Friday, February 13, 2009

THE END OF JOURNEY : 21 DAYS DETOX (day 8-21)



















Ingin kelihatan lebih langsing?
Jangan menipu diri seperti gambar di atas. Menggunakan trik kamera untuk membuat penampilan kita lebih langsing. Atau menggunakan pakaian yang dapat menutupi kelebihan-kelebihan lemak dan pager di tubuh kita.

Memang kelihatannya lebih slim. Tapi tidak pada kenyataannya.
Jika dilihat langsung (bukan diwakili foto), atau jika tidak menggunakan kostum yang bisa mengelabui pandangan, kita kembali ke bentuk asal.
Dulu sewaktu saya masih endut banget, saya senang sekali bila cermin membuat saya lebih kurus dari aslinya. Saya sedang cheating myself.

So... mengapa tidak mulai dengan detox saja?
Bukan hanya pasti getting slimmer (remember...itu hanya bonusnya saja), yang jelas pasti makin sehat.

Saya menyampaikan fakta karena saya mengalaminya.
Bukan hanya cuap-cuap loh.
Dan bukan hanya saya, tapi belasan teman-teman saya yang commit ikut program ini juga mengalaminya. Tubuh jadi sehat dengan bonus penurunan berat badan.


AFTER 21 DAYS
Saya jadi nggak gampang capek atau masuk angin. Nggak tahu kenapa kok tambah umur cepat banget masuk angin. Kadang-kadang terdengar suara gas di perut...krkk...krkkk... bukan karena lapar loh. Dan menderita PMS tiap bulan.
Sakit banget plus perut kembung.
Bulan ini saya nggak mengalaminya lagi. Duh....senangnya..
Ukuran baju saya turun 1 size, dari S ke XS.
Baju dan celana panjang juga jadi longgar.
Tubuh terasa ringan. Sekarang berat badan saya sudah sama seperti ketika saya baru menikah. Selama detox turun sampai hampir 6 kg. Bayangkan, ... ternyata belasan tahun pernikahan saya sudah menambahkan tidak hanya keturunan, tapi juga 6 kg gumpalan daging dan lemak ke tubuh saya. Kalau saja saya nggak mulai dari sekarang mungkin beberapa tahun lagi saya akan bertambah berat  dan bertambah berat lagi.
Seperti seorang hamba Tuhan wanita yang berkata, dulu sewaktu menikah beratnya hanya 45 kg, dan sekarang .....90 kg!!! Nggak mau ah...!!!!

Apalagi???
Teman saya yang sebelumnya dikenal sebagai apotek berjalan (karena selalu ready dengan persediaan aneka obat dalam tasnya) mengaku sudah sangat jarang bahkan hampir nggak pernah lagi mengkonsumsi obat-obat yang dia stock. Bukankah itu akan meringankan beban kerja liver kita?

Bekerja juga tambah semangat karena nggak ada lagi keluhan gampang capek. Teman saya yang selalu langganan pijet 1x seminggu tanpa terasa selama detox dia nggak pernah pijet sama sekali tanpa menyadarinya. Tahu-tahu kaget aja "kok gua minggu-minggu ini nggak pergi pijet yah??" Waah... kalau karyawan nggak gampang capek, selalu fit, ini berarti peningkatan produktivitas yah. Kalau perusahaan-perusahaan pada tahu pasti akan instruksikan semua employee untuk ikut detox campaign.. haha..
Bahkan teman saya yang sebelumnya ragu ikut program ini karena sedang mengerjakan disertasi doktoralnya, terkaget-kaget dengan hasilnya. Sebelumnya dia takut nggak kuat karena harus membaca jurnal-jurnal hingga jam 3 pagi tiap hari, malah mengaku kuat loh... dan leher nggak gampang tegang. Padahal sebelumnya dia rajin banget makan obat-obatan untuk memperkuat stamina dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Pokoknya manfaatnya buaaannyaaak...


Dan yang jelas nggak mahal. Kalaupun ada pengeluaran, itu untuk membeli buah-buahan extra. Bukan untuk pil-pil pelangsing, atau obat-obatan penurun tekanan darah tinggi, dll.
Ingin turun berat sekitar 5kg?
Forget about slimming center yang menelan biaya jutaan rupiah.
Didetox ajaaaaa lagiii... Murah dan sehat. Lupakan obat-obat pelangsing yang kelak dapat merusak kinerja jantung dan liver. Pakai yang alamiah saja, dan tidak ada side effect.



BAGAIMANA SETELAH DETOX SELESAI?
















Memang saya belum memutuskan untuk hidup sebagai vegan.
Saya nggak mau muna.
Masih ada godaan untuk mencicipi pizza, burger, hotdog, dan apalagi
MOS baru buka bo' di Plaza Senayan....hehe..

Tapi saya akan lebih peduli dari sebelumnya. Saya akan lebih memperhatikan asupan makanan saya. Yaah...kalau terpaksa ada toxin yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, dengan segera dibersihkan melalui makanan-makanan sehat.
Beberapa teman memberi saran, sebagai pemula, mungkin dimulai dengan pola makan sehat dari Senin-Jumat, dan hari Sabtu-Minggu lebih ada kebebasan. Yaaah...namanya juga pemula, step by step toh.
Ntar pelan-pelan semakin disesuaikan dengan menambah kadar pola hidup sehatnya.


DO YOU HAVE KIDS?
Kalau teman-teman punya anak, didiklah sejak dini memakan makanan sehat kepada anak-anak kita. Mengingat begitu sulitnya orang dewasa untuk mengambil keputusan untuk detox. Mengingat begitu susahnya orang-orang dewasa menjalani detox, karena lidah yang sudah sangat beradaptasi terhadap lemak, gula dan garam yang tinggi, dan segala rupa makanan enak yang tidak ada manfaatnya terhadap tubuh, maka jangan berikan beban yang berat bagi anak kita.
Kalau sejak dini mereka sudah kenal hidup sehat, maka tidak akan sulit bagi mereka menjalani pola ini sampai dewasa. Saya menyesal sekali sejak dini sudah memperkenalkan anak-anak saya terhadap soft drink, cemilan, mie instant dan junk food. Kini mereka sangat menggemarinya.
Dan butuh effort untuk pelan-pelan menguranginya.

Demikianlah sharing saya tentang detox yang seru banget pergumulannya. Ternyata di hari ke 8 detox, saya mulai nggak terlalu tergoda, even ada makanan enak di depan saya. Ternyata lidah saya mulai terbiasa.
Pikiran juga nggak menerawang membayangkan makanan non detox,
seperti hari-hari sebelumnya. Saya mulai terbiasa dengan menu buah, sayur, tahu dan tempe. Bisa karena biasa.

So my friends, nggak lebih berat dari yang Anda bayangkan kok.
Pokoknya motivasi adalah tubuh sehat, jangan tubuh langsing.
Karena kalau motif yang kedua ini yang menggerakkan Anda, akan gampang sekali berhenti di tengah jalan.

Bila Anda membayangkan berat banget, mulailah step by step saja dulu.
Lakukan yang 3 hari pertama dulu. Kemudian kalau kuat dan merasakan hasilnya, tambahkan porsinya hingga sampai 21 hari. Nggak terasa tahu-tahu kita sudah selesai menjalaninya. Dan jangan berhenti sampai 21 hari saja, tingkatkan pola hidup sehat selanjutnya dalam hidup teman-teman.

P.S. Untuk teman-teman yang memiliki penyakit degeneratif, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu.




All Blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>