Saturday, March 7, 2009

It's hard to live without piracies, but we have to try...right?

Nggak nyangka kalau artikel sebelumnya tentang piracy, mendatangkan banyak tanggapan, baik di blog ini maupun yang langsung email saya dan di facebook. Pros & cons, dan yang terbanyak yang cons.

Waahhh...saya sampai gemetaran mau buka blog sendiri.
Pada dasarnya saya nggak suka arguing, dan lebih suka mendiamkan saja.
Ketika membaca comment yang masuk di blog download lagu rohani yang sudah ditutup pemiliknya, sangatlah menyedihkan karena sebagian besar comment yang masuk tidak mendukung keputusan blogger yang sudah menyadari kesalahannya. Mereka berusaha membujuk blogger ini untuk membuka kembali blog download tsb.
Melalui tulisan berikut ini (not dealing with the cons), saya mau menguatkan hati teman-teman (paling nggak yang mau mencoba), yang mau memulai hidup tidak memakai barang-barang bajakan.

Ada yang komen ke saya, "Ngapain sounding-sounding anti piracy, apakah kamu bener-bener udah bebas dari produk-produknya?"
Saya tahu saya belum sempurna.
Saya masih belajar hidup tidak menggunakan barang bajakan.
Masih punya banyak kekurangan. Tapi beberapa tahun ini saya sudah mulai bertekad untuk mulai mencoba belajar berjalan dengan benar.
Memang nggak mudah. Tapi saya berusaha mulai dari hal yang paling simpel dan yang paling mudah yang dapat saya lakukan. Yaitu membeli CD atau kaset ori. Saya tahu banyak teman-teman yang seperti saya, yang mulai belajar melakukannya. Nggak langsung giant step, tapi paling nggak ada motivasi untuk memulainya.

Ketika di awal-awal mulai menulis blog ini, saya juga sudah berpikir tentang photo apa yang bisa saya upload dari internet yang tidak bertentangan dengan semangat anti-piracy. Untuk photo memang nggak sejelas album musik. Kalau album musik regulasinya sudah jelas. Jadi yang saya lakukan adalah berusaha menghindari photo-photo yang ada tulisan 'for sale', dan memakai yang general, yang boleh dishare. Tapi kadang-kadang agak abu-abu, nggak jelas apakah ada copyrightnya atau tidak. Sangat memungkinkan ada kesalahan-kesalahan yang saya lakukan, tapi saya berusaha meminimalkannya dalam setiap postingan. Sekali lagi ini bukan bela diri yah... orang Kristen kan dilarang karate, silat, tae kwon do, ntar kemasukan roh... LOL...  just joke.

Saya tahu hidup tanpa produk-produk bajakan itu nggak mudah. Tapi paling nggak mari berusaha melakukannya. Buat teman-teman lain, hargailah teman-teman yang mau belajar melakukannya, even though langkahnya belum sempurna. Jangan dijudge, "ngapain sok-sokan anti-piracy anti-piracy an, gua tahu kok lo masih pake ini...pake itu.."
Anggap saja seperti anak yang baru belajar jalan, langkahnya masih sering jatuh daripada nggaknya. Tapi pelan tapi pasti, anak itu kelak akan mampu berjalan tegak seiring dengan pertambahan umurnya.

GOOD BYE MY VITAMINE !
Setelah bertobat membeli CD palsu, saya mulai meningkatkan target saya. Apa itu? FAKE BRANDED BAG. Wah...itu nggak gampang buat saya.  Seperti kebanyakan wanita yang fashionable lainnya, tas branded (walaupun fake) bagaikan vitamin buat saya. Saat punya tas baru, rasanya hari-hari jadi lebih cerah, dan lebih  semangat gitu loh (haha...yang cowok nggak bakalan ngerti deh nikmatnya).  ITC Mangga Dua Lantai Dasar adalah most favourite shopping place buat saya untuk mendapatkan tas-tas merek yang kualitasnya sangat baik (penjualnya mengatakan 'KW 1'). Segala merk ada di sana, mulai dari LV, Prada, Gucci, Bottega, YSL, Hermes, you name 'em. Dengan katalog yang lengkap, untuk mencek apakah bener mirip sama aslinya. Kan nggak lucu beli tas tapi nggak ada di katalog, ketahuan dong palsunya.
Sampai suatu saat saya berpikir, apa sih tujuannya saya beli tas-tas itu? Supaya keren, trendy, atau kelihatan seperti orang kaya dan diterima dikalangan socialite ?

Perenungan saya semakin dalam, coba aja, pantes nggak sih kalau saya nenteng Birkin Bag nya Hermes (yang aslinya harganya ratusan juta rupiah...man!!!) terus naik mobil yang harganya lebih kecil dari harga tas aslinya?
Orang yang bisa beli tas Hermes asli, tentu kalau punya mobil, udah nggak sekelas yang harga seratusan juta dong, pasti udah yang M-M an.
Kayaknya saya muna' banget deh. Lagian tujuan branded bag itu dibuat, bukan untuk dipakai semua orang kebanyakan, tapi exclusive rich people yang akan bangga sekali memakainya, karena tahu nggak semua orang bisa membelinya. Yaah...semacam life achievement gitu lah.  Dan mereka bukan hanya bersedia membayar mahal untuk itu, tetapi rela masuk waiting list selama 2 tahun untuk memperolehnya. Terus ditambah dengan komentar temen dekat saya waktu baru pulang dari Paris,
"di bandara dicek loh.. kalo ketahuan tas kita palsu bakalan gawat deh."
Tanpa ada yang menceramahi saya panjang lebar, saya menghentikan kebiasaan saya membeli fake branded bag.

Dan tahukah teman-teman kalau menjadi penjual barang-barang bajakan harus punya jantung yang sehat dan kuat?
Hidup mereka nggak nyaman, karena sewaktu-waktu bisa ada sidak dari pihak kepolisian yang memeriksa apakah produk yang mereka jual itu ori atau fake? Bila ternyata ditemukan palsu, mereka akan menderita kerugian yang sangat besar, dan barang-barangnya juga disita.
Bahkan bisa berurusan dengan hukum.

Saya memutuskan untuk menyetop fake vitamine saya itu dan menggantinya dengan yang ori tapi sesuai dengan kemampuan saya. Yaah...beralihlah saya ke merk Guess, Zara, dan yang sekelas dengannya yang sesuai dengan kemampuan saya. Dan saya surprise, ternyata... nggak mengurangi sukacita kok.
Malah lebih bahagia, karena belajar mendengarkan kata hati nurani.
Walaupun demikian, saya nggak pernah ngejudge temen-temen saya yang masih nenteng replika branded bag. Saya mulai pelan-pelan kasi tahu kenapa saya bertindak seperti itu, dan mulai ada loh yang ikutin jejak saya.

I KNOW IT'S NOT EASY ('cause it's happen to me, too)

Nggak gampang hidup tanpa membeli produk yang berbau piracy, karena mereka ada dimana-mana. Lingkungan sepertinya tidak mendukung untuk bersemangat anti-piracy.
Ketika sedang di Beijing, saya ingin membeli oleh-oleh untuk teman-teman saya. Dan ya ampun..... sulit sekali mencari produk bagus dengan harga terjangkau dan ...ori!
Saya diajak ke suatu mall seperti ITC Mangga Dua, dari lantai dasar sampai lantai 5, isinya semua fake product. Pindah ke tempat lain... lagi-lagi fake.


Saya ingin mencari local ori product... susahnya minta ampun.
Everything around are fake.

Akhirnya saya lebih memilih membeli asesoris seperti earrings, necklace yang bener-bener locally made, nggak ada imbuhan merek sama sekali. Supaya hati ini lebih bahagia dan nggak merasa bersalah.


Bener ... nggak gampang belajar hidup benar, but we have to try...my friends. Ada yang email saya dan mengatakan kalau tinggal di luar negeri susah sekali mendapatkan CD Gospel Indo yang ori. Kalau mau kirim dari Indo, ongkos kirimnya muaahhhal banget. Memang susah ya.
Karena hanya sedikit sekali album yang listed di iTunes.
(FYI: album kedua saya "BEAUTIFUL" sudah listed, dan akan diikuti dengan album "INDAH PADA WAKTUNYA"). Saya sangat berharap produser musik Gospel Indo juga lebih antusias lagi listing produk-produknya di iTunes store, supaya win-win solution..toh.  And everybody will happy.

Masih ada beberapa hal lagi yang harus dibereskan dalam hidup saya berkenaan dengan semangat anti-piracy. Saya memilih melakukannya bertahap, tapi setiap tahap saya melakukannya dengan segenap hati dan perenungan yang dalam. Dan ketika saya sudah memutuskan untuk melakukannya, nggak ada bargaining lagi, harus dijalani dengan segenap kekuatan, karena saya nggak mau menghianati keputusan yang sudah saya ambil. 

So...stop judging, tapi mari support teman-teman yang mau melakukannya dengan segenap hati, walaupun belum sempurna.
Yang belum mau, banyak renungkan aja dulu....  kelak mungkin bisa. Pasti.


All Blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>