Monday, September 1, 2008

I am on God's Dream Team. Are you..too?




















Kesannya ..iihh...sombong banget..
But if you ask me once again : "Are you really on the dream team of God ?"
And you got the same answer : "Yes, I am."

Bukan karena sombong, ..hm.. tapi memang semua orang yang melayani Tuhan adalah dream teamnya Tuhan.
Sejak akhir tahun -90 an hingga kini saya masih belum bosan melayani Tuhan, dan doa saya seumur hidup saya Tuhan pakai saya sebagai ministerNya.
Alasannya satu saja.
He died for me. Why not I live for Him ?
Bahkan sekalipun saya melayaniNya dengan nyawa menjadi taruhannya,
tidak pernah akan bisa membayar segala perbuatanNya atas hidup saya.
Terlalu mahal harga penebusan yang Yesus bayar untuk hidup saya.
Oleh karena itu saya berikan hidup saya untuk melayaniNya.

Berbeda dengan konsep dream team nya 'dunia', yang adalah kelompok elite, yang berada di garis depan, dan yang berhak menerima pujian dan rewards, God's dream team tidak seperti itu.
Konsep Tuhan memang beda dengan konsep dunia.

Konsep Tuhan : dream team Tuhan adalah semua orang yang terlibat dalam pekerjaan Tuhan.

Apakah ia melayani di mimbar, di bawah mimbar, kelihatan atau tidak kelihatan, ia layak menjadi anggota tim impianNya Tuhan.
Sehingga lirik lagu salah satu boysband Indo yang lagi naik daun '...aku bukan siapa-siapa...' nggak laku di sini.
Kalau kita sudah menyadari konsep Tuhan ini, pasti kita akan melayani Tuhan dengan setia dan bertanggung jawab, apapun bentuk pelayanan kita.

















Konsep dunia : yang menerima praise and rewards adalah orang yang berperan di garis depan. Tuhan sangat bertolak belakang dengan itu.

Konsep Tuhan : prajurit yang berperang dengan prajurit yang menunggu barang-barang di garis belakang menerima upah yang sama.

"...Sebab bagian orang yang tinggal dekat barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang : itu akan dibagi sama-sama."
(1 Samuel 30:24)

Kalau dianalogikan dengan ministry di abad 21 ini, usher, greeters, tim musik, pendoa syafaat, counselor, pengerja/diaken,soundman, multimedia, bahkan yang beres-beres kursi dan peralatan, semua orang-orang yang setia dalam melayani Tuhan, menerima upah yang sama.

Seringkali dalam pelayanan yang terlihat hanyalah orang-orang yang melayani sebagai imam musik dan pengkotbah. Sehingga orang-orang yang melayani di bawah mimbar merasa pelayanannya tidak berarti. Nggak ada apa-apanya dibandingkan imam musik dan pengkotbah. Pelayanan mimbar menjadi pelayanan glamorous, dan yang melayani di bawah mimbar seperti 2nd class ministry. Ohhhhh...itu pemikiran dunia my friends, jangan dibawa-bawa ke kerajaan Tuhan.
Karena pikiran Tuhan nggak seperti itu.
Tuhan sangat menghargai...every single time we dedicate for Him,
apapun bentuk pelayanan kita.

Sewaktu masih mahasiswa, kami pernah mengadakan mission trip ke satu daerah di Sumatra. Wah...mujizat terjadi. Banyak yang disembuhkan.
Yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, dan banyak yang bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
Semua bersukacita... dan nggak lupa photo sana photo sini.

Sepulangnya,....beberapa waktu kemudian, saat melihat-lihat album photo, tiba-tiba salah seorang mahasiswi yang ikut dalam mission trip itu menangis. Kenapa ?
Dia mencurahkan kesedihan hatinya, karena dari berpuluh-puluh lembar photo di album itu, tidak ada satupun photo dirinya dan teman-temannya

sekelompok. Mereka melayani sebagai pendoa syafaat yang mendoakan dengan tekun setiap acara KKR yang akhirnya berlangsung dengan sukses. Dan pendoa luput dari perhatian, karena mereka melayani di tempat yang 'tidak kelihatan'.
Tidak seperti WL, singers, pemusik, pengkotbah yang semua ada di panggung, dan selalu menjadi obyek jepretan kamera.
Saya percaya teman saya ini menangis bukan karena photo semata, tapi karena merasa pelayanan pendoa kurang dihargai dibanding pelayanan lain.

Apa boleh buat, camera man masih manusia, masih melihat hal-hal di depan mata (kita juga sering seperti itu kan ?)
Tapi kita bersyukur punya Tuhan yang tidak sama dengan manusia, yang melihat jauh ke dalam hati (artikel : "For The Lord Sees Not As Man Sees"). Saya percaya walau di bumi tidak ada satu orangpun yang mengabadikan teman saya ini, tapi kelak di surga dia akan lihat album photo yang penuh dengan photo dirinya saat sedang berdoa di ruang yang sepi, karena Tuhan mengingat semua jerih payahnya.


YESUS MENGABADIKAN SEMUANYA, di Book Of Life.

















Saya percaya, bukan hanya nama kita yang terukir dalam Kitab Kehidupan, tapi semua yang kita lakukan untuk Tuhan, akan diabadikan semuanya
dalam Kitab Kehidupan.
Semua yang kita lakukan, bahkan untuk saudara kita yang paling hina sekalipun, akan diabadikan dalam Kitab Kehidupan.
Segala pelayanan yang kita lakukan, bahkan yang paling kecil sekalipun,
yang luput dari perhatian manusia, tidak luput dari perhatian Tuhan.
Ia mengabadikannya dalam Kitab Kehidupan.

Mari kita serius dengan bagian pelayanan yang dipercayakan kepada kita.
Saya seorang Worship Leader, dan saya serius dengan pelayanan saya.
Mulai dengan membuat songslist, berlatih dengan tim musik dan singers, berdoa, tak lupa juga saat tidak melayani belajar dan menghafalkan buaanyak lagu-lagu baru, beli CD lagu-lagu Praise & Worship (hmmm...tentunya bukan yang bajakan yah..), pokoknya saya serius menginvestasikan hidup saya dalam ministry yang Tuhan percayakan.

Kalau kita seorang usher dan greeter, mari mempersiapkan pelayanan jauh sebelum kita berdiri di hari-H menyalami dan menyambut jemaat.
Jauh sebelumnya mari belajar menghafalkan nama-nama jemaat, berdoa bagi nama-nama itu, merawat diri dengan baik sehingga punya performance yang enak dilihat, berpakaian rapi, yang semuanya kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan.

Pelayanan mimbar memang menuntut persiapan extra karena ini pelayanan yang kelihatan, dan menjadi fokus perhatian semua orang.
Sebaliknya yang melayani di bawah mimbar tidak kelihatan, sehingga sering tidak serius memperiapkannya. "Ahhhh....tidak ada yang perhatikan ini..."
Teman-teman, walau kita melayani bukan di mimbar, mari mempersiapkannya seperti orang-orang yang melayani di mimbar.
Melayani di bawah mimbar bukan berarti melakukannya dengan asal-asalan.
Berikan pelayanan 1st Class Service.

Jauh sebelum menjadi WL, saat masih berkuliah dan melayani
di PD Mahasiswa, saya bertugas dengan beberapa teman-teman untuk mengurus perlengkapan pelayanan. Mulai dari membawa alat-alat tsb ke tempat kebaktian yang diadakan tiap hari Sabtu, membersihkan lantai (karena kami menggunakan tikar), dan selesai kebaktian membereskannya kembali.
Tapi karena mengerti semuanya itu adalah untuk Tuhan, kami melakukannya dengan segenap hati, tulus dan gembira. Begitu bangga dan bahagia dilayakkan untuk melayani Tuhan, sehingga perasaan yang saya miliki saat itu nggak kalah dengan yang saya miliki saat ini saat melayani di mimbar. Karena bagi saya yang terpenting adalah : bukan 'apa' yang saya lakukan, tapi 'untuk siapa' saya melakukannya.

Beberapa waktu lalu, saat sedang melayani di satu kota di Jawa Tengah,
saya terkesan sekali kepada pemandu multimedianya. Untuk kelancaran kebaktian yang dimulai dari jam 6 pagi, ia sudah hadir di gereja jam 4 pagi.
Nggak heran kalau tayangan multimedianya, mulai dari lirik lagu, gambar-gambar dan video clip yang menyertai tidak ada yang missed. All perfect.
Dia mempersiapkannya seperti persiapan orang-orang yang melayani di mimbar. He gives the 1st Class Service.
Dan yang dia lakukan ini, bagi saya adalah hal yang langka, karena saya sering melayani di berbagai tempat di Jakarta, dimana multimedianya sering membuat bingung jemaat karena lirik lagu yang terlambat keluar.








Adakah di antara teman-teman yang belum bergabung dalam team impian Tuhan ?
Jangan tunda-tunda lagi, come on...get on God's dream team.
Karena ladang-ladang sudah menguning, dan pekerja sedikit........


Apapun bentuk pelayanan kita, besar ataupun kecil, yuuukk....
melayani dengan tersenyum.
Let's give 1st Class Service, karena kita sedang melayani Raja segala raja, Tuhan segala tuan. And remember...
you are a part of God's dream team.




All blessings,

Julita

1 comment:

  1. sy di surabaya bagaimana supaya bisa beli onlen album 2008 yg ada Rudy Tan nya :)

    ReplyDelete



<br><br>



<br><br>