Tuesday, December 23, 2008

Temukanku MenantikanMu, part 2














"Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika aku memanggil tidak ada yang menjawab?
Mungkinkah tanganku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan padaKu untuk melepaskan? ....."

(Yesaya 50:2)


Seringkali umat manusia (termasuk saya) tidak sabar dalam penantian. Rasanya ingin buru-buru mendapatkan yang diinginkan. Kalau bisa jangan sampai menunggu. Buktinya sulit sekali untuk mengajarkan waiting in line kepada penduduk Indonesia. Kalau masih bisa nyerobot, kenapa harus antre menunggu?
Apalagi doa yang lama dijawab. Wah...bisa-bisa nggak Tuhan-Tuhanan lagi. Nggak gereja-gerejaan lagi. Oh teman-teman..., ini bukan kisah baru. Ribuan tahun yang lalu sudah tercatat dalam Alkitab, bangsa Israel yang tidak suka menunggu.
Terlambat beberapa hari saja Musa turun dari gunung Sinai, mereka sudah meninggalkan Tuhan yang telah membelah laut Merah, Tuhan yang membuat 10 tanda ajaib di Mesir. Mereka membuat patung lembu emas yang fana untuk menggantikan Tuhan yang tidak fana.
Dan kisah-kisah tidak mau menantikan pertolongan Tuhan, tidak mau setia menantikan rencana Tuhan tergenapi, berulang kali terjadi di Alkitab.
Sampai Tuhan dengan sedih berkata :
"Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tanganku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan padaKu untuk melepaskan? ....."


Terinspirasi dengan Yesaya 50:2, saya menulis sebuah lagu dengan judul "Temukanku MenantikanMu" (ada di album Beautiful, track 2). Saya juga termasuk orang yang tidak suka menanti. Tetapi melalui FirmanNya yang saya baca, ternyata Tuhan suka dengan orang yang menantikan Dia. Oleh karena itu saya tulis lagu ini menjadi doa saya di hadapan Tuhan, agar kita diberi kekuatan menjadi orang yang suka menantikan Tuhan.
"Saat Engkau datang mencariku,
Kau temukanku menantikanMu,
saat Engkau memanggil namaku,
Kumau menjawabMu,
Genggam erat hatiku ya Tuhan,
setia lakukan kehendakMu,
kumau nantikanMu lebih lagi,
dalam hadiratMu"



RUMUS: Menanti=Percaya=Cinta


Menanti memang bukan suatu kegiatan yang populer. Tapi Tuhan suka dengan orang yang menanti-nantikan Dia. Karena menanti adalah refleksi dari 'pengharapan akan suatu janji'. Percaya kepada janji yang diucapkan seseorang yang sedang kita nanti. Dan lebih lagi, menanti adalah refleksi dari 'kita mencintai sosok yang sedang kita nantikan'.

Nggak sedikit para ayah yang bersaksi, rasa penat selama seharian bekerja di kantor, langsung hilang ketika anaknya menanti dan menyambut kepulangan sang ayah ke rumah dengan gembira. Karena ketika seorang anak menyambut kepulangan ayahnya, itu sama saja dengan sang anak berkata, "I love you daddy!!!"






WAITING IN THE RAIN
Menanti menjadi sulit, kalau keadaan yang kita alami tidak mendukung, misalnya terik panas, atau hujan deras.
Menanti di tengah hujan? No way! Tetapi coba tanyakan pertanyaan yang sama ini kepada seseorang yang sedang jatuh cinta berat kepada kekasihnya.
"Apakah Anda mau menanti kekasih Anda di tengah hujan?"
Jawabannya pasti, "I do!!!". Nggak salah kalau ada pepatah, "lautpun akan kuseberangi, gunungpun akan kudaki."
My ex boyfriend pernah mengalaminya loh.
Belasan tahun yang lalu, demi mengunjungi saya, dia rela berhari-hari diperjalanan dari Sumatera menuju Bandung (my ex berdomisili dan melayani fulltime di Medan, sedangkan saya masih kuliah di Bandung). Kenapa sampai berhari-hari? Yaah...karena jaman jadul, transportasi darat jauh lebih murah daripada udara. Tapi yang menarik ketika dia berkata "perjalanan berhari-hari serasa beberapa jam saja..."
Rela menyusahkan diri menanti berhari-hari. Mengapa?
Tentu karena cinta dong...hehe..
Puji Tuhan sampai sekarang he still say "I do", meski sudah jadi suami saya satu-satunya.. membuktikan his love is not ageing...hehe..



THE POWER OF LOVE
Seorang pria yang sedang kasmaran pasti akan rela menantikan kekasihnya yang sedang mempercantik diri dengan menghabiskan berjam-jam di salon. Waktu yang sedemikian panjaaaangg itu serasa hanya beberapa menit saja.



Tapi jangan coba tanyakan pertanyaan yang sama kepada suami-suami yang sudah mulai dingin cintanya kepada istrinya. Menunggu semenit rasanya sudah seperti 1 jam. Kalau bisa nggak usah pakai tunggu-tungguan deh.






Seorang pria yang sedang kasmaran berat, kakinya juga nggak gampang pegal. Saat menemani pujaan hati memilih baju dari 1 toko ke toko yang lain, dan sudah 10 toko dilalui tanpa membeli sehelaipun (karena sibuk compare harga), tidak akan cemberut atau marah kepada pujaan hatinya. Cinta membuatnya rela menanti pujaan hati.
Sekali lagi jangan coba tanyakan hal ini kepada pasangan yang sudah dingin cintanya.
Kalau gitu, berarti penantian erat hubungannya dengan cinta dong ya.
Semakin dalam cintanya, maka semakin ringan menjalani penantiannya.


THE GLORY OF LOVE 
Semakin panjang penantian, kelihatannya semakin besar kemuliaan yang dinyatakan. Seseorang yang lolos dalam ujian penantian, berarti ia adalah seseorang yang teruji iman, pengharapan dan kasihnya kepada Tuhan.

Alkitab mencatat nama-nama saksi iman yang rela menanti.
Abraham, Yusuf, Musa, Kaleb. Mereka rela menanti puluhan tahun untuk suatu janji Tuhan. Dan lihatlah kemuliaan yang Tuhan nyatakan atas orang yang mau menanti-nantikan Tuhan. Abraham menanti 25 tahun untuk memperoleh anak perjanjian, Yusuf menanti 13 tahun untuk menjadi penguasa yang dihormati, Musa menanti 40 tahun untuk menjadi pemimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, dan Kaleb menanti 40 tahun untuk mendapatkan upah kepercayaannya sebagai pengintai yang takut akan Tuhan.
Apa yang membuat mereka kuat menjalani penantian?
Pertama, they love God.
Kedua, they trust God.
Mereka percaya bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Apa yang dikatakanNya pasti akan digenapi.

Dalam tulisan sebelumnya, kita sudah membaca tentang kesaksian anjing setia Hachiko. Penantiannya yang panjang selama belasan tahun membawa kemuliaan. Belum pernah ada anjing di dunia ini yang kematiannya ditangisi ribuan orang, dan upacara pemakamannya dirayakan selama 49 hari layaknya seorang manusia dalam adat istiadat di Jepang (hal ini tidak akan terjadi jika Hachiko hanya menanti sebentar saja dan kemudian pindah ke lain hati).
Bahkan tidak berhenti sampai di situ, kisah yang menjadi buah bibir di tahun 30an ini, bangkit lagi di abad ke 21, dengan niatan Richard Gere membintangi film yang diadaptasi dari kisah Hachi, yang sudah dimulai shootingnya akhir 2008, dan kemungkinan akan edar di tahun 2009.


ANOTHER MOVIE ABOUT HACHI















Luar biasa dampak yang ditimbulkan oleh kesetiaan Hachiko (artikel: "Temukanku MenantikanMu"). Bukan hanya menjadi national hero di Jepang, tapi kisahnya mendunia. Richard Gere akan membintangi film Hachiko: A Dog’s Story, mengambil lokasi di Bristol dan Woonsocket yang akan dimulai tanggal 21 Januari 2009.
Ini bukan pertama kalinya kisah ini difilmkan, tahun 1987 telah dibuat film dengan judul "Hachiko Monagatari" di Jepang. Dan ternyata 22 tahun kemudian, kembali akan diremake dengan skala yang lebih mendunia.




Kelihatannya Gere berniat sekali membuat film ini persis seperti aslinya.
Anjing yang menjadi bintang dalam film ini juga jenis Akita, yang sudah ditrain selama berbulan-bulan supaya dapat memerankan Hachi.




































Melihat gambar platform Bedridge station yang sepi, kereta api kuno yang sedang melintas, ...ahh rasanya saya sudah mendapatkan gambaran loneliness yang dialami Hachi dalam belasan tahun penantiannya.











Kenapa sih Hachi begitu setia dan begitu kuat menanti belasan tahun?
Jawabannya sederhana.
Hachi cinta kepada tuannya.
Jangan-jangan teman-teman berkata kepada diri sendiri, kenapa jadinya kita yang belajar dari anjing yah?
Ras manusia kan jauh lebih tinggi dan lebih mulia dari anjing.





















Jangan sedih teman-teman. Untuk hal yang 1 ini kelihatannya mau tidak mau kita memang harus belajar dari hewan yang terkenal setia ini.
Bahkan Alkitab pun mencatatnya.



BE THE PROSKUNETES


"Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian."

Yohanes 4:23





Siapakah penyembah-penyembah benar atau the true worshippers itu?
Dilihat dalam kamus STRONG's Bible Concordance, worshippers dalam Yohanes 4:23 ini disebut sebagai proskunetes (bahasa Yunani),
yang artinya an adorer, seorang pemuja Tuhan.
Tentunya mendengar proskunetes teman-teman merasa tak asing ya..
Betul sekali, istilah ini berasal dari kata kerja proskuneo, sebuah istilah menyembah (worship). Yang artinya adalah 'to kiss, like a dog licking his master's hand', seperti seekor anjing yang menjilat tangan tuannya.
Jadi udah jelas dong yah, .... ternyata bukan suatu hal yang kebetulan untuk belajar dari seekor Hachi.





Oleh karena itu teman-teman, jangan berhenti hanya menjadi pengagum Hachi, tapi mari kita menjadi penanti Tuhan. Ketika Tuhan datang ia menemukan kita sedang menanti-nantikan Dia dengan penuh cinta dan kerinduan.





Mari kita menjadi anak-anakNya yang rindu menanti-nantikan suaraNya, sehingga ketika Tuhan memanggil kita segera menjawabNya.





Berat tahun 2009 yang akan kita jelang, tapi marilah kita menjadi orang yang menanti-nantikan Tuhan. Karena Yesaya 50:2 tidak berhenti hanya dengan statement kegalauan hati Tuhan karena tidak ada yang menanti dan yang menjawab.
Tapi ada keteguhan janji Tuhan dalam lanjutan kalimatNya...
Mungkinkah tanganku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan padaKu untuk melepaskan? ....."

Dear friends, I know we will face struggling year, but remember.....,
we have God's hand that will redeem us and God's power to deliver us.
And above all, we have God's love through His Son, that we celebrate
these days.

Merry Christmas you all.





All blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>