Mungkin Anda berpikir: "Bagaimana mungkin "make my life as a gift"?, kayaknya hidupku biasa-biasa aja, nggak ada yang istimewa, bahkan sangat pas-pasan... apa yang bisa kuberikan?"
Friends, nggak perlu menunggu jadi orang kaya atau konglomerat untuk bisa charity.
Start dari apa yang ada di tangan kita, seperti bekal 5 roti 2 ikan di tangan seorang anak.
START DARI APA YANG ADA DI TANGAN KITA.
START DARI "SESUATU" YANG KITA MILIKI.
Pada postingan sebelumnya "The Power of Forgotten Coins" saya menulis tentang anak-anak Junior Church yang mendonasikan uang jajannya. Bagi orang dewasa tentu lebih banyak alternatif untuk memberi. Antara lain .....
START FROM YOUR WARDROBE
Photo credit: cohdra from morguefile.com
Dalam survey yang diselenggarakan QVC terhadap 1000 orang dewasa di Inggris ditemukan bahwa rata-rata wanita Inggris memiliki 22 pakaian (pria, 19 pakaian) yang tidak mereka pakai. Wow !!!
Meskipun demikian merasa sayang untuk menyumbangkannya bagi orang lain karena alasan:
- merasa membuang-buang uang atas pakaian yang tidak diinginkan lagi, sehingga berharap suatu waktu akan memakai kembali pakaian tersebut untuk menebus guilty feeling
- pakaian sudah tidak bisa digunakan karena kekecilan sehingga merencanakan untuk menguruskan badan supaya dapat memakainya lagi
- pakaian sudah out of fashioned, dan berharap suatu ketika trend mode akan recycle sehingga dapat memakainya lagi
Tidakkah Anda merasa alasan-alasan tersebut sound familiar?
JADI TERINGAT WAKTU NONTON FILM: TOY STORY 3
Andy sudah beranjak dewasa dan segera akan meninggalkan kediaman orangtuanya untuk memasuki college.
Mainan -mainan Andy, Woody, Mr. Potato Head, Buzz Lightyear, Rex the Dinosaur, dll, merasa terabaikan karena Andy tidak lagi bermain-main dengan mereka.
Di film tersebut mainan-mainan ini saling membicarakan kesedihan mereka dan keinginan mereka untuk bisa memberi kebahagiaan kepada anak yang memilikinya.
Singkat cerita koleksi mainan ini akhirnya diberikan oleh Andy kepada Bonnie seorang anak perempuan yang memiliki imajinasi bermain persis seperti Andy. Dan mainan-mainan yang sempat merasa diabaikan dan ditinggalkan oleh Andy akhirnya menjadi bahagia lagi melihat senyuman dan tawa Bonnie. Happy ending.
IF YOUR CLOTHES COULD TALK
Uploaded by
Sebenarnya nggak sulit kok untuk murah hati.
Asal langsung take action, ...... jangan banyak pertimbangan.
Kalau mau nurutin kata hati dulu ... percayalah, kita nggak akan pernah jadi menyumbangkan pakaian-pakaian yang berdesak-desakan di lemari kita.
Selalu akan terbersit pikiran, "sayang aah kalau disumbangkan, ... siapa tahu besok-besok saya butuh pakaian ini lagi." Padahal sampai tahun depan pun pakaian tersebut hanya tergantung lesu nggak pernah dapat kesempatan untuk dipakai.
Sering juga terpikir "biarpun baju ini sudah nggak muat lagi, mungkin tahun depan saya sudah kurusan, jadi masih bisa dipakai." Ternyata tahun depan bukannya makin kurus, tapi makin melebar. Olala...
Kalau saja koleksi pakaian di lemari kita bisa bicara, pasti dia akan memilih tinggal di lemari yang sederhana tapi menghasilkan senyuman bahagia setiap kali dipakai pemiliknya, daripada tinggal di lemari yang mewah tapi nggak punya kesempatan untuk digunakan.
CHARITY BAZAAR
Nggak mau N.A.T.O (No Action Talk Only), saya dan teman-teman sepelayanan di gereja lokal melakukan aksi CHARITY BAZAAR.
Semua pengerja dan jemaat dihimbau untuk menyumbangkan baju-baju bekas yang masih bagus kondisinya untuk dijual di charity bazaar.
Waaah, diluar perkiraan, semuanya pada antusias. Sampai kami kewalahan menata semua pakaian yang terkunpul.
Ada dress, kemeja, t-shirt, celana jeans, rok, sepatu, tas, semuanya masih dalam kondisi sangat baik.
Ruang Sekolah Minggu disulap menjadi arena Charity Bazaar.
CHARITY BAZAAR | CHARITY BAZAAR |
---|---|
Ajang ini bagus juga buat membina kesehatian dan kekompakan.
Untuk me-minimize pengeluaran, sedapat-dapatnya semua keperluan Bazaar ini adalah dari pengerja atau jemaat. Sehingga ada yang meminjamkan gantungan baju, tiang buat gantungan baju, bahkan ada yang meminjamkan manekin. Semua pengerja dan jemaat terlibat, kaya maupun sederhana, semua memberi 'sesuatu' yang mereka miliki.
Setiap orang pasti memiliki 'sesuatu' untuk diberi.
Bukankah Tuhan Yesus berkata terlebih diberkati memberi daripada menerima ?
IT IS MORE BLESSED TO GIVE THAN TO RECEIVE.
Semua orang percaya pasti dimampukan untuk MEMBERI.
Ruang Sekolah Minggu pun disulap menjadi sebuah "butik".
CHARITY BAZAAR | CHARITY BAZAAR |
---|---|
Not bad kan hasilnya?
Pada hari H, setelah kebaktian Minggu, Bazaar dibuka.
Pakaian dijual dengan harga sangat murah, berkisar di harga Rp 1.000 hingga Rp 5.000,-. Tergantung kondisi atau modelnya. Bila sangat bagus sekali, dijual mahalan dikit Rp 25.000,-.
Sayang foto-fotonya sudah nggak lengkap, tapi bener loh, saat itu suasana bazaar nggak kalah dengan Great Sale di mal-mal besar.
Pakaian yang dikenakan manekin (seperti di gambar atas) cepat sekali berganti, karena langsung terjual. Begitu dibajuin, terjual...., diganti lagi bajunya.... eh terjual lagi. Pokoknya pengerja yang bertugas kewalahan banget.
CHARITY BAZAAR | CHARITY BAZAAR |
---|---|
Bukan hanya mama papa yang berbelanja, anak-anak juga ikutan senang, karena ada outlet khusus mainan anak balita, bahkan ada botol-botol susu yang masih sangat bagus kondisimya.
Percaya nggak, itu keyboard biru, dan meja belajar kuning, adalah milik anak saya yang sekarang sudah berumur 14 tahun. Semuanya masih dalam kondisi yang sangat bagus sekali. Kalau nggak ada bazaar ini, saya nggak tahu kalau barang-barang tersebut masih teronggok di gudang atas rumah saya bertahun-tahun. OMG !!!
Senyum bahagia terukir di setiap jemaat yang keluar dari "butik".
Mereka belajar MEMBERI LEBIH.
Ini bukan BARTER. Bukan FASHION SWAP.
Karena mereka mendonasikan dengan gratis pakaian mereka, kemudian membeli pakaian lain yang cocok untuk kebutuhan mereka.
Total dana yang terkumpul dari aksi Charity Bazaar ini sekitar 3 jutaan rupiah.
Dana ini disumbangkan untuk diakonia sembako kepada penduduk di sekitar local church yang membutuhkan uluran kasih.
ARE YOU READY TO CLEAN OUT YOUR CLOSET ?
Itu pengalaman tahun lalu.
Tahun ini Charity Bazaar juga akan diadakan kembali.
Saya bongkar-bongkar lemari lagi. Bergumul lagi, "Kasih nggak ya...kasih nggak ya...".
Saya pikir, dulu kan sudah banyak menyumbangkan pakaian, apa masih ada yang bisa disumbangkan ?
Jawabannya: ADA.
Ternyata mayoritas adalah pakaian-pakaian yang saya gumulkan untuk diberi pada charity tahun lalu. Dan persis seperti survey QVC, tahun lalu saya tidak jadi menyumbangkan pakaian ini karena berpikir ini masih saya pakai, mode akan kembali terulang, atau berharap kurusan supaya bisa memakai yang sudah kekecilan. Ternyata setahun kemudian, saya tidak pernah memakainya sama sekali.
Cepat saya ambil keputusan.......sumbangkan !!!, sebelum berubah pikiran.
Ini dia......
Ini salah satu baju favorit saya yang beraaaat ....banget ngelepasnya.
Modelnya sih very simple, tapi bahannya enak banget, halus, dan classy.
Hanya karena agak mini, jarang sekali ada kesempatan bisa pakai.
Di keep terus, sayang untuk disumbangkan, ternyata setelah sekian lama disimpan, tetap juga jarang dipakai. Kalau saya terus berkeras, nggak berani take action untuk donasi, bisa-bisa, dress ini rusak karena usianya, dan nggak jadi berkat buat siapapun.
Setelah sibuk bongkar-bongkar lemari, terkumpul 4 kantong besar berisi baju, celana jeans, kemeja, t-shirt, sweater yang siap memberkati sesama.
Tentu saja ini bukan koleksi belanja selama setahun. Ada yang usianya sudah 5 tahun, tapi memang sangat jarang dipakai. Ada juga yang saya sangat suka modelnya, dan berharap kelak anak saya mau memakainya sesudah remaja. Ternyata.....'nehi'... anak saya nggak mau karena taste kami berbeda.
Hasil dari Charity Bazaar tahun lalu bukanlah jumlah yang spektakuler, karena jumlah jemaat yang tidak besar, dan harga jual pakaian yang sangat murah.
Tapi melalui event ini, apalagi kalau rutin diadakan, membangun kebiasaan MEMBERI pada jemaat.
Saya juga masih harus belajar banyak untuk memberi.
Terbukti yang terpikir untuk diberi tahun lalu, tapi tidak jadi saya berikan, ternyata setahun kemudian saya tidak juga memakai pakaian tersebut.
Padahal bila diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, akan sangat memberkati mereka.
MAU MENCOBANYA ?
If you are a BELIEVER, then you must be a GIVER.
All Blessings,
Julita Manik