Tuesday, August 12, 2008

Andaikan Ku Harus Memilih (the true stories)














.....pilihlah pada hari ini
pada siapa kamu akan beribadah..
(Yosua 24:15)


.....choose you this day
whom you will serve..
(Joshua 24:15)


Ada sebuah true story yang sangat menyentuh hati saya. Sebenarnya saya tidak mengenal pelaku true story ini, karena saya memperoleh testimony ini dari sahabat sang tokoh utama true story ini.

HER STORY:
Pada hari H pernikahan yang menjadi dambaan semua pasangan kekasih, sepasang calon mempelai sedang berada di dalam mobil pengantin yang segera menuju gedung gereja tempat pemberkatan pernikahan akan diadakan.
Semua keluarga dan sahabat dari kedua belah pihak mempelai sedang menantikan kedatangan mereka di gedung gereja tsb. Tiba-tiba di tengah perjalanan menuju ke gereja, bagaikan disambar halilintar mempelai wanita mendengarkan mempelai pria berkata padanya,
 "....ini adalah terakhir kalinya saya menginjakkan kaki di gereja."

Dengan kata lain sesudah pemberkatan pernikahan yang memang harus diselenggarakan di gereja, mempelai pria yang kelak akan menjadi kepala dalam rumah tangga mengatakan bahwa ia tidak akan menjadi pengikut Tuhan Yesus. Ternyata selama ini ia mau datang ke gereja hanyalah sebagai pendekatan kepada kekasihnya yang sangat mengasihi Tuhan Yesus.

Sang mempelai wanita mendadak berada di persimpangan jalan. Apa yang harus dilakukannya?
Tiba-tiba diperhadapkan dalam suatu pengambilan keputusan yang sangat sulit,  justru di hari bahagianya. Apakah pernikahan ini akan tetap diselenggarakan dengan konsekuensi suaminya yang akan menjadi pemimpin dalam keluarga (yang harus dihormatinya) bukanlah seorang pengikut Kristus?
Apa yang diputuskan sang mempelai wanita bukanlah suatu keputusan yang populer. Dan saya percaya 'tidak banyak orang' yang berani mengambil keputusan ini dan mempertaruhkan masa depannya.

"IA MEMBATALKAN PERNIKAHANNYA."














Tidak peduli kepada seluruh kerabat yang menantikannya dengan bahagia di gereja, tidak peduli kepada banyaknya undangan resepsi pernikahan untuk relasi yang sudah dikirimkan, tidak peduli kepada banyaknya biaya yang sudah dikeluarkan, dan tidak peduli kepada rasa malu yang akan mencoreng wajah keluarganya, IA MEMILIH UNTUK TIDAK JADI MENIKAH.
Sang mempelai wanita lebih peduli kepada Tuhannya.
Ia tidak mau menghianati Tuhannya.

Seperti Yosua di Perjanjian Lama, ia mau berkata :
"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"
(Yosua 24:15)


MY STORY:
Ketika masih single, saya pernah berusaha kompromi untuk hal ini.
Saya pikir it's ok membina hubungan dengan seseorang yang tidak percaya kepada Tuhan saya, asalkan saya tetap mengikut Tuhan dengan setia.
Kakak-kakak rohani berusaha menasehati saya dengan menceritakan kesaksian seorang wanita yang mengasihi Tuhan tapi bersuamikan orang yang tidak kenal Tuhan. Wanita ini harus menangis selama 40 tahun dalam doa-doanya sebelum akhirnya suami diselamatkan dan menjadi orang percaya. Mereka menasehati saya, "Kamu mau menghabiskan waktu bertahun-tahun seperti itu untuk pertobatan 'suamimu'?" 

Sesuatu yang saya pikir adalah "cinta" membutakan mata saya, dan saya mengabaikan nasehat kakak rohani saya.
Saya menaruh kaki saya di atas dua perahu.
Satu kaki di perahu pelayanan kepada Tuhan, satu kaki lagi di perahu 'pasangan' saya yang tidak cinta Tuhan. Suatu ketika dalam pergumulan yang melelahkan, saat itu dengan jelas Tuhan berkata (hampir seperti audible), firmanNya dalam :


Matius 6:24,
"Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada seorang dan tidak mengindahkan yang lain...."





Akhirnya dengan susah payah dan dengan air mata yang tidak terhitung banyaknya, saya memilih Tuhan Yesus dan mengakhiri hubungan yang tidak seimbang itu.
Sekarang saya bersaksi kepada teman-teman, saya tidak pernah menyesali keputusan itu dan saya juga sangatlah diberkati dengan pilihan tersebut.
Mempelai wanita dalam testimony-nya memilih untuk mengabdi kepada Tuhan Yesus, karena ia tahu tidak mungkin ia bisa mengabdi kepada dua tuan.
Karena seseorang yang main ski air dan ditarik oleh dua perahu yang berbeda, pasti akan terjatuh dan gagal.
Pastikan hari-hari ini teman-teman memilih Tuan yang benar.

Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.
(Yosua 24:15)



All blessings,

Julita Manik



No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>