Thursday, March 26, 2009

Tears Are a Language God Understands














Banyak air mata tertumpah di tahun 2009 ini.
Bagaimana tidak? Tahun yang diawali dengan krisis yang menghentak dan menggoncangkan hampir tiap belahan bumi, memberi dampak yang hebat atas banyak orang. Ratusan ribu orang telah di PHK dan mungkin akan segera menyusul yang lainnya dalam jumlah yang cukup besar.
Air mata pun tidak bisa dibendung dari orang-orang yang kecewa dan merasa gagal dalam hidupnya, orang-orang yang merasa sendirian, diabaikan dan ditinggalkan, oohhh...begitu banyak air mata yang tercurah.
Krisis ini tidak pandang bulu. Semua dilandanya, apakah orang benar maupun yang tidak benar. Ada seorang teman, seorang anak Tuhan, berdasarkan nasehat temannya yang juga orang percaya, menginvestasikan seluruh uang tabungannya di sebuah internasional financing company yang prestigious,
2 minggu sebelum perusahaan tersebut collapse. Siapa yang bisa menduga?
Air matapun akan mengalir menyertai penderitaan batin dari orang-orang yang mengalaminya. Begitu sesaknya sehingga tak tahu harus berdoa apa, ... ada rasa takut...  kalau menumpahkan isi hati akan menyalahkan Tuhan, .... yang bisa dilakukan hanya meneteskan air mata.
But I want to share the good news for all of you my friends.


GOD DOES UNDERSTAND  a TEAR LANGUAGE. 

Bagi ilmu pengetahuan air mata adalah cairan yang diproduksi tubuh untuk membersihkan dan dan melubrikasi mata.
Ada 3 jenis air mata (Wikipedia) : pertama, BASAL TEARS ,yang secara regular dihasilkan untuk membersihkan kornea dan membersihkannya dari debu; kedua, REFLEX TEARS, dihasilkan saat mata mengalami iritasi, terkena debu, atau saat memotong bawang. Tugas air mata disini untuk membersihkan mata dari segala sesuatu yang mengiritasinya;
ketiga, CRYING TEARS, dimana air mata dihasilkan akibat physical pain atau emotional reaction.

Beberapa ilmuwan menemukan bahwa memproduksi air mata dapat membantu seseorang untuk dealing dengan emotional problems.
Sesudah menangis, biasanya seseorang akan merasa lebih baik, sebaliknya seseorang tidak akan merasa lebih baik saat menahan air matanya.
Peneliti William Frey menemukan bahwa dengan crying tears, dapat menetralisir  senyawa racun yang diproduksi tubuh saat sedang stress, sehingga tingkat stress pun berkurang.

KOREAN DRAMA WAVE

Ikutan meneteskan air mata saat menonton drama Korea "WINTER SONATA" yang sangat romantis habiiiisss?
Hahaha....saya termasuk di dalamnya. Nggak kuaaaattttt, ......., tapi itu hanyalah kesesakan fiksi. Walaupun termasuk kategori crying tears karena melibatkan emosi yang kuat, tapi yang  jadi topik pembicaraan  di sini adalah air mata dari hati yang kesesakan akan sesuatu pergumulan yang real,  yang nyata. Apakah itu pergumulan keluarga, pelayanan, pekerjaan, yang memaksa air mata harus keluar dari perbendaharaannya. Dan ternyata menurut para ilmuwan, menangis itu sehat loh...
Bagaimana menurut Tuhan?

TUHAN  MENGERTI BAHASA AIR MATA.

Saat seseorang mengalami kesesakan batin, tidak bisa mengucapkan apapun lagi karena merasakan penderitaan yang besar, hingga keluarlah air mata, bagi Tuhan itu bukan sekedar air yang menetes dari mata kita. Itu adalah sebuah bahasa.
Dan Tuhan mengerti akan bahasa itu. Walaupun sepertinya kita sudah tidak bisa berkata apapun lagi kepada Tuhan, lewat air mata kita, kita sedang berbicara kepada Tuhan. Dia mengerti bahasa air mata. Krisis dalam hal apapun bisa saja menyentuh setiap orang apakah dia orang percaya ataupun tidak. Tapi yang membedakan adalah hasil akhirnya.
Orang-orang percaya disertai Tuhan untuk melewati setiap krisis dengan kemenangan yang gilang gemilang.

"Sekarang aku tahu bahwa, Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya dan menjawabNya dari sorgaNya yang kudus dengan kemenangan yang gilang gemilang oleh tangan kananNya.
(Mazmur 20:7)


And one more important thing, ... Tuhan bukan hanya mengerti bahasa air mata, tetapi.....


GOD IS a TEARS COLLECTOR

 

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kau taruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?"
(Mazmur 56:9)
"You number my wanderings; Put my tears into Your bottle; Are they not in Your book?"
(Psalm 56:8)





 Terjemahan lain mengatakan:













Kalau bukan itu sesuatu yang berharga, ngapain sih Tuhan mesti menyimpan air mata itu di dalam kirbatNya?
Tidak cukup hanya menyimpannya, Tuhan juga mencatat tiap tetes air mata yang disimpan itu di dalam BukuNya.
Jadi Tuhan tidak hanya punya Buku Kehidupan yang mencatat nama-nama orang percaya, Tuhan juga punya Buku Air Mata. Yang isinya tentang berapa banyak air mata yang kita keluarkan di hadapan Tuhan.
Bak seorang akuntan, Tuhan mencatatkan semua air mata orang percaya, dan menuliskannya dengan teliti dalam Buku Air Mata.
 Setetespun,.. tidak ada yang terlewatkan.


Saya baru saja mengerti, ternyata saat kita mengalami kesengsaraan dan kita menangis, Tuhan memperhitungkan air mata kita. Tuhan mengumpulkan dan mencatat semua air mata kita. Air mata saja dianggap berharga, apalagi yang empunya air mata. Bagi saya ini adalah bukti bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Bahkan di saat-saat kita merasa sepertinya kita 'ditinggalkan Tuhan', percayalah Tuhan tidak meninggalkan kita. Tuhan sedang giat-giatnya mengumpulkan air mata kita dan mencatatnya dalam Buku Air Mata. Spertinya Tuhan sedang berkata: "AnakKu sekali-kali Aku tidak pernah meninggalkan engkau, ...bersabarlah..., tinggal sedikit waktu lagi akan genap... Aku akan menyatakan kemuliaanKu."

Sebenarnya saat kita mengalami kesengsaraan, dan kita menangis, itu adalah sebuah pernyataan di hadapan Tuhan, bahwa kemampuan manusia kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kekuatan manusia kita sudah tidak bisa menolong lagi. Bahkan seorang manusia lainpun, apakah itu orangtua, saudara, sahabat, dan semua koneksi kita, tidak ada lagi yang bisa diandalkan. Hanya Tuhan saja harapan kita. Hanya Tuhan saja pertolongan kita. Nggak heran kalau Tuhan suka air mata. Karena di dalam air mata terkandung arti penyerahan total kepada Tuhan. Yang dapat menolong hanyalah Tuhan saja. Tuhanlah segala-galanya.

Saya jadi teringat saat Maria dan Marta menangisi akan meninggalnya Lazarus, dan kelak dalam pertemuan dengan Yesus mereka menyesali kenapa Tuhan tidak lebih cepat datang untuk menyembuhkan Lazarus.
Sangatlah mengagetkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya perihal kematian Lazarus, "tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. ..."
(Yohanes 11:15)


Terjemahan KJV mengatakan:
"And I am glad for your sakes that I was not there, to the intent ye may believe; ..."

Melalui Firman Tuhan dalam Yohanes 11, tidak bisa dipungkiri kenyataan bahwa Yesus sangat mengasihi Maria dan Marta. Tetapi ketika mendengar Lazarus sakit, kasih Yesus kepada Maria dan Marta diwujudkan dengan kesengajaan menunda kehadiranNya ke tempat Maria dan Marta. Mengapa? Supaya Maria, Marta, dan semua murid-murid yang dikasihi Tuhan dapat belajar percaya.
Saat ini mungkin ada diantara kita yang seperti Maria dan Marta mencucurkan banyak air mata dan berseru "Kenapa Engkau membiarkan semua ini terjadi? Kenapa Engkau tidak segera menolong".
And the answer is still the same like 2000 years ago, "because I love you...
so you may believe Me"


THE CRYING MEN



Walaupun wanita identik dengan pribadi yang lebih gampang menangis, tapi bukan berarti pria nggak pantas menangis.
Alkitab dipenuhi dengan figur para pria yang menangis dalam pergumulannya.
Raja Hizkia, Raja Daud, Yeremia, Petrus, Paulus, bahkan Tuhan Yesus juga turut tercatat sebagai penetes air mata dalam pergumulan yang sedang dihadapi.




Petrus menangis dengan sedihnya setelah menyangkali Yesus 3x. (Matius 24:75). Merasa gagal mempertahankan keyakinan dan ucapannya di hadapan Yesus, bahwa sekali-kali ia tidak akan pernah menyangkaliNya.  

Ayub dalam penderitaannya, masih harus ditambah dengan intimidasi dari sahabat-sahabat rohaninya berkata,
"Sekalipun aku dicemoohkan sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis." (Ayub 16:20).

Daud, tidak terhitung air mata yang mengalir dalam kehidupannya yang sarat warna penolakan dan penghianatan. Mengalirlah lagu-lagu dengan lirik yang luar biasa memberkati banyak orang, menembus abad demi abad tak lekang dimakan waktu.

Paulus, rasul yang mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi, kerap menangis dalam pelayanannya (Kisah Rasul 20:19,31). Tiga tahun lamanya , siang malam ia menasehati jemaat Efesus dengan mencucurkan air mata.  Rasul yang pintar  ini sudah  mengalami jamahan Tuhan, dan tahu persis di luar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kepintarannya tidak bisa diandalkan.
Tapi sekali lagi, Tuhan suka akan air mata.

Tuhan 'bergembira' saat kita sedang diijinkan mengalami kesesakan, supaya kita dapat belajar percaya. Karena seusai pergumulan  tersebut, kita akan memandang Tuhan dengan perspektif yang berbeda. Kita akan menyadari bahwa benar....kita nggak bisa hidup tanpa Tuhan. Kita masuk dalam level percaya yang lebih tinggi lagi.


JUDAS TEARS













Oleh karena itu teman-teman, apapun kesesakan yang sedang dialami saat ini, datanglah kepada Tuhan.
Jangan pernah mengambil jalan pintas yang sesat.
It's ok if you want to cry.

Tapi lakukan itu di hadapan Tuhan. Selama Tuhan masih ada di tahtaNya, selalu akan ada harapan. Selalu akan ada jalan keluar.
Jangan seperti Yudas yang menangis, tetapi setelah itu gantung diri. Air matanya tidak akan pernah diperhitungkan oleh Tuhan.
Sebaliknya air mata yang kita curahkan di hadapan Tuhan tidak pernah sia-sia. Dia menampung dalam kirbatNya dan mencatatNya dalam bukuNya. Percayalah, sebagaimana Tuhan begitu teliti melakukan semua itu, demikian juga Ia akan begitu teliti membuat skenario jalan keluar atas apa yang sedang kita hadapi.
Dan Tuhan berjanji akan membawa kita kepada kemenangan yang gilang gemilang.

Kembali kepada air mata yang Tuhan kumpulkan di dalam kirbatNya.
Kira-kira untuk apa ya?


Saya teringat kepada mutiara yang konon disebut air mata kerang, yang terbentuk akibat iritasi yang disebabkan oleh sesuatu yang asing yang masuk ke dalam kerang. Mekanisme pertahanan diri akibat gangguan iritasi ini akan menghasilkan mutiara yang menjadi salah satu perhiasan yang disukai kaum wanita.

Dan mutiara disebut-sebut dalam kitab  Wahyu 21:21,
Dan kedua belas pintu gerbang itu (Yerusalem baru) adalah 12 mutiara: setiap pintu gerbang terdiri
dari 1
mutiara....

Ada hubungan ???



All Blessings,

Julita Manik

Thursday, March 19, 2009

Be a God Chaser, not His Shadow Chaser




















Ada lelucon diantara para jombloers, "Kalau mau pilih pacar harus pilih yang punya kepribadian". Maksud lo? "Itu loh yang punya mobil pribadi, rumah pribadi, apartemen pribadi, supir pribadi"...dan pribadi-pribadi yang lain yang bukan bicara tentang pribadi yang sesungguhnya.
Pribadi yang dibicarakan di humor tsb adalah kepemilikan, seperti benda,
atau harta apa yang dimiliki, dan bukan siapa pemiliknya sesungguhnya.

Dan nilai-nilai seperti itu sering juga kita bawa dalam relationship kita dengan Tuhan. Kita mencari apa yang dimiliki Tuhan.
Bukan mencari siapa Tuhan sesungguhnya. Kita mencintai atribut yang dimiliki Tuhan, bukan esensi dari Tuhan yang sesungguhnya. Kita mencari apa yang dimilikiNya, bukan siapa pemilikNya. Bener kan, nggak beda dengan humor di atas. Redaksi kalimatnya bisa diubah menjadi, "Kalau mau memilih Tuhan yang akan kita sembah, pilihlah yang punya berkat besar, yang punya kebaikan, yang bisa kasih rumah, mobil, promosi karir, dll."

Saya mengibaratkan (menurut saya lho..) semua yang mampu Tuhan berikan dalan hidup kita seperti sebuah bayangan. Dalam imajinasi saya, God has shadow. But it just a shadow, not God Himself.

Kita mengatakan (saat kita diberkati) bahwa Tuhan itu baik.
Tapi 'kebaikan' yang dinyatakanNya, bukanlah Tuhan. Bahaya sekali bila komitmen mengikut Tuhan didasarkan atas apa yang Tuhan miliki.
Kita akan gampang pindah ke lain hati. Pindah ke lain Tuhan. Kenapa?
Karena bila kita tidak melihat Dia 'baik' dalam hidup kita (menurut perspektif kita), maka kita akan meninggalkan Dia, dan memilih Tuhan yang lain.
Bila kita melihat sepertinya Dia lambat menjawab doa, maka kita akan mencari Tuhan yang lain, yang lebih cepat menjawab doa-doa yang kita inginkan. Bila kita melihat sepertinya Tuhan nggak cepat-cepat memberkati kita, maka kita mulai berpikir mencari Tuhan yang lain.
Padahal bedanya rancangan-rancangan Tuhan dengan rancangan-rancangan kita bagaikan tingginya langit dari bumi. Bagaimana mungkin kita mengukur apakah Tuhan baik atau tidak dengan rancangan kita yang sangat tidak sempurna?
Tapi walaupun berbeda dengan rancangan kita, yang jelas Tuhan berjanji bahwa Dia merancangkan rancangan-rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, untuk memberi kepada kita hari depan yang penuh harapan.


SHADOW CHASER
Tahukah teman-teman bahwa yang suka mengejar bayangan adalah anak-anak?
Yang suka bermain dengan bayang-bayang adalah anak-anak?
Orang dewasa tidak lagi bermain seperti itu.




Shadow chaser adalah kanak-kanak rohani, sementara God chaser adalah orang-orang yang dewasa rohani. Melihat anak-anak bermain atau berlari mengejar bayangan adalah pemandangan yang lucu.
Tapi bila orang dewasa yang melakukannya, ...siap-siap dikatakan 'crazy'. Hahaha...



Karakter anak-anak yang menonjol adalah bila meminta sesuatu harus segera mendapat. Dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Anak-anak yang keinginannya tidak segera dipenuhi akan menangis sejadi-jadinya. Nggak peduli sikon orangtuanya, yang penting keinginannya diwujudkan.

Anak-anak juga mengukur apakah seseorang itu mengasihinya atau tidak melalui pemberian dan hadiah. Dan anak-anak tidak mengerti bahasa penundaan. Bagi anak-anak, penundaan bukanlah ekspresi cinta.
Anak-anak mengejar hadiah apakah itu mainan, permen, main ke mall.
Itu sebabnya anak-anak gampang ditipu dengan benda-benda yang indah.
Berapa kali modus operandi penculikan atas anak-anak adalah dengan menawarkan permen, coklat, es krim, dan segala yang indah-indah menurut pemikiran anak-anak. Karena anak-anak mengejar hadiah.
Dimata anak-anak, kasih itu adalah "HADIAH".




CHASING AGAPE
Mengejar Tuhan berarti mengejar Agape.
Agape is Unconditinal love. Mengejar kasih yang tak bersyarat. Kasih yang didasarkan bukan atas apa yang dapat (orang yang dikasihi) berikan. Hidup kitapun akan berubah karena tidak lagi mendasarkan perbuatan kita atas kasih 'ukuran' dunia. Kita mengasihi Tuhan bukanlah didasarkan apa yang dapat Tuhan berikan. Kita mengasihi Tuhan secara mutlak, karena Dia memang Tuhan. Kita tidak mengejar bayang-bayangNya.
Kita mengejar Tuhan, "I Am Who I Am".
Nggak heran kalau Sadrakh, Mesakh dan Abednego bisa berkata, "Sekalipun Allah yang kami sembah tidak melepaskan kami, kami tidak akan meyembah dewa lain, patung tuangan yang didirikan Raja Nebukadnezar".
Karena ke 3 anak muda yang luar biasa ini, mengenal siapa Tuhan yang mereka sembah, The Great I Am, yang tidak akan mereka tukarkan dengan apapun. Bahkan ketika sepertinya Tuhan tidak menolong mereka, ketika sepertinya Tuhan membiarkan mereka, mereka nggak peduli.
Sekali Yesus tetap Yesus. They are God chaser.
Ketika Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai "I AM WHO I AM", saya percaya itu juga sebagai penanda kehendakNya bahwa Tuhan ingin disembah sebagai diriNya, bukan atas dasar kepemilikanNya. Tuhan tidak pernah memperkenalkan diriNya sebagai "I AM WHICH I HAVE"


Daud memberikan contoh yang luar biasa sebagai seorang God chaser. Kenyataan-kenyataan pahit yang dialaminya sebelum dikokohkan bangsa Israel menjadi raja, tidak menggoyahkan kasihnya kepada Tuhan. Merendahkan diri serendah-rendahnya saat berpura-pura menjadi gila di hadapan raja lain, tidak membuat Daud pahit hati dan mengutuki Tuhan.
Di saat-saat yang pahit dalam hidupnya, Daud tetap mengejar Tuhan
dengan begitu giat, seakan-seakan sedang mengalami kelimpahan berkat dan kebaikan.

Banyak orang akan mengejar Tuhan dengan giat, seperti yang Daud lakukan, tetapi bukan sebagai pengejar Tuhan, melainkan karena mengejar berkat-berkatNya. Tetapi begitu melihat apa yang dialami tidak seperti yang dibayangkan, mulai perlahan-lahan meninggalkan Tuhan.
Itu bukan God chaser, itu hanyalah His shadow chaser.

Hari-hari ini, dalam keadaan dunia yang tidak menentu, mungkin kita diijinkan mengalami hal-hal yang tidak enak, hal-hal yang tidak kita harapkan. Milikilah mental God chaser yang sesungguhnya, dimana kasih, iman dan pengharapan kita tidak digoyahkan oleh apa yang kita lihat di depan mata kita.
Percayalah a happy ending story adalah bagian kehidupan orang percaya kepada nama Yesus.

Saya lagi seneng-senengnya ngeliat performance Danny Gokey
di American Idol 2009. Menarik sekali apa yang menjadi motto hidupnya.
An unshakeable faith is a faith that has been shaken.
Badai, goncangan boleh terjadi. Tetapi tidak berhasil menggoncangkan iman, pengharapan dan kasih kita kepadaNya. Malah semakin bertambah-tambah.

Because we are a God chaser.

Yes, we are
"I AM WHO I AM" chaser.




All Blessings,

Julita Manik

Tuesday, March 17, 2009

"How Real Can You Get?"

Pernah nonton film "Pirates of The Caribbean"?
Saya percaya bayangan kita akan seorang bajak laut adalah seperti yang digambarkan Johny Depp di film tsb. Pakai topi miring, memakai tutupan mata sebelah, kumis dan janggut yang menimbulkan kesan macho dan beringas, haha...
dan yang gak ketinggalan..
pirate should have a sword.
Kalau nggak, yaah...
nggak sah dong.
Image inilah yang menyebabkan banyak orang yang nggak merasa bahwa dirinya adalah seorang pirate, yaah... karena nggak pakai asesoris pedang.

Padahal pirates abad 21 ini kebanyakan emang nggak pakai pedang. Lhoo... jadi pake apa dong? Haha...seperti yang digambarkan gambar ini, pakai keyboard komputer gitu loh...
Padahal, apapun senjatanya, mau pedang, mau mesin jahit, mau keyboard komputer, tapi kalau kegiatannya adalah mencuri yang bukan haknya, jadilah sebutannya pirate

Dan ada juga yang bener-bener nggak nyadar bahwa sudah menjadi
seorang pirate karena nggak ngerti apa yang dimaksud dengan
piracy without a sword.
Setelah mencari di business dictionary, definisi dari piracy adalah :
Unauthorized reproduction of an intellectual property in infringement of copyright law.

Maksudnya sih baik, ingin share lagu-lagu rohani, tapi jalannya salah.
Memang nggak mengambil keuntungan pribadi, but teteup.. apapun motifnya itu adalah unauthorized reproduction.
Million of wrongs don't make it right, my friend.


READ THIS,  PLEASE.
 

























Pada saat mencari gambar-gambar yang bisa menyuarakan anti piracy campaign, akhirnya saya ketemu juga dengan web yang mendorong orang untuk membeli album gospel ori. Kalau ingin lebih jelas bisa klik website ini,  http://www.praise.com.ph/getreal/

Saya kaget juga ternyata...  walau sebelumnya saya nggak pernah membaca web ini, yang saya suarakan apa adanya dari hati nurani yang terdalam (dalam artikel saya tentang piracy), ternyata artis beken Gospel dari Barat juga memiliki suara hati nurani yang sama. Berikut cuplikannya.......


Stacie Orrico:
"As an artist it can be discouraging that people don't realize how much time and effort you put into making and promoting a record. I've found that in both the Christian and mainstream markets the misconception is the same - everyone thinks that as soon as you have a song on radio, you are living glamorously. For many of us, that is far from the truth. There are many people that contribute to my career as an artist and, when you participate in illegal copying of music, you not only hurt the artist, you hurt all the support staff that work with them. I think I speak for most artists when I say that we do this because we love music and we love people - that is what motivates us to keep a hectic pace and be away from our families. We need the support of our fans and that includes your support by buying only legal copies." 


Steven Curtis Chapman, Grammy-Award Winning Christian Artist:
"A lot more goes into a CD than it may appear. The price of a CD doesn't just go back to the record company. Everyone who works with me to record and distribute my music makes a living and supports their families from CD sales as well. It's a big network of people from my co-producer, the engineers, my band all the way to assembly line people who help to manufacture the CDs and the truck drivers who get them to the stores. There are some new legitimate websites like burnitfirst.com that provide an alternative to illegal burning. I want to encourage my listeners to use sites such as this, and to buy instead of burning illegally. On behalf of the team who works alongside me, we'd appreciate it."



I DON'T LIKE THIS !












Walaupun beberapa artikel anti piracy yang dimuat di blog ini bertujuan menggugah kesadaran umat Kristiani (yang notabene pasti cinta Yesus), untuk mulai sadar menggunakan album gospel ori, eehh....malahan dengan sengaja para empunya dan pemakai situs free download memuat linknya di comment blog ini. Saya nggak tahu apa motifnya,  apa sengaja mancing-mancing supaya saya marah? Nggak mau kepancing aahh.. sesama umat Tuhan seharusnya kita hidup dalam kerukunan kan?
Masa sih main teriak-teriakan, main pukul-pukulan, main pengadilan-pengadilanan ???  Sebaiknya jangan sampai ke situ yaahhh.....
Cukup mulai mendengarkan hati nurani aja. And caring others.
Saya sendiri nggak mau hard feeling terhadap para unauthorized internet sites tsb. I prefer giving peope an education thru my writings...,
sampai lama-lama diterima di hati.

Teman-teman ingat nggak sih.....
masa-masa kita hidup di jaman hukum 'rimba', nggak mau antre, main serobot aja, mau dilayanin lebih dulu nggak peduli kalau datangnya paling terlambat. Perlu pembelajaran terus menerus sampai hasilnya sudah mulai kita nikmati sekarang. Khususnya di Jakarta, sudah jarang sekali terjadi serobot-serobotan di queing line, kalau nggak mau dipelototin orang banyak dan dicap sebagai manusia tak beradab. Dan sekarang yang sedang dibina adalah supaya pengemudi di jalan tol tidak menggunakan bahu jalan. Masih ada sih pengemudi yang nggak peduli dan seenaknya memakai bahu jalan, tapi kuantitasnya makin lama makin menurun. Alias sudah banyak yang sadar, dan mau belajar taat aturan. Manusia nggak ada yang sempurna, pasti ada salahnya.
Tapi yang penting, punya sikap mau belajar.


Besar harapan saya, lewat artikel yang berbau anti piracy campaign (sekali lagi not dealing with the cons, capek deh ngeladeninya ...hehe), tapi ditujukan untuk yang mau belajar menghargai para seniman (bahasa sononya artist) gospel. Yuuukk.. mulai membeli the real album, not the fake one. Nggak usah tengak tengok kiri kanan, orang lain ngelakukan nggak ya?
Start from yourself
.

Angka 1.000.000 selalu dimulai dari 1.
'Banyak' selalu dimulai dari 'sedikit'. 'Mayoritas' dimulai dari 'minoritas'. Sekalipun sekeliling kita, apakah itu di rumah, di gereja, di kumpulan imam musik, semuanya menggunakan fake album, jangan goyah.
Sekalipun sekeliling kita mengatakan, "nggak ngaruh deh lo beli yang ori.... nggak mengurangi produksi bajakan kok, ... yang bajakan tetap banyak pembuatnya dan pembelinya.."  
Ayo, mulai dari diri kita. Saya percaya sekali, seperti dulu orang yang nggak mau antre, sekarang jadi tertib, orang yang dulu semuanya seenaknya tidak mematuhi rambu lalu lintas, dan kini mulai belajar patuh, demikian juga dengan pengguna album gospel.
Yang tadinya biasa download gratis, atau beli CD palsu harga goceng,
lama-lama akan beralih ke real album.
Tapi memang harus ada orang yang mau berkorban  dicap bawel
(seperti saya... bawel amat sih... hehehe), yang terus menerus menyerukan anti piracy campaign ini. Don't ged mad on me yah.
I seriously did this because I love all of you.  


Now, the question still needs an answer: "HOW REAL CAN YOU GET?"




All Blessings,

Julita Manik

Sunday, March 15, 2009

"TEMUKAN DALAM HIDUPKU" (because God is still seeking..)


















Ketika menulis lagu "Temukan Dalam Hidupku", yang ada di album
"Indah Pada WaktuNya" track 3, saya berpikir, "God, this is the sweetest song I've ever made to You. May it is pleasing Your heart."
Bukan karena narcis, tapi bener... menurut saya melodynya sangat manis banget. Dunia serasa milik berdua dengan Tuhan... Terus yang lainnya???  .... kost... hahaha..
Dan lagu ini memecahkan rekor, menjadi lagu yang pembuatannya paling lama. Hampir 2 tahun. Kenapa? Karena selama 2 tahun itu saya merasa mentok, lagu udah jadi, tapi kok belum sreg juga yah. Sampai akhirnya, muncul inspirasi untuk menulis seperti bentuk yang sekarang ini.
Aaahhh... akhirnya. Thanks God !

Tapi ketika seseorang teman berkata kepada saya, "Julita, saya suka banget lagu ini dari pertama kali mendengarkannya. Melodynya manis banget (tuh...bener kan?). Tapi saya nggak ngerti liriknya.."

Saya baru nyadar, ternyata nggak semua yang saya ingin sampaikan melalui lagu-lagu yang saya tulis, bisa dimengerti dengan makna yang sama dengan yang ada di hati saya. Jadilah saya menuliskan artikel ini.

Inti dari lagu "Temukan Dalam Hidupku" ini adalah Tuhan menemukan apa yang Dia cari. Dimana? Di dalam hidupku. Di dalam hidup teman-teman.
Loh... kok??? Bukannya itu sudah terjadi saat Tuhan mencari dan menyelamatkan kita dari dosa? Betul !!!
Kekristenan adalah "Tuhan mencari kita", dan bukanlah "Kita mencari Tuhan".
Kita sudah ditemukan saat kita memberi diri diselamatkan. Tapi ternyata, Tuhan tidak berhenti mencari hanya sampai saat penyelamatan.
Bahkan sampai sekarang Tuhan masih mencari.
Sebab banyak yang dipanggil, tapi sedikit yang dipilih.
(Matius 22:14)



GOD IS STILL SEEKING
















"Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.."
(2 Tawarikh 16:9)


God is still seeking.
Untuk membuat perbedaan antara orang-orang yang mengikut Dia dengan sungguh dan yang tidak. Oh...tentunya teman-teman dan saya mau menjadi orang yang kelimpahan dengan kekuatan Tuhan kan?
Itu yang mendasari saya menulis lagu ini. "Ya Tuhan, saat Engkau mencari, dan mencari, temukanlah apa yang Kau cari itu ada di dalam kehidupanku."


"TEMUKAN DALAM HIDUPKU"


Sesuatu yang kita sukai pasti akan kita cari. Saya suka sekali kombinasi warna black & white. Saya baru menyadari, ketika membuka lemari pakaian saya, ternyata baju-baju saya didominasi dengan kedua warna itu. Baik yang single tone maupun two tones. Sengaja atau nggak sengaja, ternyata setiap kali ada kebutuhan membeli pakaian, seringkali yang dibeli warna...ituuuu lagi. Apa nggak bosan dengan warna yang itu dan itu lagi ??? Nggak tuh. Keputusan saya

ternyata sangat dipengaruhi dengan warna favorite saya ini.
Dengan kata lain saya selalu mencarinya, mencarinya, dan mencarinya lagi.
Karena saya suka.

God is still seeking.
Apa sih yang disukai Tuhan, yang dicari Tuhan?

"tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi;
sungguh
semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan."
(Yeremia 9:24)



Ternyata Tuhan suka akan pengenalan akan Dia.
Tuhan suka akan orang-orang yang memahami dan mengenal bahwa Tuhan itu penuh dengan kasih setia, keadilan dan kebenaran.

Saya menerjemahkannya ke dalam lirik lagu menjadi,
"Temukan dalam hidupku, segala yang Engkau sukai...
Hatiku yang mengenalMu Tuhan...
Kutahu itu sukakan hatiMu..."


Biarlah pencarian Tuhan akan kesukaanNya ditemukan dalam hidup kita. Hati dan hidup kita penuh dengan pengenalan akan Dia, yang bagi Tuhan jauh lebih berharga dari kebijaksanaan, kekuatan, dan kekayaan kita (Yeremia 9:23).


AND GOD IS STILL SEEKING
Pencarian yang tak kenal lelah juga Tuhan lakukan hingga saat ini.
Yaitu untuk menemukan penyembah-penyembah benar.

"But the hour cometh, and now is, when the true worshippers shall worship the Father in spirit and in truth: for the Father seeketh such to worship Him."
(John 4:23, KJV)


Tuhan nggak hanya sekedar menghendaki (terjemahan Indo), tetapi Tuhan mencari (terjemahan KJV) penyembah-penyembah benar.
Tuhan nggak hanya pasif menunggu, tapi Tuhan aktif mencari untuk menemukan penyembah-penyembah benarNya.

"Temukan dalam hidupku...yang Kau cari, yang Kau rindukan...
Hatiku yang menyembahMu Tuhan...
Kutahu itu senangkan hatiMu..."



Semoga, sekarang teman-teman nggak bingung lagi mendengarkan ataupun menyanyikan lirik lagu ini. Bahkan doa saya, lebih dari itu semua, biarlah apa yang Tuhan cari, yang menyukakan dan menyenangkan hatiNya, ditemukanNya dalam hidup teman-teman dan saya.
Amen.


All Blessings,

Julita Manik

Saturday, March 7, 2009

It's hard to live without piracies, but we have to try...right?

Nggak nyangka kalau artikel sebelumnya tentang piracy, mendatangkan banyak tanggapan, baik di blog ini maupun yang langsung email saya dan di facebook. Pros & cons, dan yang terbanyak yang cons.

Waahhh...saya sampai gemetaran mau buka blog sendiri.
Pada dasarnya saya nggak suka arguing, dan lebih suka mendiamkan saja.
Ketika membaca comment yang masuk di blog download lagu rohani yang sudah ditutup pemiliknya, sangatlah menyedihkan karena sebagian besar comment yang masuk tidak mendukung keputusan blogger yang sudah menyadari kesalahannya. Mereka berusaha membujuk blogger ini untuk membuka kembali blog download tsb.
Melalui tulisan berikut ini (not dealing with the cons), saya mau menguatkan hati teman-teman (paling nggak yang mau mencoba), yang mau memulai hidup tidak memakai barang-barang bajakan.

Ada yang komen ke saya, "Ngapain sounding-sounding anti piracy, apakah kamu bener-bener udah bebas dari produk-produknya?"
Saya tahu saya belum sempurna.
Saya masih belajar hidup tidak menggunakan barang bajakan.
Masih punya banyak kekurangan. Tapi beberapa tahun ini saya sudah mulai bertekad untuk mulai mencoba belajar berjalan dengan benar.
Memang nggak mudah. Tapi saya berusaha mulai dari hal yang paling simpel dan yang paling mudah yang dapat saya lakukan. Yaitu membeli CD atau kaset ori. Saya tahu banyak teman-teman yang seperti saya, yang mulai belajar melakukannya. Nggak langsung giant step, tapi paling nggak ada motivasi untuk memulainya.

Ketika di awal-awal mulai menulis blog ini, saya juga sudah berpikir tentang photo apa yang bisa saya upload dari internet yang tidak bertentangan dengan semangat anti-piracy. Untuk photo memang nggak sejelas album musik. Kalau album musik regulasinya sudah jelas. Jadi yang saya lakukan adalah berusaha menghindari photo-photo yang ada tulisan 'for sale', dan memakai yang general, yang boleh dishare. Tapi kadang-kadang agak abu-abu, nggak jelas apakah ada copyrightnya atau tidak. Sangat memungkinkan ada kesalahan-kesalahan yang saya lakukan, tapi saya berusaha meminimalkannya dalam setiap postingan. Sekali lagi ini bukan bela diri yah... orang Kristen kan dilarang karate, silat, tae kwon do, ntar kemasukan roh... LOL...  just joke.

Saya tahu hidup tanpa produk-produk bajakan itu nggak mudah. Tapi paling nggak mari berusaha melakukannya. Buat teman-teman lain, hargailah teman-teman yang mau belajar melakukannya, even though langkahnya belum sempurna. Jangan dijudge, "ngapain sok-sokan anti-piracy anti-piracy an, gua tahu kok lo masih pake ini...pake itu.."
Anggap saja seperti anak yang baru belajar jalan, langkahnya masih sering jatuh daripada nggaknya. Tapi pelan tapi pasti, anak itu kelak akan mampu berjalan tegak seiring dengan pertambahan umurnya.

GOOD BYE MY VITAMINE !
Setelah bertobat membeli CD palsu, saya mulai meningkatkan target saya. Apa itu? FAKE BRANDED BAG. Wah...itu nggak gampang buat saya.  Seperti kebanyakan wanita yang fashionable lainnya, tas branded (walaupun fake) bagaikan vitamin buat saya. Saat punya tas baru, rasanya hari-hari jadi lebih cerah, dan lebih  semangat gitu loh (haha...yang cowok nggak bakalan ngerti deh nikmatnya).  ITC Mangga Dua Lantai Dasar adalah most favourite shopping place buat saya untuk mendapatkan tas-tas merek yang kualitasnya sangat baik (penjualnya mengatakan 'KW 1'). Segala merk ada di sana, mulai dari LV, Prada, Gucci, Bottega, YSL, Hermes, you name 'em. Dengan katalog yang lengkap, untuk mencek apakah bener mirip sama aslinya. Kan nggak lucu beli tas tapi nggak ada di katalog, ketahuan dong palsunya.
Sampai suatu saat saya berpikir, apa sih tujuannya saya beli tas-tas itu? Supaya keren, trendy, atau kelihatan seperti orang kaya dan diterima dikalangan socialite ?

Perenungan saya semakin dalam, coba aja, pantes nggak sih kalau saya nenteng Birkin Bag nya Hermes (yang aslinya harganya ratusan juta rupiah...man!!!) terus naik mobil yang harganya lebih kecil dari harga tas aslinya?
Orang yang bisa beli tas Hermes asli, tentu kalau punya mobil, udah nggak sekelas yang harga seratusan juta dong, pasti udah yang M-M an.
Kayaknya saya muna' banget deh. Lagian tujuan branded bag itu dibuat, bukan untuk dipakai semua orang kebanyakan, tapi exclusive rich people yang akan bangga sekali memakainya, karena tahu nggak semua orang bisa membelinya. Yaah...semacam life achievement gitu lah.  Dan mereka bukan hanya bersedia membayar mahal untuk itu, tetapi rela masuk waiting list selama 2 tahun untuk memperolehnya. Terus ditambah dengan komentar temen dekat saya waktu baru pulang dari Paris,
"di bandara dicek loh.. kalo ketahuan tas kita palsu bakalan gawat deh."
Tanpa ada yang menceramahi saya panjang lebar, saya menghentikan kebiasaan saya membeli fake branded bag.

Dan tahukah teman-teman kalau menjadi penjual barang-barang bajakan harus punya jantung yang sehat dan kuat?
Hidup mereka nggak nyaman, karena sewaktu-waktu bisa ada sidak dari pihak kepolisian yang memeriksa apakah produk yang mereka jual itu ori atau fake? Bila ternyata ditemukan palsu, mereka akan menderita kerugian yang sangat besar, dan barang-barangnya juga disita.
Bahkan bisa berurusan dengan hukum.

Saya memutuskan untuk menyetop fake vitamine saya itu dan menggantinya dengan yang ori tapi sesuai dengan kemampuan saya. Yaah...beralihlah saya ke merk Guess, Zara, dan yang sekelas dengannya yang sesuai dengan kemampuan saya. Dan saya surprise, ternyata... nggak mengurangi sukacita kok.
Malah lebih bahagia, karena belajar mendengarkan kata hati nurani.
Walaupun demikian, saya nggak pernah ngejudge temen-temen saya yang masih nenteng replika branded bag. Saya mulai pelan-pelan kasi tahu kenapa saya bertindak seperti itu, dan mulai ada loh yang ikutin jejak saya.

I KNOW IT'S NOT EASY ('cause it's happen to me, too)

Nggak gampang hidup tanpa membeli produk yang berbau piracy, karena mereka ada dimana-mana. Lingkungan sepertinya tidak mendukung untuk bersemangat anti-piracy.
Ketika sedang di Beijing, saya ingin membeli oleh-oleh untuk teman-teman saya. Dan ya ampun..... sulit sekali mencari produk bagus dengan harga terjangkau dan ...ori!
Saya diajak ke suatu mall seperti ITC Mangga Dua, dari lantai dasar sampai lantai 5, isinya semua fake product. Pindah ke tempat lain... lagi-lagi fake.


Saya ingin mencari local ori product... susahnya minta ampun.
Everything around are fake.

Akhirnya saya lebih memilih membeli asesoris seperti earrings, necklace yang bener-bener locally made, nggak ada imbuhan merek sama sekali. Supaya hati ini lebih bahagia dan nggak merasa bersalah.


Bener ... nggak gampang belajar hidup benar, but we have to try...my friends. Ada yang email saya dan mengatakan kalau tinggal di luar negeri susah sekali mendapatkan CD Gospel Indo yang ori. Kalau mau kirim dari Indo, ongkos kirimnya muaahhhal banget. Memang susah ya.
Karena hanya sedikit sekali album yang listed di iTunes.
(FYI: album kedua saya "BEAUTIFUL" sudah listed, dan akan diikuti dengan album "INDAH PADA WAKTUNYA"). Saya sangat berharap produser musik Gospel Indo juga lebih antusias lagi listing produk-produknya di iTunes store, supaya win-win solution..toh.  And everybody will happy.

Masih ada beberapa hal lagi yang harus dibereskan dalam hidup saya berkenaan dengan semangat anti-piracy. Saya memilih melakukannya bertahap, tapi setiap tahap saya melakukannya dengan segenap hati dan perenungan yang dalam. Dan ketika saya sudah memutuskan untuk melakukannya, nggak ada bargaining lagi, harus dijalani dengan segenap kekuatan, karena saya nggak mau menghianati keputusan yang sudah saya ambil. 

So...stop judging, tapi mari support teman-teman yang mau melakukannya dengan segenap hati, walaupun belum sempurna.
Yang belum mau, banyak renungkan aja dulu....  kelak mungkin bisa. Pasti.


All Blessings,

Julita Manik

Sunday, March 1, 2009

Biarkan Hati Nurani Bicara (STOP PIRACY !!!)

















Semakin maraknya pembajakan hak cipta seperti wabah penyakit yang meluas dengan sangat cepat dan tidak dapat dihentikan penyebarannya. Begitu hebatnya piracy ini sehingga kadang-kadang album ori belum ada di toko musik, tetapi bajakannya sudah dijual.
Saya sudah lama tahu akan hal ini dan tidak terlalu ambil pusing karena merasa tidak dapat berbuat apapun. 
Dulu saya pernah berpikir, kok ada yah yang tega membuat dan memperjualbelikan CD bajakan lagu rohani Kristen. Kan segmen nya nggak seberapa besar. Apalagi dibandingkan dengan segmen musik sekuler Indo, seandainya dibajakpun populasi potensi pembelinya jauuuhhhh lebih besar. Ini...udah minoritas, dibajak pula lagi. Yah...nggak heran kalau banyak label rekaman Gospel Indo yang collapse.

Belakangan topik ini menjadi hangat dikalangan pecinta musik Gospel karena piracy semakin merajalela. Bukan hanya memperjualbelikan CD bajakan, tetapi membuat blog di internet yang memberikan feature download MP3 album-album ternama musik Kristen Indonesia. Banyak sekali blogger-blogger yang menawarkan download gratis kepada readernya.
Seorang teman meminta saya untuk melihat blogspot tsb, dengan perkataan, "kak...liat deh, album kakak juga ada di situ, di halaman paling depan lagi.."

Yang membuat saya menulis artikel ini, bukanlah defense karena album saya termuat dalam daftar download gratis. Tetapi dikarenakan membaca debat yang ada di kolom comment tsb. Pedih sekali hati ini rasanya membaca tulisan-tulisan di comment tsb. Nggak cukup menyakiti dengan menyebarluaskan karya seni lewat download gratis, ditambah membenarkan diri mereka dengan perbuatan yang jelas-jelas merugikan orang lain.

Saya tahu memang piracy ini banyak yang pros & cons, dengan alasan masing-masing. Rambut boleh sama hitamnya, tapi isi kepala berbeda toh?
Ada yang bilang ke saya, "yaah...ambil hikmahnya aja, senimannya lebih suka kepuasan batin atau kepuasan materi?"
Ada juga yang berkata, "lihat positifnya deh, dengan dibajak lebih banyak yang denger dan nama Tuhan Yesus lebih disebarkan."
Yang lain berkata, "lho...jangan protes dong, lagu-lagu rohani kan inspirasinya dari Tuhan, masa sih diperjualbelikan secara komersil."
Lho.....yang dirugikan kok malah jadi pihak tertuduh ya?
Saya jadi bingung sendiri.

Sehingga melalui tulisan ini saya ingin memperlhatkan sebuah bahan perenungan, bukan bahan perdebatan (I hate arguing), perjalanan pembuatan sebuah album rohani. Sesudah itu, teman-teman boleh menilai sendiri,
apa yang menjadi keputusan teman-teman atas pemikiran ini.


THE LONG JOURNEY OF MAKING A GOSPEL  ALBUM
Sebuah album rohani sangat mengandalkan lagu-lagu yang termuat di dalamnya, mungkin lebih dari penyanyinya sendiri. Penyanyi paling terkenal sekalipun, tetapi kalau lagu-lagunya kurang diterima maka tidak akan berhasil. Terbukti banyak artis-artis sekuler yang membuat album rohani tetapi kurang berhasil. Sebaliknya bila sebuah lagu rohani boom!!!, maka dapat dipastikan hampir disemua (mayoritas) album rohani yang direlease pasti ada lagu tersebut. Yah...seperti lagu sejuta umat. Dulu lagu Bapa Yang Kekal pernah sangat populer sekali, dan saya mencatat nggak kurang dari 40 album ada memuat lagu ini menjadi salah satu lagunya. Bahkan teman saya pernah menunjukkan MP3 bajakan berisi 100 lagu (dari 10 album), dan di dalam bajakan tersebut ada 5 versi lagu Bapa Yang Kekal dalam 5 album yang berbeda-beda. Demikian juga yang terjadi untuk lagu rohani populer lainnya seperti JanjiMu Seperti Fajar, Semua Baik, Mujizat Itu Nyata, Sentuh Hatiku, dll.

Jadi faktor lagu adalah The Most Important Thing In Gospel Album.
Dan lagu nggak bisa dipisahkan dari penulisnya alias songwriter. Karena lagunya untuk konsumsi rohani, tentunya harus based on Bible.
Nggak bisa nggak. Dan tahukah teman-teman, mayoritas songwriter hidupnya benar-benar bergantung pada profesi mereka sebagai penulis lagu? Kebanyakan mereka adalah fulltime as songwriter. Dapur mereka ngebul dari pekerjaan mereka. Dan banyak yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Apakah karena lagu rohani, terus mereka nggak mendapatkan bayaran atau royalti atas pekerjaan mereka? Walaupun writing a song is their job, tapi mereka (paling nggak yang saya kenal) adalah orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, dan menuliskan pengalaman pengenalan mereka akan Tuhan dalam lagu yang mereka tulis. Dan proses penulisan lagu bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan banyak perenungan, mencocokkan dengan ayat Alkitab,
bukan asal tulis. Beberapa lagu rohani yang sangat populer dihasilkan dari kehidupan songwriter yang dengan sangat luar biasa diremukkan dan dibentuk oleh Tuhan. Yang belum tahu, silahkan baca artikel JANJIMU SEPERTI FAJAR, SEMUA BAIK (dalam link : DEDICATED TO SONGWRITER) di blog ini. Tentunya sebagaimana hukum ekonomi (karena album rohani adalah produk yang diperjualbelikan), songwriter yang lagu-lagunya sangat disukai akan memperoleh bayaran yang lebih mahal dibandingkan songwriter yang karyanya belum terlalu diresponi.


Seorang penyanyi yang baik, dan memiliki lagu-lagu yang baik tentu diharapkan akan berhasil penjualan albumnya. Dalam proses rekaman, take vocal nggak cukup sekali. Kadang-kadang harus dilakukan berulang-ulang demi mendapatkan hasil yang baik. Belum lagi kalau melakukan banyak kesalahan, yaah...mesti diulang-ulang. Semuanya dengan harapan, kualitas suara yang terbaik yang dihasilkan dan bisa memberkati pendengarnya. Nggak cukup persiapan suara, penting juga persiapan batin. Penjiwaan akan semakin baik bila penyanyinya sudah mengalami peremukan dari Tuhan. Sehingga tidak ada niat untuk mencuri kemuliaan Tuhan. Percaya bahwa semuanya bisa terjadi karena kasih karunia Tuhan. Tapi meskipun demikian, hukum ekonomi berlaku juga atas musik Gospel. Bila penyanyinya adalah penyanyi favorit, maka bayarannya juga akan semakin mahal. Nggak bisa dipungkiri kenyataan beberapa lagu menjadi naik daun karena dinyanyikan penyanyi-penyanyi favorite. Walaupun sebelumnya lagu tsb sudah pernah dipublish penyanyi lain.
Dan kalau mau jujur yah, perhatikan deh...  CD hasil bajakan ataupun situs download gratis. Mereka nggak ngasal dalam membajak, atau kalau di situs, nggak semua album mereka tampilkan. Mereka hanya memilih yang terbaik, yang mereka tahu sangat atau akan disukai oleh umat Kristiani.


Lagu yang baik bisa berbeda bila ditangani orang yang berbeda. Ada arranger yang piawai sekali mengolah lagu-lagu tempo cepat, ada yang lebih fokus ke lagu-lagu lambat, dan ada yang pinter dikeduanya. Dan mayoritas mereka menjadikan music arranging sebagai mata pencaharian mereka. Mereka sangat skillful, sangat capable, dan mereka menghasilkan suatu karya seni. Apakah karena musik Gospel mereka nggak mendapatkan bayaran atas karya mereka? Yang jelas semakin jago mereka membuat arrangement, maka biaya pembuatan musik perlagunya akan semakin mahal. Intro-intro yang kelihatan sederhana, tetapi menjadi enak didengar bila dihasilkan tangan dingin mereka. (Walaupun kedengarannya melody intronya sederhana, tetapi nggak mudah loh mengcreatenya, terbukti dengan standardnya semua intro lagu tempo cepat di semua gereja, benar-benar persis seperti musik ori nya). Kalau disuruh membuat intro lain, karena mungkin sudah merasa bosan, seringkali yang dihasilkan nggak seindah musik aslinya.


Masuk dapur rekaman, gantian tangan dingin operator studio yang mengambil peran. Dalam pengalaman 3 kali masuk studio rekaman, saya menilai mereka adalah orang-orang yang sangat sabar. Memencet tombol play backup music berulang-ulang (apalagi kalau penyanyinya sering membuat kesalahan), mengatur fade in/out, menggeser interval suara ke kanan ke kiri (karena sekarang adalah jaman digital), memoles suara yang fals, semuanya membutuhkan kesabaran, ketelitian dan keahlian.
Dan mereka juga adalah orang-orang expert yang fokus di bidangnya.
Jarang yang side job.
Karena pekerjaan ini membutuhkan konsentrasi tinggi, nggak boleh salah ambil data musik dan suara.
Dan proses rekaman berlangsung berjam-jam tiap harinya
(biasanya 1 shift 6 jam). Bila salah pencet tombol aja....bisa-bisa seluruh data hilang, dan harus diulang lagi. OMG !!!
Beberapa studio rekaman yang saya masuki, mereka memakai software ori. Yang harganya sangat muaahhaall bo'. Mereka punya alasan yang logis,
"Kami hidup dari hak cipta, maka kami nggak mau menghancurkan sesama kami yang juga hidup dari royalti hak cipta (maksudnya pembuat software).
Kami ingin melakukan hal yang kami ingin orang lain juga berbuat yang sama pada kami."


Dan akhirnya.... setelah mixing dan mastering selesai, barulah masuk fabrikasi untuk duplikasi CD ataupun kaset. Dan semuanya itu nggak gratis. Harus bayar. Dan biasanya bagian manufacturing juga membuat surat perjanjian tidak akan menggandakan CD atau kaset tsb tanpa seijin produser. Kalau melanggar pasti ada hukumannya sesuai dengan UU Hak Cipta.


Semua tahap-tahap di atas, mulai dari songwriter, singer, music arranger & recording operator, duplikasi, bekeja sama untuk menghasilkan rekaman yang bermutu dan memberkati pendengarnya. Masih ada lagi sessi pemotretan dan desain grafis, untuk cover yang akan masuk percetakan. Yang semuanya melibatkan tenaga-tenaga profesional.
Jadi dari semua proses yang panjang di atas, semuanya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mendanai semua cost tsb? Mulai dari cost untuk songwriter, singer, backup singer, arranger, music filler,operator rekaman, mixing dan mastering, dan pembuatan cover?
Semuanya dibebankan kepada executive producer, dan semuanya dibayar di depan. Pay cash in advance.
Biaya ini nggak sedikit, mulai dari puluhan hingga ratusan juta Rupiah.
Dan memakan waktu dan tenaga yang nggak sedikit. Sehingga sudah jelas semua proses yang panjang ini akan menghasilkan sebuah produk yang akan diperjualbelikan (bukan gratis), dan diharapkan hasil penjualannya akan menutupi biaya produksinya.

Tetapi dengan mengabaikan proses idea creation untuk thema album, mengabaikan waktu yang panjang dan biaya yang mahal, dengan seenaknya pembajak membuat bajakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang seminim mungkin.
Mereka bisa menjual CD hanya seharga Rp. 5000 (dan mereka sudah bisa mendapatkan keuntungan paling nggak 70% dari harga CD), karena nggak perlu susah-susah membuat ide album. Nggak perlu repot-repot rekaman, nggak perlu bayar songwriter, singer, studio rekaman, dan fabrikan.
Semua long journey itu dipangkas, dari 5-6 tahap menjadi hanya 1 tahap saja yaitu duplikasi CD. Gimana nggak murah?


STOP PIRACY SHOULD BEGIN FROM CHURCH

















Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
(Amsal 3:27)



Suara STOP PIRACY harus menjadi suara gereja.
Saya pikir gereja harus mengajarkan pengerjanya dan jemaatnya untuk tidak beria-ria di atas kerugian orang lain.

Teman-teman mungkin sudah membaca artikel "JANJIMU SEPERTI FAJAR" di blog ini. Bagaimana Bpk. Afen sekeluarga dibebaskan dari kemelut ekonomi melalui lagu ciptaannya ini. Dan semua teman-teman yang sudah membeli album ori yang memuat lagu karya beliau telah turut berpartisipasi dalam pemulihan tsb. Mungkin ketika membeli CD atau kasetnya, teman-teman nggak pernah berpikir sejauh itu, tetapi sesungguhnya Tuhan telah memakai teman-teman untuk menolong Bpk. Afen sekeluarga.

Juga saya harap teman-teman sudah membaca artikel di blog ini
tentang lagu "SEMUA BAIK".
Ketika teman-teman membeli album ori yang memuat lagu karya
alm. Bpk. Budi ini, sesungguhnya teman-teman telah menjadi alat Tuhan untuk memelihara kehidupan istri beliau (ibu Yani) dan anaknya Michael. Beliau hanya meninggalkan warisan sebuah lagu bagi anak istrinya.
Dan melalui kita semua yang membeli album orinya, karya lagu tsb menjadi berkat bagi keluarga yang beliau tinggalkan.

Dan seberapa tega membeli fake album barunya Jacqlien Celosse?
Dengan menahan rasa sakit yang luar biasa, she did the recording.
Saat ini every single Rupiah we paid for her album means a lot to Jacqlien, yang sedang membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan penyakit yang sedang dideritanya. (Artikel tentang penyakit Jacqlien ada di link:
THAT's WHAT FRIENDS ARE FOR)

Kalau kita membeli album bajakan, berarti kita sedang memberikan persembahan kepada orang yang tidak berhak. Kita memberkati orang yang tidak ada hubungannya dengan proses rekaman album rohani.
Dengan mendownload gratis kita telah menjadi penghalang berkat bagi orang-orang yang seharusnya menerimanya.
Alasan "bukankah hasil penjualan CD atau kaset hanya dinikmati oleh produser?" sebenarnya bukanlah alasan untuk membenarkan diri untuk memiliki produk mereka secara gratis. Maraknya pembajakan, membuat produser megap-megap dan memangkas semua biaya, dan berdampak kepada orang-orang kreatif didalamnya.


AM I A RICH ARTIST?
Bicara tentang kekayaan, ada yang berpikir, penyanyi rohani memperkaya diri dengan firman Tuhan yang dinyanyikan di albumnya.


Jujur, hingga saat ini saya belum pernah mendengar orang yang menjadi kaya raya karena penjualan album rohani. Termasuk saya sendiri.
Saya berharap jangan mencari alasan yang berlebihan untuk membenarkan perbuatan yang memang tidak benar.
Oh ya, saya juga mendengar di sebuah kota ada sebuah toko musik rohani yang menjual khusus CD rohani bajakan. Dan banyak imam musik yang pergi ke sana untuk membeli album baru.
Tujuannya belajar lagu baru yang akan diajarkan ke jemaat.
Semoga kita semua sadar dan tidak melakukannya lagi.
Tuhan selalu mengajarkan kita untuk membayar harga.
Dalam Tuhan tidak ada mental gratis. Yang gratis hanya darah Yesus.
Tetapi menjadi muridNya harus bayar harga.
Jadi imam musik juga harus bayar harga. Setuju??? (dengan segala kerendahan hati, saya memohon.. harap renungkan sebelum menjawab).

Oh ya...ada perbedaan antara musik dunia dengan musik Gospel.
Untuk musik dunia, bila dinyanyikan di public space harus bayar royalti
(untuk negara Barat, misal di kafe, karaoke, tempat pertunjukan, mall, dll.)
Tetapi untuk musik rohani, mau dinyanyikan banyak kali di gereja atau ibadah, tidak dipungut royalti, tidak perlu bayar, sepanjang Anda tidak merekam dan memperjualbelikannya tanpa ijin.
Tetapi bila dinyanyikan di Karaoke yang notabene bukan tempat ibadah, maka pengusaha Karaoke harus membayar royalti kepada songwriter (Indonesia juga sedang menuju ke arah sana, dan ada beberapa draft kontrak yang sedang akan saya tanda tangani sehubungan hal ini).
Kalau nyanyi di ibadah harus bayar royalti, maka Sari Simorangkir sahabat saya akan menjadi songwriter yang paling kaya raya dari royalti tsb, karena hampir 70% lagu-lagu yang dinyanyikan di ibadah di hampir semua gereja karismatik Indonesia adalah karya sahabat saya ini.
But don't worry...be happy...they are all free.
Itulah kepuasan batin sang songwriter melihat lagu-lagunya memberkati jemaat Tuhan.


Ada teman yang berkata, "harusnya lo senang dong lagu lo dibajak, berarti kan ada peminatnya. Ada yang cari lagu lo gitu loh.."
Memang benar, nggak semua album atau lagu dibajak karena pembajak juga seperti pengusaha, memilih karya-karya yang mempunyai peminat. Tetapi, apapun yang menjadi alasan untuk membenarkan diri, bahkan berjuta alasan sekalipun, tidak akan membuatnya dapat dibenarkan.

Itu yang menjadi motto STOP PIRACY.
MILLIONS OF WRONGS, DON'T MAKE IT RIGHT.

Blog ini adalah bagian pelayanan saya kepada Tuhan dan jemaatNya
(as a singer and songwriter), yang saya berikan secara gratis.
Ada beberapa kali artikel di blog ini dikutip dalam majalah rohani, renungan harian, milis-milis Kristen, ataupun blogger lainnya. Tetapi saya nggak pernah menuntut apapun, karena ini gratis. Even pengakuan. Karena ada beberapa yang kutip artikel di blog ini tanpa menuliskan narasumbernya.
It's ok for me, because it's free. Tapi akan berbeda bila menyangkut selling product. Misal CD atau kaset. It's not free my friends.

Demikianlah curahan hati saya akan piracy thing.
Himbauan saya mari kita belajar menghormati karya orang lain.
Belajar dari hal-hal kecil (saya pikir harga CD yang berkisar Rp 25-40 ribuan bukanlah hal besar yang harus ngotot diperdebatkan dalam membeli album, kira-kira sama dengan harga 2 piring nasi goreng di restoran).
Dari hal kecil kita belajar kepada hal-hal yang lebih besar lagi.

Bila ternyata ada yang masih belum mampu atau belum mau membeli album ori dan terpaksa membeli yang bajakan atau download gratis....
saya nggak bisa bilang apa-apa, but please... jangan membuat kami sedih dengan kata-kata pembelaan diri yang memedihkan hati kami.
Semuanya kembali lagi ke hati nurani.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

P.S.  Million thanks untuk blogger kancutband
(http://www.kancutband.blogspot.com/)
yang sudah menghapus semua materi download gratis di blognya.
Saya percaya apa yang kamu lakukan Tuhan perhitungkan.
God bless you abundantly.




All Blessings,

Julita Manik