Wednesday, February 11, 2009

The Life reBegin at 80



















Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
(Mazmur 90:10)


Berbicara tentang waktu, saya bangga sekali melihat sosok seorang oma, ibu, dan mertua yang dimiliki Ibu Hilda Oentoro.
Memasuki umur 80 tahun, beliau tetap cantik, berjalan tegak dan penuh keyakinan diri, dan masih giat melayani Tuhan. Sangat jarang saya melihat orang yang berumur 80 tahun seperti beliau.
Beberapa kali saya bertemu oma Hilda dalam acara kebaktian wanita, beliau selalu hadir dan bahkan membawa jiwa. Dan saya nggak nyangka bahwa umur beliau sudah memasuki 80 tahun. She looks younger than her age.

Sehingga ketika mendapat undangan memberi kesaksian pujian di hari ulang tahunnya, saya kaget. Whaaaat....??? 8o tahun ??? Wah...nggak nyangka.

Diadakan di World Harvest, Karawachi, 23 Januari 2009, terlihat sekali kecintaan anak, menantu dan cucu terhadap Ibu Hilda dengan membuat perayaan ulang tahun yang gempita.
Tangga masuk ke ruangan pesta penuh dengan taburan mawar merah dengan lampu-lampu kecil yang semarak. Saat itu saya datang bersama sahabat saya Elvera seorang mahasisiwi Belanda yang sedang dalam kunjungan ke Indonesia.
You know bule right? Demen pakai baju casual dan sandal jepit. Dia kaget sekali.... dan sedikit grogi. Nggak pernah terbayangkan dalam benaknya perayaan ulang tahun seperti yang sekarang ada di depan matanya.
Saya katakan padanya supaya jangan panik. Orang akan mengerti karena kamu bule...hehe..

Masuk ke dalam tempat perayaan, waahhh... luar biasa indahnya. Didominasi dengan warna merah dan emas di seluruh penjuru ruangan. Para penerima tamu juga memakai baju merah, kelihatan sekali bahwa semua orang-orang yang mengasihinya (bukan hanya keluarga besar, tapi juga rekan sekerja di pelayanan dan orang-orang yang beliau layani) ingin memberikan kenangan yang terbaik kepada Ibu Hilda.


Di stage ada kue ulangtahun 5 tingkat dengan angka 80 di atasnya.
Kalau ada yang salah masuk pasti mengira ini pesta wedding, karena keindahan yang setara.

Seperti apakah sosok Ibu Hilda?
Mungkin ada yang heran, kok perayaan ulang tahun sampai sebegitu megahnya?
Ketika mendengar testi dari orang-orang yang mengasihinya, saya rasa beliau layak menerima penghormatan sedemikian.




















Ibu Hilda adalah seorang wanita yang tangguh.
Delapan puluh tahun usia yang dilaluinya berbicara banyak hal, khususnya iman dan percayanya kepada Tuhan Yesus yang tidak tergoyahkan,
bahkan di saat-saat susah sekalipun.
Bersaksi bahwa 30 tahun yang lalu didiagnosis menderita kanker, suatu penyakit yang ditakuti semua orang di muka bumi ini. Beliau tidak pasrah terhadap apa yang dideritanya. Bahkan beliau bertarung melawannya dengan meminta umur yang panjang kepada Tuhan. Apalagi di usianya yang ke 50 itu, beliau masih belum memiliki cucu seorangpun. Dan Tuhan menjawab doanya. Penyakit kanker disembuhkan. Bukti bahwa berharap kepada Tuhan tidak pernah sia-sia. Bahkan dari ke 5 anak-anaknya yang semuanya adalah orang-orang sukses, beliau dikaruniai banyak cucu, dan cucu menantu (karena sudah ada cucu yang menikah).  


"OMA ... WE LOVE YOU!"


















Terharu sekali melihat semua cucu naik ke stage, dan menyanyikan special song untuk oma yang disayangi. Saya menatap mereka satu persatu.
Mereka semua adalah kerinduan oma saat berdoa meminta kesembuhan kepada Tuhan. Dan sekarang semuanya sudah dewasa dan siap melanjutkan tongkat estafet dari seorang wanita yang hidupnya layak untuk diteladani. Tuhan tidak hanya memberikan kesempatan kepada Ibu Hilda untuk melihat cucu-cucunya lahir, bahkan diberi bonus melihat mereka tumbuh dewasa, dan menyaksikan pernikahan generasi ke 3 dalam keluarganya.
Selesai menyanyi, diwakili cucu terbungsu Stacy Oentoro, memberikan rangkaian bunga kepada oma yang membela mereka dalam doa-doanya.


THE OENTOROS






































WE ARE PROUD TO BE HERE
Pernahkah teman-teman mendengar nama paduan suara Angel Choir? Mereka adalah anak-anak dari panti asuhan yang suaranya benar-benar indah. Khususnya soloisnya, seorang anak laki-laki dan perempuan.


Bernyanyi seperti orang dewasa yang piawai berimprovisasi. Schedule nyanyi mereka cukup padat loh. Natal tahun lalu saya berusaha mengundang mereka, udah nggak dapat jadwal, saking padatnya.

Saya dan Rudy Tan juga ikutan berpartisipasi di acara ini.
Rasanya bangga sekali dilayakkan melihat seseorang yang menggenapi firman Tuhan yang dikatakan pemazmur.
Ibu Hilda kuat menjalani sampai 80 tahun.
Masih punya semangat yang tinggi melayani Tuhan.
Terbukti dari kata sambutannya yang menghimbau kaum wanita khususnya untuk rajin datang ke kebaktian. Untuk rajin melayani Tuhan.

Dalam menulis artikel di blog ini saya selalu mengandalkan intuisi saya.
Dan ketika ada di perayaan ultah ini hati saya berkata "that's it...you have to write it". Sehingga lahirlah tulisan ini.
Saya nggak tahu apakah berguna untuk teman-teman,
tapi saya ingin seperti Ibu Hilda yang berhasil mengukir di atas waktu, kenangan yang layak diingat semua keturunannya.
Pemazmur berkata, kebanggaan sang waktu adalah kesukaran dan penderitaan.
Tapi atas waktu yang berlalunya buru-buru, Ibu Hilda menjadi penakluk atas semua kesukaran dan penderitaan itu.

Saya ingin seperti itu juga.
Because my destiny is being more than a conquerer.





???????
Setuju bangets.
Tidak ada kata terlalu tua untuk melayani Tuhan.





All blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>