Sunday, November 1, 2009

We are not born again to be "A JUDGE"



Tentu maksudnya di sini bukan profesi Judge atau Hakim
di dunia sekuler ya..

Tuhan Yesus berkata:

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?"
(Matius 7:1,3)


"JUDGE NOT, THAT YOU BE NOT JUDGED"

Kita nggak dilahirkan baru untuk menjadi hakim atas saudara-saudara kita. Kenapa? Kita tuh penuh dengan ketidaksempurnaan.
Bagaimana mungkin bisa judging orang lain ? Judging kita akan penuh dengan cacat hukum.

Selain itu manusia pada umumnya cenderung merasa dirinyalah yang benar, dan orang lain yang salah.
Selumbar di mata orang lain ingin dikeluarkannya padahal dia sendiri memiliki balok di dalam matanya.
Terus terang aja, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar yang kecil di mata orang lain, kalau ada balok besar yang menutupi mata kita?

Siapa Judge yang kerap dijadikan contoh yang nggak berkenan di dalam Alkitab?
Orang Farisi.
And I want to tell you my friends, orang Farisi bukanlah masa lalu.
Di gereja masa kini banyak juga orang-orang Farisi, yaitu yang merasa dirinya lebih benar dari orang lain, yang cenderung menghakimi orang lain. And the sad thing is, .... seringkali tidak menyadari perbuatannya.

Salah satu bentuk pelayanan saya adalah sebagai Worship Leader.
Dan tahukah teman-teman perkataan yang paling menakutkan dan yang sangat tidak diinginkan after done the service....???
"Pujiannya nggak ngangkat !!!". "PW nya nggak naik !!!"
"Saya nggak merasakan hadirat Tuhan dalam PW"

Dan biasanya yang jadi tudingan adalah team PW.
"Mungkin ada salah satu nih, ...WL, singer atau pemusiknya nggak kudus..."

Memang bisa jadi sih, kalau imam musik nggak menguduskan diri,
pasti ada sesuatu yang nggak enak di PW.
Tapi belum tentu kan selalu pasti mereka penyebabnya.
Kadang-kadang saya merenung, bener ngga sih kalau Tuhan nggak bertahta di atas pujian penyembahan yang baru dinaikkan? Apalagi manusia sangat gampang terpengaruh dengan jiwa.
Saat jiwa kita lagi nggak enak, maka kita akan merasakan segala sesuatu jadi nggak enak. Termasuk suasana Praise & Worship.
Atau mungkin pilihan lagu pujian nggak sesuai dengan selera kita.
Contoh soal, yang suka lagu Christian contemporer akan bilang PW nggak naik saat mendengarkan lagu pujian yang 'jadul', dan sebaliknya yang suka lagu lama akan berkata penyembahan nggak naik saat menyanyikan lagu-lagu kontemporer.


PLEASE, ......


 

 Saya dikuatkan sekali dan merasa didukung dengan pernyataan Rick Warren di twitternya, kira-kira begini..
When I hear  "I didn't get anything out of worship today" ,
I say  "Sorry... but OUR WORSHIP wasn't done for you. It was FOR GOD."

Menurut Rick Warren, Praise & Worship bukan untuk memuaskan hati manusia, tapi memuaskan hati Tuhan. Bukan untuk menyenangkan hati manusia, tapi hati Bapa.
Ngangkat nggak ngangkat, naik nggak naik menurut pandangan manusia, tapi kalau dinaikkan dengan hati yang benar, bahwa tujuan penyembahan adalah memuliakan Tuhan, maka Tuhan berkenan.
Oohhh.... ternyata orang-orang yang suka judge PW bukan hanya di Jakarta, di Amerika juga ada loh.... hahaha....

Tapi kalau memang benar-benar suasana PW nggak enak banget....
terus apa dong yang harus kita lakukan?
My advice... don't judge them, but support the PW team through our prayer...
Doakan supaya Tuhan lawat lebih lagi... supaya Tuhan menolong dengan kuasaNya untuk membuat setiap hati dijamah dalam hadirat Tuhan lebih lagi. Supaya Tuhan mengurapi dan memampukan imam musik lebih lagi.
Kalau gitu lebih asyiik kan.... kata guru biologi SMA saya dulu, itu namanya simbiose mutualisma.


"THE MOST TALKED ABOUT QUOTATION"

Bicara tentang kata JUDGE, ada quotation tentang JUDGE yang mengemuka akhir-akhir ini.. yaitu:  DON'T JUDGE A BOOK BY IT'S COVER.
Pengertiannya, "Jangan menghakimi orang lain dari penampilan luarnya"
yang sangat fenomenal dan sangat banyak dikutip hari-hari ini,
tepatnya saat Susan Boyle perform di British Got Talent 2009.
Outer performance yang ugly membuat penonton men-judge bahwa nggak mungkin Susan punya suara yang ok. Dan lihatlah foto-foto (yang ikutan jadi sangat terkenal ) tentang orang-orang yang judging Susan saat itu..






Cibiran, cemoohan, dan segala bentuk judging karena penampilan yang nggak mendukung, tiba-tiba berubah menjadi tepukan tangan yang meriah dan diakhiri dengan standing ovation saat Susan selesai menyanyi.
Dan di final acara itu, Susan dinobatkan menjadi juara ke 2 British Got Talent 2009.

Daleeeeeeemmmmm...... makanya jangan cepat-cepat nge-judge yah...


WHO CREATED THE QUOTE "DON'T JUDGE A BOOK BY IT'S COVER" ?



Ada yang bilang itu adalah American Proverb quotes.
Tapi ada yang bilang seorang pemusik Amerika lah yang pertama mengutarakannya, yaitu saat Bo Diddley menulis lagu dengan judul
"You Can't Judge a Book By the Cover" di tahun 1962.

Lirik lagunya seperti ini, .....
You can't judge an apple by looking at a tree,
You can't judge honey by looking at the bee,
You can't judge a daughter by looking at the mother,
You can't judge a book by looking at the cover.

Hmmmm..... his name doesn't ring a bell ya?
Apalagi beliau sudah RIP tanggal 2 Juni 2008 lalu.
Tapi sesungguhnya Bo seorang pemusik yang dihormati di USA dan menurut Wiki, beberapa pemusik kenamaan  seperti  Buddy Holly, Jimi Hendrix dan Eric Clapton, sangatlah dipengaruhi oleh Bo.


"Hi...... I am BO 'OBAMA'..."



Bukti lain keterkenalan Bo Diddley, anjing Gedung Putih (hadiah orang no 1 di Amerika, Presiden Obama kepada anak-anaknya), dinamai Bo yang mengacu kepada Bo Diddley. Saking nge-fansnya.
(wahhh..... kalau di Indonesia ngasih nama Julita ke anjing peliharaan, bisa disangka penghinaan atau balas dendam yah.....hahahaha....)

Back to the topic, apa benar Bo adalah orang pertama yang menciptakan quotation di atas?
Kalau dilihat dari sejarah, maka sesungguhnya kalimat itu sudah ada ribuan tahun lalu ketika Tuhan berkata kepada Samuel yang hampir saja memilih dan mengurapi kakak Daud sebagai raja Israel pengganti Saul,

Ketika mereka itu masuk dan Samuel   melihat   Eliab, lalu pikirnya:
"Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.
"Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat  hati. "
(1 Samuel 16:6-7)


Kenapa sih Tuhan melarang kita nge-judge?
Karena kita akan dimanipulasi dengan penampilan luar. Judging kita itu akan bias sekali. Tingkat kesalahannya tinggi banget. Beda dengan Tuhan, yang tahu sampai kedalaman hati kita.

".... God judges persons differently than humans do.
Men and women look at the face; God looks into the heart."
(1 Samuel 16:7, The Message)


Saya dulu juga suka nge-judge orang lain.
Tapi ada satu kesaksian yang bicara daleeem banget bagi saya, dan sejak itu cara pandang saya berubah.


THE ONLY THING HE SEES



Seorang worshipper yang luar biasa dipakai Tuhan memberkati orang banyak bersaksi demikian...

Dalam suatu kunjungan pelayanan ke panti asuhan anak-anak cacat, saya mengajak mereka menyanyi. Saya bernyanyi dengan kualitas suara yang baik sekali, sambil memainkan gitar.
Tiba-tiba Tuhan berkata ke dalam hati saya, "Kamu tahu pujian mana yang menyenangkan hatiKu? Lihat ke sudut sana"
Kemudian saya melihat sudut ruangan, ada seorang anak tuna rungu bernyanyi dengan suara yang nggak jelas nada dan kata-katanya, fales habis, dan linangan airmata mengalir di pipinya saat menyembah Tuhan.
Tuhan melanjutkan ucapanNya, "Pujian yang dinaikkan anak tuna rungu itu menyenangkan hatiKu"

Worshipper itu bersaksi kalau ia sangat tertempelak.
Suara sang worshipper yang sangat bagus tidak bisa memanipulasi Tuhan.
Tuhan tidak melihat penampilan luar. Tuhan melihat jauh ke dalam hati.
Dan kesaksian ini mengubahkan pandangan saya juga. Saya nggak berani judging orang lain lagi.


STOP JUDGING OURSELVES



Ada lagi JUDGING dalam bentuk lain, yaitu saat kita men-judge diri kita sendiri. Kapan itu?
Saat kita nggak percaya bahwa kita berharga di mata Tuhan.
Saat kita nggak percaya, bahwa Tuhan akan pakai kita luar biasa.
Saat kita nggak percaya terhadap rencana Tuhan dalam hidup kita, dan berpikir  "mana mungkin orang seperti aku bisa dipakai Tuhan?" 

Orang yang tidak percayaan seperti itu sama dengan orang yang penuh balok di matanya dan kemudian berkata kepada Tuhan ,
"Tuhan..... kayaknya ada selumbar deh di mata Tuhan.  Tuhan salah lihat kali. Yang bener aja Tuhan, masak orang yang seperti aku bisa jadi alatMu ? Masak sih orang seperti aku ini berharga di mataMu ?"

Nggak ada gunanya debat sama Tuhan. Tuhan kenal kita luar dalam.
Bahkan  sejak kita belum dibentuk dalam rahim ibu kita, Tuhan sudah mengenal kita. Dan Dia punya rancangan dan ketetapan yang terbaik untuk kita.

Judging orang lain maupun diri sendiri sama sekali nggak ada gunanya.
Oleh karena itu, mulai sekarang, mari berpikir seperti Tuhan berpikir.
Memandang seperti Tuhan memandang.
Kita berharga di mata Tuhan.
Teman-teman, dan saudara-saudara kita juga berharga di mata Tuhan.
Better caring than judging. 

Semoga tulisan ini memberkati kita semua.


All blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>