"For I can't help falling in love with you..."
Hmmm...benar sekali. Ada sesuatu yang berbeda saat jatuh cinta.
Rasanya ingin ketemu si dia terus.
Melalui tulisan ini saya mau mengajak teman-teman bernostalgia
saat pertama jatuh cinta kepada Tuhan Yesus.
Ke-7 hal berikut ini saya alami.
1. Tiada hari tanpa menyebut namaNya
Rasanya mulut ini mau menyebut nama Tuhan Yesus saja.
Rasanya pengen semua orang tau kalau Jesus is my everything.
Kayaknya orang-orang di sekeliling saya sampai bosen kalau dengerin saya ngomong.
"Jesus again…???"
Setiap liburan saya pulang ke rumah orangtua saya, hahaha…, dan mereka melihat sosok saya seperti alien. Kalau ngomong-ngomong hal sekuler saya nggak tertarik.
Bacaannya Alkitab dan buku rohani. Seperti orang yang nggak napak bumi.
2) Tiap hari nggak mau absen baca surat cintaNya
Maksudnya saat teduh, baca Alkitab.
Semakin kumal Alkitabnya, semakin bangga. Semakin lecek tiap lembarnya dan penuh stabilo warna-warni semakin seru. Berarti rajin baca Alkitab.
Halaman Alkitab sampai ada bercak pulau-pulaunya, karena baca Alkitab sampai ketiduran. Dan besoknya terlihat ada bekas iler tercetak permanen. Malah dianggap keren.
3) Rasanya hanya mau menyanyikan pujian
buat Tuhan saja
buat Tuhan saja
Mulut dan hati ini inginnya penuh dengan pujian bagi Tuhan.
Kalau diminta memainkan lagu pop sekuler di keyboard, terasa tangan, mulut dan hati saya seperti diganduli berton-ton batu. Beraaattt....!!!! Hati nggak relaaaaaa ...... !!!!!
Buku tempat saya menulis lagu-lagu yang saya compose, dihias, tulisannya diukir-ukir, dikasih gambar, rasanya ingin beri yang terbaik buat Tuhan.
4) Laut pun akan kuseb’rangi, gunung pun akan kudaki
Pepatah ini benar-benar kejadian lho..
Waktu itu saya dan temen saya Emmy diutus untuk melayani setiap Jumat siang di persekutuan mahasiswa yang mayoritas isinya adalah laki-laki. Tapi haaayukkk aja tuh.
Yang penting tujuannya untuk melayani Tuhan.
Nggak peduli di bawah teriknya matahari, sambil membawa gitar, naik-turun angkutan kota, masih harus jalan kaki lagi ..... lumayan jauh masuk ke dalam kompleks kampus, belum lagi disuit-suitin sama yang suka iseng, ... tapi nggak pernah mengeluh.
Semangatnya… ruarrr biasssa.
5) Rajin banget pergi ke kebaktian.
Kebaktian apa aja didatengin. Nggak peduli denominasi mana, kalau di situ ada hadirat Tuhan yang kuat dan pengajaran tentang Firman Tuhan, pasti saya ada.
Bahkan komsel di rumah temen saya Lydia yang isinya hanya segelintir orang pun
nggak luput didatengin. Saking hausnya.
Rumah doa juga nggak pernah absen. Mau tiap hari disuruh datang ke rumah doa,
nggak pernah mengeluh. Nggak pernah berkata :
” Duuuhh…. Kamis lagi… Kamis lagi…. doa lagi…. doa lagi …”.
Pernah ada lawatan Roh Kudus di rumah doa, doa yang start jam 7 malam, baru berhenti di atas jam 12 malam. Bukannya kapok, malah pengen lagi... pengen lagi...
Ada teman yang bilang "kaki saya menjadi 1000" kalau hendak pergi ke tempat kebaktian
atau rumah doa.
6) Melayani Tuhan dengan segenap hati
Nggak pilih-pilih pelayanan, mau pelayanan di depan mimbar yang kelihatan atau di belakang layar semuanya dijalani dengan gembira. Disuruh pelayanan pujian, ok!, tapi ngepel lantai tempat kami membuka Persekutuan Mahasiswa juga, ok!
Angkat-angkat peralatan seperti keyboard, ampli keyboard, bass, karpet, dll,
hayuuuuukk….siapa takut.
Nggak pandang posisi pelayanan, pokoknya apa yang bisa dilakukan yaaah… dilakukan aja.
Mau melayani pujian di depan 5 orang atau ratusan orang, semangatnya tetap sama.
7) Mencintai Tuhan benar-benar karena pribadiNya
bukan apa yang dapat diberikanNya.
Perasaan cinta itu sungguh meluap-luap. Tanpa iming-iming.
Dan itu dikarenakan pribadiNya yang sangat mempesona begitu mempengaruhi hidup saya.
Ada sebuah lirik pujian "KUSEMBAH KAU" yang ditulis Franky Sihombing (Saat Menyembah 2), "Saat sekelilingku jadi pudar oleh sinarMu"
Saya ingat waktu saya di baptis air. Peserta baptis banyak sekali.
Sementara namanya juga pelayanan mahasiswa, dana terbatas. Nggak ada pilihan. Baptisan diadakan di sungai. Jangan bayangkan sungainya bening, indah. Panitia sudah berusaha cari lokasi yang terbaik, yang paling bersih. Selagi diselamkan, tampak dari kejauhan ranjau kuning mengalir juga di sungai yang sama. You know what I mean ? Karena sungai juga dipakai sebagai sarana MCK oleh masyarakat sekitar.
Tapi nggak ada rasa jijik, eneg, malah bahagia dan air mata mengalir. Sekeliling jadi pudar karena pribadi Yesus yang sangat mempesona.
Belum pernah saya mengenal pribadi yang seperti Dia.
Saat itu semangat saya bisa digambarkan seperti ini, bila harus hidup melajang karena melayani Tuhan, it’s ok-ok saja. Bila harus hidup pas-pasan karena menjadi fulltimer, fine-fine aja. Bahkan pernah punya impian jadi misionaris di tempat terpencil.
Melayani Tuhan karena cinta, bukan karena mengharapkan imbalan.
This 7 things happened around 20 years ago.
Sekarang saya masih mengikut Tuhan, masih mencintai Tuhan, masih melayani Tuhan.
But the crucial question is :
“Apakah saya masih memiliki ke 7 hal ini dengan kadar yang sama seperti 20 tahun yang lalu, yang Tuhan sebut sebagai kasih mula-mula?”
DON'T LET YOUR LOVE GROW COLD
Beberapa hal dari ke 7 hal tsb ada yang masih sama kadarnya seperti 20 tahun lalu, tapi ada juga yang mulai berkurang. Dan kalau saya nggak berhati-hati, ada yang bisa pudar dan hilang. Sekarang saya nggak berlari-lari lagi dari 1 gereja ke gereja lainnya, saya sudah tertanam dalam gereja lokal. Tapi yang perlu atensi khusus adalah apakah kehausan saya masih sama seperti 20 tahun lalu? Apakah motif saya mengikut Tuhan masih sama seperti 20 tahun lalu? Apakah ketulusan melayani Tuhan masih sama? Apakah saya masih memiliki semangat yang menyala-nyala saat melayani Tuhan? Apakah saya mulai pilih-pilih pelayanan?
Saya mengaku, pernah saya hampir tergelincir.
Prinsip saya dalam menerima pelayanan adalah "First Come First Served".
Jadi siapa yang duluan ngundang, itu yang diprioritaskan even itu pelayanan kecil (tentu saja dibarengi tuntunan Tuhan).
Tapi pernah suatu kali (ngaku nih) saya pernah membatalkan suatu pelayanan karena undangan yang datang kemudian kelihatan lebih menarik.
Tuhan baik. Dia tegur saya keras sekali.
Habis itu saya kapoook. Tobaaat.
Saya sengaja menulis ke 7 hal ini, bukan untuk pamer, atau sok-sokan. Ini tulisan apa adanya. It really really happened to me. Tapi saya menulis ini, supaya minimal untuk diri saya, saya mempunyai perbandingan. Dulu dan sekarang.
Karena Tuhan sangat suka dengan kasih mula-mula.
Tuhan nggak mau cinta pertama saya padaNya hanya sekedar menjadi nostalgia.
Tentunya sekarang kasih saya harus semakin dewasa, tidak sekedar kasih yang membabi buta, tapi penuh keseimbangan di dalamnya. Karena kasih yang tidak balance membuat saya nyaris di DO (drop out) dari kampus saya. Terlalu semangat pelayanan sampai lupa mengerjakan skripsi. Waduuuuuh……
Teman-teman pasti punya beberapa hal istimewa yang terjadi saat pertama jatuh cinta pada Tuhan Yesus. Coba buat list nya. Dan bandingkan keadaan dulu dan sekarang.
Biarlah kasih mula-mula itu tetap ada dalam hidup kita. Amen.
“Aku tahu segala pekerjaanmu:
baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena namaKu;
dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”
(Wahyu 2:2-4)
|
Song: Julita Manik
Artist: Joy Tobing
Ada seorang bijak yang berkata bahwa bukan cinta yang bisa memelihara suatu hubungan, melainkan komitmen kepada cinta.
Banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia,
siapakah menemukannya?
Amsal 20:6
All blessings,
Julita Manik
|
|
|
(updated & reposted, first post: friday may 23, 2008)