Sunday, February 15, 2009

The Greatest of All is AGAPE

















Perayaan Valentine's Day atau kerap diterjemahkan sebagai hari kasih sayang, dirayakan hampir semua umat di muka bumi ini.
Berbagai suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan bersama-sama ingin menunjukkan kasih kepada orang-orang yang dikasihi.
Pengusaha juga melihat peluang bisnis dengan maraknya produk-produk berbentuk heart, mulai dari coklat, bantal, bunga mawar merah, dll.
Bahkan di gereja saya tema Firman untuk Kebaktian Kamis Malam sepanjang bulan Februari ini adalah Finding Your Soulmate. Ingin ikut berpartisipasi dalam hari kasih sayang ini.

Sangat besar dampak dari kasih.

Minggu pagi, ketika dalam penyembahan, saya diingatkan Tuhan, akan FirmanNya,
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya adalah kasih."
(1 Korintus 13:13)


Terjemahan King James Version nya:
And now abideth faith, hope, charity, these three; but the greatest of these is charity."

Kasih diterjemahkan sebagai CHARITY.
Bahasa Ibrani dari Charity adalah AGAPE (STRONG Concordance).
The greatest of these three is AGAPE.
Agape diterjemahkan sebagai kasih ALLAH. Jadi yang terbesar bukan kasih kepada manusia, atau kasih yang kita rayakan dalam Valentine's Day, tetapi kasih AGAPE. Kasih yang seperti kasih Allah.

Seperti apa kasih Allah itu?
Unconditional love.
Kasih yang tak bersyarat.
Yesus mati menebus dosa manusia, bahkan saat manusia belum mengenalNya. Sangat besar kasih yang dimilikiNya, sehingga Yesus rela tinggalkan surga mulia demi keselamatan kita.
Ternyata dari iman, pengharapan, dan kasih, bukan iman dan pengharapan lah yang terbesar. Melainkan kasih.

Bukankah kita sering lebih mengagung-agungkan iman, dan pengharapan lebih dari kasih? Seseorang yang mengikut Tuhan dinobatkan sebagai seorang yang luar biasa kasihnya kepada Tuhan bila imannya juga luar biasa.
Apalagi bila memiliki iman yang dapat memindahkan gunung. Doa-doa yang berdasarkan imannya terjawab semua. 
Waah... dia pasti sangat luar biasa hebat mengasihi dan dikasihi Tuhan. Sementara orang-orang yang mengikut Tuhan, tapi ada doa-doa yang sepertinya tidak dijawab seperti menjadi orang yang kurang mengasihi Tuhan. Apakah benar demikian?

Di hari Valentine ini Tuhan mengatakan bahwa yang terbesar adalah AGAPE. Bukan yang lain. Bukan iman, bukan skill melayani Tuhan, bukan yang lain, tapi AGAPE. Unconditional Love.
Tuhan ingin kita memiliki kasih yang tidak bersyarat. Mengasihi karena memang mengasihi. Tidak ada embel-embel dibaliknya.


Mengasihi Tuhan bukan karena Tuhan akan memberkati.
Karena begitu berkatNya sepertinya terlambat datang, atau bila Tuhan menahannya (untuk kebaikan kita), maka kita akan gampang meninggalkan Tuhan. Gampang complain, atau bersungut-sungut.
Saat krisis seperti ini kita perlu memiliki unconditional love.
Kasih yang tak berkurang, bahkan semakin bertambah-tambah sekalipun sedang menghadapi keadaan sulit.












Ada seorang hamba Tuhan, beliau seorang wanita yang sudah berumur, tapi mengubahkan paradigma saya, karena hamba Tuhan ini memilki AGAPE. Beliau memiliki unconditional love. Sebenarnya saya nggak pernah bertemu dengan beliau. Tapi ketika ada yang menceritakan tentang kasihNya kepada Tuhan, saya sampai nggak kuasa menahan air mata, bahkan terlahir sebuah lagu "TETAP MENYEMBAHMU" yang based on her true love to Jesus.
"Sekalipun Kau tak menjawabku, sekalipun Kau tak lepaskanku,
Namun kuakan tetap menyembahMu, takkan kutukar dengan apapun,
Bagiku hanya Kaulah Tuhanku, tiada allah lain dalam hidupku,
Takkan berhenti kukan memujiMu, takkanku berhenti menyembahMu"


Ibu ini mengasihi Tuhan bukan karena berkat dan kebaikanNya.
Tapi semata hanya karena Tuhan. Titik.
Kasih yang dimilinya membuat beliau mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk Tuhan. Seumur hidup ingin melayani Tuhan.
Divonis menderita kanker yang menggerogoti sekujur tubuhnya, tapi semangatnya melayani Tuhan tidak pernah luntur, even sepertinya beliau tidak mengalami miracle atas penyakitnya.
Anak-anaknya bersaksi, "mama nggak pernah mengeluh atau bersungut-sungut, tapi terus berdiri di mimbar memberitakan Firman Tuhan, bahwa Tuhan baik, Tuhan adalah Allah kesembuhan."

Dapatkah teman-teman membayangkan, seorang yang tidak mengalami kesembuhan tapi berkotbah tentang Allah kesembuhan?
Bahkan suatu ketika beliau terjatuh dan ada tulang yang retak, dan mengalami sakit yang luar biasa. Dokter yang merawat sakit tulang tersebut heran, kenapa nggak ada kemajuan padahal sudah meminum obat yang dapat memulihkan tulang. Ternyata karena hamba Tuhan ini mengkonsumsi obat anti kanker yang menghambat semua pertumbuhan sel dalam tubuhnya.
Tapi yang anak-anaknya katakan, "Dalam sakit yang luar biasapun mama tetap nggak pernah bersungut, dan tetap melayani Tuhan dengan setia."

Ketika saya mendengar kesaksian ini, saya berpikir, kasih hamba Tuhan ini kepada Tuhan, setara dengan kasih Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang juga memiliki AGAPE, unconditional love.

"tetapi seandainya (Allah yang kami puja) tidak (melepaskan kami), hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
(Daniel 3:18)


Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memiliki AGAPE.
Bukan hanya iman dan pengharapan.
Hamba Tuhan wanita yang saya kutip kesaksiannya juga memiliki AGAPE. Kasih yang tak bersyarat.
Aduh.... saya malu sekali, karena seringkali kalau doa saya tidak dijawab dengan segera, melayani Tuhan juga dengan ogah-ogahan. Berarti belum sampai kepada kasih yang sesungguhnya yang Tuhan inginkan.

Saya mendengar kesaksian ini tahun 2006.
Saya pikir hamba Tuhan ini akan pulang ke Rumah Bapa dengan tetap sakit.
Baru-baru ini saya mendapat kabar, seorang kerabat beliau di Jakarta sudah siap-siap membeli tiket karena mendengar beliau sudah kritis, dan semua alat bantu di tubuhnya sudah dilepas. Dokter sudah berkata waktunya hanya tinggal beberapa jam saja. Keluarga juga sudah berkumpul.
Apa yang terjadi?
Ketika semua selang-selang infus, alat bantu nafas, dll dilepas, ketika semua orang yang dikasihi sudah siap melepaskan beliau, ternyata kondisi beliau membaik. Dan dokter tidak mengerti kenapa. Ini mustahil. But it happened.

Saya percaya orang-orang disekelilingnya tidak hanya bersukacita atas membaiknya kondisi beliau, tapi diberkati dengan AGAPE yang dimilikinya. Kasih yang tidak tergoyahkan bahkan ketika maut menjadi taruhannya.

Apakah AGAPE hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja?

We love Him, because He first loved us.
(1 John 4:19)


Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Kita AGAPAO karena Allah lebih dulu AGAPAO kepada kita.

Kita semua bisa memiliki AGAPE karena Tuhan Yesus sudah lebih dulu memberikan AGAPE kepada kita.





Mari mempersembahkan kasih yang tak bersyarat kepada Tuhan.
"I LOVE YOU GOD BECAUSE OF WHO YOU ARE. THE ONE AND ONLY GOD."

"Happy Valentine's Day"




All Blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>