyi dalam selang 5 menit. Terus menerus berbunyi, dan matanya seakan tidak bisa berpaling dari hpnya. Ketika saya lirik, saya melihat BlackBerry. Langsung hati saya bergumam "hm.. pantes...".

Bukankah sebutan untuk para CrackBerry di Jakarta adalah "autis". Maksudnya, seperti penderita autis yang punya dunia sendiri, sehingga mengabaikan sekelilingnya.
Dalam sebuah wawancara di sebuah majalah gadget Jakarta, ada seorang artis yang mengaku BB freak berkata,
"BlackBerry membuat yang dekat menjadi jauh, dan yang jauh menjadi dekat."

Maksudnya, walaupun di dekatnya ada orang-orang, tapi serasa mereka itu jauh karena dia sedang asyik dengan BB nya. Sementara ada orang yang sebenarnya jauh, tapi karena sedang chat via BB dengannya menjadi dekat.
Alkitab sudah menubuatkan bahwa di akhir jaman kasih kebanyakan orang akan semakin dingin. Saya percaya nubuatan itu diwujudkan salah satunya dengan kemajuan teknologi, yang membuat orang-orang lebih suka berinteraksi tanpa bertemu. Seperti punya dunia sendiri.


Sepertinya BB mempunyai magnet yang membuat mata tidak bisa berpaling darinya. Apa boleh buat, dengan kemudahan surfing di internet membuat orang-orang lupa diri. Apakah sedang buka facebook, email, chatting, sms, semuanya dimanjakan dengan fasilitas BB. Dan yang lebih fenomenal lagi, setiap BB mania dengan rela hati menjadi 'unpaid marketer' yang mempromosikan produknya dengan berkata kepada teman-teman dekat, "makanya buruan gih.. beli BlackBerry,
biar setiap saat bisa update facebook, buka email...bla..bla..bla"


Dan nggak hanya di Jakarta, Ketika ministry di Tegal saya juga menemukan demam BB sedang melanda Tegal. Wah... dahsyat man, nggak hanya ibukota loh yang terkena dampaknya.  Saya sempat berpikir, waah BB bisa punya potensi untung besar nih di Indo dengan jumlah penduduknya yang besar dan rata-rata punya brand awareness yang tinggi.


Coba tebak ini siapa? Obama?
Ya...betul. Beliau sedang apa ya?
Apa sedang berdoa?
Coba kita lihat.








Oh.. bukan berdoa, tapi sedang asyik dengan BB nya. Waktu itu beliau masih Capres. Kelak sudah jadi Presiden mungkin foto gaya begini menjadi hal yang langka.
BB memang melanda siapa saja.
Tua muda, politisi, pengusaha, karyawan, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan pelajar.
Everybody loves BB.


BLACKBERRY PRAYER POSITION









Banyak orang yang terkecoh ketika melihat seseorang duduk di meja dan tertunduk tepekur.
Ini yang sering disebut sebagai BlackBerry Prayer Position. Waah...ini sih sama saja dengan mengecoh Pendeta dengan tunduk menatap hp.
Padahal bukan sedang baca Alkitab, tapi baca sms...hehe..


FAMOUS STYLE
Saya juga penyuka teknologi.
Adalah hal yang wajar bila sebuah gadget dengan feature yang tidak ditemukan di gadget lain menjadi idola.
Tapi kalau sampai dikuasai?
Itu yang harus dihindari, my friends. You have to control the technology,
dan jangan sampai terjadi
technology takeover your life.



Ada kejadian di Barat sana tentang seorang wanita yang diceraikan suaminya karena terlalu asyik dengan BB sehingga melalaikan keluarganya
(untung suaminya nggak ikut-ikutan, kalau nggak anak-anaknya bisa disebut CrackBerry Orphan). Wanita ini berusaha menuntut produsen BlackBerry, blame bahwa perceraiannya diakibatkan BB.
"Waah...salah kaprah bu... itu namanya cari kambing hitam... hehe"


HOW TO DIAGNOSE?












Ada beberapa pertanyaan yang akan membantu teman-teman pemilik BB, apakah Anda sudah mengidap CrackBerry (www.crackberry.com)

Apakah Anda tidur dengan BB di sampingmu?
(Karena ingin segera menjawab setiap email, sms, chat yang masuk sehingga nggak mau terpisahkan)

Apakah Anda segera mencarinya ketika bangun tidur?
(Sampai lupa saat teduh, karena langsung melihat ke layar dan check sms, email, atau facebook)

Apakah Anda selalu men-check dan menjawab email ketika sedang dinner?
(Sehingga membuat orang-orang di sekeliling kita merasa kesal dan terabaikan?)

Bila jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah 'YA', ... hmmm...
then you suffer from BB addiction.


Serem yah liatnya.
Ini bukan tangan robot.
Alat ini namanya Xtensor.
Sering dipakai untuk menyembuhkan sakit persendian di tangan atau otot, yang sering diderita para atlet tennis, golf, gamers (mulai dari XBOX, PS, video gamers), dan belakangan diclaim sebagai alat untuk rehabilitasi CrackBerry.










Ini bukan nakut-nakutin loh, saya nggak sengaja browsing dan menemukan hal yang mengherankan ini. Yang ada dalam pikiran saya, kalau atlet sih wajar kale ....... terkena cedera tangan, tapi BB mania???
Segimana makai BB nya yah sampai cedera??
Haha...jangan sampai deh ada pemandangan ini di Indo. Setuju???


BB eye vs Harvest eye



Sebenarnya ada satu lagi yang perlu diwaspadai dampak negatif CrackBerry.
Yaitu anti-socialize behaviour.




Karena sebagai anak Tuhan kita dipanggil untuk memandang sekeliling kita sebagai ladang-ladang yang siap dituai. Tuhan memanggil kita untuk membalut hati yang terluka, membangkitkan semangat yang patah.
Tuhan ingin pandangan kita tertuju kepada ladang-ladang yang siap dituai.


Yesus berkata, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit."
(Matius 9:37)

Jangan sampai kejadian, udah pekerjanya sedikit, terkena dampak CrackBerry pula, sehingga cuek kepada ladang yang luas.
Malas untuk berkomunikasi dengan sekitarnya.
Malas untuk melayani sekitarnya.
So.. makin sedikit dong yang menuai.

Sekali lagi saya tidak anti teknologi, tidak anti BlackBerry.
I really love it.
Saya tahu besar sekali advantage yang bisa kita dapat melalui teknologi, bahkan bisa dipakai untuk outreach.
Tapi biarlah melalui perenungan ini, kita sadar bahwa kita yang harus memanfaatkan teknologi, bukan sebaliknya, dimanfaatkan teknologi.



Tanda-tanda jaman memperlihatkan kedatangan Tuhan Yesus sudah
semakin dekat.
Mari bekerja & berkarya lebih giat lagi.
Jangan biarkan sesuatupun mendistract kita dalam memenuhi panggilan kita.
Biarlah pandangan kita hanya tertuju kepada Yesus dan rencanaNya. OK???



I am not addicted to BlackBerry, but I am addicted to Jesus.




All blessings,

Julita Manik

Saturday, January 10, 2009

BACK TO THE (book of) BIBLE


















This world is crazy about doing something in instant way.

Mulai dari makanan instant, ...hmmh... bagaimana bisa langsing dengan instant, promosi instant, lulus dengan cara instant, ... pokoknya semua yang instant pasti banyak peminatnya.
Demikian juga dalam membaca Alkitab. Kemajuan teknologi membuat munculnya e-Bible yang termuat dalam handphone, ataupun PDA.
Waah, asyik sekali. Nggak perlu lagi bawa Alkitab yang tebal, konkordansi yang tebal, semuanya bisa diringkas dalam 1 gadget multi fungsi.
Anytime, anywhere bisa dibaca. Lho...kok bisa ??? Apa bener ???

Iya dong, manusia modern saat ini kan nggak bisa hidup tanpa hp.
Kalau dilakukan survey, "benda apa yang tidak boleh tidak, selalu harus Anda bawa?", jawaban mayoritas orang adalah 'uang dan hp'.
Bahkan ada beberapa orang yang lebih rela, skali lagi lebih rela ketinggalan dompet daripada ketinggalan hp.
Nggak bawa hp identik dengan terisolasi, atau bahasa kerennya 'nggak exist'.


Nah, balik lagi dengan istilah 'anytime, anywhere bisa baca Alkitab', karena kalau e-Bible ada dalam hp kita, otomatis kita bisa membacanya kapanpun.
Berbeda sekali dengan kalau hanya mengandalkan buku Alkitab.
Udah bawanya males (liat aja di gereja banyaaaaak yang nggak bawa Alkitab saat kebaktian Minggu), pasti makin kecil dong kemungkinan membacanya.


SPOILED BY TECHNOLOGY














Pengalaman pribadi ?
Ngaku nih.... kalau beberapa waktu ini saya sudah jarang sekali membaca (buku) Alkitab.
Sangat dimanjakan dengan kemajuan teknologi, sehingga lebih suka membaca Firman Tuhan di PDAphone daripada buku Alkitab.
Mau search ayat dalam bentuk kata, kalimat, nama orang, tempat, atau apa saja, sangat gampang sekali.
Dalam hitungan detik semuanya keluar....bretttt.
Belum lagi dalam gadget yang besarnya hanya segenggaman tangan ini, bisa mencakup Alkitab versi Indonesia (bisa Terjemahan Lama dan Terjemahan Baru), bisa pilih mau versi Inggris KJV, NKJV, The Message, NASB, NIV, atau yang lain. Terserah Anda.
Apa nggak dimanjakan? Semakin besar memory gadget, semakin banyak Bible software yang bisa diinstall.

Sambil berkata "oohh... I love technology", saya  sangat menikmati cara membaca Alkitab abad ke 21 ini. Apalagi kalau sambil baca Alkitab, kondisi hp sedang ON. Bisa loh, sambil menyelam minum air.
Sambil baca Firman Tuhan, sekalian terima sms. Ooooh.... I like it.
Kadang-kadang Pendeta nggak nyadar, dikirain jemaatnya lagi khusuk dengerin kotbah dan baca Firman di hp, padahal sebenernya lagi baca sms tuuhh..
Tangan ketak ketik tombol hp dikirain lagi bikin catatan kotbah di hp, padahal lagi balas sms. Atau sedang Facebook-an, BBM-an atau YM-an. Deuuuuhh....
Hehe..buka rahasia nih. Kenapa saya tahu ???
Ya...betul dugaan teman-teman, ...karena saya juga melakukannya.

Sampai saya menyadari, bahwa  saya kehilangan banyak hal.
Kehilangan rasa hormat kepada hadirat Tuhan (masa di tengah-tengah kebaktian diinterupsi dengan sms atau segala bentuk koneksi jejaring sosial?),
kehilangan keintiman dengan Tuhan (karna lebih suka berinteraksi dengan sesama manusia di alam yang maya daripada dengan Tuhan),  
kehilangan memorability (susah sekali menghafal ayat dan alamat ayat).
Otak seperti tumpul karena terlalu mengandalkan teknologi.


LOVE LETTER

Mungkin bagi anak ABG jaman sekarang yang mulai fall in love, nggak kenal sama yang namanya surat cinta. Sebab semua pernyataan dan curahan hati sudah bisa dikirim melalui sms atau email. Nggak perlu repot-repot ke kantor pos, beli perangko, dan menunggu beberapa hari sampai surat itu sampai di tangan idaman hati. Berkat teknologi, semuanya bisa nyampe dalam hitungan detik (kalau traffic nggak busy).
Bahkan memutuskan cintapun ada yang melakukannya via sms.
OMG!!!



Saya punya berlembar-lembar surat cinta dari ex boyfriend (kini suami)
yang masih saya filing rapi. Kenangan love letter yang ditulis tangan secara pribadi nggak bisa disebandingkan dengan e-loveletter.
Tulisan tangan yang mungkin nggak sempurna, miring sana miring sini, baris kalimat yang naik turun, tinta yang tiba-tiba menebal, kertas yang dipilih dengan berbagai pertimbangan, kalimat yang dijalin mungkin juga ada coretan di sana sini, bahkan kadang-kadang ada tulisan yang blur tintanya karena terkena tetesan air mata, sangat mewakili pribadi sang penulisnya.  
It talks about nobody's perfect. Berbeda dengan e-letter yang too perfect,
dan tidak terasa sentuhan emosionalnya.
Setiap membaca surat yang ditulis tangan itu, mengalir beragam kenangan yang tidak mungkin dilupakan. Ada intimacy di dalamnya.


BACK TO THE (book of) BIBLE



















Saya mulai menyadari something's missing.
Saya kehilangan intimacy dengan Tuhan.

Teringat kembali Alkitab saya yang sudah lama saya tinggalkan.
Penuh dengan coretan, dan stabilo warna-warni. Saya masih ingat, saat saya menuliskan catatan di pinggiran kertas Alkitab, saat saya mewarnai dengan stabilo, saya ingat saat itu saya sedang ngalamin first love dengan Tuhan. Sampai di bagian yang agak lecek, saya ingat bagian itu paling sering saya baca, saat itu saya ada dalam pergumulan, dan sering membaca ayat itu yang dapat menguatkan saya, sampai halamannya hampir lepas.
Saya ingat di bagian yang lain, ada noda bekas kena air.
Saya ingat, saat itu saya membacanya dengan penuh kerinduan padahal mata sudah tidak bisa diajak kompromi, sehingga saya ketiduran dan (maaf) iler saya membasahi halaman itu. Tercetaklah noda abadi, tapi saya tahu ada cinta di dalamnya.
Alkitab yang penuh coretan dan warna-warni itu menceritakan banyak sekali perjalanan saya mengikut Tuhan, yang tidak mungkin dapat dilupakan.

Bahkan saya ingat pernah ada peristiwa, mau cari ayat, walau tidak tahu persis di halaman berapa, tapi saya ingat ayat yang ingin saya cari itu ada di halaman kanan atas, dan bukan di halaman kiri. Jadilah saya membolak-balik halaman sambil hanya memelototin bagian kanan saja. And I got it. Saat itu memory saya sangat lancar seperti jalan tol. Saya juga banyak hafal alamat ayat, bukan karena jenius, tapi karena harus menemukannya tanpa bantuan teknologi. Lama-lama jadi ingat kan?

Oohh....saya ingin kembali kepada keintiman itu. Saya tidak ingin melupakan semua peristiwa perjalanan saya dengan Tuhan. Itu mungkin salah satu alasan saya ingin kembali membiasakan membaca Alkitab.
Bukan berarti I hate technology...no..no..no..
Trust me, I love it.


Mungkin saya akan combine.
Untuk searching, memang sebaiknya memakai e-Bible karena dapat cepat sekali ketemunya.
Tapi yang jelas I wannna back to the Bible.

Saya mau kembali kepada gairah mula-mula membacanya.
Saya mau kembali merasakan seseorang yang balas membalas surat cinta dengan kekasihnya. Membaca tiap lembar Alkitab seperti membaca surat cinta dari pacar.

Saya juga ingin membacanya tanpa interupsi....
ting tung ting tung
nit nit...nit nit..
or whatever..
("oops...ada sms masuk..
baca nggak...
baca nggak...
baca nggak ya..")

Tanpa disadari segala kemajuan teknologi sudah mengontrol hidup saya.



BACK TO THE (book of) BIBLE.
This my desire.

Hari Minggu ketika ke gereja, saya mulai praktek. Waah...ternyata saya jadi 'gapbuk', gagap buku. Jadi gagap bolak balik lembar Alkitab. Ketahuan banget selama ini hanya pakai digital Bible. Selain itu saya butuh waktu lebih lama untuk mencari ayat, karena nggak ada program search.

Tapi saya nggak menyesal dengan komitmen baru ini. Walau mungkin yang lain memandang pikiran saya ini aneh, nggak lazim, menentang arus kemajuan jaman, saya nggak peduli.
Karena saya melakukannya dengan cinta.
Btw, saya juga masih pakai digital Bible kok, khususnya saat bikin tulisan. Jadi saya nggak anti teknologi.
Oh ya, mulai minggu ini, ketika kebaktian di gereja, saya nggak hanya membawa Alkitab, tapi saya juga meng-OFF kan hp saya.
Kalau nggak sama aja dengan bo'ong dong.
Iya...bacanya sih Alkitab konvensional, tapi sms dan social networking lainnya jalan terus, hehe..


Sekali lagi ini hanya bahan perenungan.
Setiap orang bebas memilih book of Bible atau digital Bible.
Yang penting pilihan teman-teman membuat teman-teman semakin bertumbuh.



All blessings,

Julita Manik

Friday, January 9, 2009

WHAT A TALENT !!!

Seharusnya saya bertemu dengan Bpk. Frans Sisir dalam pelayanan di Tegal 28 Nov 2008. Tapi saat itu beliau sakit. Saya benar-benar menantikan
'kapan yah bisa bertemu beliau'. Selama ini saya hanya mendengar dari kata orang, kini saya mau melihatnya dengan mata kepala saya sendiri.
Dan akhirnya kesempatan itu tiba juga.
Dalam pelayanan di Natal GBI Agape Bandung 19 Desember 2008, kami bertemu. Waah..ternyata yang dikatakan orang-orang memang benar.
Luar biasa sekali talentanya.
Mendahului kesaksiannya dengan bernyanyi, (dan ternyata suaranya juga bagus banget, sangat black), dan setelah bernyanyi, beliau mengeluarkan dari kantongnya, sebuah benda. Teman-teman tahu...???
Yah seperti julukannya, beliau mengeluarkan sisir yang dibungkus plastik. Ketika ditiup, suara yang keluar adalah persis sekali dengan suara saxophone. Hampir nggak ada bedanya. Ajaib kan? Kayaknya beliau adalah satu-satunya orang di muka bumi ini yang dapat melakukannya. 
Dengan kemampuan beliau berimprovisasi, jadilah alunan melody yang kita dengar layaknya seperti alunan saxophonenya Kenny G.
Bener loh, saya nggak hiperbola.
Really, really like a saxophone.
Waktu itu di team musik ada pemain sax juga, dan hampir nggak bisa dibedakan outputnya.
Bener-bener sama.
Rasanya malam itu, dari ribuan orang yang hadir, nggak ada yang nggak terkesima memandang beliau. Dan yang lebih luar biasa lagi,
that extraordinary talent dipersembahkan untuk Tuhan. Malam itu saya sangat berbahagia sekali bisa menyaksikan beliau.
Menyaksikan seseorang yang create cara baru memainkan/menghasilkan musik. Menyaksikan seseorang yang melipatgandakan talentanya, dan Tuhan dimuliakan.



YOHANES


















Memberi dari kekurangan itulah yang dilakukan Yohanes.
Handicap buta tidak membuat Yohanes patah semangat, bahkan ia melipatgandakan talentanya jauh melebihi orang-orang yang normal.
Saat memainkan keyboardnya juga sangat all out, expresif sekali.
Liat aja di fotonya, kepalanya bergoyang-goyang sampai hampir menyentuh keyboard.

Banyak sekali orang-orang yang diberkati melalui pelayanannya. Saya percaya ada banyak orang juga yang dibangkitkan semangatnya melalui Yohanes. "Kalau Yohanes yang buta saja bisa, seharusnya saya juga bisa dong."

Adalah suatu anugrah saya bisa bertemu dengan Yohanes, doa saya teman-teman juga diberkati. Mari melipatgandakan talenta yang Tuhan percayakan lebih lagi di tahun 2009.


TALENTA MENGUCAP SYUKUR
Saya pernah menuliskan artikel yang didedicate untuk penulisnya Alm. Bpk Budi. Ya betul... lagu "SEMUA BAIK".
Ternyata warisan Bpk Budi kepada keluarganya yang paling utama adalah 'selalu mengucap syukur dalam segala keadaan'. Itu saya alami dan rasakan dalam perjumpaan saya dengan istri beliau, yaitu ibu Yani yang kami undang untuk menyampaikan kesaksian hidupnya di Natal GBI Menteng.
Ibu Yani adalah sosok yang selalu belajar mengucap syukur dalam segala keadaan. Beliau mengatakan, itu yang nilai-nilai yang diwariskan suaminya saat masih ada di dunia ini.

Saya menjemput beliau keesokan harinya seusai pelayanan Natal di sebuah gereja di Bandung. Ternyata perjalanan Bandung-Jakarta keesokan harinya penuh dengan kekacauan. Semua jadwal travel sudah overbooked, kemudian ketika akhirnya diterima oleh travel lainnya, dalam perjalanan menuju poolnya di daerah Soekarno-Hatta, nggak tahu kenapa siang itu Bandung macetnya minta ampun. Saya panik sekali, karena acara Natal di Jakarta akan dimulai jam 5 sore. Ternyata sampai di pool, kami sudah ditinggal, karena terlambat 10 menit. Waduuh... di siang hari yang terik itu rasanya pikiran sudah mau meledak. Akhirnya dapat juga seat untuk perjalanan berikutnya, dengan estimasi nyampai di Menteng waktunya pas-pasan banget. Sudah lega di dalam mobil, saya baru menyadari ternyata Ipod yang saya gunakan untuk berlatih menjelang malam Natal kemaren hilang.
Nggak ada di dalam tas saya. Dan yang paling parah, Hp saya mati total karena my battery is dead, dan nggak bawa charger lagi. Nggak bisa kontak siapapun untuk minta pertolongan. Hati dan pikiran saya saat itu sudah seperti nano-nano. Sambil berkata dalam hati "saya salah apa Tuhan... saya salah apa..". Saya sudah berada dalam keadaan terdakwa berat dengan segala ketidakenakan yang saya alami siang itu. Kemudian ibu Yani dengan lembut berkata: "Ibu, ... mengucap syukur saja. Di balik semuanya pasti Tuhan punya rencana yang baik."
Seperti siraman air yang sejuk, perkataan ibu Yani melegakan hati saya.
Luar biasa kehidupan yang selalu mengucap syukur dalam hidup beliau. Sungguh menjadi berkat bagi orang yang disekitarnya.
Dan belakangan, pengucapan syukur saya saat itu tidak sia-sia.
Terbukti, di awal Januari 2009, seorang teman yang ikut ke ministry di Bandung waktu itu, kontak saya dan mengatakan dia yang menyimpan dan mengamankan ipod saya. Waktu itu dia melihat ipod saya tergeletak tak bertuan.
Tuannya sedang sibuk fokus latihan buat acara malamnya.
Waah...coba waktu itu saya bersungut-sungut, tentu sukacita saya saat mendengar berita ini akan terkontaminasi.

Tuhan mengasihi orang yang senang bersyukur. Terbukti dalam perayaan Natal di Menteng, ibu Yani bersaksi bahwa sepeninggal suaminya, mereka selalu dipelihara Tuhan, sehingga bisa hidup dengan baik hingga saat ini. Membesarkan Aldo yang tuna rungu, mereka tidak pernah terlantar. Selalu saja ada orang yang digerakkan Tuhan untuk menolong mereka.

Bahkan Bpk. Pdt. Ir. Timotius Arifin yang berkotbah di Natal itu berkata, "Nanti kalau saya sudah ada di surga, salah satu orang yang ingin saya temui adalah Bpk. Budi. Saya akan katakan kepadanya, betapa lagu yang diciptakannya sangat memberkati banyak orang."

Budi, masuk  list 'people who I want to meet in heaven' dari Bpk. Timotius Arifin. Saya juga kelak di surga pengen ketemu Bpk. Budi dan menyatakan, tak ternilai mahalnya warisan yang dia berikan kepada orang-orang yang tak pernah dilihatnya seumur hidupnya.


Melalui tulisan ini, besar harapan saya kita nggak berhenti hanya menjadi seorang penonton dan pengagum belaka dari orang-orang yang sukses menggandakan talentanya. Biarlah kita juga menjadi orang-orang yang rindu mengembangkan talenta kita. Lebih banyak lagi orang-orang yang diberkati melalui hidup dan pelayanan kita.

Mungkin ini juga bisa menjadi salah satu resolusi di tahun 2009,
yaitu multiplying our talents.

Selamat melipatgandakan talenta di  TAHUN BARU 2009.


All Blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>