Thursday, October 30, 2008

"I Lend You My Shoulder " (A Charity Night for Jacqlien Celosse)





















Pertemuan saya untuk pertama kalinya dengan Jacqlien Celosse adalah ketika sama-sama melayani di acara P&W yang diadakan Dewasa Muda GBI Senayan, melibatkan 4 penyanyi rohani wanita, Sari Simorangkir, Tirza Sahertian, Jacqlien Celosse dan Julita Manik. Sebelumnya sih...udah sering denger Jacqlien melalui albumnya dengan suara khasnya (jujur nih ... saya suka banget), dan pernah kontak via sms urusan lagu.
Tapi pertemuan face to face yah di acara itu.

Kami mendapat giliran menyanyi diurutan yang ke 3 dan ke 4, saya yang ke 3,
baru yang terakhir Jacqlien. Jadi kami punya waktu yang cukup untuk bincang-bincang. Kesan pertama, orangnya heboh, suka bercanda, dan rasanya chemistrynya cocok dengan saya, juga sangatlah fashionable (ini juga gue banget.. maksudnya I like her style). Sewaktu giliran Jacqlien ke stage (acaranya di cafe), waduuhh, habis deh perut orang dikocok dengan gaya bercandanya Jacqlien. Tapi sewaktu dia bersaksi, suasana langsung beda. Jadi hening dan semua orang larut dalam ceritanya. Tentang her struggling melawan breast cancer. Sudah sampai di meja operasi, tapi ternyata dokter menunda operasinya. Ketika pulang ke rumah, Jacqlien berteriak kepada Tuhan dalam kepedihan hati yang luar biasa (yang saya percaya menggoncangkan surga). Kembali ke RS untuk operasi, ternyata dokter menemukan breast cancernya sembuh. Serentak semua orang di ruangan cafe itu bertepuk tangan untuk Tuhan. Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Setelah itu Jacqlien melantunkan lagu "Lebih Dari Nafasku"
(...lebih dari nafasku Bapa... kuperlukan kasihMu Bapa...
berjalan di sampingMu Bapa seumur hidupku...) Deep banget.
Saya dapat merasakan teriakan seseorang yang membutuhkan Tuhan melalui lagu itu. Kesaksian Jacqlien benar-benar memberi nafas kepada lagu yang dinyanyikannya. Sesudah itu saya nggak pernah ketemu Jacqlien lagi, dan sungguh pertemuan pertama itu menjadi pertemuan yang membekas di hati saya dan mengobarkan iman saya kepada Tuhan Yesus.

Sampai.........
Beberapa waktu yang lalu saya mendengar Jacqlien sakit. Beritanya sungguh simpang siur. Saya dengar Jacqlien menjalani pengobatan di Surabaya.
Saya pribadi sangat terbeban, tapi nggak tahu harus berbuat apa.
Akhirnya saya putuskan saya akan mendukung Jacqlien dalam doa.
Saya membeli CD terbarunya saat itu, Romantic Worship (dan saya dengar Jacqlien insist untuk menyelesaikan album tsb walau didera sakit yang luar biasa). Saya putar berulang-ulang, dan saat mendengarkan Jacqlien melantunkan tiap lirik dalam lagunya yang merupakan kutipan dari Firman Tuhan dan janji-janji Tuhan, saya berkata "Amen....amen...".
Saya mengamenkan semua lirik lagu yang keluar dari mulut Jacqlien,
dan saya bersyafaat kepada Bapa, mengingatkan Bapa untuk semua janji yang telah diucapkannya. "Bapa, dulu Engkau sudah sembuhkan Jacqlien dari penyakit yang berat, kini Engkau juga pasti akan memuliakan namaMu dalam kesembuhannya"

Belakangan saya baru tahu (dari testi di FSnya) bahwa dulu Jacqlien mengalami sakit di bagian kepala sejak umur 12 tahun, yang mengharuskannya meminum obat seumur hidup. Keadaan penyakit ini dan perpecahan dalam keluarga menjerumuskannya dalam obat bius dan minuman keras. Tapi ketika hatinya dijamah Tuhan Yesus, dia mengalami kesembuhan roh, jiwa, dan tubuh, TOTAL. Semakin saya percaya bahwa Tuhan punya rencana yang besar dalam hidupnya, dua kali loh.. keluar dari jerat maut. Kalau sekarang Tuhan ijinkan mengalami pencobaan yang berat dalam hidupnya, saya percaya Yesus akan lebih lagi dimuliakan melalui hidupnya. Semakin berat ujian, semakin besar kemuliaan Tuhan.

Teman-teman artis rohani berkumpul bersama menggalang dana untuk mendukung Jacqlien melalui acara A Charity Nite for Jacqlien Celosse, di Prima Sports Club, Jakarta Barat.
Ada Franky Sihombing, Jeffry S Tjandra, Jeffry Rambing, Edward Chen, Lisa A Ariyanto, Jason, Dewi Guna, Julita Manik, dan pengkhotbah Bpk. Johan Lumoindong.
Tidak semuanya mengenal Jaqlien secara dekat, bahkan beberapa hanya mengenalnya dari albumnya, tapi semuanya mau bergandengan tangan, bahu membahu bagi kesembuhannya. Bahkan Ervinna (masih ingat nggak, penyanyi pop Indo yang ngetop banget di era 80-90 an) jauh-jauh datang dari Surabaya, hanya untuk menyanyi di acara ini.























Jeffry S Tjandra sempat mengungkapkan bahwa sebenarnya Jacqlien juga datang ke acara Charity Night ini. Sampai di parkiran, penyakitnya kambuh, sehingga ia memutuskan pulang kembali rumah, karena sudah nggak tahan lagi. Tapi belakangan, Jacqlien menelepon Jeffry, mengatakan she's on the way back ke Prisma. Balik lagi sesudah feeling better, just want to share her condition and say thank you to all friends that support her.. Naik ke stage dibantu 2 orang staff dari Maranatha Records, masih dengan perban putih membalut leher kirinya.
Duduk di stage, Jacqlien mengungkapkan isi hatinya.....





















"Sejak bulan April saya sudah jarang menyanyi...
Awalnya ada benjolan di tengkuk saya yang cepat sekali berkembangnya. Dalam 10 hari dari 2 benjolan berkembang menjadi 15 benjolan. Dan lama kelamaan kondisi saya semakin memburuk. Bila penyakit ini sedang kumat, saya menggigil dan seluruh tubuh sakit sekali seperti ditusuk pisau.
Saya sudah konsultasi kepada 7 dokter. Ada yang mengatakan saya menderita
kanker lymphoma (kanker kelenjar getah bening), bahkan ada yang mengatakan saya mengidap AIDS. Saya drop sekali mendengarnya.
Apalagi banyak orang yang menghakimi saya ketika mengetahui saya sakit, mengatakan bahwa saya pasti ada dosa, sehingga mengalami penyakit ini. Puji Tuhan, hasil lab berikutnya menyatakan saya negatif AIDS. Semakin hari tidak hanya tubuh, tapi iman saya pun merosot. Terngiang-ngiang di telinga saya perkataan orang-orang yang menghakimi saya, dan saya berkata kepada Tuhan, "Tuhan apakah Engkau sedang menghukumku?"
Dalam suatu konsultasi dengan seorang dokter yang anak Tuhan, saya ungkapkan pemikiran ini bahwa Tuhan mengukum saya. Tetapi dokter menguatkan iman saya dan berkata: "Jaqlien, jangan mau diintimidasi. Urusan hukum menghukum ada di pengadilan terakhir. Kalau kamu diijinkan Tuhan mengalami penyakit ini, pasti karena Tuhan punya rencana."




"Semakin lama tubuh saya sudah tidak sanggup melawan infeksi dan dokter sudah menyiapkan hati saya untuk the worst case yang mungkin terjadi. Dokter berkata: "Saya percaya mujizat. Saya melihat banyak pasien saya yang sembuh karena mujizat, tetapi sayapun melihat ada juga yang tidak mengalaminya. Tetapi mereka meninggal dengan iman yang tetap utuh dalam hati mereka, percaya kepada Tuhan Yesus."
Dokter berkata bahwa hasil diagnosa terakhir, penyakit saya ini adalah penyakit yang langka (rare disease) yang disebut sebagai penyakit
Kikuchi-Fujimoto Disease (KFD). Suatu penyakit sejenis Autoimmune, dimana sistem imun (kekebalan tubuh) yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit, malah menyerang sel-sel dalam tubuh. (Saking langkanya penyakit ini, saat ini menurut dokter, penderitanya di seluruh dunia tidak lebih dari bilangan jari-jari di kedua belah tangan kita.)

Saya berangkat ke Guangzhou, China untuk menjalani pengobatan di sana.
Di China, banyak hasil pemeriksaan lab yang negatif hasilnya, padahal sewaktu di Indo hasil lab positif. Saya percaya itu semua karena dukungan doa dari semua teman-teman sehingga ada mujizat. Bahkan hasil pemeriksaan kanker yang positif di Indo, juga negatif. Saya bersyukur sekali atas hasil itu, karena penyakit Autoimun dan kanker adalah penyakit yang bertolak belakang penyembuhannya. Tidak terbayangkan kalau saya mengidap kedua penyakit itu. Setelah 3 minggu di China, saya kembali lagi ke Indonesia karena kehabisan biaya.

Di tengah-tengah sakit yang saya alami, saya nggak pernah marah kepada Tuhan, bahkan saya tetap melayani Tuhan. Ketika saya mendengar seorang sahabat saya menderita leukemia, saya meneleponnya untuk berdoa dan menguatkannya, "kamu jangan mati dulu ya..." dan teman saya juga menguatkan saya "kamu juga jangan mati duluan ya...".
Saya tetap bersyukur kepada Tuhan atas semua yang diijinkan terjadi dalam hidup saya, bahkan saya tetap menulis lagu pujian kepadaNya....."

 

"Tak pernah Kau biarkan, tak Kau tinggalkan..
Hidupku ada di tanganMu...
Tak Kau lupakan, s'lalu di hatiMu..
Engkau yang memegang hidupku..
Yesus, Kau Bapaku yang setia..."

Pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada semua teman-teman yang peduli kepada saya
(sambil mengusap air matanya), Tuhan Yesus memberkati.."




Semua yang hadir di ruangan itu sangat terharu mendengar penuturan seorang worshipper yang sangat gigih melayani Tuhan, dan saat ini juga dengan gigih memerangi penyakit yang dideritanya. Tidak banyak yang hadir di acara Charity Night ini, mungkin sekitar 150-200an orang. Tapi puji Tuhan mereka semua terbeban. Dana yang berhasil dikumpulkan malam itu adalah Rp.35.040.000, Aus$ 50, US$ 100, dan RMB 500.
Tentunya hasil ini masih jauh dari dana yang dibutuhkan Jacqlien untuk melanjutkan pengobatannya ke Singapore. Ijinkan tulisan ini mengetuk pintu hati semua teman-teman untuk mau berbagi dalam Charity ini.


















Ini saatnya kita meminjamkan bahu kita kepadanya, kita ulurkan tangan kasih kita kepadanya, seperti Galatia 6:2 mengatakan :
"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus"
.

Mari kita berdoa bagi kesembuhan Jacqlien.
Tuhan memberkati kita semuanya.


All blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>