Saturday, November 1, 2008

Sekilas Tentang Kikuchi-Fujimoto Disease

Penderitaan yang dialami Jacqlien akibat penyakit Kikuchi-Fujimoto membuat hati saya sangat tersentuh dan ingin membagikan beban yang dialaminya kepada lebih banyak orang lagi. Itu sebabnya saya menulis 3 artikel mengenai apa yang dialami Jacqlien.

Pulang dari acara Charity Night, saya masih penasaran dengan penyakit itu, dan saya google semua yang berkaitan dengan nama itu. Nggak terasa sampai jam 2 pagi, akhirnya kantuk yang berat mengalahkan semua rasa penasaran saya. Besoknya saya lanjutkan lagi. Terimakasih untuk dunia kedokteran yang rajin menulis jurnal-jurnal mereka yang terkini di internet, sehingga kita bisa beroleh banyak informasi. Gambar yang teman-teman lihat ini bukan gambar desain graphis atau contoh wallpaper. Ini gambar sel yang terinfeksi dengan Kikuchi-Fujimoto. Berikut saya akan paparkan apa yang saya temukan dari hasil googling Kikuchi, berdasarkan kacamata seorang yang awam akan kedokteran (ampuni... kalau ada salah menterjemahkan dan menafsirkan yah, maklum...nggak pernah sekolah di Kedokteran).

Mendengar nama Kikuchi-Fujimoto biasanya orang tertawa. Apa ada hubungan dengan film Kuche Kuche Hotahe atau Ajinomoto? Ada juga yang geram sekali mendengar nama itu, kok jahat sekali sih akibat yang ditimbulkannya ke tubuh Jacqlien?
Teman-teman, nama itu nggak ada hubungan dengan judul film ataupun bumbu masak. Juga jangan marah dulu. Karena nama itu adalah nama 2 dokter yang pertama kali mendescribe penyakit itu, karena kasus-kasus penyakit yang ditemukan di Jepang.

M.Kikuchi yang pertama kali menemukannya di tahun 1972, kemudian Y.Fujimoto dan koleganya juga secara independen mendescribe penyakit tsb pada tahun yang sama. Sehingga mereka berdua dianggap sebagai penemunya, dan diabadikanlah nama mereka menjadi nama penyakit yang sangat langka ini. Dunia kedokteran menyebut penyakit ini dengan nama Kikuchi-Fujimoto Disease atau disingkat menjadi KFD.
Penyakit KFD banyak menyerang kaum muda, khususnya wanita, dengan rentang usia 20-30 tahun. Kebanyakan kasus terjadi di Jepang, dan beberapa negara di Asia. Gejala-gejalanya, ada benjolan di leher atau tengkuk akibat kobaran kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, panas dingin, penurunan berat badan, ruam kulit, dll.
Dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya, diperkirakan penyebabnya adalah (masih banyak spekulasi tentang hal ini) infeksi atau autoimmune. Belakangan ini ada hasil studi yang menemukan bahwa 9 dari 10 kasus KFD positif disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Jacqlien juga ada menyebut-nyebut nama virus EBV dalam testinya di Charity Nite tsb. Sebenarnya masih sederetan nama virus-virus lain yang diduga menyebabkan penyakit ini, tapi karena saya yakin teman-teman bakal pusing membacanya, saya sengaja tidak tampilkan di sini.


Diagnosa atas penyakit ini biasanya dilakukan melalui biopsi, dan ini penting. Karena penyakit ini sangat mirip dan sering disalah artikan sebagai penyakit Lupus (Systemic Lupus Erythematosus / SLE), atau kadang-kadang juga misdiagnose sebagai penyakit kanker kelenjar getah bening. Bila salah diagnosa, tentu akan salah pengobatan. Itu juga yang sempat dialami Jacqlien. Beberapa kali didiagnose menderita penyakit yang namanya saja sungguh menciutkan nyali.

Tidak semua kasus KFD seperti yang diderita Jacqlien, bahkan beberapa adalah kasus yang ringan, dan penderitanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang sederhana, dalam waktu beberapa bulan. Bahkan ada yang sembuh sendiri tanpa terapi khusus. Yang berat adalah kasus KFD agresif, dimana mengakibatkan autoimmune dan berdampak fatal kepada penderitanya. Kelihatannya yang diderita Jacqlien adalah KFD yang agresif. Autoimmune yang diakibatkan penyakit ini memang membuatnya menjadi mirip dengan penyakit Lupus/SLE. Beberapa jurnal kedokteran menyarankan pasien berpenyakit KFD harus dipantau terus, kalau-kalau penyakitnya akan berkembang menjadi SLE.

Apa lagi tuh autoimmune?
Autoimmune adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan penyakit, malah menyerang sel-sel dalam tubuh. Dan itulah yang sedang dialami Jacqlien saat ini.
Dalam beberapa saat, Jacqlien bisa kelihatan sehat sekali dan sepertinya tidak menderita sakit apapun, tapi beberapa saat kemudian ia bisa terkapar sampai tidak bisa berjalan. Belakangan Jacqlien berkata bahwa ia mulai mengalami short-term memory loss. Saya sudah berusaha mencari informasi di internet, tapi minim sekali informasi tentang hal ini. Saya sempat berpikir, apakah short memory loss ini diakibatkan penderitaan yang berat, atau memang sebagai dampak dari KFD?


Kenapa saya mau repot-repot menulis artikel-artikel ini? Berjam-jam saya habiskan di internet hanya untuk mencari informasi tentang KFD. Belum lagi ditambah kepala yang mumet membaca berbagai istilah kedokteran, dan harus bolak balik buka kamus. Jujur.. saya nggak ada dititipin oleh Jacqlien pesan sponsor untuk posting artikel-artikel sehubungan Jacqlien dan penyakit yang dideritanya. Bahkan saya tidak kenal dekat dengannya. I'm not her best friend, either her relatives. Saya melakukan ini semua karena kepedulian atas apa yang dideritanya.

Kalau artikel ini sampai kepada teman-teman, mungkin ini waktunya untuk berbagi kasih dengannya.
Saya jadi teringat pesan Yesus:
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
(Matius 25:40)

Kalau teman-teman terbeban bagi kesembuhan Jacqlien, doakan, itu yang terpenting. Dan kalau teman-teman tergerak untuk mendukung dalam dana, silahkan salurkan ke:

JACQLIEN CELOSSE
Rek. BCA: 288.134.405.1



All blessings,

Julita



<br><br>



<br><br>