Tuesday, November 4, 2008

Di Batas Kekuatanku


















"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."(1 Korintus 10:13)

Rasanya nggak ada seorangpun diantara kita yang layak berkata kepada setiap saudara kita yang sedang mengalami keadaan yang sangat tidak enak di dalam hidupnya "teman...pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa...". Kalau hanya penyakit ringan seperti demam, flu, atau yang parahan dikit tapi dapat diobati, mudah kita mengatakan "itu biasa..."
Atau keseleo, jatuh dan luka memar...gampang untuk berkata "itu biasa..."

Tapi bagaimana kalau mengalami yang lebih berat dari semuanya itu?
Masih ingat Bpk. Dwi Krismawan (artikel : "Pencobaan-pencobaanmu Biasa...") yang mengalami luka bakar 80% di tubuhnya tapi bisa survive?
Dan justru karena dia survivelah maka ada babak baru dalam kehidupannya yang jauuuuuhhh... lebih berat dibandingkan bila saat mengalami kecelakaan langsung pulang ke Rumah Bapa.
Ingat Solvy (artikel :"Her Name Is Solvy") yang tunangannya meninggal 3 bulan sebelum hari pernikahan diselenggarakan?
Dan ada juga teman sepelayanan yang sudah 14 tahun menikah tapi tak kunjung memiliki keturunan, sehingga sangat terintimidasi dengan tudingan
'melayani Tuhan tapi kok nggak diberkati dengan keturunan?'
Akhir-akhir ini saya banyak merenungkan hal ini.
Apa benar ini pencobaan atau ujian biasa?
Kalau memang biasa, kok kelihatannya berat sekali?

Ketika menyiapkan diri untuk melayani di Charity Night for Jacqlien Celosse, saya mendapat kabar dari seorang saudari seiman,.. berita yang sedih.
"Sudah selesai", demikian judul emailnya. Apanya yang sudah selesai? Beberapa waktu sebelumnya, saudari saya ini memohon dukungan doa untuk kakak iparnya yang sedang hamil 6 bulan, dan harus bed rest di RS karena hypertensi. Dan ini adalah kehamilan yang ke 6, dan 5 kehamilan sebelumnya semua gagal. Sang ibu menderita sakit Lupus, tetapi pada kehamilan yang ke 6 ini, antibodynya normal, dimana hal ini belum pernah terjadi, sejak tahun 2002 dideteksi menderita Lupus. Jadi besar sekali harapan seluruh keluarga bahwa bayi yang sedang dikandung ini akan survive.

Setelah perawatan beberapa waktu di RS, dengan upaya yang gigih dari orang tuanya untuk mempertahankannya, sang bayi akhirnya meninggal dunia, di usia kandungan yang hampir mencapai 7 bulan. (Ibu dan ayah bayi ini adalah orang-orang yang setia melayani Tuhan). Sang ibu tetap mengalami proses kelahiran normal, merasakan sakit bersalin (dengan induksi) untuk mengeluarkan bayi yang sudah tidak bernyawa, tanpa sempat mendengarkan tangisan pertama bayinya.

Saya saat itu belum mengenal keluarga kakak ipar saudari saya ini. Tapi hati saya ikut berduka bersama mereka. Ditambah beban yang Tuhan berikan untuk berdoa bagi Jacqlien. Komplit sudah....saya menangis di hadapan Tuhan. Hanya berkata: "Why Lord...why?"  Kenapa Tuhan ijinkan ini semua menimpa orang-orang yang mengasihi Tuhan? Mereka ini orang-orang yang setia melayani Tuhan.
Ketika berkunjung ke rumah saudari saya ini dan bertemu untuk pertama kalinya dengan keluarga yang sedang berduka ini, sang kakak ipar dengan tegar berkata: "Mulanya saya sempat protes ke Tuhan, ....Tuhan masa sih satu anak saja Engkau nggak beri untuk kami?  Tapi sekarang saya sudah bisa menerimanya, dan mengucap syukur untuk setiap rencana Tuhan dalam hidup kami".

Terus terang saya bingung sekali.  Masa sih itu pencobaan biasa?
Saya melihatnya sebagai pencobaan yang berat dan tidak biasa.
Saya sungguh nggak tahu jawabannya. Paling tepat adalah bertanya langsung kepada author dari Alkitab. Saya membaca berulang kali dan menggali terjemahan Inggris 1 Korintus 10:13 yang berbunyi:
No temptation has overtaken you except such as is common to man, but God is faithful, who will not allow you to be tempted beyond what you are ABLE, but with the temptation will also make the way of escape, that you may be ABLE to bear it.
(NKJV) 

Saya berpikir pasti ada sesuatu dengan ayat ini, karena Tuhan tidak mungkin berbohong. FirmanNya adalah kebenaran.
Ada dua kata able dalam ayat ini, yang bila dilihat dari bahasa aslinya (Yunani) adalah : DUNAMAI, yang berarti 'be of power'.  Dan kata 'dunamai' ini adalah akar kata dari DUNAMIS (miracuolus power), dan dari kata DUNAMIS ini pula lahir kata DINAMIT. Kalau yang terakhir ini teman-teman pasti familiar kan? Yaaahh betul sekali...dinamit yang dipakai sebagai bahan peledak,  yang dipakai dalam peperangan maupun untuk meledakkan bukit-bukit batu saat akan merintis suatu jalan.
Dunamai maupun Dunamis, berhubungan dengan suatu 'kuasa' yang luar biasa. Kuasa yang mempunyai daya ledakan. Kata dunamis ini dipakai ketika para murid menanti turunnya Roh Kudus di upper room.


"Tetapi kamu akan menerima kuasa (dunamis), kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu......"
(Kisah Rasul 1:8)




Ternyata kita dapat berkata bahwa itu pencobaan-pencobaan biasa karena Tuhan yang luar biasa yang memberi kekuatan. Kalau melihat dari sudut pandang manusia, memang semuanya itu bukan pencobaan yang biasa.
Tapi kalau melihat dari sudut pandang Tuhan, semuanya menjadi biasa.
Tuhan yang luar biasa membuatnya menjadi biasa, dan Ia melimpahkan kekuatanNya supaya kita dapat menanggungnya. Kadang-kadang kita lupa dan kembali memikulnya dengan kekuatan manusia, tapi Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Bahkan saat kita berada di batas kekuatan kita, Ia menggendong kita dan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.


Semoga artikel ini memberi kekuatan kepada teman-teman yang sedang mengalami masa sulit di tengah-tengah dunia yang semakin sulit ini. Ingatlah, kalau kita diijinkan mengalami semuanya itu, pasti Tuhan yang setia juga sudah membuat kita DUNAMAI (be of power of God) sehingga kita dapat menanggungnya. Dan semua berita kesaksian kita, saat keluar dari semua pencobaan ini, menjadi kesaksian yang memiliki daya ledak, menggoncangkan Yudea, Samaria, bahkan sampai ujung-ujung bumi.

Plug into the power.
Biarkan 'dunamis' Allah bekerja dan membuat kita 'dunamai' menanggungnya. Amen.


All blessings,


Julita Manik



<br><br>



<br><br>