
Salah satu perayaan Natal yang berkesan adalah merayakannya bersama Pondok Anugrah. Sebenarnya bagi saya ini kunjungan dadakan. Sehabis mengisi di Sabuga 14 Desember, ternyata keesokan harinya ada perayaan Natal di Pondok Anugrah. Saya niatin banget untuk datang, karena adik saya Michael menjadi fulltimer mentor di sana.
FYI: Pondok Anugrah adalah sebuah tempat rehabilitasi yang diketuai oleh Bpk. Pungky. Adik saya Michael sangat bangga sekali bisa mengabdikan dirinya untuk melayani sesama di tempat rehab ini, dan jelas Bpk Pungky yang biasa dipanggil Ko Apung adalah idolanya. Dulu kebanyakan pasien rehab adalah korban drugs, tetapi belakangan ini ada pergeseran, kebanyakan penghuninya dalah orang-orang stress dengan berbagai latar belakang.
Ada yang karena terlalu pinter, ada yang karena bangkrut dan jatuh miskin, ada yang patah hati, ada yang karena disantet, dll. Di sini ada seorang mahasiswa ITB yang stress, dan omongannya selalu membahas Fisika, Matematika. Apapun bentuk pertanyaan kita, jawabannya pasti Fisika, dan Math.
Dulu saya nggak habis pikir, kok bisa yah Ko Apung terbeban dengan mereka. Kan nggak gampang menangani orang stress. Dan perlu dicatat, para mentor hanya mengandalkan kasih , doa, dan Firman Tuhan. Tidak ada tindakan medis di pondok rehab ini.
Dengan rasa ingin tahu yang besar saya datang ke Pondok Anugrah, yang berlokasi di Lembang, dan ini pengalaman pertama kalinya bagi saya.
DILIPUT OLEH SOLUSI LIFE


Ko Apung menjelaskan kenapa hujan tidak berhenti. "7 adalah angka sempurna, Tuhan nggak mau saya sombong dan merasa bahwa ini adalah kehebatan saya kalau hujan berhenti. 6 kali hujan selalu berhenti, dan tahun ke 7 Tuhan tidak menghentikan hujan supaya Tuhan yang selalu ditinggikan atas pelayanan ini."

I WAS A SPIDERMAN

Mujizat masih terjadi. Beliau kini bisa tegak besaksi karena telah mengalami pemulihan.
THE PATIENT

Semua pasien rehab saat itu berseragam kaos hijau, dan untuk membedakan pasien drugs, dan pasien stress, yang stress kepalanya dibotak. Mereka membuat suatu performance bersama, yaitu sama-sama menyanyikan lagunya Sari Simorangkir "Kaulah Harapan".

'Kupandang wajahMu dan berseru...
pertolonganku datang dariMu..
peganglah tanganku...
jangan lepaskan..
Kaulah harapan...
dalam hidupku..'
Saya sangat suka lagu ini, dan sudah nggak terhitung berapa kali menyanyikannya atau mendengar orang lain menyanyikannya. Tapi nggak ada yang lebih menyentuh dari moment yang ada di depan mata saya ini. Yaitu saat mendengar orang-orang yang stress (beberapa dari mereka diabaikan oleh keluarganya) menyanyikan pujian ini sambil mengangkat tangan ke surga. Terasa sekali bahwa mereka nggak punya harapan lain kecuali Yesus. Semoga kalian semua cepat sembuh ya...
THE MENTORS

Ini wajah sebagian mentor yang mengabdikan dirinya melayani orang-orang tang terabaikan. Mereka ini orang-orang yang sungguh teruji keinginannya melayani Tuhan dan sesama. Tidak tergiur oleh uang, atau sesuatu yang lebih prestise. Mereka mengabdikan dirinya di tempat yang sunyi dan dingin di Lembang.
LONG WAITING TESTIMONY

Ini moment yang paling ditunggu-tunggu, yaitu kesaksian Ko Apung.
Konon tim Solusi juga sudah menunggu lama untuk bisa mengabadikan kesaksiannya. Pada dasarnya Ko Apung sendiri ngga keberatan untuk bersaksi, tetapi beliau menunggu persetujuan mamanya, karena bagi keluarga menyaksikan yang beliau alami alah seperti membuka aib keluarga.
Sebelum kenal Tuhan Yesus, Ko Apung adalah seorang bandar judi. Singkat cerita, ia ditangkap, masuk penjara, dan beroleh hukuman yang semakin berat karena tidak bisa mengontrol emosinya saat di persidangan. Merasa stress, mulai ngedrugs sehingga mulai mengalami halusinasi. Beberapa kali mencoba bunuh diri, tetapi tetap tidak mati juga. Setelah keluar dari penjara, sosoknya sudah seperti orang gila, karena kerap mengalami halusinasi. Memakan tanah dan rumput, mengejar orang-orang yang lewat dari depan rumahnya, sampai suatu ketika ada seseorang yang memperkenalkannya pada Tuhan Yesus.
Pertobatannya membawa pemulihan dalam segala hal, dan menjadi cinta mati kepada Tuhan Yesus. Setelah mendengar kesaksiannya, sekarang saya nggak merasa heran kenapa Ko Apung bisa sangat terbeban dan sangat mengasihi orang-orang yang stress dan korban drugs. Karena dulu beliau juga seperti itu, dan Tuhan menyembuhkannya. Sekarang, Ko Apung, yang memilih untuk hidup single, mengabadikan dirinya total untuk orang-orang yang berlatar belakang seperti dirinya dulu.
Perayaan Natal di Pondok Anugrah ini mengajarkan saya banyak hal.
Betapa kasih Tuhan Yesuslah yang mampu memulihkan segala permasalahan kita.
Dan dengan kasih yang Dia berikan, kita bisa menjadi alat yang ampuh di tanganNya untuk menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan.
Doa dan harapan saya, di tahun 2009, saya mau lebih lagi membagi hidup saya dengan orang, supaya lebih banyak lagi orang-orang yang melihat kasih Kristus dan diselamatkan.
SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU 2009.
All Blessings,
Julita Manik