Tuesday, April 7, 2009

Let me introduce you: "I am ...THE (apple of) GOD's EYE".



















Narsis habis ???? Bukan.... ini bangga habisss..
Karena Tuhan mengatakan saya adalah biji mataNya.


"Sebab beginilah Firman Tuhan semesta alam,....
--siapa yang menjamah kamu berarti menjamah
biji mataNya--."
(Zakharia 2:8)



2000 tahun yang lalu, ........... minggu-minggu ini adalah minggu penderitaan Tuhan Yesus. Hari-hari yang Dia lalui dalam minggu sebelum Paskah adalah hari-hari kelam, diwarnai penghianatan dari murid-muridNya (tidak hanya Yudas yang menyerahkanNya, tetapi juga Petrus yang menyangkaliNya, dan murid-murid lain berlari meninggalkanNya saat Yesus ditangkap).
Ini juga hari-hari penghinaan dari orang-orang Yahudi yang membenciNya, hari-hari pengadilan dan dipermalukan, dan hari penolakan (saat bangsa ini lebih memilih Barnabas daripada diriNya).
Dan puncaknya adalah hari penyaliban di bukit Golgota.

Semua penderitaan yang sedemikian besar dapat ditanggungNya,
karena kasihNya yang begitu besar kepada kita.
Ia mengasihi kita dan mengatakan bahwa kita laksana biji mataNya. Seseorang yang berani menjamah kita berarti menjamah biji mataNya. Oh....bangganya bisa jadi biji matanya Tuhan..

Pengungkapan bahwa kita adalah biji mataNya, bagi saya tidak hanya menunjukkan betapa besar kasih Tuhan, tapi juga menunjukkan betapa lemahnya kita sebagai manusia tanpa Tuhan.
Tahukah teman-teman, bahwa mata adalah organ yang sangat penting tapi rentan terhadap berbagai ancaman? Dan ajaibnya Tuhan sudah merancang segala bentuk proteksi terhadap biji mata kita saat menghadapi bahaya.

Pertama, kelopak mata yang refleks akan menutup bila mata akan tertusuk.
Kedua, air mata, yang dengan segera akan siap keluar dari perbendaharaannya, saat mata kita kelilipan debu, kemasukan benda asing, atau ketika mengupas bawang.  Dengan segera air mata mencuci bersih mata kita supaya tidak terganggu fungsinya.

Dan Firman Tuhan dengan jelas mencatat bahwa kita adalah
laksana biji mata Tuhan.

Saat kepalaNya dimahkotai duri, saat sekujur tubuhNya dicambuki dengan cambuk berujung duri, saat tangan dan kakiNya dipaku, saat lambungnya ditusuk tombak, tapi Tuhan menjaga kita sebagai biji mataNya.
Biji mataNya tidak dibiarkan dilukai.


Sekujur tubuhNya tidak ada yang terluput dari pukulan dan aniaya. Tapi setiap kali ada pukulan yang mengarah ke bagian mataNya, saya percaya kelopak mataNya refleks menutup menjaga biji mataNya.
Nggak percaya? Coba aja sendiri.
Saat sesuatu bahaya mendekat ke arah mata kita, nggak perlu diajari lagi, kelopak mata langsung refleks menutup. Ajaib bukan?
Tuhan mau kita belajar dari apa yang sudah dia rancangkan atas tubuh kita, untuk kita mengerti betapa Tuhan sangat mencintai kita.

Dan saya senang Tuhan tidak mengumpamakan kita sebagai tanganNya,
atau sebagai kakiNya, atau sebagai bagian tubuhNya yang lain,
tapi sebagai biji mataNya.
Daleemmm..... banget pengertiannya.


Daud mengerti akan hal ini sehingga ia pun berkata dalam  doanya :




Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayapMu.
(Mazmur 17:8)





Ketidakberdayaan sebagai manusia sangat tergambar dalam mazmur Daud ini, sehingga ia minta perlindungan sebagai biji mata Tuhan, dan disembunyikan dalam naungan sayapNya. Burung rajawali adalah burung yang berani mengarungi badai. Semakin besar badai datang, maka semakin tinggi rajawali akan terbang mengatasi badai. Semakin besar kesulitan yang kita hadapi, maka semakin tinggi Tuhan mengangkat kita dalam perlindunganNya, supaya kita bisa menang atas badai kehidupan ini.


WHAT'S IN OUR EYES ?
















Kalau kita tergambar dalam ruang mataNya, lantas apa yang tergambar dalam ruang mata kita?
Apakah Yesus yang sangat mengasihi kita dan rela memberikan segalanya termasuk nyawaNya, tergambar dalam ruang mata kita?

FIX OUR EYES ON JESUS.

Pemazmur Daud tidak hanya meminta supaya dirinya dipelihara seperti
biji mata Tuhan, tapi Daud juga berkata  bahwa matanya tertuju kepada
Tuhan Yesus.

"Tetapi kepadaMulah, ya Allah, Tuhanku, mataku tertuju; ...
(Mazmur 141:8a)


Nggak heran kalau Tuhan berkata bahwa Daud adalah orang yang berkenan
di hati Tuhan. Kasih Tuhan bukanlah kasih yang bertepuk sebelah tangan.
It's not one sided love story.... my friends. Ini cinta yang berbalas.
Tuhan mengasihi Daud dengan segenap nyawaNya dan Daud pun mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan hidupnya.

Oh....saya mau banget menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan seperti Daud. Sebab itu saya juga mau menujukan mata saya kepada Tuhan. Tidak hanya saya ada di ruang mataNya, tapi Tuhan Yesus juga ada di ruang mata saya.


PLEASE, DON'T BE LIKE THIS !!!














Jangan sampai yang ada di ruang mata kita adalah BlackBerry. 
Hahaha... saya juga penyuka BlackBerry, tapi kalau sampai yang tergambar di ruang mata saya adalah BlackBerry?
Karena selalu memandang BB dengan segenap hati sampai melupakan
saat teduh, lupa berdoa dan menyembah Tuhan, dan lupa kalau sedang
mengikuti kebaktian, ... terus menerus memandang lekat gadget yang lagi ngetop ini?
Hahaha.... ini bukan mau menyinggung, tapi mau menyungging.
Maksudnya teman-teman bisa sambil senyum membacanya.

Jangan sampai terjadi yah.... yang tergambar di ruang mata kita, ....
yang selalu menghiasi mata kita sesuatu yang lain selain Yesus. 

Seperti kita yang ada di ruang mataNya, biarlah Tuhan juga selalu ada di ruang mata kita.


All Blessings,

Julita Manik

No comments:

Post a Comment