Wednesday, May 30, 2012

THE POWER OF (forgotten) COINS



Seringkali kita menganggap remeh uang koin, karena nilainya yang tidak seberapa.
Kalau jatuh, nggak akan dipungut. Malu aaaaah. Apalagi kalau besarannya hanya Rp 100,-.
Juga tidak mendapat tempat di dompet kita yang branded.  Bisa merusak image.
Tempat menaruhnya bisa dimana saja.
Bisa di laci mobil, tergeletak di meja, atau bahkan di bawah kaki meja buat ganjelan.

Fungsinya biasanya untuk kasih tip buat "polisi cepek" di persimpangan jalan. Atau diberikan ke pengemis yang ada di perhentian lampu merah. Itupun kadang-kadang kita pilih-pilih, kalau melihat yang mengemis wanita atau pria masih muda, masih bisa kerja cari uang, terlintas pikiran  "aaaahh...jangan dikasih, ntar bikin dia jadi pemalas"

Sudah tidak "bernilai", tidak dihargai, apa masih bisa punya power ?
Ingat peribahasa, sediki demi sedikit, lama-lama menjadi bukit ?


TANGAN-TANGAN NAN KECIL TAPI BERHATI BESAR




Junior Church (JC) kami yang jumlahnya nggak lebih dari 10 orang punya beban jiwa yang luar biasa. Mereka mempresentasikan tentang kerinduan melayani jiwa-jiwa yang terhilang.  
 "Tuhan ini tugas kami, beri keb'ranian bagu kami 
   taruhlah roh yang rela melayani..
   dan menyenangkan hati Tuhan itu yang kuingini"  

Tapi apa sih yang bisa dibuat anak kecil ?
Mungkin itu yang ada dalam pikiran orang dewasa.
Salah besar bila berpikir demikian.

Salah satu mujizat yang dicatat di Alkitab diprakarsai seorang anak kecil 
Seorang anak kecil menjadi berkat bagi 5000 pria dewasa (belum terhitung wanita dan anak-anak lainnya) dengan mempersembahkan 5 roti & 2 ikan miliknya.



LITTLE IS MUCH WHEN GOD IS IN IT

Program "KOIN DIAKONIA" di-gongkan di JC.
Kenapa harus koin? 

Supaya semua anak bisa berpartisipasi dengan gembira.. Kaya, menengah, atau golongan ekonomi sederhana.

Sehingga anak dari keluarga sederhana tidak perlu merasa minder kepada anak dari keluarga kaya.

Selain itu, pembelajaran sejak usia dini, untuk memberi, tidak perlu menunggu sampai punya segalanya. Tapi melalui apa yang ada di tangan mereka saat ini. Tuhan mampu melipatgandakan hasilnya.


Luar biasa semangat anak-anak belasan tahun ini.
Sangat meresponi rencana memberkati kaum papa. Walaupun mungkin jumlahnya tidak seberapa, tapi mereka melakukan dengan segenap hati dan kekuatan mereka.

Saya ingat dulu pernah hadir di suatu gereja yang sedang mengumpulkan dana untuk gedung. Biasanya hanya 1x mengedarkan kantong kolekte, untuk dana gedung ditambah 1 kantong kolekte lagi. Gembalanya bersaksi, jumlah uang yang diumpulkan tidak terlalu berbeda secara signifikan. Berarti nominal uang yang diberikan tetap sama, jemaat memecah uangnya menjadi dua bagian, bukan menambahnya.
Misalnya biasanya menaruhkan uang Rp 50,000,- di satu kantong, karena sekarang jadi 2 kantong, jemaat mengisinya dengan Rp 25,000,- per kantong. Kira-kira begitu gambarannya.

Anak kecil nggak begitu. Mereka bahkan rela memberi lebih.


Mereka menyisihkan kembalian uang jajan mereka untuk bisa berpartisipasi dalam "Koin Diakonia".
Bahkan ada loh yang rela tidak jajan seminggu supaya bisa memberi lebih.

Dapat angpau waktu Sinchia juga dimasukkan ke "Koin Diakonia".
Tabung transparan yang tadinya didominasi koin berwarna silver, sekarang mulai berwarna-warni.
Ada biru, hijau, ungu.






Anak kecil lebih polos dan nggak banyak pertimbangan seperti orang dewasa.
Itu sebabnya program Charity harus ditanamkan sejak usia dini.
Supaya anak bangsa ini semakin peduli kepada sesamanya.





THE POWER OF 'FORGOTTEN' COINS


Uang yang terkumpul dalam misi "KOIN DIAKONIA" sejumlah Rp 600,000,-. Dikumpulkan kurang lebih selama 3 bulan. Berarti selama 3 bulan mereka rela mengurangi pemakaian uang jajan mereka.
Selain itu selama 3 bulan mereka lebih 'memperhatikan' keberadaan uang koin yang sering diabaikan. Bila ada kembalian uang belanja di supermarket dalam bentuk koin, dengan semangat anak-anak ini meminta kepada mamanya, untuk didonasikan ke KOIN DIAKONIA.

Uang sejumlah Rp 600,000,- ini dibelikan 60 lunch box dengan menu nasi, daging ayam dan sayuran. Salah seorang jemaat memasakkan menu ini dan rela untuk tidak mengambil keuntungan.

Tak terbayangkan gembiranya hati anak-anak ini, untuk pertama kali dalam hidup mereka, bisa memberi makan siang gratis 'dari hasil keringat mereka sendiri' kepada 60 orang dewasa yang berprofesi sebagai pemulung, pengangkut sampah, tuna wisma, dsb.  Dan mereka bisa melihat dari koin yang sepertinya tak berarti, bisa menorehkan senyuman kepada penerima diakonia yang mengarungi hidup yang nggak mudah di kota metropolitan ini.

Mereka juga melihat dampak dari mengurangi keinginan untuk jajan, ternyata bisa membahagiakan orang lain.

Rombongan anak-anak jc didampingi kakak-kakak pembina dibagi dalam 2 mobil, dan mulai berkeliling untuk membagikan lunch box.

Berikut liputannya:




Mengajarkan "TERLEBIH BERBAHAGIA MEMBERI" sejak usia dini
JC IN CHARITY MISSION little is MUCH
in GOD's hands
JC IN CHARITY MISSION






BERDOA DALAM UNITY SEBELUM MEMBAGI FREE LUNCH BOX
JC IN CHARITY MISSION little is MUCH
when GOD is in it
JC IN CHARITY MISSION





INDAHNYA BERBAGI
JC IN CHARITY MISSION little is MUCH when GOD is in it JC IN CHARITY MISSION


Siapa lagi yang peduli kepada bangsa ini kalau bukan kita sendiri?
Berjuta jiwa tak tahu kemana kan pergi.
Dan kalau Anda dan saya hari-hari ini diberkati, Tuhan bermaksud untuk men-share berkat tersebut. Bukan untuk kita nikmati sendiri.





(dinyanyikan dengan luar biasa indah oleh kakak beradik Georgina, Gamal dan Audrey Tapiheru -putra-putri dari Pdt. George Tapiheru)






  CHARITY ADALAH ISI HATI ALLAH




Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu."
(IMAMAT 23:22)

Bagi orang percaya dilarang keras mengambil semua berkat yang diperolehnya untuk diri sendiri. Bangsa Israel punya aturan main yang jelas sekali untuk charity. 

Bahkan ketika kita bertemu dengan Yesus pertanyaan yang diajukan adalah kepedulian terhadap sesama. Untuk yang kelaparan, miskin, dan terasing hidup dalam penjara.



Program MISI DIAKONIA ini belum berhenti.
Tempat uang koin juga sudah dipesan khusus, bukan lagi bekas tabung aqua.

Kalau dulu hanya melibatkan anak-anak Junior Church, sekarang terbuka lebar bagi yang memiliki koin.


Bahkan ada anak sekolah minggu yang membawa celengannya ke gereja untuk mendonasikan semua tabungannya. Sampai-sampai mamanya protes banget. Tapi anaknya insist untuk memberi.
Hahaha....that's why Jesus loves children, and told us to learn from them.



ARE YOU READY TO BE A BLESSING?
FYI: Blessed means to be a blessing



All blessings,



Julita Manik



<br><br>



<br><br>