Thursday, November 15, 2007

From Beijing With Love, part one







Ni hao..... hari Kamis yang lalu 8 November 2007, me & my beloved husband baru balik dari Beijing. Kami berada di sana selama 1 minggu, dan pengalaman di sana sangat memperkaya batin saya. Bener loh.... Di imigrasi aja saya sudah sangat tercengang2...karena selama ini saya banyak mendengar berita2 yang cukup seram (sampai saya gak berani bawa banyak CD Beautiful, --hanya beberapa untuk anak2 Tuhan di sana--....hahaha...karena takut ketahuan & dideportasi). Ternyata everyone is so nice...dan dengan mudah keluar dari imigrasi. Sekeluar dari bandara...mulut semakin susah mengatup...ck..ck..ck..karena terkagum-kagum dengan kemajuan kota Beijing.

Menurut Emmy & Awi (they have been lived in Beijing 7 years), kalau 1 bulan aja gak liat Beijing, pasti kaget... karena sudah ada 1 new high rise building yang tiba-tiba muncul. Pembangunan begitu pesat dan pekerja-pekerjanya begitu giat. Bayangkan saja...waktu melewati new olympic stadium yang sedang dalam penyelesaian pembangunan (FYI : Beijing adalah tuan rumah olimpiade 2008)...kami melihat ada pekerja-pekerja yang masih bekerja di roof top...dengan cuaca bertemperatur sekitar 15 derajat Celcius...can you imagine that?? Nah...yang mau share adalah pengalaman melayani di sana. Hari Minggu, 4 Nov.2007, saya dan suami (Binsar Sitorus) split.

Binsar melayani di Beijing GANG (I know what's on your mind, but...jangan membayangkan ini kelompok mafia yah...GANG itu singkatan dari God Anointed New generation). Binsar experience bisa dibaca di blognya Binsar : http://www.binsarsitorus.blogspot.com/. Mau lihat yang namanya sate kalajengking? Dan sate lainnya dari hewan-hewan yang tak terbayangkan? Buruan lihat di blognya Binsar yah...

Saya melayani di IFGF GISI Beijing. Jam 9.30 saya dijemput dan dibawa ke suatu gedung. Semua jemaatnya mahasiswa Indonesia yang sedang study di beberapa university di sana. And....full house loh. Mereka semua yang urus, dari angkat2 peralatan sound system & alat-alat musik. Bener-bener harus bayar harga...apalagi di udara yang sangat dingin, harus bangun pagi-pagi (saat orang2 lain masih tidur di balik selimut tebal....), betul kan....kadang-kadang kalau di Indo mulai musimnya turun hujan, hmmm....suara air hujan yang rintik-rintik sampai suara hujan yang deras seringkali membulatkan tekad kita untuk tidur... lebih lamaaaa lagi....

Yang menggembalakan anak-anak muda yang luar biasa ini adalah Ps. TaWe (orangnya semangat sekali...salut yah Pastur..), dan hari itu juga mereka akan membuka kebaktian baru di KBRI jam 5 sore. Luar biasa....

Ibadah dimulai jam 10 pagi, dimulai dengan doa dari pendoa syafaat muda yang sangat semangat sekali melayani Tuhan. Ada suatu perasaan lain mengalir dalam diri saya, membayangkan saat ini saya sedang beribadah di negara yang sangat sulit untuk memberikan ijin bagi gereja. Mungkin kalian sudah banyak dengar underground church kan? Itu sebutan untuk gereja lokal (native) yang sembunyi-sembunyi melangsungkan ibadahnya. Kalau gereja yang saya kunjungi sekarang, lebih bersifat gereja non native yang tidak terdaftar di pemerintah. Karena kalau terdaftar, maka doktrin pengajarannya diawasi dengan ketat, dan tidak boleh mengajarkan cinta kepada Yesus lebih dari cinta kepada negara. Sehingga anak2 Indo di sana ketika ditanya "Hari Minggu mau kemana?" Jawabnya tidak boleh "Mau ke Gereja la yauw...". Karena dengan cepat informasi ini akan sampai ke para intel dan gereja akan digerebek. Jadi hari Minggu kesannya "itu acara gathering buat orang2 Indo...".

Melihat semangat mereka melayani, saya jadi teringat masa-masa saya masih mahasiswa. Semua dikerjakan bersama teman-teman, mulai dari beres-beres ruangan, alat-alat musik, dan lain-lain. Tidak pernah mengeluh dan melakukannya dengan semangat. Yah...semangat kasih mula-mula kepada Yesus.

Seiring dengan perjalanan waktu, dalam hidup yang semakin diberkati (karir & finansial), sekarang keadaan menjadi lebih mudah (urusan beres-beres kursi, alat musik, dll sudah tidak perlu dikerjakan lagi, karena sudah ada yang menangani) tapi ternyata tanpa disadari semangat
kasih mula-mula itu mulai memudar. Datang terlambat mulai menjadi hal yang biasa (I did it and sometimes still do it...ampuni saya Tuhan...), dan kalau tidak aware lama-lama kita mulai merasa tawar dalam melayani Tuhan.

Karena itu, pengalaman selama di sana melihat anak-anak muda melayani Tuhan, saya merasa direfresh kembali. Untuk kembali melakukan hal-hal yang semula saya lakukan. Melakukannya dengan segenap hati, dan dengan kasih yang meluap-luap untuk Tuhan Yesus. Semoga tulisan ini merefresh all of you my friends, "mari kita lakukan lagi apa yang semula kita lakukan di dalan Tuhan".

God bless,
Julita

No comments:

Post a Comment



<br><br>



<br><br>