Thursday, April 16, 2009

The Law of Balance



















Tuhan itu suka dengan keseimbangan.
Baik itu di angkasa, di atas bumi, di dalam laut, semua harus berjalan dalam keseimbangan. Ada sistem yang teratur berjalan di alam semesta ini,
supaya semuanya selalu berada dalam harmony. Nggak percaya???
Baca aja buku-buku atau liputan biologi atau lingkungan hidup.
Bila terjadi ketidakseimbangan atas segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, akan terjadi hal-hal yang buruk. Ketidakseimbangan dalam tubuh manusia, akan menyebabkan sakit penyakit, ketidakseimbangan dalam bumi akan menyebabkan bencana alam, global warming, kelaparan, dsb.
Demikian juga dalam menyikapi hidup ini, harus ada dalam keseimbangan.


Saya pernah menjalani hidup yang tidak seimbang, dan hampir saja masa depan saya hancur berantakan.
Saya ingat waktu itu, saya masih mahasiswa, dan mengalami fall in love for the first time dengan Tuhan Yesus. Bener-bener mabuk cinta. Rasanya tiap hari mau ikut PD terus, mau pelayanan terusss.... nggak ada puasnya.
Maunya more...and more... and more of Him.

Saat masih ada jadwal kuliah, nggak ada masalah. Karena kuliah kan wajib datang yaah, dan anak Tuhan nggak pake acara titip absen dong.
Jadi masa perkuliahan saya selesai tepat waktu. Yang menjadi problem saat akan tulis skripsi, kan sesuka hati tuh ngatur waktunya.
Nah... saat itu ketidakseimbangan memberi pengaruh yang buruk dalam hidup saya. Bayangkan waktu kuliah 4,5 tahun mulur....hampir 8 tahun.
Ngapain aja saya dalam 3,5 tahun sisanya?
Bukan karena otak saya lemot loh... haha... gini-gini sejak SD saya langganan juara kelas.. (hmmm... boleh dong bangga dikit..).
Ya begitulah, akhirnya... telat jadi sarjana karena pelayanan terus.
Apalagi waktu itu yang bisa main keyboard di pelayanan sedikit sekali, jadi saya diajak terus pelayanan ke sana kemari, yang semuanya saya sanggupi. Teman-teman yang datang memperingatkan saya, tidak saya gubris.

Sampai yang bisa menghentikan saya adalah surat panggilan dari Rektorat yang mengultimatum, jikalau nggak selesai dalam 1 semester berikut, akan di DROP OUT !!!
Dan yang lebih parah lagi, karena saya nggak pernah datang lagi ke kampus, saya nggak tahu ada surat  teguran dari Rektor.
Puji Tuhan, Dia baik, sangat baik.
Tuhan nggak mau saya masuk list orang-orang yang DO dari sekolah.
Tuhan menggerakkan seorang teman saya, yang dengan susah payah mencari tahu alamat saya dan memberikan surat tersebut (maklum status anak kost, membuat saya bolak-balik pindah alamat).
Kaget?? Pasti... Bagaikan disambar geledek dan menyadari betapa fatal dampak dari ketidakpedulian saya terhadap sekolah.

















Langsung saya ngebut kerjain skripsi...dan akhirnya lulus juga.
Hampir saja saya nggak bisa memakai baju toga yang sangat diidam-idamkan semua mahasiwa... Hampir saja saya mengecewakan orang tua saya yang susah payah membiayai sekolah saya. Hampir saja saya menjadi teladan buruk bagi generasi muda yang kelak akan saya layani. 
Apakah salah melayani Tuhan? Nggak salah.
Yang salah adalah pola hidup yang tidak seimbang.


Saya punya kerabat, seorang wanita yang sangat gigih melayani Tuhan tetapi mengabaikan keluarganya. Ketika anak-anaknya masih kecil, memang sepertinya tidak terjadi apa-apa. Tapi OMG... saat anak-anaknya menjadi besar, saya melihat banyak kekacauan yang terjadi di tengah-tengah keluarga ini. Hampir semua kehidupan anak-anaknya hancur berantakan, karena dari kecil diabaikan oleh ibunya. Dan hidup ini tidak bisa direwind kan? Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai.

Saya tahu saat ini ada banyak anak Tuhan yang berpikir adalah benar melayani Tuhan dengan giat, kemudian tidak menyelesaikan study, melalaikan pekerjaan, atau rumah tangga.
My friends, semuanya itu salah besar. Itu tipu daya iblis yang ingin mencuri, membunuh dan membinasakan.


KESEIMBANGAN: HARI-HARI 




Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
(Mazmur 90:15)




Kalau Daud masih memohon Tuhan untuk menyeimbangkan suka dan duka yang dialaminya, maka anaknya, Salomo, yang terkenal dengan hikmatnya yang luar biasa, sangat mengerti bahwa hari-hari yang berjalan dalam hidup kita sudah diatur Tuhan sehingga ada dalam keseimbangan. Salomo menyimpulkannya sebagai "Segala sesuatu ada waktunya", Pengkhotbah 3.
Hari nggak selamanya kan hujan, ada panasnya juga.
Nggak selalu sedih, ada senangnya juga.


"Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam,...
ada waktu untuk untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ...
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi, ...

dan seterusnya..

Jadi kalau sekarang kita lagi 'sedih, lagi rugi, lagi menangis', percayalah semuanya akan seimbang dengan 'senang, tertawa, dan keuntungan' yang akan kita terima dan alami. Karena Tuhan sudah menjanjikan semuanya akan indah pada waktuNya.
Udah jelas yah janji Tuhan,.... 'indah'.... bukan 'buruk'.


KESEIMBANGAN: MEMBERI DAN MENERIMA














...kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan:
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.
(Kisah 20:35)



Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian:

"Haruslah engkau membuka tanganmu lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu."
(Ulangan 15:11)



Manusia pada dasarnya cenderung egois, dan sulit untuk memberi.
"Lho... siapa suruh nggak mau kerja keras?
Dasarnya sih malas, makanya sedikit berkat. Masa saya harus berbagi hasil kerja keras saya dengan orang lain?
Terus, .... ntar mereka keenakan dong, nggak mau usaha, .... hanya mengandalkan pemberian orang lain? Nggak fair dong???"


Mungkin kalimat-kalimat itu sering muncul dalam benak kita saat ada saudara seiman yang butuh pertolongan. Dan percayalah, gereja nggak akan pernah sepi dari permohonan bantuan dari yang kekurangan. Bahkan ada beberapa orang yang punya motif buruk saat datang ke gereja, untuk memanfaatkan compassion yang dimiliki anak-anak Tuhan.

Saya diteguhkan tentang memberi dan menerima ini dari ayat berikut. Sehingga saya melakukannya tidak semata mengejar berkat besar dibalik 'terlebih berkat memberi dari menerima', tetapi juga supaya ada keseimbangan di antara orang-orang yang percaya.

Sebab kamu dibebani (kerelaan untuk memberi) bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
"Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
(2 Korintus 8:13-15)

Ternyata memberi dan menerima juga mewujudkan pola keseimbangan.


KESEIMBANGAN: MEMILIH PASANGAN















Nggak bisa ditawar-tawar lagi kalau kenyataan terang dan gelap tidak bisa bersatu. Oleh karena itu hati-hati dalam memilih pasangan, khususnya pasangan hidup. Jangan pernah sekali-kali tergiur untuk berpasangan dengan seseorang di luar Tuhan. Karena itu akan merusak keseimbangan, dan mrnghancurkan gambaran rumah tangga yang bahagia. 

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(2 Korintus 6:14)


Do not be unequally yoked together with unbelievers.
For what fellowship has righteousness with lawlessness? And what communion has light with darkness?

(NKJV)




Apapun alasan nya, terang dan gelap tetap tidak bisa bersatu.
Terjemahan NKJV melukiskan keseimbangan itu seperti sepasang lembu yang diberi kuk di atas lehernya saat membajak sawah.
Bila ternyata lembu tsb bukan merupakan pasangan yang seimbang,
berat sebelah, maka pekerjaan membajak akan menjadi kacau.
Rumah tangga yang dibangun atas dasar persekutuan anak Tuhan dengan bukan anak Tuhan akan berjalan terseok-seok. Akan banyak pengorbanan, doa dan air mata yang menyertai perjalanan rumah tangga ini kembali ke jalan yang benar.





















Ternyata keseimbangan itu penting sekali  yah...
Dan Tuhan serius sekali dengan design keseimbangan dalam semua ciptaanNya, yang tentunya Tuhan rancangkan untuk kebaikan kita.
Oleh karena itu, mari kita menjalani hidup ini dengan sikap hati yang serius untuk memelihara keseimbangan tersebut, supaya kita berbahagia, dan menuai yang baik dalam segala aspek kehidupan kita.


Jadilah seimbang.



All blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>