Thursday, March 26, 2009

Tears Are a Language God Understands














Banyak air mata tertumpah di tahun 2009 ini.
Bagaimana tidak? Tahun yang diawali dengan krisis yang menghentak dan menggoncangkan hampir tiap belahan bumi, memberi dampak yang hebat atas banyak orang. Ratusan ribu orang telah di PHK dan mungkin akan segera menyusul yang lainnya dalam jumlah yang cukup besar.
Air mata pun tidak bisa dibendung dari orang-orang yang kecewa dan merasa gagal dalam hidupnya, orang-orang yang merasa sendirian, diabaikan dan ditinggalkan, oohhh...begitu banyak air mata yang tercurah.
Krisis ini tidak pandang bulu. Semua dilandanya, apakah orang benar maupun yang tidak benar. Ada seorang teman, seorang anak Tuhan, berdasarkan nasehat temannya yang juga orang percaya, menginvestasikan seluruh uang tabungannya di sebuah internasional financing company yang prestigious,
2 minggu sebelum perusahaan tersebut collapse. Siapa yang bisa menduga?
Air matapun akan mengalir menyertai penderitaan batin dari orang-orang yang mengalaminya. Begitu sesaknya sehingga tak tahu harus berdoa apa, ... ada rasa takut...  kalau menumpahkan isi hati akan menyalahkan Tuhan, .... yang bisa dilakukan hanya meneteskan air mata.
But I want to share the good news for all of you my friends.


GOD DOES UNDERSTAND  a TEAR LANGUAGE. 

Bagi ilmu pengetahuan air mata adalah cairan yang diproduksi tubuh untuk membersihkan dan dan melubrikasi mata.
Ada 3 jenis air mata (Wikipedia) : pertama, BASAL TEARS ,yang secara regular dihasilkan untuk membersihkan kornea dan membersihkannya dari debu; kedua, REFLEX TEARS, dihasilkan saat mata mengalami iritasi, terkena debu, atau saat memotong bawang. Tugas air mata disini untuk membersihkan mata dari segala sesuatu yang mengiritasinya;
ketiga, CRYING TEARS, dimana air mata dihasilkan akibat physical pain atau emotional reaction.

Beberapa ilmuwan menemukan bahwa memproduksi air mata dapat membantu seseorang untuk dealing dengan emotional problems.
Sesudah menangis, biasanya seseorang akan merasa lebih baik, sebaliknya seseorang tidak akan merasa lebih baik saat menahan air matanya.
Peneliti William Frey menemukan bahwa dengan crying tears, dapat menetralisir  senyawa racun yang diproduksi tubuh saat sedang stress, sehingga tingkat stress pun berkurang.

KOREAN DRAMA WAVE

Ikutan meneteskan air mata saat menonton drama Korea "WINTER SONATA" yang sangat romantis habiiiisss?
Hahaha....saya termasuk di dalamnya. Nggak kuaaaattttt, ......., tapi itu hanyalah kesesakan fiksi. Walaupun termasuk kategori crying tears karena melibatkan emosi yang kuat, tapi yang  jadi topik pembicaraan  di sini adalah air mata dari hati yang kesesakan akan sesuatu pergumulan yang real,  yang nyata. Apakah itu pergumulan keluarga, pelayanan, pekerjaan, yang memaksa air mata harus keluar dari perbendaharaannya. Dan ternyata menurut para ilmuwan, menangis itu sehat loh...
Bagaimana menurut Tuhan?

TUHAN  MENGERTI BAHASA AIR MATA.

Saat seseorang mengalami kesesakan batin, tidak bisa mengucapkan apapun lagi karena merasakan penderitaan yang besar, hingga keluarlah air mata, bagi Tuhan itu bukan sekedar air yang menetes dari mata kita. Itu adalah sebuah bahasa.
Dan Tuhan mengerti akan bahasa itu. Walaupun sepertinya kita sudah tidak bisa berkata apapun lagi kepada Tuhan, lewat air mata kita, kita sedang berbicara kepada Tuhan. Dia mengerti bahasa air mata. Krisis dalam hal apapun bisa saja menyentuh setiap orang apakah dia orang percaya ataupun tidak. Tapi yang membedakan adalah hasil akhirnya.
Orang-orang percaya disertai Tuhan untuk melewati setiap krisis dengan kemenangan yang gilang gemilang.

"Sekarang aku tahu bahwa, Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya dan menjawabNya dari sorgaNya yang kudus dengan kemenangan yang gilang gemilang oleh tangan kananNya.
(Mazmur 20:7)


And one more important thing, ... Tuhan bukan hanya mengerti bahasa air mata, tetapi.....


GOD IS a TEARS COLLECTOR

 

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kau taruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?"
(Mazmur 56:9)
"You number my wanderings; Put my tears into Your bottle; Are they not in Your book?"
(Psalm 56:8)





 Terjemahan lain mengatakan:













Kalau bukan itu sesuatu yang berharga, ngapain sih Tuhan mesti menyimpan air mata itu di dalam kirbatNya?
Tidak cukup hanya menyimpannya, Tuhan juga mencatat tiap tetes air mata yang disimpan itu di dalam BukuNya.
Jadi Tuhan tidak hanya punya Buku Kehidupan yang mencatat nama-nama orang percaya, Tuhan juga punya Buku Air Mata. Yang isinya tentang berapa banyak air mata yang kita keluarkan di hadapan Tuhan.
Bak seorang akuntan, Tuhan mencatatkan semua air mata orang percaya, dan menuliskannya dengan teliti dalam Buku Air Mata.
 Setetespun,.. tidak ada yang terlewatkan.


Saya baru saja mengerti, ternyata saat kita mengalami kesengsaraan dan kita menangis, Tuhan memperhitungkan air mata kita. Tuhan mengumpulkan dan mencatat semua air mata kita. Air mata saja dianggap berharga, apalagi yang empunya air mata. Bagi saya ini adalah bukti bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Bahkan di saat-saat kita merasa sepertinya kita 'ditinggalkan Tuhan', percayalah Tuhan tidak meninggalkan kita. Tuhan sedang giat-giatnya mengumpulkan air mata kita dan mencatatnya dalam Buku Air Mata. Spertinya Tuhan sedang berkata: "AnakKu sekali-kali Aku tidak pernah meninggalkan engkau, ...bersabarlah..., tinggal sedikit waktu lagi akan genap... Aku akan menyatakan kemuliaanKu."

Sebenarnya saat kita mengalami kesengsaraan, dan kita menangis, itu adalah sebuah pernyataan di hadapan Tuhan, bahwa kemampuan manusia kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kekuatan manusia kita sudah tidak bisa menolong lagi. Bahkan seorang manusia lainpun, apakah itu orangtua, saudara, sahabat, dan semua koneksi kita, tidak ada lagi yang bisa diandalkan. Hanya Tuhan saja harapan kita. Hanya Tuhan saja pertolongan kita. Nggak heran kalau Tuhan suka air mata. Karena di dalam air mata terkandung arti penyerahan total kepada Tuhan. Yang dapat menolong hanyalah Tuhan saja. Tuhanlah segala-galanya.

Saya jadi teringat saat Maria dan Marta menangisi akan meninggalnya Lazarus, dan kelak dalam pertemuan dengan Yesus mereka menyesali kenapa Tuhan tidak lebih cepat datang untuk menyembuhkan Lazarus.
Sangatlah mengagetkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya perihal kematian Lazarus, "tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. ..."
(Yohanes 11:15)


Terjemahan KJV mengatakan:
"And I am glad for your sakes that I was not there, to the intent ye may believe; ..."

Melalui Firman Tuhan dalam Yohanes 11, tidak bisa dipungkiri kenyataan bahwa Yesus sangat mengasihi Maria dan Marta. Tetapi ketika mendengar Lazarus sakit, kasih Yesus kepada Maria dan Marta diwujudkan dengan kesengajaan menunda kehadiranNya ke tempat Maria dan Marta. Mengapa? Supaya Maria, Marta, dan semua murid-murid yang dikasihi Tuhan dapat belajar percaya.
Saat ini mungkin ada diantara kita yang seperti Maria dan Marta mencucurkan banyak air mata dan berseru "Kenapa Engkau membiarkan semua ini terjadi? Kenapa Engkau tidak segera menolong".
And the answer is still the same like 2000 years ago, "because I love you...
so you may believe Me"


THE CRYING MEN



Walaupun wanita identik dengan pribadi yang lebih gampang menangis, tapi bukan berarti pria nggak pantas menangis.
Alkitab dipenuhi dengan figur para pria yang menangis dalam pergumulannya.
Raja Hizkia, Raja Daud, Yeremia, Petrus, Paulus, bahkan Tuhan Yesus juga turut tercatat sebagai penetes air mata dalam pergumulan yang sedang dihadapi.




Petrus menangis dengan sedihnya setelah menyangkali Yesus 3x. (Matius 24:75). Merasa gagal mempertahankan keyakinan dan ucapannya di hadapan Yesus, bahwa sekali-kali ia tidak akan pernah menyangkaliNya.  

Ayub dalam penderitaannya, masih harus ditambah dengan intimidasi dari sahabat-sahabat rohaninya berkata,
"Sekalipun aku dicemoohkan sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis." (Ayub 16:20).

Daud, tidak terhitung air mata yang mengalir dalam kehidupannya yang sarat warna penolakan dan penghianatan. Mengalirlah lagu-lagu dengan lirik yang luar biasa memberkati banyak orang, menembus abad demi abad tak lekang dimakan waktu.

Paulus, rasul yang mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi, kerap menangis dalam pelayanannya (Kisah Rasul 20:19,31). Tiga tahun lamanya , siang malam ia menasehati jemaat Efesus dengan mencucurkan air mata.  Rasul yang pintar  ini sudah  mengalami jamahan Tuhan, dan tahu persis di luar Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kepintarannya tidak bisa diandalkan.
Tapi sekali lagi, Tuhan suka akan air mata.

Tuhan 'bergembira' saat kita sedang diijinkan mengalami kesesakan, supaya kita dapat belajar percaya. Karena seusai pergumulan  tersebut, kita akan memandang Tuhan dengan perspektif yang berbeda. Kita akan menyadari bahwa benar....kita nggak bisa hidup tanpa Tuhan. Kita masuk dalam level percaya yang lebih tinggi lagi.


JUDAS TEARS













Oleh karena itu teman-teman, apapun kesesakan yang sedang dialami saat ini, datanglah kepada Tuhan.
Jangan pernah mengambil jalan pintas yang sesat.
It's ok if you want to cry.

Tapi lakukan itu di hadapan Tuhan. Selama Tuhan masih ada di tahtaNya, selalu akan ada harapan. Selalu akan ada jalan keluar.
Jangan seperti Yudas yang menangis, tetapi setelah itu gantung diri. Air matanya tidak akan pernah diperhitungkan oleh Tuhan.
Sebaliknya air mata yang kita curahkan di hadapan Tuhan tidak pernah sia-sia. Dia menampung dalam kirbatNya dan mencatatNya dalam bukuNya. Percayalah, sebagaimana Tuhan begitu teliti melakukan semua itu, demikian juga Ia akan begitu teliti membuat skenario jalan keluar atas apa yang sedang kita hadapi.
Dan Tuhan berjanji akan membawa kita kepada kemenangan yang gilang gemilang.

Kembali kepada air mata yang Tuhan kumpulkan di dalam kirbatNya.
Kira-kira untuk apa ya?


Saya teringat kepada mutiara yang konon disebut air mata kerang, yang terbentuk akibat iritasi yang disebabkan oleh sesuatu yang asing yang masuk ke dalam kerang. Mekanisme pertahanan diri akibat gangguan iritasi ini akan menghasilkan mutiara yang menjadi salah satu perhiasan yang disukai kaum wanita.

Dan mutiara disebut-sebut dalam kitab  Wahyu 21:21,
Dan kedua belas pintu gerbang itu (Yerusalem baru) adalah 12 mutiara: setiap pintu gerbang terdiri
dari 1
mutiara....

Ada hubungan ???



All Blessings,

Julita Manik