Sunday, June 1, 2008

When You Are In The Fiery Trial















"....janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya."
(1 Petrus 4:12-13)

Kenapa yah... kok Tuhan menyuruh kita ‘jangan heran’ atas semua ujian yang diijinkan terjadi dalam hidup kita? Sebaliknya menyuruh kita bersukacita?

Sebab memang bukan ujiannya yang luar biasa. Tuhan nggak mau kita terfokus pada ujiannya. Tuhan mau kita menganggap semua ujian yang diijinkan itu adalah hal yang biasa. Sebaliknya yang harus kita pandang luar biasa adalah kemuliaan yang akan Tuhan nyatakan di balik ujian tsb.

Ternyata bobot ujian tsb berbanding lurus dan positif dengan kemuliaan yang menyertainya. Semakin berat bobot ujiannya maka semakin besar kemuliaan yang menyertainya. Kemuliaan yang akan mendatangkan sukacita yang luar biasa (exceeding joy).

Berikut ini ada teladan dari orang-orang dari berbagai profesi yang Tuhan ijinkan mengalami fiery trial. Dan lihatlah kemuliaan Tuhan atas hidup mereka. Mereka mengalami the exceeding joy, yang hanya bisa dimiliki orang-orang yang menang dari fiery trial.


1) A Businessman, Ayub

Didera penderitaan yang nggak tanggung-tanggung, kehilangan semua keturunannya, harta benda semua ludes, ditambah dengan sakit penyakit yang membuat orang jijik memandangnya. Masih belum cukup juga. Istri yang menghinanya dan terakhir penghakiman dari sahabat-sahabatnya.
Apa masih ada alasan untuk tetap mengikut Tuhan jikalau mengalami semua hal ini?
Ketika Ayub berhasil mempertahankan imannya, maka kemuliaan yang dia alami juga sebesar penderitaannya.
Harta bendanya dipulihkan dua kali lipat.
Mendapatkan kembali keturunan dengan jumlah yang sama seperti sebelumnya, dengan bonus ‘tidak ada yang menyamai kecantikan anak-anak perempuannya’.
Sakit penyakit digantikan dengan kesehatan luar biasa dan bonus umur panjang sehingga masih mendapatkan kesempatan melihat keturunannya sampai generasi yang ke empat. WOOOWW…..!!!!!!


2) A Housewife, Rut

Berbagai duka menimpa hidup Rut, sang wanita Moab. Menikah dengan orang yang tidak sebangsa. Mungkin saat menikah, ia sudah dikucilkan oleh saudara-saudaranya. Hal itu sangat mungkin terjadi. Saat ini saja di jaman yang sudah amat sangat modern ini, mayoritas orang tua lebih senang kalau anaknya menikah dengan orang sesuku. Pertimbangannya memang masuk akal. Berbeda suku berbeda kebudayaan. Butuh banyak penyesuaian dan ‘penderitaan’ jika menikah trans suku. Biasanya petuah orang tua: “kalau masih bisa diusahakan….carilah pasangan dari suku kita sendiri ya nak..”
Rut ditinggal mati suami sebelum memperoleh keturunan. Dan kini hanya tinggal 3 wanita saja : Naomi, Orpa, dan Rut. Bagaimana mungkin mengandalkan hidup hanya pada wanita? Di jaman itu belum ada emansipasi wanita. Pria lah yang harus diandalkan untuk hidup.
Ketika Naomi akan kembali ke tanah Yehuda, Rut berkeras tetap mengikut mertuanya Naomi.
“….kemana engkau pergi, kesitu jugalah aku pergi…bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”
(Rut 1:16)

Saat itu sangat logis sekali kalau Rut memilih untuk tidak lagi mengikut Naomi dan Allahnya. Toh tidak ada bukti bahwa Allahnya Naomi mampu memelihara kehidupan mereka. Tapi saya percaya Rut mengenal baik Allah yang baru dikenalnya karena pernikahannya dengan suaminya, sehingga ia berkeras untuk tetap mengikut Naomi ibu mertuanya, dan meninggalkan bangsa dan tanah airnya.
Saya percaya sejak Rut masuk ke dalam keluarga Naomi, ia sudah banyak mendengar kisah-kisah tentang keMahaKuasaan Allah. Allah yang memberkati Abraham, Ishak dan Yakub, Allah yang mengangkat Yusuf dari lembah kehinaan kepada kemuliaan seorang Mangkubumi di Mesir, Allah yang membawa umatNya keluar dari tanah Mesir, Allah yang membelah Laut Merah, Allah yang meruntuhkan tembok Yeriko, dll.
Kesetiaan Rut tetap bertahan mengikut Tuhan bahkan di tengah-tengah penderitaan membuahkan kemuliaan yang besar.
Namanya masuk daftar ‘darah biru’ dalam silsilah kelahiran Kristus (walaupun dia bukan orang Israel), melalui Obed, anak hasil pernikahannya dengan Boas yang kelak akan menjadi kakek Raja Daud.


3) Princes, Sadrakh-Mesakh-Abednego










Nggak mudah mengalami segala peristiwa yang terjadi dalam hidup Sadrakh, Mesakh, & Abednego. Mereka bukan orang sembarangan. Mereka bukan rakyat biasa, melainkan bangsawan Yehuda, keturunan raja, tetapi kini terbuang dan menjadi tawanan. Seperti kata pepatah semakin sakit bila jatuh dari tempat yang lebih tinggi, itu yang mereka alami. Sulit rasanya untuk tetap bertahan mengikut Tuhan yang sepertinya sudah membiarkan mereka, membuang mereka. Dimanakah Allah yang telah menjadikan Israel sebagai umat kesayanganNya? Tetapi mereka tetap bertahan dalam imannya. Karena mereka mengikut Tuhan bukan karena berkat dan kebaikanNya. Tapi karena mereka percaya bahwa Dialah Allah satu-satunya.
Kesetiaan mereka mengikut Tuhan tidak peduli nyawa menjadi taruhannya (Daniel 3:17-18) membuahkan kemuliaan yang luar biasa.
Menaklukkan hati Raja Nebukadnezar sehingga mengeluarkan titah: “setiap orang di kerajaannya harus menghormati Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego”, dan mereka dikaruniai jabatan yang tinggi di Kerajaan Babel.


4) Calon Pilot, Dwi Krismawan

Terpuruk sesudah mengalami kecelakaan pesawat yang menguburkan semua mimpi masa kecilnya, fisik cacat yang sering menjadi hinaan dan tertawaan orang, upaya untuk bangkit kembali yang sungguh tidak mudah untuk dilakukan, menjadikan tidak ada alasan bagi Dwi Krismawan untuk tetap mengikut Tuhan.
Tetapi kesetiaannya untuk tidak menggadaikan imannya dan bertahan berjuang dalam Tuhan Yesus membuahkan kemuliaan yang luar biasa. Tuhan memberkati pekerjaaanya dengan keberhasilan, mengangkatnya tinggi sehingga sudah ada 2 sinetron rohani dari 2 stasiun TV Swasta yang mengangkat kisah hidupnya, bahkan ada seorang sutradara Eropa yang juga tertarik mendokumentasikan kisah hidupnya, dan yang sedang ditunggu-tunggu menjadi guest dalam Talk Show nya Oprah Winfrey, dan kini Dwi menjadi motivator dalam seminar-seminar perusahaan.
Dari cita-cita menjadi pilot pesawat udara yang menerbangkan penumpang dari 1 destinasi ke destinasi lainnya, menjadi pilotnya Tuhan yang membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.


Ketika seorang sahabat saya sedang menghadapi ujian, dan saya berusaha menghiburnya, ada seorang teman yang lain berkata kepada saya : “Kamu ngomongnya sih gampang… coba kalau kamu ngalamin sendiri, belum tentu semudah itu”.
Bettullll……….. sekali!!!!! Bicara memang lebih mudah. Tapi hanya itu yang saya bisa lakukan untuk menguatkan sahabat saya itu. Saya nggak bisa menggantikan dia untuk mengalami ujian tsb. Tetapi saya bisa memberi perkataan positif yang membangunnya. Seperti yang dilakukan Elihu terhadap Ayub.

So…..jika akhir-akhir ini teman-teman mengalami fiery trial, jangan lihat kepada trial nya, tetapi pandang jauh ke depan, kepada kemuliaan yang akan menyertainya.
Seperti para pahlawan iman yang berhasil melaluinya, kita pun akan beroleh kekuatan untuk tampil sebagai pemenang.
Bobot trial tiap-tiap orang tentunya berbeda. Tuhan tahu batas kekuatan kita. Namun biarlah nama kita tercatat sebagai orang-orang yang menang dan mengalami the exceeding joy.


When you are in the fiery trial,... try this....
DON'T BE SURPRISED !!! , but REJOICE !!!
You will see the glory of our God will be revealed on you.



All blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>