Thursday, December 3, 2009
THE STORY OF LETTERS
Kejadian ini di tahun 2008, seorang India yang memiliki toko kelontong di Bristol Inggris, kaget sekali ketika menerima sepucuk surat dari seseorang yang mengaku pernah mencuri rokok di toko tersebut 7 tahun yang lalu (!!!), yaitu di tahun 2001.
Yang lebih menakjubkan lagi, surat tersebut dilampiri juga dengan uang £100 (5 lembar uang £20) untuk membayar ganti rugi 400 batang cigarettes yang dicurinya saat itu.
Demikian isi suratnya.......
Tanpa surat ini, pemilik toko maupun para pembaca kisah ini tidak akan pernah tahu bahwa ternyata pencurinya adalah seorang jobless dan drugs addict yang memiliki hidup sangat semrawut dan berantakan.
Dan melalui surat ini pula kita mendapat informasi bahwa sang pencuri sangat menyesali perbuatannya.
Ia berusaha menata kembali kehidupannya dan butuh waktu 7 tahun untuk mewujudkan mimpi yaitu mengganti segala kerugian yang ditimbulkan perbuatannya di toko tsb.
Kemudian yang terjadi, pemilik toko sangat tersentuh membaca surat permohonan maaf ini dan ia mendonasikan uang £100 tsb untuk charity.
Ada lagi kisah surat yang menyentuh lainnya.
STORY OF LOVE LETTERS
Mungkin nggak banyak yang tahu bahwa mantan presiden US Ronald Reagan benar-benar crazy fallin' love kepada Nancy Reagan istrinya, sampai buku tentang kisah cinta mereka dipublikasikan dalam buku Nancy Reagan
"I Love You, Ronnie".
Dan di dalam buku itu dimuat surat-surat cinta yang ditulis oleh Ronald Reagan ditujukan kepada Nancy.
Saya nggak punya bukunya, tapi beberapa kutipan isi surat cinta Ronnie bisa dibaca di internet.
Kesimpulan saya, mantan presiden AS ini romantiisssss habiiiiisss, dan sangat cintaaaaaaa kepada istrinya. Kok bisa menyimpulkan seperti itu ?
Jelas aja, nggak cukup saying "I love you" tiap bangun tidur, Ronald Reagan menulis surat cinta kepada Nancy rutin.
Sekali lagi rutin ..... alias seriiiing banget.
Bayangkan, surat-surat cinta ini ditulis dari tahun 1950 sampai 1990an
(40 tahun lebih !!!).
Mulai dari jaman Ronald Reagan masih aktor Hollywood, menjadi Gubernur California, bahkan tidak berhenti ketika ia menjadi orang nomer 1 di USA. Can you imagine, di tengah-tengah kesibukan yang puadaaat, masih nyempetin mengekspresikan cintanya.
White House, maupun Air Force One menjadi saksi bisu terhadap gelora cinta sang Presiden.
Ketika sudah tidak lagi menjadi Presiden, tahun 1995 Ronald Reagan di usianya yang ke 84 tahun, didiagnosa menderita penyakit Azheimer.
Penyakit yang dengan pelan tapi pasti merenggut memori dari penderitanya. Sampai akhirnya lupa kepada semua hal yang pernah terjadi dalam hidupnya, lupa semua orang yang dikasihinya, ...termasuk Nancy.
(Yang suka film Korea, ada kisah cinta yang mengharu-biru tentang seorang wanita penderita Alzheimer, "A Moment To Remember", saya guarantee pasti banjir air mata deh nontonnya, khususnya kaum saya).
Ronald Reagan akhirnya kembali kepada PenciptaNya setelah berperang melawan penyakit ini selama 10 tahun.
Banyak orang kagum kepada Nancy yang merawat Reagan dengan penuh kasih sampai akhir hayatnya. Perjuangan yang nggak gampang. Apalagi saat suaminya lupa kepadanya, lupa semua hal manis dan indah yang pernah terjalin di antara mereka. Dan kondisi fisik Reagan semakin merosot, sampai akhirnya lumpuh tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sementara itu, Nancy sebagai eks First Lady masih harus melakukan kegiatan-kegiatan sosial dengan tersenyum, sangat kontras ketika pulang ke rumah harus menghadapi beban berat yang semakin lama semakin bertambah berat.
Apa yang membuat dia bisa bertahan, bahkan ketika suaminya sudah lupa kepadanya, tidak bisa bicara lagi kepadanya?
THE POWER OF HUNDREDS LOVE LETTERS
Saya percaya sekali, ..... ratusan surat cinta dari Ronald Reagan yang ditulis dalam kurun lebih dari 40 tahun menguatkan Nancy.
Reagan memang sudah tidak bisa berkomunikasi lagi, tidak ingat apapun lagi, tapi surat-surat cintanya yang hangat, pasti membuat Nancy bisa tegak berdiri lagi.
Surat-surat itu menggantikan Reagan berbicara.
Surat-surat itu mengingatkan Nancy siapa Reagan sesungguhnya.
Seseorang yang sangat cinta kepadanya.
Saat Nancy letih, tapi ketika membaca kalimat yang pernah ditulis Reagan dalam suratnya "whatever I treasure and enjoy … all would be without meaning if I didn’t have you" membangkitkan semangatnya dan memberikan kekuatan lebih.
"TILL DEATH DO US APART"
Pada hari pemakaman Reagan, setelah bendera di atas peti jenazah dilipat dan diserahkan kepada Nancy, Nancy mencium peti tsb dan jelas terlihat mulutnya mengucapkan, "I love you....".
Mengharukan yah..
Selama ini saya hanya tahu Ronald Reagan adalah Presiden AS dan menderita Alzheimer.
Thanks to his love letters, membawa saya kepada perspektif yang berbeda.
Dan saya belajar lebih lagi tentang cinta.
STORY OF HEAVENS LETTERS
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;
tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.
(Mazmur 19:1-5)
Langit yang tidak bisa berbicara, tidak ada kata dan suara terdengar, tapi firman Tuhan menuliskan langit dan cakrawala menceritakan dan memberitakan kemuliaan Tuhan dan perbuatan tanganNya.
Setiap kita menatap ke langit, memandang alam semesta, walau kita tidak bisa mendengar suaranya, tapi kita dapat membaca betapa besar Tuhan kita, betapa ajaib perbuatanNya, dan betapa tak terselami jalan-jalanNya.
STORY OF CHRIST LETTERS
Kita semua tahu bahwa Alkitab adalah surat cinta dari Tuhan untuk kita semua.
Melalui Alkitab kita tahu bawa Tuhan sangat mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik terjadi dalam hidup kita. Tapi selain Alkitab, Tuhan punya surat yang lain.......
You yourselves are our letter, written on our hearts, known and read by everybody.
(2 Corinthians 3:2, NIV)
You show that you are a letter from Christ, the result of our ministry,
written not with ink but with the Spirit of the living God,
not on tablets of stone but on tablets of human hearts.
(2 Corinthians 3:3, NIV)
We are a letter from Christ. Kita adalah surat dari Tuhan.
Hidup kita dalam Tuhan, apa yang kita alami bersama Tuhan, saat kita belajar melakukan firman Tuhan, belajar memegang janji Tuhan di saat-saat sulit sekalipun, Tuhan menuliskannya sebagai surat dalam hidup kita. Dituliskan bukan dengan tinta yang bisa memudar, bukan di atas kertas yang bisa usang, tapi dituliskan oleh Roh Kudus dalam loh hati kita.
Kenapa Tuhan membuat kita menjadi suratNya? Apa yang Tuhan inginkan?
DON'T FOLD THE LETTER.....PLEASE !
Tuhan ingin kita semua menjadi surat yang terbuka.
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(2 Korintus 3:2)
Menjadi surat yang terbuka supaya dapat dibaca oleh semua orang.
Bagaimana caranya supaya bisa dibaca oleh semua orang?
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku,
aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;
(Mazmur 9:2)
Jangan menutup rapat-rapat apa yang Tuhan perbuat dalam hidup kita.
Mari kita belajar bersaksi, menceritakan segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita.
Friends, udah nggak jamannya lagi kalau yang bisa menyaksikan Firman Tuhan, karya-karya Tuhan hanyalah para Pendeta ataupun Penginjil.
Kita juga bisa menyaksikannya.
Tidak ada yang terlalu kecil untuk diceritakan, bila itu tentang Tuhan.
Lha....., langit dan cakrawala aja, yang nggak bisa berkata-kata, yang suaranya tidak terdengar, berani bersaksi, apalagi kita yang punya segala built-in facility...
GO TELL IT ON THE MOUNTAIN...
Seringkali yang terjadi saat kita mengadakan Komsel, pas giliran kesaksian, kalimat yang paling mudah dan umum untuk diucapkan adalah
"Pass.....pass..... yang lain dulu deh...".
Saya percaya, sebagai anak-anak Tuhan, nggak mungkin Tuhan nggak melakukan sesuatu dalam hidup kita. Pasti sudah banyak surat ilahi yang ditorehkanNya dalam hati kita.
Dan yang Tuhan mau, surat itu bisa dibaca oleh semua orang. Caranya ?
Nggak lain nggak bukan.....BERSAKSI.
Go...go...go... tell it on the mountain.
Bukan hanya ketika kita ada di gunung kemenangan, bahkan saat kita ada di gunung masalah pun, mari belajar bersaksi tentang Tuhan.
Di foto di atas, ada teman saya yang ketika bersaksi, masih menunggu jawaban dari Tuhan. Deraian airmata mengiringi kesaksiannya. Tapi apa yang dia saksikan, keteguhan hatinya untuk tetap mengikut Tuhan, menguatkan dan memberkati semua yang hadir.
Dan saya mau katakan, kehidupan rohani saya saat ini, banyak dibentuk dengan mendengarkan kesaksian teman-teman saya. Ketika mereka bersaksi, sepertinya saya sedang membaca surat kehidupan mereka.
Huruf-huruf mati di dalam Alkitab dibawa kepada realita. Dan realita membuktikan bahwa FirmanNya benar.
Masih berlaku dan akan terus berlaku. Tidak akan pernah berubah.
Terimakasih Tuhan, kalau hidup kami boleh menjadi suratnya Tuhan.
And to all of my friends, let's make our lives as an open letter from Christ, known and read by everybody.
All blessings,
Julita Manik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment