Wednesday, June 18, 2008

LIFE (re) BEGINS at 40


Ini bukan slogan, dan bukan hanya kata orang. Tapi saya mengalaminya sendiri.
LIFE REALLY (re) BEGINS AT 40. Kalimat ini sangat mudah untuk diucapkan seorang pria, sebaliknya sulit bagi seorang wanita.


Bagi seorang wanita hal yang paling ditakutkan adalah menginjak usia ke 40. Kalau bikin perayaan ulang tahun juga sudah ogah memakai lilin angka 40. Kenapa? Karena mulai terasa tua. Bagi yang masih single mungkin merasa sudah terlambat untuk memulai suatu hubungan. Mana bisa bersaing dengan yang jauh lebih muda? Dalam karir, mulai merasa sudah terlalu tua untuk memulai sesuatu. Merasa terlambat untuk mewujudkan mimpi yang masih tertunda. Mulai merasa tidak berdaya. Rasanya kekuatan sudah tidak seperti yang berusia 20 or 30-something. Biasanya, kalau ditanya “umurnya berapa?”, nggak berani menjawab dengan angka yang pasti. Gejalanya juga bisa dilihat di Friendster, dengan membuat angka-angka yang membuat orang menebak-nebak dan penasaran, “sebenarnya umur dia berapa sih?”. Kalau merasa tersindir, jangan merasa malu my friends, I did it too in my life. Hahaha…tapi sekarang sudah bertobat.

Saat ini saya tidak pernah merasa lebih baik dari saat ini. Even dibandingkan ketika saya masih berumur 20 atau 30-an tahun. Saya semakin bersemangat menjalani hidup ini. Bahkan di tempat exercise, saat ber-aerobik ria, semangat saya nggak kalah dari orang-orang yang lebih muda dari saya.
Saya menemukan banyak ibu-ibu yang excuse dengan bertambahnya usia.
Di tempat senam pula saya saya sering mendengar mereka berkata :
“terang aja si Julita masih kuat dan semangat begitu, dia kan masih muda!!”. Hahaha….tawa saya hampir meledak mendengarnya.
Padahal mereka itu banyak yang lebih muda dari saya lho.
Tapi kenapa kelihatan berbeda? Bedanya pada gairah dan semangat.

Kenapa saya semakin bersemangat? Empat puluh tahun kehidupan yang saya jalani mengajarkan saya banyak hal. Istilahnya sudah mulai banyak makan asam garam kehidupan. Saya memandang dunia ini dengan kacamata yang berbeda dibanding ketika saya masih sangat muda dulu. (haha…karena 'sekarang' juga masih merasa 'muda', jadi kalau 'dulu' saya istilahkan ‘masih sangat muda'). Dan dunia juga semakin modern, teknologi semakin maju, rentang umur produktivitas manusia semakin bertambah. Alias kesempatan untuk berkarya semakin panjang. Mari kita lakukan sesuatu sesuai dengan jamannya. Dan sekarang adalah jaman yang mengijinkan kita berkreativitas untuk waktu yang lebih lama lagi. Mama saya sangat heran melihat apa yang sedang saya kerjakan sekarang. Pada jaman mama saya, seusia saya saat ini, 40-an tahun mungkin sudah hanya tinggal di rumah melakukan kewajiban sebagai istri dan ibu, dan tidak berani lagi membayangkan memulai karir baru. Sehingga kadang-kadang mama memberitahu saya untuk mengerem kegiatan-kegiatan pelayanan saya. Khususnya bila harus ministry ke luar kota. Tapi perlu kita sadari, bahwa jaman sekarang sangat jauh berbeda dengan jaman orang tua kita. Saya tidak mau kehilangan moment-moment ini sehingga saya terus berkata kepada diri saya bahwa saya masih muda. Saya masih sanggup mengerjakan banyak hal. Saya mau terus berkarya untuk Tuhan Yesus.

Kenapa saya perlu merasa muda? Bukan karena saya takut menjadi tua dan tidak menarik lagi. Bukan. Tetapi karena saya merasakan 'spirit muda' itu membuat saya semangat dan bergairah mengejar dan meraih segala sesuatu yang belum terwujud dalam hidup saya. Lihat saja kehidupan orang-orang yang benar-benar masih muda. Mereka seperti orang yang tidak pernah kehabisan energi.

Bagaimana cara saya mempertahankan spirit muda itu?
Saya berguru dari guru besar saya, Kaleb bin Yefune, seorang Yahudi sejati.
Dia berkata dalam Yosua 14:10c "Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;
pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan keluar masuk." (v.11).


Kalimat ini diucapkan Kaleb untuk menagih janji yang diucapkan Musa kepadanya, yaitu bagian tanah yang akan diberikan kepada Kaleb saat bangsa Israel sudah masuk ke Tanah Kanaan. Pada saat janji itu diucapkan usia Kaleb 40 tahun (hmmm…life really begins at 40!). Dan 45 tahun kemudian, saat Kaleb berusia 85 tahun, ia berkata kekuatannya masih sama seperti saat ia masih berusia 40 tahun. Ia masih sanggup berperang untuk merebut bagian yang dijanjikan untuknya.

Saya berdoa kepada Tuhan. Saya ingin seperti Kaleb. Kalau Tuhan mengijinkan saya sampai di usia 8o-an, saya ingin tetap punya kekuatan untuk melayani Tuhan dan menggenapi setiap rencana Allah yang belum terealisir dalam hidup saya.
Kita perlu memiliki semangat seperti ketika kita masih muda. Karena feeling bahwa kita sudah tua adalah pemasungan atau bahkan pembunuhan terhadap kreativitas. Dan juga akan condong untuk mengasihani diri sendiri.

Di Barat, ada Hellen Mirren (she was 61 years, guys, when she got her first Oscar, after 42 years career!!!),
Hillary Clinton (di usia 60 memulai kampanye sebagai calon presiden).
They say : "Forget 40, life begins at 60." WOW....ini lebih dahsyat lagi.


Tapi belum ada yang melebihi kehebatan perkataan Kaleb bin Yefune. Mungkin statement Kaleb dalam kitab Yosua dalam bahasa sekarang kira-kira menjadi seperti ini : "Forget 40, the truth is.... life begin at 85."
It means life can (re) begins at any age.
God has the plan, but we are the one who have to do it.
We have to fight for it.

Harus berani memulai, berani untuk terus berharap, dan berani untuk terus berjuang. Even though all of the earth doesn't stand by our side, but Jesus does, OUR DREAMS WILL COME TRUE!!!

Saya mau encourage teman-teman yang merasa belum mencapai mimpinya di usia yang menjelang 40 tahun. Jangan pernah putus asa, walaupun Anda merasa perjuangan masih sangat jauh. Belum dapat pasangan hidup padahal sudah kepala 4? Belum punya keturunan? Ragu untuk memulai karir baru yang bertolak belakang dari apa yang saat ini Anda kerjakan, karena merasa
it's too late
?
Saya mau bagikan kisah dari orang yang saya kenal di sekitar saya.

Start from myself.
Do you know my friends, I did my first album at 40 (album title: Bapa Yang Kekal, Harvest Music, 2006).
Sebelumnya semua orang mengenal saya hanya sebagai song writer, and not as a singer. Sewaktu saya launch album Bapa Yang kekal, ada yang bertanya. "Bukannya Julita itu song writernya Jeffry Tjandra? Emangnya dia bisa nyanyi juga? (rasanya saya seperti orang yang pakai strategi aji mumpung).
Belum lagi didera pikiran bahwa saya terlambat melakukannya. Tertunda 15 tahun itu bukan bilangan waktu yang kecil. Dan selama masa penantian itu saya ada di dalam industri lho, bukan di luar. Tapi kesempatannya belum terbuka. Dekat...tapi tak tergapai. Banyak pertanyaan yang menghiasi benak saya dalam proses recording. Siapa yang mau beli album saya? Masa di usia sekian baru memulai karir di rekaman rohani? Tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Semuanya berjalan dengan baik, dan kini saya sedang dalam proses pengerjaan album ke 3. Karena semua ada dalam God’s plan,
it is never too late
.

Tapi bila saya merasa semuanya sudah terlambat, dan hanya meratapi usia yang semakin berjalan, merasa tidak berdaya dan lemah, merasa tidak berguna, mungkin saya tidak pernah akan membuat 1 album pun untuk memberkati banyak orang dengan God’s vision through my songs.
Saya pernah merasa malu, merasa sangat ketinggalan dibandingkan teman-teman yang lain yang sudah jauh berlari di depan saya.
Sampai seorang sahabat saya berkata pada saya:
“Julita, justru kamu harus bangga. Your life is very inspiring!!”.
Saya menjadi tegak kembali dan semakin bersemangat melakukan banyak ministry, lebih dari sebelumnya. Usia saya boleh bertambah. Tetapi semangat saya dalam melayani Tuhan harus tetap muda. Sama seperti saat pertama saya menyerahkan hidup saya untuk melayaniNya, saya mau terus melayani Tuhan dengan semangat pertama itu. Jadi bukan hanya ada cinta pertama yah, juga ada semangat pertama.

Duluuu bangettts, waktu saya berdoa untuk kriteria my soulmate, saya terpaksa menghapus kriteria "bisa main musik" dari list saya. Karena saat itu saya tahu orang yang saya doakan nggak bisa main alat musik, at all !!!. Tahukah Anda, years after we married, my other half akhirnya bisa main gitar. Itu terjadi di usianya yang ke 40. Dan bukan hanya bisa main gitar, dia juga mulai bisa menciptakan lagu. Di usia ke 41 dia merilis album perdananya (indie) berisi 10 lagu ciptaannya sendiri.

ANDA LIHAT MODEL INI?

Aku punya teman….(haha…bukan lirik lagunya Maia), tepatnya kakak ipar saya, Ursula,
menjadi seorang model iklan cat rambut dan krem wajah di sebuah majalah wanita Indonesia ternama, di usianya yang ke-40. Dari dulu memang dia sudah dikaruniai wajah yang cantik. Really really a pretty woman. Saat masih mahasiswa, foto dirinya tidak pernah absen bila ada pameran foto mahasiwa. Tapi mungkin Ursula tidak pernah berpikir bakal pernah menjadi seorang model, karena sesudah berumah tangga sibuk menjalani tri fungsi, as a wife, a mom, dan juga bekerja sebagai konsultan manajemen. Padahal dari dulu saya merasa dia cocok sekali menjadi model dengan wajahnya yang sangat cantik.


Siapa sangka justru di usia 40 tahun dia mewujudkannya. Banyak teman-temannya yang melihat fotonya di majalah menjadi sangat surprised. Saat pertama kali ditawarkan jadi model cat rambut, mungkin ada yang berpikir "...ahh...kebetulan kaleee..."
Tapi ternyata penawaran berlanjut, kali ini untuk krem anti aging. Jadi bukan kebetulan, ibu cantik ini memang punya potensi.
Ursula memiliki semangat untuk menjalani hidup yang sangat luar biasa. Saya sangat diberkati melihat semangatnya. Masih gaul, tetap cantik, dan mengasihi Tuhan lagi. Saat ini ia sedang mengejar mimpinya, dengan melanjutkan kuliah di tingkat doktoral, dan sedang mengerjakan disertasi.
Semuanya after 40. Dan jangan pernah membayangkan bahwa ia sangat sibuk sekali sehingga keluarganya terlantar. No..no.. semuanya termanage dengan baik, prestasi anak-anaknya di sekolah juga luar biasa. Jadi nggak ada excuse yah, sesudah berumah tangga, wanita tidak bisa lagi mengejar mimpinya.

Saya sering mendengar orang-orang yang ngerumpi di belakang seorang wanita yang sudah berumur tapi masih berpenampilan seperti anak muda, ...gaul gitu. STOP DOING THAT, my friends. Mungkin dia juga sedang berjuang melawan umurnya, untuk tetap punya semangat muda, dan masih terus berguna di bumi ini. Bukan hanya menghabiskan waktu di kursi goyang, minum teh dan merajut sweater. Bisa membuat cepat pikun loh.
Dipikir-pikir memang rasanya sulit membayangkan kalau kita ingin memiliki semangat muda, tapi penampilan kita seperti orang yang sudah tua. Tentunya mesti ada penyesuaian kan? My mom inlaw sungguh menjadi teladan dalam hal ini. Di usianya yang ke-73 masih sangat fashioned, dan masih aktif berbisnis.

WHAT IS THE MESSAGE OF THESE STORIES?

>Jangan pernah merasa tua.
Itu akan menyabotase apa yang masih bisa Anda lakukan.

>Jangan pernah merasa terlambat.
Itu akan membuat Anda hanya duduk saja dan tidak berbuat apa-apa.

>God still gives another and another CHANCES.
Life can (re) begins at any age. 40, 50, 60, 70, 80? Siapa takut??
Kerjakan setiap kesempatan yang ada dengan Full Speed.

>Don't judge someone who wants to look young.
Mungkin dia sedang berjuang untuk tetap memiliki semangat muda meraih mimpinya.

JADILAH MUDA. Dan raih apa yang belum Anda raih.
"Selamat menjadi muda kembali."

P.S.
Kalau teman-teman punya testimony tentang topik ini, kirimkan testi Anda berikut foto yang related to your testimony to julita.manik@gmail.com.
Saya akan muat testi Anda di blog ini, supaya menjadi berkat bagi kita semua.

By the way, posting kali ini banyak kisah pribadi. Sejujurnya, dari semua testi yang saya tulis, sama sekali tidak ada niat memegahkan diri. Saya pribadi sangat berat untuk mengungkapkannya. Tapi saya ingin hidup saya menjadi buku yang terbuka yang bisa dibaca semua orang.
Puji Tuhan kalau teman-teman bisa diberkati melalui cerita tentang proses yang Tuhan lakukan dalam hidup saya dan keluarga besar saya. Amen.


All blessings,

Julita

No comments:

Post a Comment