Friday, July 25, 2008

Renungan Di Hari Ulang Tahun





















"......kata mereka diriku s'lalu dimanja.....
.......kata mereka diriku s'lalu ditimang.....
.......oh bunda ada dan tiada dirimu.......
.......kan selalu ada di dalam hatiku.........."


Hari ini saya genap 42 tahun.
Pagi ini nggak seperti biasanya, saya nggak dihadiahi lagu terpopuler sejagad raya "Happy birthday to you".
Pagi ini lain dari biasanya.
Anak-anak saya menyanyikan lagu Bunda karya Melly Goeslaw, sambil menitikkan airmata.
Menjadi the most precious gift yang saya terima di hari ulangtahun.
Kedua buah hati saya menyanyikan secara acapella, dengan arransemen dan harmoni vokal yang bagus sekali, yang semuanya home-made (they did it, and this is the first time I realized they got the talent !!).
Saya nggak tahu kapan mereka latihan, pasti diam-diam berlatih supaya bisa memberikan surprise. Mereka mengatakan nggak bisa membeli kado yang mahal, hanya bisa memberikan nyanyian. Ohhh...hati bunda mana yang tidak tersentuh mendengarnya.

Lirik lagunya memang deep banget. Sepertinya sangat mewakili perasaan anak sulung saya yang mulai menginjak remaja. Generation gap membuat kami sering berbenturan. Si sulung sering berkata kalau mamanya nggak sayang padanya dan pilih-pilih kasih. Tapi di hari ulang tahun ini, ia menyanyikan lagu ini sepenuh hati, dengan airmata yang membanjiri wajahnya. Saya terharu sekali dan memeluk mereka.
Belakangan ini saya banyak introspeksi diri dan banyak belajar bagaimana menjadi orangtua yang lebih baik. Saya dan suami masih manusia biasa, masih banyak kesalahan.
Tapi bersyukur kami punya Tuhan yang luar biasa, yang mengguide kami day by day, supaya bisa menjadi orangtua yang dibanggakan anak-anaknya.

Di ulangtahun ini saya memberi kado untuk Tuhan Yesus.
Saya memberanikan diri take bigger responsibility dalam melayaniNya.

Kemarin malam, 24 Juli 2008, saya dan teman-teman saya Tini, Venesia, Mimi,
(juga ada Irwan Alexander, dan Eka Deli) ditahbiskan menjadi Pendeta Pembantu (Pdp) di Sidang Majelis Daerah BPD-GBI Jakarta.
Beberapa kali kesempatan ini pernah ditawarkan oleh gembala saya, tapi saya menolaknya.


Saya berpikir melayani Tuhan itu kan dengan 'hati', tidak butuh gelar kependetaan. Tapi belakangan ini saya mulai membuka pikiran saya.
Gelar Pdp bukan sesuatu yang membuat saya menjadi lebih prestise, itu salah sekali. Dan jauhlah daripada saya melayani Tuhan untuk mengejar hal itu.
Justru gelar itu menambah beban tanggung jawab di pundak saya untuk melayani lebih lagi.

Beyond my limit.














Kesempatan ini saya jadikan challenge untuk memaksa saya dan mengeluarkan saya dari limit yang saya miliki. Mungkin selama ini saya merasa sudah melayani dengan baik, tapi pasti belum yang terbaik.
Saya butuh sesuatu yang bisa memaksa saya untuk memberi yang lebih baik.
Salah satunya adalah dengan memberi diri menjadi Pendeta pembantu.
Saya sering mengucapkan janji kepada Tuhan, dan sering pula saya yang melanggarnya. Karena tidak ada partner kasat mata yang mengawasi saya. Hanya diri saya sendiri.
Sekarang beda. Bukan hanya saya, tetapi banyak orang, dan Tata Tertib denominasi Gereja yang harus saya taati. Saya memberi diri saya untuk mendisiplinkan diri sesuai dengan aturan-aturan yang sudah saya terima.
Dan dalam pentahbisan saya berjanji untuk melakukannya.
I need partner to push me working harder. I can not do it alone.


Ini kado saya buat Tuhan Yesus. Selama ini saya sudah banyak terima kado dariNya. Sekarang gantian saya dong yang beri kado.
Bigger responsibility, bigger compassion, and doing that beyond my limit.

Happy birthday to me.


All blessings,

Julita

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>