Monday, June 30, 2008
From The Wedding of Edward Chen & Agnes Prawoto
Akhirnya menikah juga dia.
Mungkin fans nya Edward Chen ada yang bersedih.
Tapi jangan keterusan yah... Mari berdoa bagi kebahagiaan Edward.
Karena Edward sudah menemukan tulang rusuknya yang hilang, sesudah melewati pencarian yang lama.
Ayat pendukung dalam invitation card adalah : 1 Korintus 13:4-8,
tentang KASIH. Kalimat yang digunakan sebagai title :
Tuhan Membuat Segala Sesuatu Indah Pada WaktuNya.
Pasti bukan semata karena Edward adalah pelantun lagu "Indah Pada WaktuNya". Saya percaya kalimat yang sangat populer dari kitab Pengkhotbah ini bicara banyak bagi Edward dan Agnes.
Mereka diberkati di The Wedding Church, Cana of Galilee, ISRAEL (ohh...what a dream place!!!) tanggal 5 Mei 2008.
Dan resepsi pernikahan bagi relatives diselenggarakan di Sun City, Lindeteves Trade Center, Jakarta Barat, 28 Juni 2008.
Saya hadir di resepsinya. Sungguh....malam yang bertabur lagu.
Acara dimulai dengan Edward (di stage) menyanyikan sebuah lagu, menyambut datangnya mempelai wanita Agnes. Dan surprise banget, sewaktu melihat Agnes berjalan ke depan, juga melanjutkan nyanyian tersebut
(with her own voice loh...not a lip sing). Dan ternyata suara Agnes merduuuu banget. Bener loh... ini bukan sekedar memuji. Memang ok banget.
Kayaknya ke depannya Edward & Agnes bisa bikin album berdua nih.
Saya turut berbahagia menyaksikan mereka berdua di pelaminan.
Karena tahu perjuangan untuk sampai ke sana nggak mudah.
Hahaha... rahasianya dibongkar melalui tampilan video clip tentang perjalanan haru-biru cinta mereka, yang sengaja disiapkan untuk diputar di resepsi ini. Waahh... sudah seperti melihat tayangan sinetron Korea nih.
Seru banget, ada adegan andalan film-film Korea....mau tau?
Apa lagi kalau bukan 'perpisahan dan airport'.
Tapi adegannya nggak sampai ke Bandara Sukarno Hatta lho, karena dalam perjalanan ke bandara, Agnes sadar bahwa kasih itu sabar menanggung segala sesuatu dan ia memutuskan kembali.
Bertemu dengan Edward yang sedang tertunduk lesu di Ice Ring (ceritanya Agnes adalah pelatih ice skating). Saat Edward menyadari bahwa ia membutuhkan Agnes sebagai pendampingnya, Edward berlari mencari Agnes ke tempat Agnes biasa melatih, dan dilaporkan oleh teman-teman Agnes bahwa Agnes sudah pamit akan pergi. Agnes mengulurkan tangannya kepada Edward yang tidak menyadari bahwa Agnes kembali untuknya.
And..... HAPPY ENDING !!!
Wah boleh juga tuh actingnya.
Saya dengan teman-teman semeja (ada Okta, manajernya Irwan Alexander, dan Grace dari Harvest Music) rame-rame teriak "ohhhh...so sweet..."
Selesai penayangan Edward berkata bahwa adegan-adegan dalam video clipnya based on a true story.
Nah lo...nggak banyak loh yang mau buka-bukaan rahasia seperti mereka berdua ini.
Saking terpesonanya menyaksikan acara demi acara di resepsi ini, sampai lupa motret Edward and Agnes. Jadi sorry banget kalau foto yang ditampilkan di sini nggak maksimal.
Sahabat-sahabat seprofesi Edward juga turut bersukacita bersama Edward. Ada Jeffry Tjandra, juga ada Viona Paays, Dewi Guna, Bobby One Way, Steve Tabalujan, dll. Edward secara khusus menyampaikan terima kasihnya kepada Jeffry Tjandra, yang telah menemukannya dan membentuknya menjadi seorang penyanyi rohani.
Kilas balik...., Jeffry bertemu Edward di Surabaya, dan melihat ada potensi dalam dirinya. Saat itu memang lagi demam F4 (dan banyak yang bilang Edward ada kemiripan dengan Vic Chou -salah satu personel F4-).
Naluri ministry dan bisnis Jeffry bekerja. Memanfaatkan momentum tsb, kemudian membuatkan sebuah album Mandarin untuk Edward.
Dan album tersebut....meledak...dak...dak...dak !!!.
Saya aja, yang nggak mengerti Mandarin... at all, sampai beli album tsb. Sejak saat itu Edward dikenal sebagai penyanyi Mandarin rohani.
Tapi sekarang tidak sekedar lagu Mandarin, Edward juga mulai merambah lagu-lagu rohani Indonesia.
Teman-teman juga turut berbahagia dengan mereka berdua kan?
Kita doa mereka sukses dalam perjalanan pernikahan yang masih sangat panjang ini. Dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri sendiri dan tidak sombong. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesutu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan."
(1 Korintus 13:4-8)
Monday, June 23, 2008
"MENDADAK BATIK" (and Batik Goes To Church too)
JAKARTA DILANDA DEMAM BATIK.
Kenapa saya katakan Jakarta?
Karena yang sudah kelihatan demamnya memang di Jakarta. Baru-baru ini teman saya yang baru balik dari Jawa Tengah justru mengatakan di sana malah biasa-biasa aja.
Nggak seperti di Jakarta.
Sekarang kalau teman-teman jalan-jalan di mall, hampir semua tempat pameran di lantai dasar diisi dengan gelaran batik. Bahkan kompleks butik ITC Mangga Dua yang terkenal dengan koleksi fashion dari Hongkong, Korea dan Eropa pun tak luput dari serbuan batik. Can you imagine that?
Belum pernah terjadi lho gejala yang seperti ini. Ini sih bukan sekedar gejala demam saja, tapi sudah menjadi wabah. Bahkan beberapa butik yang hanya menggelar fashion import menjadi sepi pengunjung. Hampir semua customer yang datang ke butik menanyakan “ada batik nggak?”.
Salah seorang SPG sebuah toko fashion mengatakan :
“wahh…sekarang batik best seller mbak, mengalahkan baju-baju import!!”.
Siapa pembelinya? Mulai dari kulit kuning, mata sipit, rambut lurus, sampai kulit hitam, mata belo, rambut keriting, EVERYONE LOVES BATIK !!!. Mendadak batik menjadi favorit semua lapisan masyarakat.
Saya rasanya bangga sekali menyadari fenomena ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, batik menaklukkan fashion di Jakarta dalam skala mayoritas.
Berjalan di pusat pertokoan, di mana di kiri-kanan saya, berjejer koleksi batik yang beraneka ragam, nasionalisme saya bangkit. Batik kan identik dengan Indonesia. Akhirnya batik menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Paling nggak di Jakarta deh.
Teman saya, seorang karyawati, ada yang mengeluh, karena dulu sangat tidak suka memakai batik, sehingga banyak baju batiknya yang sudah dihibahkan ke orang lain. Akibatnya sekarang dia harus beli lagi. Memang, di dunia pekerjaan, dulu batik identik dengan perusahaan BUMN. Biasanya tiap Jumat semua karyawan memakai batik. Dan kaum muda biasanya hatinya terpaksaaaa.... banget untuk mengenakannya.
Why? Apa boleh buat, kalau dulu batik itu kesannya kuno sih.
Jadi setiap kali memakainya, ada kesan jadul gitu. Nah, orang muda biasanya sangat anti akan jadulisme. Dan terus terang, bagi saya, ini pertama kalinya juga saya memiliki koleksi batik. Sebelumnya sangat ogah. Sekarang…...mau ahhh. Sampai saya meminta koleksi kain batik mama saya yang usianya sudah dua puluhan tahun. Dulu…...ditawarin juga nggak mau.
Bahkan menjawab :” Nggakkk!!!” ,..... nggak pakai mikir.
Kalau sekarang beda. Mau mode apa? Semuanya ada (khususnya bagi kaum wanita). Bahkan sangat up to date loh. Mau kerah Victoria, rok balon, lengan balon, tank top, trench coat, terusan panjang yang sekarang sangat in, jumpsuit, kimono, ponco, semuanya ada. Sangat modis sekali.
Bahkan bagi yang pria, memakai batik tidak hanya dengan cara konservatif (kemeja di luar celana panjang). Sekarang banyak yang mengenakannya dengan memasukkan kemeja ke dalam celana panjang. Tergantung selera.
Dan yang penting semua orang bisa memakainya. Badan kurus, sedang, ataupun gemuk, no problemo. Semua bisa disesuaikan. Mau bahan batik tulis yang mahal, sampai batik print yang jauh lebih minimalis, tinggal sesuaikan aja. Karena harga tidak mempengaruhi mode. Budget di bawah Rp.100.000 juga bisa mendapatkan koleksi yang sama up to date nya dengan yang berharga jutaan rupiah.
Hahaha…...so everyone is happy.
Kalau dulu di kantor merasa tersiksa bila di hari Jumat harus memakai batik, sekarang menjadi hari yang dinanti. Bahkan ada yang janjian hampir tiap hari pakai batik loh. So…kalau teman-teman jalan di pusat perkantoran maka pemandangan 'batik is everywhere' akan mudah Anda temukan.
AND BATIK GOES TO CHURCH TOO
Paling nggak di gereja lokal saya (see...ini bukan foto lagi di kondangan lho, it's taken after Sunday Service).
Waktu saya meng-sms rekan-rekan pengerja tentang jadwal seragam bulan Mei, saya memasukkan seragam batik + celana panjang hitam di minggu ke tiga. Dan takut ada yang protes, saya katakan kalau nggak punya batik, boleh pakai atasan motif.
Ternyata reaksinya sangat di luar dugaan. Semua antusias. Bahkan ada singer yang saat latihan hari Sabtu sore, belum punya seragam batik untuk keesokan harinya, tetap niat lho mencari batik sehabis latihan musik. Meskipun saya sudah katakan it’s ok kalau besok pakai kemeja motif saja. Seragam kan dibuat semata untuk kerapihan. Bukan untuk menyusahkan pengerja.
Dan keesokan harinya, dia muncul dengan baju batiknya yang brand new sambil tersenyum sumringah.
Hahaha…bahkan saking besarnya animo, teman-teman saya minta, jadwal seragam batiknya ditambah. Jadi bulan Juni ini, kami dua kali memakai batik. Aduuuhhh... itu sesuatu yang impossible terjadi sebelumnya.
Anak-anak youth sampai sekolah minggu pun (termasuk guru-guru sekolah minggu lho) tak ketinggalan memakai batik. Manis dan kompak banget.
Saat menghadiri diklat di salah satu denominasi gereja, semua panitianya juga memakai batik. Dan banyak peserta juga memakai batik.
Oh Tuhan, gejala apa ini? Kenapa bisa mempengaruhi begitu banyak orang dalam waktu yang singkat? Saya tahu dulu perancang-perancang fashion mencoba mengusung kain-kain dari daerah-daerah Indonesia, tapi belum pernah terjadi wabah yang seperti saat ini. Paling-paling hanya mempengaruhi orang-orang yang benar-benar sadar mode.
Lain dengan demam batik kali ini. Saat ini orang yang tidak punya koleksi batik, bisa dianggap orang yang out of date.... Nah lo....
Tapi yang paling dan sangat membahagiakan saya, fenomena ini menjadi berkat bagi pengrajin batik di daerah. Di sebuah majalah wanita saya membaca, seorang pengusaha batik mengatakan, demam batik membuat pertumbuhan pengrajinnya hampir 10 x lipat. 1000 % my friends. Wow.....that’s amazing!!!.
Dampak lainnya, bermunculan designer dan pengusaha dadakan yang memanfaatkan momentum ini. Biasanya mode fashion mereka lebih variatif dan harganya lebih terjangkau. Karena biasanya designer dadakan ini adalah para user yang menginginkan mode tertentu tetapi tidak atau belum menemukannya. Sehingga mereka berinisiatif mencari kain batik ke pengrajin dan menjahitkannya ke tukang jahit menurut mode yang mereka inginkan. Dan ternyata banyak yang suka, dan jadilah mereka pengusaha baru.
Ada banyak orang diberkati melalui demam batik ini.
Pengrajin, pengusaha, penjahit, pemakai, semuanya diberkati. Bahkan gereja pun diberkati dengan penampilan yang membangkitkan nasionalisme. Anak youth di gereja pun mulai menghargai karya bangsanya, karena tetap bisa funky walaupun memakai batik.
Di masa yang sulit ini saya percaya Tuhan memberi jalan keluar bagi umatNya.
Saat harga-harga membumbung tinggi, ada geliat perekonomian melalui demam batik.
Seperti lirik sebuah lagu “Dia Mengerti Dia Peduli”, selalu ada jalan keluar bagi umatNya yang berteriak kepadaNya, karena Tuhan tidak pernah membiarkan.
Jadi…kalau teman-teman belum punya koleksi batik… sekarang waktunya yah.
Let’s bless each other through BATIK.
All blessings,
Julita
Kenapa saya katakan Jakarta?
Karena yang sudah kelihatan demamnya memang di Jakarta. Baru-baru ini teman saya yang baru balik dari Jawa Tengah justru mengatakan di sana malah biasa-biasa aja.
Nggak seperti di Jakarta.
Sekarang kalau teman-teman jalan-jalan di mall, hampir semua tempat pameran di lantai dasar diisi dengan gelaran batik. Bahkan kompleks butik ITC Mangga Dua yang terkenal dengan koleksi fashion dari Hongkong, Korea dan Eropa pun tak luput dari serbuan batik. Can you imagine that?
Belum pernah terjadi lho gejala yang seperti ini. Ini sih bukan sekedar gejala demam saja, tapi sudah menjadi wabah. Bahkan beberapa butik yang hanya menggelar fashion import menjadi sepi pengunjung. Hampir semua customer yang datang ke butik menanyakan “ada batik nggak?”.
Salah seorang SPG sebuah toko fashion mengatakan :
“wahh…sekarang batik best seller mbak, mengalahkan baju-baju import!!”.
Siapa pembelinya? Mulai dari kulit kuning, mata sipit, rambut lurus, sampai kulit hitam, mata belo, rambut keriting, EVERYONE LOVES BATIK !!!. Mendadak batik menjadi favorit semua lapisan masyarakat.
Saya rasanya bangga sekali menyadari fenomena ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, batik menaklukkan fashion di Jakarta dalam skala mayoritas.
Berjalan di pusat pertokoan, di mana di kiri-kanan saya, berjejer koleksi batik yang beraneka ragam, nasionalisme saya bangkit. Batik kan identik dengan Indonesia. Akhirnya batik menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Paling nggak di Jakarta deh.
Teman saya, seorang karyawati, ada yang mengeluh, karena dulu sangat tidak suka memakai batik, sehingga banyak baju batiknya yang sudah dihibahkan ke orang lain. Akibatnya sekarang dia harus beli lagi. Memang, di dunia pekerjaan, dulu batik identik dengan perusahaan BUMN. Biasanya tiap Jumat semua karyawan memakai batik. Dan kaum muda biasanya hatinya terpaksaaaa.... banget untuk mengenakannya.
Why? Apa boleh buat, kalau dulu batik itu kesannya kuno sih.
Jadi setiap kali memakainya, ada kesan jadul gitu. Nah, orang muda biasanya sangat anti akan jadulisme. Dan terus terang, bagi saya, ini pertama kalinya juga saya memiliki koleksi batik. Sebelumnya sangat ogah. Sekarang…...mau ahhh. Sampai saya meminta koleksi kain batik mama saya yang usianya sudah dua puluhan tahun. Dulu…...ditawarin juga nggak mau.
Bahkan menjawab :” Nggakkk!!!” ,..... nggak pakai mikir.
Kalau sekarang beda. Mau mode apa? Semuanya ada (khususnya bagi kaum wanita). Bahkan sangat up to date loh. Mau kerah Victoria, rok balon, lengan balon, tank top, trench coat, terusan panjang yang sekarang sangat in, jumpsuit, kimono, ponco, semuanya ada. Sangat modis sekali.
Bahkan bagi yang pria, memakai batik tidak hanya dengan cara konservatif (kemeja di luar celana panjang). Sekarang banyak yang mengenakannya dengan memasukkan kemeja ke dalam celana panjang. Tergantung selera.
Dan yang penting semua orang bisa memakainya. Badan kurus, sedang, ataupun gemuk, no problemo. Semua bisa disesuaikan. Mau bahan batik tulis yang mahal, sampai batik print yang jauh lebih minimalis, tinggal sesuaikan aja. Karena harga tidak mempengaruhi mode. Budget di bawah Rp.100.000 juga bisa mendapatkan koleksi yang sama up to date nya dengan yang berharga jutaan rupiah.
Hahaha…...so everyone is happy.
Kalau dulu di kantor merasa tersiksa bila di hari Jumat harus memakai batik, sekarang menjadi hari yang dinanti. Bahkan ada yang janjian hampir tiap hari pakai batik loh. So…kalau teman-teman jalan di pusat perkantoran maka pemandangan 'batik is everywhere' akan mudah Anda temukan.
AND BATIK GOES TO CHURCH TOO
Paling nggak di gereja lokal saya (see...ini bukan foto lagi di kondangan lho, it's taken after Sunday Service).
Waktu saya meng-sms rekan-rekan pengerja tentang jadwal seragam bulan Mei, saya memasukkan seragam batik + celana panjang hitam di minggu ke tiga. Dan takut ada yang protes, saya katakan kalau nggak punya batik, boleh pakai atasan motif.
Ternyata reaksinya sangat di luar dugaan. Semua antusias. Bahkan ada singer yang saat latihan hari Sabtu sore, belum punya seragam batik untuk keesokan harinya, tetap niat lho mencari batik sehabis latihan musik. Meskipun saya sudah katakan it’s ok kalau besok pakai kemeja motif saja. Seragam kan dibuat semata untuk kerapihan. Bukan untuk menyusahkan pengerja.
Dan keesokan harinya, dia muncul dengan baju batiknya yang brand new sambil tersenyum sumringah.
Hahaha…bahkan saking besarnya animo, teman-teman saya minta, jadwal seragam batiknya ditambah. Jadi bulan Juni ini, kami dua kali memakai batik. Aduuuhhh... itu sesuatu yang impossible terjadi sebelumnya.
Anak-anak youth sampai sekolah minggu pun (termasuk guru-guru sekolah minggu lho) tak ketinggalan memakai batik. Manis dan kompak banget.
Saat menghadiri diklat di salah satu denominasi gereja, semua panitianya juga memakai batik. Dan banyak peserta juga memakai batik.
Oh Tuhan, gejala apa ini? Kenapa bisa mempengaruhi begitu banyak orang dalam waktu yang singkat? Saya tahu dulu perancang-perancang fashion mencoba mengusung kain-kain dari daerah-daerah Indonesia, tapi belum pernah terjadi wabah yang seperti saat ini. Paling-paling hanya mempengaruhi orang-orang yang benar-benar sadar mode.
Lain dengan demam batik kali ini. Saat ini orang yang tidak punya koleksi batik, bisa dianggap orang yang out of date.... Nah lo....
Tapi yang paling dan sangat membahagiakan saya, fenomena ini menjadi berkat bagi pengrajin batik di daerah. Di sebuah majalah wanita saya membaca, seorang pengusaha batik mengatakan, demam batik membuat pertumbuhan pengrajinnya hampir 10 x lipat. 1000 % my friends. Wow.....that’s amazing!!!.
Dampak lainnya, bermunculan designer dan pengusaha dadakan yang memanfaatkan momentum ini. Biasanya mode fashion mereka lebih variatif dan harganya lebih terjangkau. Karena biasanya designer dadakan ini adalah para user yang menginginkan mode tertentu tetapi tidak atau belum menemukannya. Sehingga mereka berinisiatif mencari kain batik ke pengrajin dan menjahitkannya ke tukang jahit menurut mode yang mereka inginkan. Dan ternyata banyak yang suka, dan jadilah mereka pengusaha baru.
Ada banyak orang diberkati melalui demam batik ini.
Pengrajin, pengusaha, penjahit, pemakai, semuanya diberkati. Bahkan gereja pun diberkati dengan penampilan yang membangkitkan nasionalisme. Anak youth di gereja pun mulai menghargai karya bangsanya, karena tetap bisa funky walaupun memakai batik.
Di masa yang sulit ini saya percaya Tuhan memberi jalan keluar bagi umatNya.
Saat harga-harga membumbung tinggi, ada geliat perekonomian melalui demam batik.
Seperti lirik sebuah lagu “Dia Mengerti Dia Peduli”, selalu ada jalan keluar bagi umatNya yang berteriak kepadaNya, karena Tuhan tidak pernah membiarkan.
Jadi…kalau teman-teman belum punya koleksi batik… sekarang waktunya yah.
Let’s bless each other through BATIK.
All blessings,
Julita
Wednesday, June 18, 2008
LIFE (re) BEGINS at 40
Ini bukan slogan, dan bukan hanya kata orang. Tapi saya mengalaminya sendiri.
LIFE REALLY (re) BEGINS AT 40. Kalimat ini sangat mudah untuk diucapkan seorang pria, sebaliknya sulit bagi seorang wanita.
Bagi seorang wanita hal yang paling ditakutkan adalah menginjak usia ke 40. Kalau bikin perayaan ulang tahun juga sudah ogah memakai lilin angka 40. Kenapa? Karena mulai terasa tua. Bagi yang masih single mungkin merasa sudah terlambat untuk memulai suatu hubungan. Mana bisa bersaing dengan yang jauh lebih muda? Dalam karir, mulai merasa sudah terlalu tua untuk memulai sesuatu. Merasa terlambat untuk mewujudkan mimpi yang masih tertunda. Mulai merasa tidak berdaya. Rasanya kekuatan sudah tidak seperti yang berusia 20 or 30-something. Biasanya, kalau ditanya “umurnya berapa?”, nggak berani menjawab dengan angka yang pasti. Gejalanya juga bisa dilihat di Friendster, dengan membuat angka-angka yang membuat orang menebak-nebak dan penasaran, “sebenarnya umur dia berapa sih?”. Kalau merasa tersindir, jangan merasa malu my friends, I did it too in my life. Hahaha…tapi sekarang sudah bertobat.
Saat ini saya tidak pernah merasa lebih baik dari saat ini. Even dibandingkan ketika saya masih berumur 20 atau 30-an tahun. Saya semakin bersemangat menjalani hidup ini. Bahkan di tempat exercise, saat ber-aerobik ria, semangat saya nggak kalah dari orang-orang yang lebih muda dari saya.
Saya menemukan banyak ibu-ibu yang excuse dengan bertambahnya usia.
Di tempat senam pula saya saya sering mendengar mereka berkata :
“terang aja si Julita masih kuat dan semangat begitu, dia kan masih muda!!”. Hahaha….tawa saya hampir meledak mendengarnya.
Padahal mereka itu banyak yang lebih muda dari saya lho.
Tapi kenapa kelihatan berbeda? Bedanya pada gairah dan semangat.
Kenapa saya semakin bersemangat? Empat puluh tahun kehidupan yang saya jalani mengajarkan saya banyak hal. Istilahnya sudah mulai banyak makan asam garam kehidupan. Saya memandang dunia ini dengan kacamata yang berbeda dibanding ketika saya masih sangat muda dulu. (haha…karena 'sekarang' juga masih merasa 'muda', jadi kalau 'dulu' saya istilahkan ‘masih sangat muda'). Dan dunia juga semakin modern, teknologi semakin maju, rentang umur produktivitas manusia semakin bertambah. Alias kesempatan untuk berkarya semakin panjang. Mari kita lakukan sesuatu sesuai dengan jamannya. Dan sekarang adalah jaman yang mengijinkan kita berkreativitas untuk waktu yang lebih lama lagi. Mama saya sangat heran melihat apa yang sedang saya kerjakan sekarang. Pada jaman mama saya, seusia saya saat ini, 40-an tahun mungkin sudah hanya tinggal di rumah melakukan kewajiban sebagai istri dan ibu, dan tidak berani lagi membayangkan memulai karir baru. Sehingga kadang-kadang mama memberitahu saya untuk mengerem kegiatan-kegiatan pelayanan saya. Khususnya bila harus ministry ke luar kota. Tapi perlu kita sadari, bahwa jaman sekarang sangat jauh berbeda dengan jaman orang tua kita. Saya tidak mau kehilangan moment-moment ini sehingga saya terus berkata kepada diri saya bahwa saya masih muda. Saya masih sanggup mengerjakan banyak hal. Saya mau terus berkarya untuk Tuhan Yesus.
Kenapa saya perlu merasa muda? Bukan karena saya takut menjadi tua dan tidak menarik lagi. Bukan. Tetapi karena saya merasakan 'spirit muda' itu membuat saya semangat dan bergairah mengejar dan meraih segala sesuatu yang belum terwujud dalam hidup saya. Lihat saja kehidupan orang-orang yang benar-benar masih muda. Mereka seperti orang yang tidak pernah kehabisan energi.
Bagaimana cara saya mempertahankan spirit muda itu?
Saya berguru dari guru besar saya, Kaleb bin Yefune, seorang Yahudi sejati.
Dia berkata dalam Yosua 14:10c "Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;
pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan keluar masuk." (v.11).
Kalimat ini diucapkan Kaleb untuk menagih janji yang diucapkan Musa kepadanya, yaitu bagian tanah yang akan diberikan kepada Kaleb saat bangsa Israel sudah masuk ke Tanah Kanaan. Pada saat janji itu diucapkan usia Kaleb 40 tahun (hmmm…life really begins at 40!). Dan 45 tahun kemudian, saat Kaleb berusia 85 tahun, ia berkata kekuatannya masih sama seperti saat ia masih berusia 40 tahun. Ia masih sanggup berperang untuk merebut bagian yang dijanjikan untuknya.
Saya berdoa kepada Tuhan. Saya ingin seperti Kaleb. Kalau Tuhan mengijinkan saya sampai di usia 8o-an, saya ingin tetap punya kekuatan untuk melayani Tuhan dan menggenapi setiap rencana Allah yang belum terealisir dalam hidup saya.
Kita perlu memiliki semangat seperti ketika kita masih muda. Karena feeling bahwa kita sudah tua adalah pemasungan atau bahkan pembunuhan terhadap kreativitas. Dan juga akan condong untuk mengasihani diri sendiri.
Di Barat, ada Hellen Mirren (she was 61 years, guys, when she got her first Oscar, after 42 years career!!!),
Hillary Clinton (di usia 60 memulai kampanye sebagai calon presiden).
They say : "Forget 40, life begins at 60." WOW....ini lebih dahsyat lagi.
Tapi belum ada yang melebihi kehebatan perkataan Kaleb bin Yefune. Mungkin statement Kaleb dalam kitab Yosua dalam bahasa sekarang kira-kira menjadi seperti ini : "Forget 40, the truth is.... life begin at 85."
It means life can (re) begins at any age.
God has the plan, but we are the one who have to do it.
We have to fight for it.
Harus berani memulai, berani untuk terus berharap, dan berani untuk terus berjuang. Even though all of the earth doesn't stand by our side, but Jesus does, OUR DREAMS WILL COME TRUE!!!
Saya mau encourage teman-teman yang merasa belum mencapai mimpinya di usia yang menjelang 40 tahun. Jangan pernah putus asa, walaupun Anda merasa perjuangan masih sangat jauh. Belum dapat pasangan hidup padahal sudah kepala 4? Belum punya keturunan? Ragu untuk memulai karir baru yang bertolak belakang dari apa yang saat ini Anda kerjakan, karena merasa
it's too late?
Saya mau bagikan kisah dari orang yang saya kenal di sekitar saya.
Start from myself.
Do you know my friends, I did my first album at 40 (album title: Bapa Yang Kekal, Harvest Music, 2006).
Sebelumnya semua orang mengenal saya hanya sebagai song writer, and not as a singer. Sewaktu saya launch album Bapa Yang kekal, ada yang bertanya. "Bukannya Julita itu song writernya Jeffry Tjandra? Emangnya dia bisa nyanyi juga? (rasanya saya seperti orang yang pakai strategi aji mumpung).
Belum lagi didera pikiran bahwa saya terlambat melakukannya. Tertunda 15 tahun itu bukan bilangan waktu yang kecil. Dan selama masa penantian itu saya ada di dalam industri lho, bukan di luar. Tapi kesempatannya belum terbuka. Dekat...tapi tak tergapai. Banyak pertanyaan yang menghiasi benak saya dalam proses recording. Siapa yang mau beli album saya? Masa di usia sekian baru memulai karir di rekaman rohani? Tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Semuanya berjalan dengan baik, dan kini saya sedang dalam proses pengerjaan album ke 3. Karena semua ada dalam God’s plan,
it is never too late.
Tapi bila saya merasa semuanya sudah terlambat, dan hanya meratapi usia yang semakin berjalan, merasa tidak berdaya dan lemah, merasa tidak berguna, mungkin saya tidak pernah akan membuat 1 album pun untuk memberkati banyak orang dengan God’s vision through my songs.
Saya pernah merasa malu, merasa sangat ketinggalan dibandingkan teman-teman yang lain yang sudah jauh berlari di depan saya.
Sampai seorang sahabat saya berkata pada saya:
“Julita, justru kamu harus bangga. Your life is very inspiring!!”.
Saya menjadi tegak kembali dan semakin bersemangat melakukan banyak ministry, lebih dari sebelumnya. Usia saya boleh bertambah. Tetapi semangat saya dalam melayani Tuhan harus tetap muda. Sama seperti saat pertama saya menyerahkan hidup saya untuk melayaniNya, saya mau terus melayani Tuhan dengan semangat pertama itu. Jadi bukan hanya ada cinta pertama yah, juga ada semangat pertama.
Duluuu bangettts, waktu saya berdoa untuk kriteria my soulmate, saya terpaksa menghapus kriteria "bisa main musik" dari list saya. Karena saat itu saya tahu orang yang saya doakan nggak bisa main alat musik, at all !!!. Tahukah Anda, years after we married, my other half akhirnya bisa main gitar. Itu terjadi di usianya yang ke 40. Dan bukan hanya bisa main gitar, dia juga mulai bisa menciptakan lagu. Di usia ke 41 dia merilis album perdananya (indie) berisi 10 lagu ciptaannya sendiri.
ANDA LIHAT MODEL INI?
Aku punya teman….(haha…bukan lirik lagunya Maia), tepatnya kakak ipar saya, Ursula,
menjadi seorang model iklan cat rambut dan krem wajah di sebuah majalah wanita Indonesia ternama, di usianya yang ke-40. Dari dulu memang dia sudah dikaruniai wajah yang cantik. Really really a pretty woman. Saat masih mahasiswa, foto dirinya tidak pernah absen bila ada pameran foto mahasiwa. Tapi mungkin Ursula tidak pernah berpikir bakal pernah menjadi seorang model, karena sesudah berumah tangga sibuk menjalani tri fungsi, as a wife, a mom, dan juga bekerja sebagai konsultan manajemen. Padahal dari dulu saya merasa dia cocok sekali menjadi model dengan wajahnya yang sangat cantik.
Siapa sangka justru di usia 40 tahun dia mewujudkannya. Banyak teman-temannya yang melihat fotonya di majalah menjadi sangat surprised. Saat pertama kali ditawarkan jadi model cat rambut, mungkin ada yang berpikir "...ahh...kebetulan kaleee..."
Tapi ternyata penawaran berlanjut, kali ini untuk krem anti aging. Jadi bukan kebetulan, ibu cantik ini memang punya potensi.
Ursula memiliki semangat untuk menjalani hidup yang sangat luar biasa. Saya sangat diberkati melihat semangatnya. Masih gaul, tetap cantik, dan mengasihi Tuhan lagi. Saat ini ia sedang mengejar mimpinya, dengan melanjutkan kuliah di tingkat doktoral, dan sedang mengerjakan disertasi.
Semuanya after 40. Dan jangan pernah membayangkan bahwa ia sangat sibuk sekali sehingga keluarganya terlantar. No..no.. semuanya termanage dengan baik, prestasi anak-anaknya di sekolah juga luar biasa. Jadi nggak ada excuse yah, sesudah berumah tangga, wanita tidak bisa lagi mengejar mimpinya.
Saya sering mendengar orang-orang yang ngerumpi di belakang seorang wanita yang sudah berumur tapi masih berpenampilan seperti anak muda, ...gaul gitu. STOP DOING THAT, my friends. Mungkin dia juga sedang berjuang melawan umurnya, untuk tetap punya semangat muda, dan masih terus berguna di bumi ini. Bukan hanya menghabiskan waktu di kursi goyang, minum teh dan merajut sweater. Bisa membuat cepat pikun loh.
Dipikir-pikir memang rasanya sulit membayangkan kalau kita ingin memiliki semangat muda, tapi penampilan kita seperti orang yang sudah tua. Tentunya mesti ada penyesuaian kan? My mom inlaw sungguh menjadi teladan dalam hal ini. Di usianya yang ke-73 masih sangat fashioned, dan masih aktif berbisnis.
WHAT IS THE MESSAGE OF THESE STORIES?
>Jangan pernah merasa tua.
Itu akan menyabotase apa yang masih bisa Anda lakukan.
>Jangan pernah merasa terlambat.
Itu akan membuat Anda hanya duduk saja dan tidak berbuat apa-apa.
>God still gives another and another CHANCES.
Life can (re) begins at any age. 40, 50, 60, 70, 80? Siapa takut??
Kerjakan setiap kesempatan yang ada dengan Full Speed.
>Don't judge someone who wants to look young.
Mungkin dia sedang berjuang untuk tetap memiliki semangat muda meraih mimpinya.
JADILAH MUDA. Dan raih apa yang belum Anda raih.
"Selamat menjadi muda kembali."
P.S.
Kalau teman-teman punya testimony tentang topik ini, kirimkan testi Anda berikut foto yang related to your testimony to julita.manik@gmail.com.
Saya akan muat testi Anda di blog ini, supaya menjadi berkat bagi kita semua.
By the way, posting kali ini banyak kisah pribadi. Sejujurnya, dari semua testi yang saya tulis, sama sekali tidak ada niat memegahkan diri. Saya pribadi sangat berat untuk mengungkapkannya. Tapi saya ingin hidup saya menjadi buku yang terbuka yang bisa dibaca semua orang.
Puji Tuhan kalau teman-teman bisa diberkati melalui cerita tentang proses yang Tuhan lakukan dalam hidup saya dan keluarga besar saya. Amen.
All blessings,
Julita
Sunday, June 15, 2008
His Eyes Are Watching Us
Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia…
(2 Tawarikh 16:9a)
Kepada siapa Tuhan melimpahkan kekuatanNya ? Kepada orang yang bersungguh hati. Sebab mata Tuhan selalu menjelajah seluruh bumi, untuk mencari orang yang bersungguh hati. His eyes are watching us.
Milyaran manusia ada di muka bumi ini. Tetapi mata Tuhan tetap dapat menemukan orang yang bersungguh hati. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di hadapanNya.
Gambar di atas adalah Helix Nebula. Sebuah bintang mati di antariksa, berjarak 650 tahun cahaya terhadap konstelasi Aquarius dan berukuran sebesar bumi, yang masih memuntahkan gas panas dan radiasi ultraviolet (haha…..mumet nggak membayangkannya…..sama!!).
Ketika dipotret dari bumi dengan menggunakan space telescope yang canggih, kelihatan seperti gambar sebuah mata yang sangat besar.
The real size of this picture : 2.53x1.97 light years..
One light years (ly) equals to under 10 trillion kilometres!!!
Atau lebih tepatnya 1 tahun cahaya itu jaraknya :
9,461 x 1.000.000.000.000 km. Wooooowwww......nyaris nggak muat di kalkulator nih....
Gambar ini dimuat dalam Astronomy Pictures of The Day.
Penjelasan tentang terjadinya Helix Nebula ini agak njelimet, tapi kalau teman-teman ingin tahu lebih lanjut, bisa mengakses NASA:
http://apod.nasa.gov/
Sejak tahun 2003 para netters menjulukinya sebagai EYE OF GOD.
Dan banyak sekali para blogger yang mengagumi gambar ini dan memuatnya diblog mereka dengan judul yang sama, Eye of God.
Wajar saja jika netters menjuluki seperti itu. Karena ukurannya besar sekali, dan kejadiannya spektakuler, masih penuh misteri, dan terletak di antariksa yang berjarak jauh sekali dari bumi. Mungkin seperti inilah bayangan manusia tentang mata Tuhan.
Firman Tuhan berkata :
Langit adalah tahtaKu , dan bumi adalah tumpuan kakiKu
(Kisah Rasul 7:49)
Dulu saat saya membaca ayat ini, saya pernah berusaha membayangkannya. Saya berpikir, waahhh, berarti Tuhan itu besar dan tinggi sekali. Bayangkan saja kalau langit yang luaaaasss adalah tahtaNya. Dan bumi yang besar ini adalah tempat tumpuan kakiNya. Manusia mungkin ukurannya hanya seperti debu,… atau bahkan lebih kecil dari debu, bila dibandingkan dengan Tuhan. Mungkin manusia hanya 0,0000000000sekian satuan ukuran terkecil. Memang kita ini sebenarnya nothing di hadapan Tuhan.
Tapi Tuhan berjanji bahwa Dia akan menemukan kita sebagai orang benarNya. Walau kita lebih kecil dari setitik debu, ….keciiiilll sekali di hadapanNya, kita tetap akan ditemukan. Yaitu jika kita hidup sebagai orang benar. Dan tidak hanya sekedar ditemukan, tetapi Ia berjanji akan melimpahkan kekuatanNya.
Luar biasa ya Tuhan kita. Saat Tuhan berjanji kepada Abraham, Tuhan berkata bahwa keturunan Abraham akan menjadi seperti pasir di tepi laut banyaknya. Walaupun ini untuk menggambarkan suatu keturunan yang tak terhingga banyaknya, sangatlah menarik memberikan gambaran seperti pasir. Saat teman-teman berjalan di atas pasir putih di tepi pantai, bisakah teman-teman membedakan antara satu butir pasir dengan butir pasir lainnya? Jawabannya pasti tidak bisa. Karena ukurannya yang sangat kecil, mata kita nggak mampu membedakannya. Mata Tuhan mampu membedakan mana yang bersungguh hati, dan mana yang tidak, sekalipun kita kecil di hadapanNya.
Hidup di jaman yang semakin hari semakin sulit ini, kekuatan daripada Tuhan sangatlah kita butuhkan. Dunia ini penuh dengan uncertainty factors, yang membuat kita harus lebih lagi melekat kepada Tuhan.
Mungkin ada yang berkata, ngapain harus mengandalkan Tuhan? Ngapain susah susah harus jadi orang benar? Toh di luar Tuhan juga tetap sehat dan sukses?
Hal ini pernah digumulkan oleh pemazmur, saat ia iri kepada orang-orang yang tidak takut akan Tuhan tetapi sukses, gemuk dan sehat, dan tidak mengalami kesusahan manusia (Mazmur 73).
“Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir…(v.2)
kalau aku melihat kemujuran orang fasik….(v.3)
sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah dan memperhatikan kesudahan mereka. (v.17).
Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kau taruh mereka, Kau jatuhkan mereka sehingga hancur.”(v.18).
Bagi orang yang takut akan Tuhan, Tuhan akan melimpahkan kekuatanNya. Sebaliknya bagi orang fasik, Tuhan menjatuhkan mereka.
Kalimat indah “…and they live happily ever after” tidak berlaku bagi orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Kesuksesannya hanya sementara, yang berujung kepada ketidakbahagiaan. Bila hidup seperti orang fasik dalam Mazmur 73 dan mengalami semua berkat duniawi (sukses, sehat, dan tidak mengalami kesusahan manusia), tetapi pada akhirnya God cast them dowm into destruction, tentu sakitnya rruaaaarrr biazzzzza. Ada orang bijak berkata, jatuh dari tempat tinggi jauh jauh lebih sakit dari jatuh dari tempat rendah. Tuhan berjanji tidak pernah akan membiarkan kita jatuh tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan kita (Mazmur 37:24). Jadi....buruan...mari kita mendekat kepada Tuhan. Hidup sebagai orang benarNya. And we will live happily.....EVER AFTER.
Jangan bayangkan saat kekuatan Tuhan dilimpahkan atas kita, terus kita menjadi manusia super lho. Kita nggak menjadi Bionic Woman ataupun Super Man. Kita tetap manusia biasa, tapi ada kekuatan Allah yang luar biasa di dalam kita. Menjalani hari-hari juga seperti biasa. Tetapi yang luar biasa, di ujung dari pergumulan kita....ehh...kok kita bisa melaluinya yah. Ternyata hal-hal yang kita pikir impossible, tapi dengan kekuatan Tuhan menjadi possible.
Banyak yang diberkati melalui kesaksian Pak Dwi (yang belum tahu, boleh baca kesaksian beliau di artikel : "Pencobaan-pencobaan Yang Kamu Alami adalah Pencobaan Biasa"). Teladan tentang orang yang diijinkan mengalami extreem lowest point dalam hidupnya. Kenapa saya sebut ekstrim? Karena nggak banyak yang mengalaminya. Saat kekuatan Tuhan dilimpahkan atas Pak Dwi, beliau nggak menjadi sosok manusia super. Hari-hari dilalui seperti biasa. Perjuangan nggak menjadi lebih mudah. Tetapi yang luar biasa, at the end dia bisa melaluinya. Kalau bukan kekuatan Tuhan, impossible seorang manusia melewatinya. Kekuatan manusia saja tidak cukup. Harus kekuatan Tuhan.
Saat ini di tengah-tengah kesulitan hidup, harga BBM yang naik, harga bahan pangan, sandang, transportasi, dll yang ikutan membubung tinggi, jangan tinggalkan Tuhan, jangan menjauh dari Tuhan. That's a wrong decision my friends. Ini waktunya kita semakin melekat kepadaNya. Jangan tergiur untuk ambil jalan pintas bagi kesuksesan sementara.
Dan nantikan 2 Tawarikh 16:9 digenapi dalam hidup kita.
Because His big eyes are still watching us, to show Himself strong,
In the behalf of them whose heart is perfect toward Him.
PREPARE YOURSELF TO BE FOUND !!!
All blessings,
Julita
Wednesday, June 4, 2008
Semua Pasti Bisa, Asalkan Mau Berkeringat
Ini adalah slogan advertising dari sebuah merk minuman pengganti cairan tubuh.
My other half sangat senang sekali menonton pertandingan basket NBA. Dan dia adalah fan Lakers (hmmh…mungkin lebih tepat Kobe-mania yah). Dan dalam pertandingan yang ditayangkan sebuah televisi kabel tsb, saya sering sekali menyaksikan dan mendengarkan slogan di atas.
“Semua pasti bisa….asalkan mau berkeringat !!!”. “Keringat akan menentukan sejarah !!!“. Atau dengan perkataan lain….semua pasti bisa kalau anda mau berusaha.
No pain….no gain. Suatu encouraging statement supaya kita nggak mudah menyerah. Juga suatu statement anti instant result.
Percaya nggak… sih kalau manusia selalu mencari cara yang lebih mudah dan lebih mudah lagi untuk melakukan sesuatu.
Contoh. Mau makan ? Gampang, nggak usah capek masak, banyak makanan yang hanya butuh waktu 5 menit before ready to eat. Mulai dari mie instant, bubur instant, sampai makanan beku siap saji yang tinggal dipanaskan di microwave.
Mau ajak anjing kesayangan kita jalan-jalan? Hahaha... daripada capek ikutan jalan, sambil nyetir mobil aja aahh... Mau setel TV? Nggak perlu bangkit dari kursi malas kesayangan kita. Tinggal tekan tombol remote control. Bahkan menghadapi 5 remote control yang tergeletak di atas meja untuk menyetel TV, AC, CD, DVD player, dll, kita mulai mengangankan seandainya ada 1 remote control yang bisa dipakai untuk berbagai gadget dalam rumah kita. Sampai difilmkan lho….judul filmnya “CLICK”, starred by Adam Sandler.
Dalam film tsb dikisahkan Adam Sandler yang mau serba instant, memperoleh 1 remote control yang bisa digunakan untuk apa saja. Karena remote ajaib, maka dapat juga digunakan untuk fast forward proses kehidupan. Misal. Saat anak-anaknya rewel minta dibelikan mainan padahal dia ingin konsentrasi bekerja, Adam tinggal menekan tombol fast forward, dan kejadian anak merengek-rengek dipercepat. Sehingga dia nggak perlu repot menghadapinya. Semua kejadian yang tidak diinginkannya, seperti menghadapi istri yang ngambek, anak-anak yang rewel, boss di kantor yang marah besar, semua dihindari dengan fast forward. Keluarganya berantakan, akibat mau instant dalam menghadapi problema hidup. Fisiknya juga hancur. Badannya menjadi amat sangat gemuk karena tubuhnya jarang bergerak, dan akibatnya mulai digerogoti sakit penyakit.
Bicara tentang kegemukan, nggak ada wanita yang nggak kepengen punya tubuh yang langsing. Tapi nggak banyak wanita yang mau mencapai tujuannya tsb dengan exercise. Maunya sih instant. Dan kalau bisa effortless. Nggak perlu berkeringat dan nggak perlu susah payah menahan keinginan untuk makan. Akhirnya menjamurlah tempat-tempat pelangsingan tubuh yang menjanjikan kliennya akan menjadi langsing tanpa perlu berolahraga dan tidak usah mengikuti program diet ketat, bisa makan sepuasnya.
Biasanya, langsing dengan cara instant ini hanya sementara, karena nggak solve the problem. Yaitu perlunya exercise dan mengerem nafsu makannya.
Dulu saya gemuk sekali. Dagu dan leher menyatu (nggak berani insert foto di sini). Bahkan waktu masa Ospek di awal perkuliahan, saya didaulat untuk menjadi dirigen menyanyikan lagu ‘Bu Gendut Masuk MTI’. (MTI : Himpunan Mahasiswa Teknik Industri). Rasanya malu sekali.
Saya mencoba menguruskan badan, tetapi selalu gagal. Kenapa? Karena mau instant, nggak mau olahraga dan mengatur asupan makanan saya.
Sampai saya give up. Tanpa saya sadari suatu saat saya mencapai berat badan ideal. Apa rahasianya? Ternyata karena saya mulai pelayanan di suatu kampus, dimana saya harus banyak jalan kaki (jaraknya lumayan jauh lho), naik turun angkutan kota, pada siang hari yang terik (jadi keringatnya double portion) yang rutin saya lakukan berbulan-bulan, berat badan saya berangsur turun. Hahaha… ternyata walaupun tujuannya bukan untuk menguruskan badan (murni lho untuk melayani Tuhan), tetapi karena saya berkeringat, tujuan lainnya tercapai. Ini namanya sekali menyelam dua pulau terlampaui.
Bagaimana instant way ini di kancah kehidupan rohani ?
Semua orang pengen diberkati. Kepengen seperti hamba Tuhan besar yang mudah sekali memperoleh berkat materi dan jawaban doa. Tapi kita nggak mau melihat perjuangan sang hamba Tuhan tsb sebelumnya. Tahun-tahun yang dihabiskannya dalam kesetiaan melayani Tuhan mulai dari perkara-perkara kecil. Mulai dari berkat-berkat kecil yang diterimanya, sampai akhirnya sekarang Tuhan percayakan berkat-berkat besar.
Ada yang kepengen menjadi Worship Leader yang diurapi, seperti Jeffry Tjandra. Tapi nggak disiplin latihan, kurang waktu untuk menyembah, dan kurang setia melayani mulai dari tempat-tempat yang kecil. Saya mengenal Jeffry sudah lama sekali. Sejak Jeffry melayani mulai dari tempat-tempat yang kecil. Sering dicemooh karena worship leading nya yang nggak biasa, banyak narasi-narasi yang panjang, dan slow abiss. Bahkan ada hamba Tuhan yang mengatakan Jeffry adalah entertainer dan bukan worshipper. Tapi semangat kerja keras dan pantang mundurnya luar biasa (kalau saya yang dibegitukan, mungkin akan nangis Bombay dan mundur teratur).
Dan kini, untuk mengundangnya pelayanan, susaaaahh banget dapat jadwal. Bukan karena sombong, tapi karena schedulenya selalu penuh.
Saat ini saya juga menjadi saksi saat Jeffry nge-WL , banyak sekali orang yang dijamah Tuhan. Teman saya di Makasar bercerita, katanya kalau mau datang ke konser doa di Makasar dimana Jeffry jadi WL, nggak cukup bawa tissue, tapi harus bawa handuk. Hahaha….karena banjir air mata…dalam hadirat Tuhan.
Semua yang diperolehnya saat ini nggak instant. Ada airmata yang dicurahkan, ada keringat yang harus dikeluarkan. Ora et Labora.
Ada juga teman saya yang punya impian besar. Minta didoakan untuk proyek 2 Milyar Rupiah. Teman saya ini jobless. Dan di komsel selalu membagikan mimpinya ini. Tapi anehnya, dia nggak mau memulainya dengan pekerjaan-pekerjaan kecil yang tersedia di hadapannya. Dia hanya berdoa saja dan menantikan Tuhan menjawabnya, tanpa mau melakukan bagiannya, setia dalam perkara kecil. Maunya langsung dapat proyek besar. Akibatnya sampai sekarang dia masih begitu-begitu saja. Masih jobless. Nggak ada perubahan.
Segala sesuatu yang kita peroleh akibat jerih payah dan keringat akan lebih berharga dibanding segala sesuatu hasil dari instant way. Kita akan lebih menghargai uang Rp.500.000,- yang kita peroleh sehabis bekerja keras, dibanding uang yang sama tetapi pemberian orang tua sebagai uang jajan.
Membelanjakannya juga dengan perasaan yang berbeda. Kalau hasil keringat, rasanya sayang untuk mebelanjakannya karena kebayang capeknya untuk memperolehnya. Sebaliknya kalau uang pemberian, lebih mudah untuk menghabiskannya.
Dulu sewaktu masih kuliah, saya ikut Klub Pencinta Alam. Salah satu weekend programnya adalah mendaki gunung. Wuiihhh, ternyata mendaki gunung itu capek sekali lho (maklum pemula..). Di tengah jalan saya rasanya sudah mau menyerah. Mau balik turun aja. Nggak kuat capeknya. Tapi ketika berusaha untuk bertahan, dan akhirnya sampai di puncak gunung, semua keringat dan jerih lelah itu terbayar. Menyaksikan sunrise di puncak gunung, dengan awan yang berarak di bawah (hahaha…baru pertama kali merasakan saya lebih tinggi dari awan, bukan karena naik pesawat terbang), dan hamparan bunga eidelweiss, sang bunga abadi yang hanya bisa disaksikan di ketinggian tertentu (kecuali Anda memetiknya dan membawanya pulang, tapi ini dilarang lho). Rasanya segala jerih payah yang harus dilalui worth it sekali untuk dapat menikmati pemandangan yang saya lihat ini. Padahal saya sudah sering melihat pemandangan ini di foto-foto atau TV. Tapi menyaksikan langsung, feel nya beda banget….
Oleh karena itu teman-teman, marilah kita menjadi manusia rohani yang mau berkeringat dalam mencapai tujuan kita. Tujuan karir, pelayanan, keluarga, kesehatan, kebugaran, apapun itu. Mau berhasil di pekerjaan? Mau menjadi hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa? Mau menjadi pemusik, singer atau WL yang luar biasa? Mari berkeringat.
Janganlah kita menjadi orang-orang yang tidak menapak bumi. Kita bukan berada di awang-awang. Sabar yah…waktu rapture, baru akan kita rasakan berada di awan permai. Sebelumnya….down to earth…my friends. Percayalah, selagi kita masih hidup di muka bumi ini ada natural law yang harus kita taati. Doa saja nggak cukup. Harus mau berkeringat.
Orang yang mau berkeringat adalah orang yang rajin.
Dan orang yang rajin mempunyai medan magnet yang akan menarik berkat untuk nempel kepadanya. Hahaha….persis seperti adegan di fim Indiana Jones yang baru-baru ini diputar di Jakarta.
ORA ET LABORA. Berdoa dan bekerja.
Ingat…’berdoa’ yang utama, tapi jangan lupakan bagian ‘bekerja’ nya.
All blessings,
Julita
My other half sangat senang sekali menonton pertandingan basket NBA. Dan dia adalah fan Lakers (hmmh…mungkin lebih tepat Kobe-mania yah). Dan dalam pertandingan yang ditayangkan sebuah televisi kabel tsb, saya sering sekali menyaksikan dan mendengarkan slogan di atas.
“Semua pasti bisa….asalkan mau berkeringat !!!”. “Keringat akan menentukan sejarah !!!“. Atau dengan perkataan lain….semua pasti bisa kalau anda mau berusaha.
No pain….no gain. Suatu encouraging statement supaya kita nggak mudah menyerah. Juga suatu statement anti instant result.
Percaya nggak… sih kalau manusia selalu mencari cara yang lebih mudah dan lebih mudah lagi untuk melakukan sesuatu.
Contoh. Mau makan ? Gampang, nggak usah capek masak, banyak makanan yang hanya butuh waktu 5 menit before ready to eat. Mulai dari mie instant, bubur instant, sampai makanan beku siap saji yang tinggal dipanaskan di microwave.
Mau ajak anjing kesayangan kita jalan-jalan? Hahaha... daripada capek ikutan jalan, sambil nyetir mobil aja aahh... Mau setel TV? Nggak perlu bangkit dari kursi malas kesayangan kita. Tinggal tekan tombol remote control. Bahkan menghadapi 5 remote control yang tergeletak di atas meja untuk menyetel TV, AC, CD, DVD player, dll, kita mulai mengangankan seandainya ada 1 remote control yang bisa dipakai untuk berbagai gadget dalam rumah kita. Sampai difilmkan lho….judul filmnya “CLICK”, starred by Adam Sandler.
Dalam film tsb dikisahkan Adam Sandler yang mau serba instant, memperoleh 1 remote control yang bisa digunakan untuk apa saja. Karena remote ajaib, maka dapat juga digunakan untuk fast forward proses kehidupan. Misal. Saat anak-anaknya rewel minta dibelikan mainan padahal dia ingin konsentrasi bekerja, Adam tinggal menekan tombol fast forward, dan kejadian anak merengek-rengek dipercepat. Sehingga dia nggak perlu repot menghadapinya. Semua kejadian yang tidak diinginkannya, seperti menghadapi istri yang ngambek, anak-anak yang rewel, boss di kantor yang marah besar, semua dihindari dengan fast forward. Keluarganya berantakan, akibat mau instant dalam menghadapi problema hidup. Fisiknya juga hancur. Badannya menjadi amat sangat gemuk karena tubuhnya jarang bergerak, dan akibatnya mulai digerogoti sakit penyakit.
Bicara tentang kegemukan, nggak ada wanita yang nggak kepengen punya tubuh yang langsing. Tapi nggak banyak wanita yang mau mencapai tujuannya tsb dengan exercise. Maunya sih instant. Dan kalau bisa effortless. Nggak perlu berkeringat dan nggak perlu susah payah menahan keinginan untuk makan. Akhirnya menjamurlah tempat-tempat pelangsingan tubuh yang menjanjikan kliennya akan menjadi langsing tanpa perlu berolahraga dan tidak usah mengikuti program diet ketat, bisa makan sepuasnya.
Biasanya, langsing dengan cara instant ini hanya sementara, karena nggak solve the problem. Yaitu perlunya exercise dan mengerem nafsu makannya.
Dulu saya gemuk sekali. Dagu dan leher menyatu (nggak berani insert foto di sini). Bahkan waktu masa Ospek di awal perkuliahan, saya didaulat untuk menjadi dirigen menyanyikan lagu ‘Bu Gendut Masuk MTI’. (MTI : Himpunan Mahasiswa Teknik Industri). Rasanya malu sekali.
Saya mencoba menguruskan badan, tetapi selalu gagal. Kenapa? Karena mau instant, nggak mau olahraga dan mengatur asupan makanan saya.
Sampai saya give up. Tanpa saya sadari suatu saat saya mencapai berat badan ideal. Apa rahasianya? Ternyata karena saya mulai pelayanan di suatu kampus, dimana saya harus banyak jalan kaki (jaraknya lumayan jauh lho), naik turun angkutan kota, pada siang hari yang terik (jadi keringatnya double portion) yang rutin saya lakukan berbulan-bulan, berat badan saya berangsur turun. Hahaha… ternyata walaupun tujuannya bukan untuk menguruskan badan (murni lho untuk melayani Tuhan), tetapi karena saya berkeringat, tujuan lainnya tercapai. Ini namanya sekali menyelam dua pulau terlampaui.
Bagaimana instant way ini di kancah kehidupan rohani ?
Semua orang pengen diberkati. Kepengen seperti hamba Tuhan besar yang mudah sekali memperoleh berkat materi dan jawaban doa. Tapi kita nggak mau melihat perjuangan sang hamba Tuhan tsb sebelumnya. Tahun-tahun yang dihabiskannya dalam kesetiaan melayani Tuhan mulai dari perkara-perkara kecil. Mulai dari berkat-berkat kecil yang diterimanya, sampai akhirnya sekarang Tuhan percayakan berkat-berkat besar.
Ada yang kepengen menjadi Worship Leader yang diurapi, seperti Jeffry Tjandra. Tapi nggak disiplin latihan, kurang waktu untuk menyembah, dan kurang setia melayani mulai dari tempat-tempat yang kecil. Saya mengenal Jeffry sudah lama sekali. Sejak Jeffry melayani mulai dari tempat-tempat yang kecil. Sering dicemooh karena worship leading nya yang nggak biasa, banyak narasi-narasi yang panjang, dan slow abiss. Bahkan ada hamba Tuhan yang mengatakan Jeffry adalah entertainer dan bukan worshipper. Tapi semangat kerja keras dan pantang mundurnya luar biasa (kalau saya yang dibegitukan, mungkin akan nangis Bombay dan mundur teratur).
Dan kini, untuk mengundangnya pelayanan, susaaaahh banget dapat jadwal. Bukan karena sombong, tapi karena schedulenya selalu penuh.
Saat ini saya juga menjadi saksi saat Jeffry nge-WL , banyak sekali orang yang dijamah Tuhan. Teman saya di Makasar bercerita, katanya kalau mau datang ke konser doa di Makasar dimana Jeffry jadi WL, nggak cukup bawa tissue, tapi harus bawa handuk. Hahaha….karena banjir air mata…dalam hadirat Tuhan.
Semua yang diperolehnya saat ini nggak instant. Ada airmata yang dicurahkan, ada keringat yang harus dikeluarkan. Ora et Labora.
Ada juga teman saya yang punya impian besar. Minta didoakan untuk proyek 2 Milyar Rupiah. Teman saya ini jobless. Dan di komsel selalu membagikan mimpinya ini. Tapi anehnya, dia nggak mau memulainya dengan pekerjaan-pekerjaan kecil yang tersedia di hadapannya. Dia hanya berdoa saja dan menantikan Tuhan menjawabnya, tanpa mau melakukan bagiannya, setia dalam perkara kecil. Maunya langsung dapat proyek besar. Akibatnya sampai sekarang dia masih begitu-begitu saja. Masih jobless. Nggak ada perubahan.
Segala sesuatu yang kita peroleh akibat jerih payah dan keringat akan lebih berharga dibanding segala sesuatu hasil dari instant way. Kita akan lebih menghargai uang Rp.500.000,- yang kita peroleh sehabis bekerja keras, dibanding uang yang sama tetapi pemberian orang tua sebagai uang jajan.
Membelanjakannya juga dengan perasaan yang berbeda. Kalau hasil keringat, rasanya sayang untuk mebelanjakannya karena kebayang capeknya untuk memperolehnya. Sebaliknya kalau uang pemberian, lebih mudah untuk menghabiskannya.
Dulu sewaktu masih kuliah, saya ikut Klub Pencinta Alam. Salah satu weekend programnya adalah mendaki gunung. Wuiihhh, ternyata mendaki gunung itu capek sekali lho (maklum pemula..). Di tengah jalan saya rasanya sudah mau menyerah. Mau balik turun aja. Nggak kuat capeknya. Tapi ketika berusaha untuk bertahan, dan akhirnya sampai di puncak gunung, semua keringat dan jerih lelah itu terbayar. Menyaksikan sunrise di puncak gunung, dengan awan yang berarak di bawah (hahaha…baru pertama kali merasakan saya lebih tinggi dari awan, bukan karena naik pesawat terbang), dan hamparan bunga eidelweiss, sang bunga abadi yang hanya bisa disaksikan di ketinggian tertentu (kecuali Anda memetiknya dan membawanya pulang, tapi ini dilarang lho). Rasanya segala jerih payah yang harus dilalui worth it sekali untuk dapat menikmati pemandangan yang saya lihat ini. Padahal saya sudah sering melihat pemandangan ini di foto-foto atau TV. Tapi menyaksikan langsung, feel nya beda banget….
Oleh karena itu teman-teman, marilah kita menjadi manusia rohani yang mau berkeringat dalam mencapai tujuan kita. Tujuan karir, pelayanan, keluarga, kesehatan, kebugaran, apapun itu. Mau berhasil di pekerjaan? Mau menjadi hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa? Mau menjadi pemusik, singer atau WL yang luar biasa? Mari berkeringat.
Janganlah kita menjadi orang-orang yang tidak menapak bumi. Kita bukan berada di awang-awang. Sabar yah…waktu rapture, baru akan kita rasakan berada di awan permai. Sebelumnya….down to earth…my friends. Percayalah, selagi kita masih hidup di muka bumi ini ada natural law yang harus kita taati. Doa saja nggak cukup. Harus mau berkeringat.
Orang yang mau berkeringat adalah orang yang rajin.
Dan orang yang rajin mempunyai medan magnet yang akan menarik berkat untuk nempel kepadanya. Hahaha….persis seperti adegan di fim Indiana Jones yang baru-baru ini diputar di Jakarta.
ORA ET LABORA. Berdoa dan bekerja.
Ingat…’berdoa’ yang utama, tapi jangan lupakan bagian ‘bekerja’ nya.
All blessings,
Julita
Sunday, June 1, 2008
When You Are In The Fiery Trial
"....janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya."
(1 Petrus 4:12-13)
Kenapa yah... kok Tuhan menyuruh kita ‘jangan heran’ atas semua ujian yang diijinkan terjadi dalam hidup kita? Sebaliknya menyuruh kita bersukacita?
Sebab memang bukan ujiannya yang luar biasa. Tuhan nggak mau kita terfokus pada ujiannya. Tuhan mau kita menganggap semua ujian yang diijinkan itu adalah hal yang biasa. Sebaliknya yang harus kita pandang luar biasa adalah kemuliaan yang akan Tuhan nyatakan di balik ujian tsb.
Ternyata bobot ujian tsb berbanding lurus dan positif dengan kemuliaan yang menyertainya. Semakin berat bobot ujiannya maka semakin besar kemuliaan yang menyertainya. Kemuliaan yang akan mendatangkan sukacita yang luar biasa (exceeding joy).
Berikut ini ada teladan dari orang-orang dari berbagai profesi yang Tuhan ijinkan mengalami fiery trial. Dan lihatlah kemuliaan Tuhan atas hidup mereka. Mereka mengalami the exceeding joy, yang hanya bisa dimiliki orang-orang yang menang dari fiery trial.
1) A Businessman, Ayub
Didera penderitaan yang nggak tanggung-tanggung, kehilangan semua keturunannya, harta benda semua ludes, ditambah dengan sakit penyakit yang membuat orang jijik memandangnya. Masih belum cukup juga. Istri yang menghinanya dan terakhir penghakiman dari sahabat-sahabatnya.
Apa masih ada alasan untuk tetap mengikut Tuhan jikalau mengalami semua hal ini?
Ketika Ayub berhasil mempertahankan imannya, maka kemuliaan yang dia alami juga sebesar penderitaannya.
Harta bendanya dipulihkan dua kali lipat.
Mendapatkan kembali keturunan dengan jumlah yang sama seperti sebelumnya, dengan bonus ‘tidak ada yang menyamai kecantikan anak-anak perempuannya’.
Sakit penyakit digantikan dengan kesehatan luar biasa dan bonus umur panjang sehingga masih mendapatkan kesempatan melihat keturunannya sampai generasi yang ke empat. WOOOWW…..!!!!!!
2) A Housewife, Rut
Berbagai duka menimpa hidup Rut, sang wanita Moab. Menikah dengan orang yang tidak sebangsa. Mungkin saat menikah, ia sudah dikucilkan oleh saudara-saudaranya. Hal itu sangat mungkin terjadi. Saat ini saja di jaman yang sudah amat sangat modern ini, mayoritas orang tua lebih senang kalau anaknya menikah dengan orang sesuku. Pertimbangannya memang masuk akal. Berbeda suku berbeda kebudayaan. Butuh banyak penyesuaian dan ‘penderitaan’ jika menikah trans suku. Biasanya petuah orang tua: “kalau masih bisa diusahakan….carilah pasangan dari suku kita sendiri ya nak..”
Rut ditinggal mati suami sebelum memperoleh keturunan. Dan kini hanya tinggal 3 wanita saja : Naomi, Orpa, dan Rut. Bagaimana mungkin mengandalkan hidup hanya pada wanita? Di jaman itu belum ada emansipasi wanita. Pria lah yang harus diandalkan untuk hidup.
Ketika Naomi akan kembali ke tanah Yehuda, Rut berkeras tetap mengikut mertuanya Naomi.
“….kemana engkau pergi, kesitu jugalah aku pergi…bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”
(Rut 1:16)
Saat itu sangat logis sekali kalau Rut memilih untuk tidak lagi mengikut Naomi dan Allahnya. Toh tidak ada bukti bahwa Allahnya Naomi mampu memelihara kehidupan mereka. Tapi saya percaya Rut mengenal baik Allah yang baru dikenalnya karena pernikahannya dengan suaminya, sehingga ia berkeras untuk tetap mengikut Naomi ibu mertuanya, dan meninggalkan bangsa dan tanah airnya.
Saya percaya sejak Rut masuk ke dalam keluarga Naomi, ia sudah banyak mendengar kisah-kisah tentang keMahaKuasaan Allah. Allah yang memberkati Abraham, Ishak dan Yakub, Allah yang mengangkat Yusuf dari lembah kehinaan kepada kemuliaan seorang Mangkubumi di Mesir, Allah yang membawa umatNya keluar dari tanah Mesir, Allah yang membelah Laut Merah, Allah yang meruntuhkan tembok Yeriko, dll.
Kesetiaan Rut tetap bertahan mengikut Tuhan bahkan di tengah-tengah penderitaan membuahkan kemuliaan yang besar.
Namanya masuk daftar ‘darah biru’ dalam silsilah kelahiran Kristus (walaupun dia bukan orang Israel), melalui Obed, anak hasil pernikahannya dengan Boas yang kelak akan menjadi kakek Raja Daud.
3) Princes, Sadrakh-Mesakh-Abednego
Nggak mudah mengalami segala peristiwa yang terjadi dalam hidup Sadrakh, Mesakh, & Abednego. Mereka bukan orang sembarangan. Mereka bukan rakyat biasa, melainkan bangsawan Yehuda, keturunan raja, tetapi kini terbuang dan menjadi tawanan. Seperti kata pepatah semakin sakit bila jatuh dari tempat yang lebih tinggi, itu yang mereka alami. Sulit rasanya untuk tetap bertahan mengikut Tuhan yang sepertinya sudah membiarkan mereka, membuang mereka. Dimanakah Allah yang telah menjadikan Israel sebagai umat kesayanganNya? Tetapi mereka tetap bertahan dalam imannya. Karena mereka mengikut Tuhan bukan karena berkat dan kebaikanNya. Tapi karena mereka percaya bahwa Dialah Allah satu-satunya.
Kesetiaan mereka mengikut Tuhan tidak peduli nyawa menjadi taruhannya (Daniel 3:17-18) membuahkan kemuliaan yang luar biasa.
Menaklukkan hati Raja Nebukadnezar sehingga mengeluarkan titah: “setiap orang di kerajaannya harus menghormati Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego”, dan mereka dikaruniai jabatan yang tinggi di Kerajaan Babel.
4) Calon Pilot, Dwi Krismawan
Terpuruk sesudah mengalami kecelakaan pesawat yang menguburkan semua mimpi masa kecilnya, fisik cacat yang sering menjadi hinaan dan tertawaan orang, upaya untuk bangkit kembali yang sungguh tidak mudah untuk dilakukan, menjadikan tidak ada alasan bagi Dwi Krismawan untuk tetap mengikut Tuhan.
Tetapi kesetiaannya untuk tidak menggadaikan imannya dan bertahan berjuang dalam Tuhan Yesus membuahkan kemuliaan yang luar biasa. Tuhan memberkati pekerjaaanya dengan keberhasilan, mengangkatnya tinggi sehingga sudah ada 2 sinetron rohani dari 2 stasiun TV Swasta yang mengangkat kisah hidupnya, bahkan ada seorang sutradara Eropa yang juga tertarik mendokumentasikan kisah hidupnya, dan yang sedang ditunggu-tunggu menjadi guest dalam Talk Show nya Oprah Winfrey, dan kini Dwi menjadi motivator dalam seminar-seminar perusahaan.
Dari cita-cita menjadi pilot pesawat udara yang menerbangkan penumpang dari 1 destinasi ke destinasi lainnya, menjadi pilotnya Tuhan yang membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.
Ketika seorang sahabat saya sedang menghadapi ujian, dan saya berusaha menghiburnya, ada seorang teman yang lain berkata kepada saya : “Kamu ngomongnya sih gampang… coba kalau kamu ngalamin sendiri, belum tentu semudah itu”.
Bettullll……….. sekali!!!!! Bicara memang lebih mudah. Tapi hanya itu yang saya bisa lakukan untuk menguatkan sahabat saya itu. Saya nggak bisa menggantikan dia untuk mengalami ujian tsb. Tetapi saya bisa memberi perkataan positif yang membangunnya. Seperti yang dilakukan Elihu terhadap Ayub.
So…..jika akhir-akhir ini teman-teman mengalami fiery trial, jangan lihat kepada trial nya, tetapi pandang jauh ke depan, kepada kemuliaan yang akan menyertainya.
Seperti para pahlawan iman yang berhasil melaluinya, kita pun akan beroleh kekuatan untuk tampil sebagai pemenang.
Bobot trial tiap-tiap orang tentunya berbeda. Tuhan tahu batas kekuatan kita. Namun biarlah nama kita tercatat sebagai orang-orang yang menang dan mengalami the exceeding joy.
When you are in the fiery trial,... try this....
DON'T BE SURPRISED !!! , but REJOICE !!!
You will see the glory of our God will be revealed on you.
All blessings,
Julita Manik