Wednesday, April 22, 2009

Don't Judge a Book by Its Cover




















Arti dari judul di atas adalah:
"JANGAN MENILAI SESEORANG DARI TAMPILAN LUARNYA."

Bukankah itu adalah habit manusia?
Menilai seseorang dari tampilan luar membuat banyak orang salah langkah dalam kehidupannya. Banyak testi yang menceritakan terkecoh dengan penampilan luar, sehingga ditipu dalam bisnis.
Penampilan meyakinkan, dikirain pengusaha beneran, taunya semuanya bohong, dan sejumlah uang pun dilarikan.
Ditipu saat memilih pasangan hidup, dikirain pemuda kaya raya, gonta ganti mobil saat ngapel, eh taunya waktu PDKT pinjem mobil yang lagi dititip di showroom. Sudah terlanjur married ....hanya bisa menangisi nasib ...

Sebaliknya, kita kehilangan kesempatan diberkati, saat terkecoh dengan penampilan luar yang biasa-biasa dari seseorang.
Saat pengkhotbah yang akan menyampaikan Firman Tuhan bukanlah seseorang yang terkenal, kita nggak membuka hati sepenuhnya, padahal dia punya pengalaman hidup yang luar biasa dengan Tuhan.
Demikian juga bila terpengaruh dengan penampilan luar membuat kehilangan kesempatan mengambil keputusan yang baik.
Dan hampir saja ini terjadi di Britain's Got Talent  episode  11 April 2009 (acara sejenis dengan America's Got Talent) yang ditayangkan di Inggris. Yang membedakan acara ini dengan American Idol, peserta menampilkan aneka talent, tidak hanya menyanyi, bisa juga dancing, comedy, sulap, dll, dan tidak ada batasan umur. Yang penting special talent.


SHE's an EXTRAORDINARY SINGER!!!
Maksudnya extraordinary disini bukanlah pujian, tapi cemoohan.
Karena gambaran seorang penyanyi sangatlah jauh dari penampilan luar SUSAN BOYLE. Teman-teman bisa lihat sendiri, umur yang sudah tua (untuk memulai karir di musik, 47 tahun). Gendut pula, ... lihat saja dagunya yang berlipat. Diperburuk dengan rambut keriting yang jauh dari gambaran sentuhan hair stylist plus bonus alis yang sangat tebal bagaikan alis Leonid Brezhnev, mantan Presiden Uni Sovyet. Dan lengkap sudah gambaran 'ugly' dengan penampilan baju yang sangat out of fashion. Dan Susan Boyle dengan berani  mendaftarkan dirinya sebagai peserta Britain's Got Talent.
Mungkin mayoritas orang akan berteriak "gila.... PD banget... udah ngaca belum?.... Tahu diri dikit 'napa sih??? Bikin capek juri aja"

Dengan kepala tegak Susan melangkah ke stage, dan siap untuk ditanya-tanya juri. OMG !!... menjawab pertanyaan juri aja nggak lancar. Simon Cowell (juri yang paling killer) bertanya "Berapa umurmu?" Jawaban "47 tahun" membuat seluruh penonton yang hadir bergumam "ooooohh....".

Dan tayangan televisi menunjukkan betapa hampir semua orang di ruangan itu sinis dan mencibir kepadanya. Termasuk ke 3 juri, yang sepertinya berniat mendengarkan Susan bernyanyi dengan setengah hati.
Everybody judge Susan by her performance.


SHE HAS A DREAM !!!


















Susan menyanyikan "I DREAMED A DREAM" dari Les Miserables.
Begitu intro musik yang bak orkestra mengalun.... Susan mulai membuka mulutnya..

 "I dreamed a dream in time gone by
When hope was high and life worth living
I dreamed that love would never die
I dreamed that God would be forgiving
.....

I had a dream my life would be
So different from the hell I'm living
So different now from what it seemed
Now life has killed the dream I dreamed"


Tiba-tiba seisi ruangan terdiam. Terkesima. Terpukau. Tanpa kecuali. Penonton dan ke 3 juri hanya bisa mengangakan mulutnya.
Ternyata dibalik penampilan luar Susan yang 'buruk' tersimpan vocal yang luar biasa bening dan indah. Senyuman yang mencibir berganti menjadi mulut yang terbuka karena terperanjat. Speechless.
Oh my God.... oh my God... it's so beautiful.

Susan menuai standing ovation tidak hanya dari penonton yang tadinya sinis kepadanya, tapi juga dari ke 3 juri yang sulit untuk ditaklukkan dengan a so-so talent.


Ketika dievaluasi oleh juri, Piers Morgan berkata bahwa penampilan Susan Boyle adalah kejutan terbesar yang pernah dialaminya dalam talent show ini.

Amanda Holden, .... sepanjang lagu dinyanyikan hanya bisa mengangkat tangan dan melongo, dengan jujur berterus terang bahwa dia juga termausk orang yang sinis terhadap kemampuan Susan. Dan kini Amanda berkata "it's a complete privilege" dapat menyaksikan Susan bernyanyi di acara talent show ini.

Simon Cowell yang sangat jarang memuji (teman-teman pasti sudah familiar dengan komentar-komentar pedasnya di American Idol) mengakui bahwa ucapannya di awal sebelum Susan menyanyi adalah benar. Susan memang extraordinary. Susan sungguh luarbiasa. Tapi bukan luarbiasa buruknya, melainkan luarbiasa baiknya.

Hmmm... pinter ngeles juga yah si Simon..
And Susan got 3  biggest YES !!!  from all the judges.
Dan dapat melanjutkan perjuangannya ke babak berikutnya.



SHE GOT BIG HIT ON YOUTUBE !!!















Ketika menyaksikan klip Susan di YouTube, sepanjang lagu bulu kuduk saya berdiri, dan di ujung lagunya, saya lupa kalau saya sedang berada di depan laptop, ... saya bertepuk tangan untuk Susan, dan saya juga mau standing ovation untuknya. Sungguh loh... menyaksikan Susan bernyanyi dari awal sampai akhir membuat hati saya berdebar dan berkobar.
God... she's really amazing.
Pasti ada sesuatu yang istimewa tentang Susan, menghasilkan penampilan yang sangat spektakuler dan  membuat orang lupa akan penampilan luarnya yang sangatlah tidak istimewa.
Bahkan seorang Demi Moore pun menangis  melihatnya di YouTube.
Seminggu sebelum penampilannya, Susan hanya seorang yang tidak terkenal dan tidak punya pekerjaan, tinggal sendirian di pedesaan kecil di Scotland, ditemani kucingnya Pebbles. Dan sekarang?
Bak seorang superstar yang sanggup membuat Demi Moore sampai berkata bahwa ia adalah salah seorang fans terbesar Susan.

Ingin tahu fenomena yang lebih dahsyat lagi?
Kecanggihan teknologi membuat klip Susan disaksikan orang sejagad raya.
48 jam setelah penampilannya, sudah 4 juta orang yang menyaksikannya di YouTube. Dan ketika saya melihatnya, saya tercatat sebagai orang yang mendekati angka ke 18 juta yang menyaksikannya. Dan sekarang dikatakan sudah hampir 100 juta orang menontonnya di YouTube.
Bandingkan dengan 18 juta orang yang menonton victory speech Obama di hari inaugurasinya. Bukankah ini sangat fenomenal? Semua orang dengan rajin menshare video ini ke teman-teman mereka di jejaring dunia maya.
Dan lihatlah di bagian comment mereka, betapa banyak orang yang beroleh pengharapan lewat penampilan Susan.  Impossible is nothing. 

Saya merenungkan kembali. Mungkin banyak orang bisa bernyanyi lebih baik dari Susan (saya amati di bagian akhir, suaranya agak goyang, kurang perfect), lebih muda, lebih menarik, tapi belum tentu menghasilkan fenomena seperti Susan.
Dalam Tuhan kita mengenal 'apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai'.
Saya berpikir keras, apa yang Susan tabur dalam hidupnya sehingga dia menuai hasil yang sangat luarbiasa dalam hidupnya ?
God.... saya harus tulis sesuatu tentang Susan. Dan saya pun menggoogle semua informasi tentang Susan.

Tampilan di layar TV saat ia menyanyi adalah:
"SUSAN BOYLE"
unemployed, 47 years


Itu kalau kita menjudge buku dari sampul luarnya.
Tapi bila kita membacanya dulu, baru memberikan penilaian?
INI YANG SAYA BACA DARI "BUKU KEHIDUPAN" SUSAN.

* Susan adalah seorang pengangguran, dan berumur tidak muda lagi.
Dia adalah seorang churchgoer yang taat, dan melayani sebagai volunteer di gerejanya. Banyak orang yang melihat dia sebagai pengangguran, tapi saya percaya seorang yang bekerja sukarela melayani Tuhan di rumah Tuhan, di mata Tuhan bukanlah seorang pengangguran. Dan Tuhan berjanji tidak pernah menahan upah dari orang yang layak menerimanya.
"Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia."
(Maleakhi 3:17)


* Dari dulu Susan bermimpi menjadi seorang penyanyi profesional, tetapi ia tidak dapat mewujudkannya. Terjadi penundaan. Kenapa?
Karena ia mendedikasikan hidupnya untuk merawat ibunya yang sudah tua. Sehingga ia hanya bisa membatasi penampilan menyanyinya hanya di gereja sebagai anggota choir, dan di karaoke. Padahal menurut saya itu budaya yang tidak lazim di dunia Barat yang sangat individual, yang biasa mengirim orang tua mereka yang sudah lanjut usia ke panti jompo.
Saya percaya Susan mengebelakangkan keinginannya menjadi penyanyi profesional yang didambakannya karena mengasihi dan ingin berbakti kepada orang tuanya.
Firman Tuhan berkata, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu lebih buruk dari orang yang tidak beriman."
(1 Timotius 5:8)


* Susan mengikuti talent show ini karena ingin memenuhi pesan & harapan ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Ibunya, Bridget, ingin Susan melakukan sesuatu dalam hidupnya.
Susan memenuhi pesan ibunya karena ia menghormatinya.
"Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu."
(Keluaran 20:12)


Tuhan tidak pernah berhutang kepada orang yang melakukan kebenaran firmanNya. Dan itu terbukti kan?
Susan sendiri tidak pernah menyesal dengan apa yang dilakukannya sebelumnya dalam hidupnya, walaupun ia mengalami penundaan puluhan tahun.
Susan percaya bahwa umurnya yang sudah matang dan pengalaman hidupnya adalah assetnya yang terbesar. Semua yang sudah dia lalui dalam hidupnya memberikan iman dalam kemampuannya.
Dan ia berkata “I think I am ready for it.”
Saat ia ready, dan bernyanyi di Britain's Got Talent, sebenarnya Susan sedang MENYANYIKAN KEHIDUPANNYA. "I dreamed a dream" adalah nyanyian tentang mimpi-mimpinya yang tertunda  dan harapan-harapannya.
Itu yang menyebabkan penampilannya saat itu berbeda dari yang lain.
Memukau semua orang dalam ruangan itu, dan memukau setiap orang yang menyaksikan videonya, termasuk saya. 













You see.... apa yang Susan tabur itu yang Susan tuai.
Di balik kemuliaan besar yang dia terima sekarang pasti ada penderitaan besar sebelumnya. (Sanggupkah teman-teman membayangkan seseorang yang unknown before mendadak 5x lebih populer dibanding Presiden Obama di YouTube dalam tempo seketika? Dan kelipatan ini kemungkinan akan semakin bertambah.)

Seperti yang Susan katakan, apa yang dia alami dalam hidupnya, segala penderitaan dan penundaan membuat imannya semakin bertambah.
Dan Tuhan yang besar memang sanggup mewujudkan mimpinya,
yang bagi orang lain adalah impossible.
Terbiasa dicemooh sejak masa kecil, (bahkan sampai menjelang
menyanyi I Dreamed A Dream di pentas Britain's Got Talent dia masih mengalaminya), tidak mengurungkan niatnya untuk mewujudkan mimpinya.
Bahkan baru-baru ini terungkap, 2 bulan yang lalu, bulan February 2009, Susan ditolak oleh pimpinan choir Cantilena Choir di Livingston, saat ia ingin bergabung. Saat ini sang pemimpin choir hanya bisa berkata, "It was a shock when I saw her on the television.


HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN HIS TIME



















Semuanya memang indah pada waktuNya.
Kalau Susan diterima di choir tersebut, mungkin Susan tidak akan pernah menjadi fenomena yang menginspirasi banyak orang.
Dua bulan lalu mungkin Susan masih bersedih karena penolakan itu, tetapi sekarang hidupnya bak selebriti. Rumahnya tidak pernah sepi dari fans dan media televisi yang seperti berlomba untuk mewawancarainya. 
When the time comes, tidak ada satupun yang bisa menghalanginya.

Banyak orang termasuk saya yang dikuatkan melalui kesaksian ini.
Dan pengenalan saya akan Tuhan juga semakin bertambah melalui kejadian yang tidak biasa ini.
Besar harapan saya, teman-teman yang sedang mengalami penundaan,
yang sedang merasa mimpinya tidak bisa diwujudkan lagi, kembali bangkit dan berharap lagi.

We'll wait until the time comes....
Kalau Susan Boyle bisa.... saya juga bisa. Amen.


All Blessings,

Julita Manik

Thursday, April 16, 2009

The Law of Balance



















Tuhan itu suka dengan keseimbangan.
Baik itu di angkasa, di atas bumi, di dalam laut, semua harus berjalan dalam keseimbangan. Ada sistem yang teratur berjalan di alam semesta ini,
supaya semuanya selalu berada dalam harmony. Nggak percaya???
Baca aja buku-buku atau liputan biologi atau lingkungan hidup.
Bila terjadi ketidakseimbangan atas segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, akan terjadi hal-hal yang buruk. Ketidakseimbangan dalam tubuh manusia, akan menyebabkan sakit penyakit, ketidakseimbangan dalam bumi akan menyebabkan bencana alam, global warming, kelaparan, dsb.
Demikian juga dalam menyikapi hidup ini, harus ada dalam keseimbangan.


Saya pernah menjalani hidup yang tidak seimbang, dan hampir saja masa depan saya hancur berantakan.
Saya ingat waktu itu, saya masih mahasiswa, dan mengalami fall in love for the first time dengan Tuhan Yesus. Bener-bener mabuk cinta. Rasanya tiap hari mau ikut PD terus, mau pelayanan terusss.... nggak ada puasnya.
Maunya more...and more... and more of Him.

Saat masih ada jadwal kuliah, nggak ada masalah. Karena kuliah kan wajib datang yaah, dan anak Tuhan nggak pake acara titip absen dong.
Jadi masa perkuliahan saya selesai tepat waktu. Yang menjadi problem saat akan tulis skripsi, kan sesuka hati tuh ngatur waktunya.
Nah... saat itu ketidakseimbangan memberi pengaruh yang buruk dalam hidup saya. Bayangkan waktu kuliah 4,5 tahun mulur....hampir 8 tahun.
Ngapain aja saya dalam 3,5 tahun sisanya?
Bukan karena otak saya lemot loh... haha... gini-gini sejak SD saya langganan juara kelas.. (hmmm... boleh dong bangga dikit..).
Ya begitulah, akhirnya... telat jadi sarjana karena pelayanan terus.
Apalagi waktu itu yang bisa main keyboard di pelayanan sedikit sekali, jadi saya diajak terus pelayanan ke sana kemari, yang semuanya saya sanggupi. Teman-teman yang datang memperingatkan saya, tidak saya gubris.

Sampai yang bisa menghentikan saya adalah surat panggilan dari Rektorat yang mengultimatum, jikalau nggak selesai dalam 1 semester berikut, akan di DROP OUT !!!
Dan yang lebih parah lagi, karena saya nggak pernah datang lagi ke kampus, saya nggak tahu ada surat  teguran dari Rektor.
Puji Tuhan, Dia baik, sangat baik.
Tuhan nggak mau saya masuk list orang-orang yang DO dari sekolah.
Tuhan menggerakkan seorang teman saya, yang dengan susah payah mencari tahu alamat saya dan memberikan surat tersebut (maklum status anak kost, membuat saya bolak-balik pindah alamat).
Kaget?? Pasti... Bagaikan disambar geledek dan menyadari betapa fatal dampak dari ketidakpedulian saya terhadap sekolah.

















Langsung saya ngebut kerjain skripsi...dan akhirnya lulus juga.
Hampir saja saya nggak bisa memakai baju toga yang sangat diidam-idamkan semua mahasiwa... Hampir saja saya mengecewakan orang tua saya yang susah payah membiayai sekolah saya. Hampir saja saya menjadi teladan buruk bagi generasi muda yang kelak akan saya layani. 
Apakah salah melayani Tuhan? Nggak salah.
Yang salah adalah pola hidup yang tidak seimbang.


Saya punya kerabat, seorang wanita yang sangat gigih melayani Tuhan tetapi mengabaikan keluarganya. Ketika anak-anaknya masih kecil, memang sepertinya tidak terjadi apa-apa. Tapi OMG... saat anak-anaknya menjadi besar, saya melihat banyak kekacauan yang terjadi di tengah-tengah keluarga ini. Hampir semua kehidupan anak-anaknya hancur berantakan, karena dari kecil diabaikan oleh ibunya. Dan hidup ini tidak bisa direwind kan? Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai.

Saya tahu saat ini ada banyak anak Tuhan yang berpikir adalah benar melayani Tuhan dengan giat, kemudian tidak menyelesaikan study, melalaikan pekerjaan, atau rumah tangga.
My friends, semuanya itu salah besar. Itu tipu daya iblis yang ingin mencuri, membunuh dan membinasakan.


KESEIMBANGAN: HARI-HARI 




Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
(Mazmur 90:15)




Kalau Daud masih memohon Tuhan untuk menyeimbangkan suka dan duka yang dialaminya, maka anaknya, Salomo, yang terkenal dengan hikmatnya yang luar biasa, sangat mengerti bahwa hari-hari yang berjalan dalam hidup kita sudah diatur Tuhan sehingga ada dalam keseimbangan. Salomo menyimpulkannya sebagai "Segala sesuatu ada waktunya", Pengkhotbah 3.
Hari nggak selamanya kan hujan, ada panasnya juga.
Nggak selalu sedih, ada senangnya juga.


"Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam,...
ada waktu untuk untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ...
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi, ...

dan seterusnya..

Jadi kalau sekarang kita lagi 'sedih, lagi rugi, lagi menangis', percayalah semuanya akan seimbang dengan 'senang, tertawa, dan keuntungan' yang akan kita terima dan alami. Karena Tuhan sudah menjanjikan semuanya akan indah pada waktuNya.
Udah jelas yah janji Tuhan,.... 'indah'.... bukan 'buruk'.


KESEIMBANGAN: MEMBERI DAN MENERIMA














...kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan:
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.
(Kisah 20:35)



Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian:

"Haruslah engkau membuka tanganmu lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu."
(Ulangan 15:11)



Manusia pada dasarnya cenderung egois, dan sulit untuk memberi.
"Lho... siapa suruh nggak mau kerja keras?
Dasarnya sih malas, makanya sedikit berkat. Masa saya harus berbagi hasil kerja keras saya dengan orang lain?
Terus, .... ntar mereka keenakan dong, nggak mau usaha, .... hanya mengandalkan pemberian orang lain? Nggak fair dong???"


Mungkin kalimat-kalimat itu sering muncul dalam benak kita saat ada saudara seiman yang butuh pertolongan. Dan percayalah, gereja nggak akan pernah sepi dari permohonan bantuan dari yang kekurangan. Bahkan ada beberapa orang yang punya motif buruk saat datang ke gereja, untuk memanfaatkan compassion yang dimiliki anak-anak Tuhan.

Saya diteguhkan tentang memberi dan menerima ini dari ayat berikut. Sehingga saya melakukannya tidak semata mengejar berkat besar dibalik 'terlebih berkat memberi dari menerima', tetapi juga supaya ada keseimbangan di antara orang-orang yang percaya.

Sebab kamu dibebani (kerelaan untuk memberi) bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
"Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
(2 Korintus 8:13-15)

Ternyata memberi dan menerima juga mewujudkan pola keseimbangan.


KESEIMBANGAN: MEMILIH PASANGAN















Nggak bisa ditawar-tawar lagi kalau kenyataan terang dan gelap tidak bisa bersatu. Oleh karena itu hati-hati dalam memilih pasangan, khususnya pasangan hidup. Jangan pernah sekali-kali tergiur untuk berpasangan dengan seseorang di luar Tuhan. Karena itu akan merusak keseimbangan, dan mrnghancurkan gambaran rumah tangga yang bahagia. 

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(2 Korintus 6:14)


Do not be unequally yoked together with unbelievers.
For what fellowship has righteousness with lawlessness? And what communion has light with darkness?

(NKJV)




Apapun alasan nya, terang dan gelap tetap tidak bisa bersatu.
Terjemahan NKJV melukiskan keseimbangan itu seperti sepasang lembu yang diberi kuk di atas lehernya saat membajak sawah.
Bila ternyata lembu tsb bukan merupakan pasangan yang seimbang,
berat sebelah, maka pekerjaan membajak akan menjadi kacau.
Rumah tangga yang dibangun atas dasar persekutuan anak Tuhan dengan bukan anak Tuhan akan berjalan terseok-seok. Akan banyak pengorbanan, doa dan air mata yang menyertai perjalanan rumah tangga ini kembali ke jalan yang benar.





















Ternyata keseimbangan itu penting sekali  yah...
Dan Tuhan serius sekali dengan design keseimbangan dalam semua ciptaanNya, yang tentunya Tuhan rancangkan untuk kebaikan kita.
Oleh karena itu, mari kita menjalani hidup ini dengan sikap hati yang serius untuk memelihara keseimbangan tersebut, supaya kita berbahagia, dan menuai yang baik dalam segala aspek kehidupan kita.


Jadilah seimbang.



All blessings,

Julita Manik

Tuesday, April 7, 2009

Let me introduce you: "I am ...THE (apple of) GOD's EYE".



















Narsis habis ???? Bukan.... ini bangga habisss..
Karena Tuhan mengatakan saya adalah biji mataNya.


"Sebab beginilah Firman Tuhan semesta alam,....
--siapa yang menjamah kamu berarti menjamah
biji mataNya--."
(Zakharia 2:8)



2000 tahun yang lalu, ........... minggu-minggu ini adalah minggu penderitaan Tuhan Yesus. Hari-hari yang Dia lalui dalam minggu sebelum Paskah adalah hari-hari kelam, diwarnai penghianatan dari murid-muridNya (tidak hanya Yudas yang menyerahkanNya, tetapi juga Petrus yang menyangkaliNya, dan murid-murid lain berlari meninggalkanNya saat Yesus ditangkap).
Ini juga hari-hari penghinaan dari orang-orang Yahudi yang membenciNya, hari-hari pengadilan dan dipermalukan, dan hari penolakan (saat bangsa ini lebih memilih Barnabas daripada diriNya).
Dan puncaknya adalah hari penyaliban di bukit Golgota.

Semua penderitaan yang sedemikian besar dapat ditanggungNya,
karena kasihNya yang begitu besar kepada kita.
Ia mengasihi kita dan mengatakan bahwa kita laksana biji mataNya. Seseorang yang berani menjamah kita berarti menjamah biji mataNya. Oh....bangganya bisa jadi biji matanya Tuhan..

Pengungkapan bahwa kita adalah biji mataNya, bagi saya tidak hanya menunjukkan betapa besar kasih Tuhan, tapi juga menunjukkan betapa lemahnya kita sebagai manusia tanpa Tuhan.
Tahukah teman-teman, bahwa mata adalah organ yang sangat penting tapi rentan terhadap berbagai ancaman? Dan ajaibnya Tuhan sudah merancang segala bentuk proteksi terhadap biji mata kita saat menghadapi bahaya.

Pertama, kelopak mata yang refleks akan menutup bila mata akan tertusuk.
Kedua, air mata, yang dengan segera akan siap keluar dari perbendaharaannya, saat mata kita kelilipan debu, kemasukan benda asing, atau ketika mengupas bawang.  Dengan segera air mata mencuci bersih mata kita supaya tidak terganggu fungsinya.

Dan Firman Tuhan dengan jelas mencatat bahwa kita adalah
laksana biji mata Tuhan.

Saat kepalaNya dimahkotai duri, saat sekujur tubuhNya dicambuki dengan cambuk berujung duri, saat tangan dan kakiNya dipaku, saat lambungnya ditusuk tombak, tapi Tuhan menjaga kita sebagai biji mataNya.
Biji mataNya tidak dibiarkan dilukai.


Sekujur tubuhNya tidak ada yang terluput dari pukulan dan aniaya. Tapi setiap kali ada pukulan yang mengarah ke bagian mataNya, saya percaya kelopak mataNya refleks menutup menjaga biji mataNya.
Nggak percaya? Coba aja sendiri.
Saat sesuatu bahaya mendekat ke arah mata kita, nggak perlu diajari lagi, kelopak mata langsung refleks menutup. Ajaib bukan?
Tuhan mau kita belajar dari apa yang sudah dia rancangkan atas tubuh kita, untuk kita mengerti betapa Tuhan sangat mencintai kita.

Dan saya senang Tuhan tidak mengumpamakan kita sebagai tanganNya,
atau sebagai kakiNya, atau sebagai bagian tubuhNya yang lain,
tapi sebagai biji mataNya.
Daleemmm..... banget pengertiannya.


Daud mengerti akan hal ini sehingga ia pun berkata dalam  doanya :




Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayapMu.
(Mazmur 17:8)





Ketidakberdayaan sebagai manusia sangat tergambar dalam mazmur Daud ini, sehingga ia minta perlindungan sebagai biji mata Tuhan, dan disembunyikan dalam naungan sayapNya. Burung rajawali adalah burung yang berani mengarungi badai. Semakin besar badai datang, maka semakin tinggi rajawali akan terbang mengatasi badai. Semakin besar kesulitan yang kita hadapi, maka semakin tinggi Tuhan mengangkat kita dalam perlindunganNya, supaya kita bisa menang atas badai kehidupan ini.


WHAT'S IN OUR EYES ?
















Kalau kita tergambar dalam ruang mataNya, lantas apa yang tergambar dalam ruang mata kita?
Apakah Yesus yang sangat mengasihi kita dan rela memberikan segalanya termasuk nyawaNya, tergambar dalam ruang mata kita?

FIX OUR EYES ON JESUS.

Pemazmur Daud tidak hanya meminta supaya dirinya dipelihara seperti
biji mata Tuhan, tapi Daud juga berkata  bahwa matanya tertuju kepada
Tuhan Yesus.

"Tetapi kepadaMulah, ya Allah, Tuhanku, mataku tertuju; ...
(Mazmur 141:8a)


Nggak heran kalau Tuhan berkata bahwa Daud adalah orang yang berkenan
di hati Tuhan. Kasih Tuhan bukanlah kasih yang bertepuk sebelah tangan.
It's not one sided love story.... my friends. Ini cinta yang berbalas.
Tuhan mengasihi Daud dengan segenap nyawaNya dan Daud pun mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan hidupnya.

Oh....saya mau banget menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan seperti Daud. Sebab itu saya juga mau menujukan mata saya kepada Tuhan. Tidak hanya saya ada di ruang mataNya, tapi Tuhan Yesus juga ada di ruang mata saya.


PLEASE, DON'T BE LIKE THIS !!!














Jangan sampai yang ada di ruang mata kita adalah BlackBerry. 
Hahaha... saya juga penyuka BlackBerry, tapi kalau sampai yang tergambar di ruang mata saya adalah BlackBerry?
Karena selalu memandang BB dengan segenap hati sampai melupakan
saat teduh, lupa berdoa dan menyembah Tuhan, dan lupa kalau sedang
mengikuti kebaktian, ... terus menerus memandang lekat gadget yang lagi ngetop ini?
Hahaha.... ini bukan mau menyinggung, tapi mau menyungging.
Maksudnya teman-teman bisa sambil senyum membacanya.

Jangan sampai terjadi yah.... yang tergambar di ruang mata kita, ....
yang selalu menghiasi mata kita sesuatu yang lain selain Yesus. 

Seperti kita yang ada di ruang mataNya, biarlah Tuhan juga selalu ada di ruang mata kita.


All Blessings,

Julita Manik

Kau Ukir Aku DI Telapak TanganMu


























Behold, I have graven you on the palms of my hands, your walls are continually before me.
(Isaiah 49:16)


Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tanganKu; tembok-tembokmu tetap di ruang mataKu.
(Yesaya 49:16)


Pernah merasa sendirian dan dibiarkan Tuhan ?
Jangan sedih, Anda tidak sendirian. Saya pun pernah mengalaminya.
Dan saya percaya semua orang pernah merasakannya.
Seperti Pengkhotbah berkata “tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari”, sejak dahulu kala, ketika terpuruk, bangsa pilihan Allah juga merasa ditinggalkan Tuhan.





Sion berkata : “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhan telah melupakan aku.” (Yesaya 49:14).



Tetapi apa jawab Tuhan ?

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau.”
(Yesaya 49:15)


He promised “never forsaken and never forgotten us”.

Mengapa Tuhan tidak bisa meninggalkan dan melupakan kita?
Karena telapak tanganNya penuh dengan ukiran nama-nama setiap kita.
Nama-nama yang akan selalu melekat di ruang mataNya.

Kalau kita memandang telapak tangan kita, kiri dan kanan, sepertinya ada ukiran garis-garis yang membentuk huruf 'M'.
Banyak interpretasi tentang arti huruf ini.
Negative thinkers mengatakan : ‘M’ artinya bisa Maut, Melarat, atau Malu, Malang, dll.
Positive thinkers mengatakan : ‘M’ artinya Menang, Millionaire, atau Maju, Mujur, dll.

Yang lebih luar biasa lagi dalam satu kebaktian Minggu, saya mendengarkan seorang hamba Tuhan yang menginterpretasikan huruf ‘M’ di tangan kanan dan kiri kita ini dengan bahasa Ibrani (Hebrew) :
- Mashach, yang artinya anointed (diurapi) , dan M yang 1 lagi
- Mashal , yang artinya to rule (memerintah).
Berarti kalau digabungkan menjadi : diurapi untuk memerintah.

Woww, powerful sekali. Haha… I prefer the latest interpretation.
Bagaimanapun juga, Alkitab berkata “jadilah seperti imanmu”….
So... saya pilih arti yang bagus dong. Teman-teman juga kan??? Setuju ???
Tapi sebagus apapun, itu masih interpretasi yang masih dapat diperdebatkan.


Tuhan Yesus juga punya ukiran di telapak tanganNya.
Dan arti dari ukiran yang ada di telapak tangan Tuhan tidak perlu untuk diinterpretasikan lagi.
Tidak perlu diperdebatkan lagi.
Karena Yesus berkata di Yesaya 49:16 bahwa Ia mengukir kita di telapak tanganNya.

Dalam Yohanes 10:3 Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah gembala yang baik, gembala yang memanggil domba-dombaNya masing-masing menurut namanya. Dan ternyata Tuhan Yesus tidak berhenti sampai di bagian
'mengenal nama kita' saja. 
He knows my name ....and He engraved my name in the palm of His hand.

Alkitab terjemahan Indonesia dan Inggris agak berbeda yah.
Kalau terjemahan Indonesia 'dilukis', tetapi terjemahan KJV 'diukir'.  

Lukis dan ukir adalah 2 kata kerja yang sangat berbeda.
Lukis lebih soft daripada ukir. 'Lukis' tidak merusak material dasarnya.
Sebaliknya 'Ukir', ada material dasar yang harus dipotong atau dikerat.
The New Strong’s Bible Concordance (James Strong, LL.D., S.T.D.) menjelaskan kata ‘diukir’ ini berasal dari bahasa Ibrani ‘chaqaq’ yang artinya mengukir, menetak, atau melukai dengan kasar.

Ada rasa sakit dan penderitaan yang luar biasa.......
saat nama kita diukir di telapak tangan Tuhan.

'The 3 nails’ yang dipakai untuk memaku Tuhan Yesus, 2 di antaranya adalah untuk memaku tangan kanan dan kiri. Dan pada saat peristiwa itu terjadi, saya percaya, itu bukan sekedar peristiwa untuk menggantungkan tangan Tuhan di kayu salib. Tetapi itulah moment dimana semua nama orang yang ditebus Tuhan dari semua dosa, terukir dengan indah di telapak tanganNya.


Bagaimana mungkin Tuhan melupakan kita anak-anakNya yang ditebus dengan rasa sakit yang luar biasa bahkan nyawaNya sendiri ?
Sebagaimana seorang ibu yang dengan rasa sakit luar biasa
(bahkan mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan anaknya)
tidak akan mungkin melupakan anaknya, demikianlah Tuhan tidak akan meninggalkan dan melupakan kita.


HOW CAN I FORGET YOU ?
Saat ini apapun pergumulan teman-teman, percayalah Dia tidak pernah meninggalkan dan melupakan.
TanganNya penuh dengan nama saya dan nama teman-teman sebagai orang-orang percaya.
Setiap kali Yesus mengangkat tanganNya kepada Bapa, nama-nama kita juga terangkat dan terarah kepada Bapa.
Kalau orang dunia saja bisa berkata ‘badai pasti berlalu’, terlebih lagi di dalam Tuhan,
Ia akan membuktikan bahwa Ia tidak pernah merancangkan rancangan-rancangan kecelakaan dalam hidup kita.


Mari belajar dari orang-orang Yahudi yang masih percaya kepada Tuhan, bahkan saat berada di pembuangan sebagai budak.
Mereka tidak mengeluh, tetapi bersyukur kepada Tuhan
dengan mengatakan :
“Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami”.
(Ezra 9:9a)

Teman-teman, ..... kalau saat ini merasa seperti sedang berjalan
dalam lembah kekelaman, mari berkata :
“Sekali-kali aku tidak pernah ditinggalkan dan tidak pernah akan dilupakan.
Sebab namaku terukir di telapak tanganNya, dan selalu ada dalam ruang mataNya”




All Blessings,

Julita Manik

Sunday, April 5, 2009

"ANDAIKAN KU HARUS MEMILIH" (And Jesus did.)

















Ini untuk ketiga kalinya saya menulis dengan judul ini.
Sebuah judul yang diambil dari lagu yang saya tulis beberapa waktu yang lalu. Kenapa saya menulis artikel dengan judul ini lagi?
Karena baru-baru ini banyak yang berkata kepada saya, (baik secara langsung maupun lewat pesan di blog ini), mereka sangat diberkati dengan lagu "Andaikan Ku Harus Memilih".  Dari pertama kali terinspirasi menulis lagu ini, saya tahu persis kalau lagu ini bukanlah lagu best cut, dan tidak termasuk kategori lagu yang dinyanyikan jemaat, tapi saya suka, karena sangat terinspirasi dengan perkataan Yosua (yang menurut saya sangat mengagumkan) kepada bangsa Israel, bangsa yang sangat sulit untuk commit terhadap pilihannya,

"Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"
(Yosua 24:15)

Friends,  .... dalam hidup ini selalu ada pilihan.
Dan selama kita menjejakkan kaki di atas muka bumi ini, maka kita nggak bisa luput dari pilihan. Mau makan, mau membeli pakaian, mau menetapkan siapa yang bakal  menjadi the next RI 1, bahkan mau menonton program acara TV .... adalah pilihan, termasuk siapa yang akan jadi the next American Idol, adalah pilihan....  Hmmh... saya suka Danny Gokey dan
Kris Allen. Tapi nggak bisa dua-duanya dong jadi American Idol.
Pemirsa harus memilih. Menjalani hidup adalah menjalani pilihan.

Back to the Bible.
Bukan hanya Yosua yang berusaha menyadarkan umat pilihan Tuhan ini bahwa mereka harus memilih. Seniornya, Musa, juga melakukan hal yang sama.

"Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk:
berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
dan
kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.
(Ulangan 11:26-28)


Ternyata pilihan yang sangat crucial yang harus kita putuskan di hidup ini adalah, memilih kepada siapa kita akan beribadah, siapa yang akan kita sembah sebagai Tuhan. Yosua dengan tegas dan yakin berkata, bahwa ia dan seluruh keluarganya tidak dapat ditawar-tawar lagi, tak dapat digoyahkan lagi,  mereka akan tetap menyembah Yesus Tuhan. Apapun yang terjadi. Karena Yosua tahu persis bahwa keputusan yang diambilnya itu menyangkut kehidupan kekal selama-lamanya, bukan hanya sekedar keputusan untuk hidup di muka bumi selama 80 tahun.



















Dari sejarah yang kita baca dalam Alkitab, bangsa Israel sangat plin plan memutuskan siapa yang akan mereka sembah. Mengapa?
Karena pilihan mereka didasarkan atas berkat. Mereka hanya akan mengikuti allah yang dapat membanjiri mereka dengan berkat. Begitu keran berkat mulai macet, mereka melihat kepada bangsa-bangsa lain yang hidup di sekeliling mereka. Dan dengan segera mereka mengikuti allah lain yang disembah oleh bangsa-bangsa asing yang tidak pernah melihat 1o tulah dicurahkan atas Mesir, yang tidak pernah melihat Laut Teberau dan sungai Yordan terbelah dua, yang tidak pernah melihat tiang awan dan tiang api di padang gurun, dan segala mujizat lain yang hanya Tuhan Allah sendiri yang mampu lakukan. Padahal mereka telah melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri. Tetapi segala mujizat yang telah mereka saksikan itu tidak bisa mempertahankan keputusan untuk tetap setia mengikut Tuhan,
saat keinginan mereka tidak segera dipenuhi. 
Lho....bukannya Musa sendiri menyuruh kita untuk memilih berkat?
Kok dilarang kalau kita sangat mengutamakan berkat?
Yang Musa maksud, bukanlah berkat sembarang berkat, tetapi berkat yang kita peroleh saat kita mengikut Tuhan Yesus, saat kita mendengarkan dan melakukan perintah Tuhan melalui firmanNya. Bukan semata-mata berkat materi, tetapi berkat keselamatan. 

Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
(Amsal 16:25)


















Daud pernah tergoda saat melihat betapa orang fasik yang tidak kenal Tuhan sepertinya nggak pernah mengenal kesusahan. Badannya juga gemuk-gemuk padahal hidupnya menghujat akan Tuhan. Daud berkata,
"tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran-kemujuran orang fasik....
sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!"

(Mazmur 73 : 2-19)


Kenikmatan yang mereka alami ternyata hanya sementara.
They face the dead end.



Mengikut Tuhan tidaklah dijanjikan jalan selalu akan mulus. Mungkin kadang-kadang ada jalan yang bergelombang,  harus lewat lembah, dan terkadang ada badai menghadang. Bahkan sangat mungkin juga menemui dead end, jalan buntu. Bukankah kita juga pernah mengalami suatu keadaan sepertinya sudah tidak ada jalan keluar? Pada saat putus asa, mungkin terbersit seperti pikiran Daud ingin mengikuti jejak orang fasik yang sepertinya tidak mengenal kesusahan manusia. Ngapain mesti susah-susah hidup mengikut Tuhan? Ngapain mesti berjalan di jalan yang benar? Toh orang yang tidak mengenal Tuhan juga hidup dalam kelimpahan?
Puji Tuhan akhirnya Daud mengerti mengapa harus memilih jalan Tuhan,
saat ia melihat akhir hidup orang yang tidak mengenal Tuhan.
Mereka mengalami dead end.
Apa bedanya... toh orang percaya juga mengalami dead end?
But my friends, definisi dead end orang percaya dengan orang fasik sangatlah berbeda. Saya sangat diberkati melihat ilustrasi yang ada di: kingdavid.wordpress.com
















Bangsa Israel sesungguhnya sangat mengerti yang namanya dead end di dalam mengikut Tuhan. Mereka mengalaminya saat dikejar-kejar dari belakang oleh tentara Mesir, sementara di depan mereka Laut Teberau menghadang. Banyak yang bersungut-sungut, haruskah mati konyol di padang gurun? Bukankah lebih baik hidup di Mesir walaupun menjadi budak?
Sekali lagi definisi dead end orang-orang yang dikasihi Tuhan sangatlah berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan.
Tuhan mengubah jalan buntu menjadi jalan yang terbuka lebar, dengan bonus pemandangan aquarium terbesar di dunia di kiri kanan mereka.
Ternyata ribuan tahun yang lalu Tuhan sudah menciptakan sea world pertama di dunia.... haha.. God is really genius..



ORANG YANG MENDUA HATI TIDAK AKAN BEROLEH APA-APA!!!

Hidup ini adalah pilihan.
Dan kita punya kehendak bebas untuk memilih. Mengikut Tuhan atau mengikut allah lain.
Bahkan sesudah menetapkan pilihan kepada Tuhan Yesus, masih ada pilihan selanjutnya, berjalan dalam rencana Tuhan atau berjalan dengan rencana sendiri.
Ada mungkin yang berpikir bagaimana kalau berjalan di kedua-duanya? Mengikut Tuhan dan mengikut allah lain juga? Berjalan dalam jalan Tuhan dan berjalan dalam kehendak pribadi juga?



Hasilnya? They will collide.
Karena terang dan gelap nggak bisa bersatu.  Rancangan Tuhan dengan rancangan manusia bukanlah beda tipis, tapi seperti tingginya langit dengan bumi. Jadi nggak bisa nggak, harus memilih. Pastikan yang  kita pilih adalah pilihan yang benar.

Kalau saya, .... memilih seperti Yosua akan berkata,
"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan Yesus."



AND JESUS DID CHOOSE.















Dua ribu tahun yang lalu, ada pergumulan yang begitu berat dialami Tuhan Yesus. Belum ada manusia yang ketika bergumul menghasilkan peluh yang seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Yesus mengalaminya. (Lukas 22:44).

Kita bersyukur di ujung pergumulanNya, yang akan menentukan nasib kita, Yesus berkata,
"...tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi."
(Lukas 22:42)



YESUS JUGA MEMILIH.
Dan Yesus memilih untuk berjalan dalam kehendak BapaNya dan bukan kehendakNya. Yesus memilih taat daripada memberontak.
Kalau Yesus saja berkata, bukan kehendakKu tapi kehendakMu,
siapa kita ... bila kita memilih untuk berjalan dalam kehendak kita sendiri?

Di masa-masa krisis dan goncangan ini, saya percaya kita akan diperhadapkan dengan pilihan, apakah akan tetap setia mengikut Tuhan atau berbalik kepada allah lain? Apakah tetap setia mengandalkan Tuhan atau memilih mengandalkan kekuatan sendiri? Apakah tetap setia berjalan memenuhi rancangan Tuhan atau memilih berjalan dalam rancangan sendiri?

Pastikan kita memilih yang benar, dan seperti Yosua kita akan berkata,
"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"



All blessings,

Julita Manik



<br><br>



<br><br>