Friday, November 21, 2008

"If there was an UNDO button in life......" , sigh :-(
















Seorang saudari meninggalkan pesan di blog ini, dengan statement "saya ingin melayani Tuhan, tapi saya merasa nggak layak..."

Saya tergugah. Bukankah kita sering seperti itu, atau dulu pernah merasakan yang sama, suatu

perasaan nggak layak, karena bayangan kehidupan lama.
Sehingga kita pun berandai-andai, 'oohh, seandainya ada UNDO button di hidup ini, seandainya yang saya alami ini tidak pernah terjadi.., seandainya... seandainya.....'

Teman-teman yang rajin pegang komputer tentu sangat mengerti pentingnya UNDO button. Setiap kali kita melakukan kesalahan ketika menggunakan komputer, apakah salah ketik, salah delete, dan beragam salah lainnya yang mengundang kepanikan, thank God ada orang jenius yang telah mengcreate 'UNDO' button. Salah pencet tombol? NO PROBLEMO.
Bahkan salah yang paling fatal sekalipun akan terselamatkan dengan mengklik 'UNDO'. Ah...lega sekali rasanya dan kita bisa kembali melanjutkan pekerjaan kita.



If there was an UNDO button in life....




Apakah dalam hidup ini ada UNDO button? Sehingga saudari yang menuliskan pesan bisa dengan lega mewujudkan kerinduannya untuk melayani Tuhan?

Saya nggak pernah membayangkan ada lagu yang memakai kata 'UNDO' ini sebagai lirik. Beneran ada loh...
Lagu rohani lagi, ... yang ditulis dan dinyanyikan oleh Jenifer Knapp. Saya sangat terberkati menyimak setiap aliran kata dalam lagu ini. Very down to earth. Sangat mewakili perasaan banyak orang. Teman-teman juga pasti setuju.
Berikut beberapa penggalan liriknya..


Verse:
........
I am wanting, needing,
guilty and greedy

Unrighteous, unholy;
Undo me! Undo me!


Abba Father You must wonder why
More times than Peter I have denied.
Three nails and a cross to prove
I owe my life eternally to you!


Chorus:
Time to get down on my knees and pray
"Lord, undo me!"
Put away my flesh and bone
'Til You own this spirit through me Lord

(song by Jennifer Knapp)


Undo me oh Lord... undo me..
Seandainya ada tombol UNDO di hidup ini...

If there was an UNDO button in life....




Good news for us my friends, tombol UNDO dalam hidup ini bener-bener ada, yaitu DARAH YESUS yang menyucikan kita dari segala dosa.











Siapapun Anda dan saya, seberapa besarpun dosa yang Anda dan saya perbuat, darah Yesus yang dicurahkan dengan segenap kekuatan kasihNya, telah meng-UNDO Anda dan saya dari semua dosa dan kesalahan.
It wasn't the nails that kept Me hanging on, but was My lofe for you.
Ketika Tuhan Yesus disalibkan, kita yang ada dalam pikiranNya.
Ketika Tuhan menyerahkan nyawaNya, kita yang ada di hatiNya.
Semua pergumulan, perasaan tidak layak yang kelak akan mendera kita,
Dia sudah tahu sebelumnya.
Dan Yesus hanya berkata "SUDAH SELESAI".
Semuanya sudah lunas dibayar.
SELAMAT!!! Kini Anda dan saya layak berdiri di hadapanNya,
layak menghampiri tahta kasih karunia Tuhan, layak melayaniNya.


Oleh karena itu teman-teman, jangan sekali-kali menidaklayakkan dirimu yang telah dilayakkan.
Jangan membuat karya Kristus menjadi sia-sia.
Engkau layak.
Sekali lagi kita semua layak.
Tuhan Yesus yang mengasihi kita lebih dari nyawaNya sendiri, telah menekan tombol 'UNDO' 2000 tahun yang lalu.
Sekarang kita adalah ciptaan yang baru.
Don't feel unworthy anymore.
Kita yang tidak layak sekarang telah dilayakkan, tidak hanya untuk mengikut Kristus tapi juga untuk mengerjakan banyak perkara yang memuliakan namaNya.




If there was an UNDO button in life....



The answer is 'THERE IS!!! COME TO JESUS'
He will undo you.





All blessings,

Julita Manik

Thursday, November 6, 2008

Stop saying "Apa Kata Dunia..." Just Be Yourself.

Dalam beberapa acara yang digelar, di kartu undangan tertera kata 'dress code'. Tujuannya adalah untuk menyemarakkan dan menyelaraskan setiap tamu yang datang dengan acara yang telah didesign dengan thema tertentu. Jadi supaya teman-teman nggak seperti orang yang salah kostum menghadiri acara tsb, maka patuhilah dress code yang diminta. Karena dengan mematuhinya, kita juga menghormati orang yang punya gawe. Yang menjadi problem adalah nggak semua acara mengharuskan dress code tertentu, tetapi kenapa ya kita takut kelihatan beda dengan yang lain? Maka pemandangan yang sering teman-teman lihat di acara wedding party adalah (khususnya kaum saya, hmm...wanita maksudnya) a little black dress. Kalau tiba-tiba di tengah kerumunan warna hitam dan Anda sendiri yang memakai warna putih, pasti akan membuat salah tingkah. Padahal Anda tidak berdosa memakainya, sama tidak berdosanya dengan yang memakai warna hitam.

Hal ini tidak hanya terjadi dalam fashion, tapi hampir di semua bidang. Kalau seseorang mempunyai pendapat yang berbeda dalam suatu meeting sementara yang lain semua memiliki pendapat yang sama, maka orang yang berbeda tsb akan kelihatan seperti alien. Bahkan ada yang menganggap sebagai 'musuh'. Padahal pendapat yang berbeda akan membuat suatu tambahan wawasan, dan berbeda bukan berarti tidak bisa bersatu kan? Apa kita sudah lupa slogan-slogan jaman kemerdekaan (dulu sering diajarkan dalam pelajaran Sejarah, "BERBEDA-BEDA TAPI TETAP SATU JUGA, MERDEKA!!!")

Anak-anak SMP, SMA beberapa waktu lalu merasa nggak gaul bila tidak memakai jam tangan merek Levis atau Adidas yang colorful. Dulu di masa SMA saya sangat ngetrend banget kalau memakai tas merk Benetton. Saya punya teman yang nggak punya tas Benetton, tapi di sekolahnya rata-rata siswa golongan 'the haves' memilikinya. Suatu saat teman saya ini membawa buku-bukunya dengan kantong kresek. Apa yang dia lakukan? Dia mengambil spidol dan menulis besar-esar di kantong plastik kresek tsb, B E N E T T O N. Haha...dia tertawa, "sekarang juga aku bisa bawa buku pakai tas Benetton." Semua yang mendengar ceritanya tertawa terbahak-bahak, tapi saya merasa ada kesedihan di tawa itu. Seolah-olah kalau nggak punya tas merk tsb, tidak diterima di komunitas.


Ternyata ingin selalu sama dengan yang lain itu naluri manusia. Nggak perlu diajarkan, anak kecil juga tahu. Duluuu banget ... keponakan saya , waktu itu dia masih TK, merengek-rengek minta dibelikan sepatu olah raga import, yang ada lampunya. Lampu itu akan menyala bila sepatu dijejakkan ke lantai. Harganya muaahall bo', dan orang tuanya berpikir 'masa sih anak TK sepatunya udah semahal itu?' Segala jurus dikerahkan keponakan saya ini, sampai jurus air mata. Orang tuanya berusaha menyadarkannya, bahwa orang tuanya nggak seberada orang tua teman-temannya dengan berkata: "nak liat dong, semua teman kamu yang pakai sepatu itu plat mobilnya warna hitam, kalau kita kan plat mobilnya merah..." Maksud orang tuanya mau memberitahu kalau mereka adalah pegawai negeri, duitnya nggak banyak.

Yang sering dirasakan adalah kalau berbeda maka kita tidak akan diterima dalam komunitas. Dan lama kelamaan akan berkembang menjadi sifat 'ingin menyenangkan semua orang'. Frustrasi man... kalau kita selalu ingin menyenangkan semua orang. Apa-apa diukur dengan "apa kata orang yah kalau saya begini...apa kata orang yah kalau saya begitu... apa kata dunia yah.."
Kita mengukurnya dengan ukuran manusia dan bukan lagi ukuran Tuhan
"apa kata Tuhan yah kalau saya bertindak begini..., apa kata Tuhan yah kalau saya begitu..., apa kata Tuhan yah..."

Dulu saya begitu.
Selalu ingin menyenangkan semua orang, dalam arti ingin diterima oleh semua orang. Akibatnya saya capek sendiri. Dan saya menjadi orang lain, saya nggak mengenali jati diri saya. Selalu ingin menyenangkan manusia, membuat saya sulit mendengarkan perkataan Allah untuk menyenangkan Dia. Contoh.

Nggak tahu kenapa hingga saat ini saya hanya bisa membuat lagu Worship (atau lebih tepat lagu-lagu tempo lambat yang mellow) dan sulit sekali bahkan tidak pernah berhasil membuat lagu-lagu Praise (lagu-lagu tempo cepat yang riang). Saya pernah frustrasi dengan keadaan ini, rasanya pelayanan saya sebagai songwriter nggak lengkap kalau nggak bisa menulis lagu Praise. Kenapa saya berpikir seperti itu?
Tentu karena saya melihat kebanyakan songwriter bisa menulis keduanya.
Kok saya nggak bisa yah?
I was not listening to the inward voice.

Kemudian juga ada yang mengkritik saya "kok menulis lagunya yang model begitu,... sekarang kan lagi masa penuaian, udah nggak jaman membuat lagu dengan thema menghibur hati yang luka."
Saya sempat terpengaruh dengan perkataan itu. Iya juga yah, sekarang kan masa menuai, masa bekerja menuai untuk Tuhan, balik lagi ke belakang untuk menghibur hati yang luka.
I was not listening to the inward voice.

Puji Tuhan saya nggak menuruti kritikan tsb.
Karena teman yang mengkritik saya menganggap bahwa semua orang sudah menjadi pekerja Tuhan tidak akan pernah mengalami persoalan hidup.
Hidup sudah seperti di awan permai, nggak napak bumi. Padahal selama bumi masih ada, tetap akan ada musim menangis, tertawa, berdiam, berkata, menabur, menuai, seperti yang dituliskan Raja Salomo dalam Pengkhotbah 3. Dan jangan lupa salah satu pekerjaan penuai adalah menghibur hati yang luka dari orang-orang yang dituai.
Akhirnya saya bisa mendengar Tuhan berkata ke dalam hati saya, I am listening to the inward voice ....,
"Aku memanggilmu untuk menulis lagu yang menghiburkan orang-orang yang remuk hatinya, supaya mereka dapat tetap bersyukur kepadaKu. Karena pujian dari hati yang remuk, tidak pernah Aku abaikan."

"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah"
(Mazmur 51:19)


Sejak saat itu saya proklamirkan kepada diri saya, bahwa dunia ini indah karena bunga-bunga yang beragam, yang memiliki warna yang beraneka. Teman-teman bisa kebayang kalau semua bunga hanya jenis bunga mawar saja? Dengan warna yang hanya merah saja? Seluruh bumi hanya kenal bunga mawar merah. Semua akan berkata "woow...indah..". Tapi ketika disuguhi pemandangan aneka bunga dengan warna yang beragam pasti seruannya berubah menjadi "wooow... indah sekali".
Itu sebabnya Tuhan ciptakan kita 'UNIK'. Satu sama lain berbeda.
Even seorang bayi kembar genetik pun, memiliki finger print yang berbeda. Tidak ada manusia yang benar-benar sama. Tapi dengan keberbedaan dan keunikan yang Tuhan ciptakan, satu hal Tuhan ajarkan, "BAHWA KITA SATU SEBAGAI TUBUH KRISTUS". Ternyata di mata Tuhan, keunikan, keberbedaan itu adalah pemandangan yang indah loh...




Kalau begitu, apakah kita tidak perlu menyenangkan manusia?
Jawabnya:
"Kudu !!! ... saudara-saudara."




"Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya".
(Roma 15:2)



Wahh.. kalau gitu bertolak belakang dong?
Sama sekali tidak. Yang dimaksud 'menyenangkan' disini adalah 'menyenangkan' yang tujuannya untuk memenangkan jiwa, sehingga ada beberapa hal dalam hidup ini yang kita korbankan demi dapat menyenangkan orang lain. Ada beberapa kebiasaan yang kita rem, karena dengan demikian dapat membawa seseorang kepada Kristus.

Paulus berkata:
"Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat."
(1 Korintus 10:33)


Oh ... ternyata 'menyenangkan' yang dimaksud adalah yang 'bukan untuk kepentingan diri sendiri'. Ternyata sering kali kita ingin menyenangkan hati orang lain, tujuannya demi kepentingan kita. Kita takut nggak sama dengan yang lain, semata-mata untuk kepentingan diri kita.

Oleh karena itu, my friends, jangan takut bila ada yang berkata kepada Anda "hare genee ........ bla bla bla...". Jadilah diri Anda, dan kembangkan talenta untuk kemuliaan Tuhan.





Apapun gayamu, JUST BE YOURSELF.
KITA SEMUA BERHARGA DI MATA ALLAH.





All blessings,

Julita

Tuesday, November 4, 2008

Di Batas Kekuatanku


















"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."(1 Korintus 10:13)

Rasanya nggak ada seorangpun diantara kita yang layak berkata kepada setiap saudara kita yang sedang mengalami keadaan yang sangat tidak enak di dalam hidupnya "teman...pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa...". Kalau hanya penyakit ringan seperti demam, flu, atau yang parahan dikit tapi dapat diobati, mudah kita mengatakan "itu biasa..."
Atau keseleo, jatuh dan luka memar...gampang untuk berkata "itu biasa..."

Tapi bagaimana kalau mengalami yang lebih berat dari semuanya itu?
Masih ingat Bpk. Dwi Krismawan (artikel : "Pencobaan-pencobaanmu Biasa...") yang mengalami luka bakar 80% di tubuhnya tapi bisa survive?
Dan justru karena dia survivelah maka ada babak baru dalam kehidupannya yang jauuuuuhhh... lebih berat dibandingkan bila saat mengalami kecelakaan langsung pulang ke Rumah Bapa.
Ingat Solvy (artikel :"Her Name Is Solvy") yang tunangannya meninggal 3 bulan sebelum hari pernikahan diselenggarakan?
Dan ada juga teman sepelayanan yang sudah 14 tahun menikah tapi tak kunjung memiliki keturunan, sehingga sangat terintimidasi dengan tudingan
'melayani Tuhan tapi kok nggak diberkati dengan keturunan?'
Akhir-akhir ini saya banyak merenungkan hal ini.
Apa benar ini pencobaan atau ujian biasa?
Kalau memang biasa, kok kelihatannya berat sekali?

Ketika menyiapkan diri untuk melayani di Charity Night for Jacqlien Celosse, saya mendapat kabar dari seorang saudari seiman,.. berita yang sedih.
"Sudah selesai", demikian judul emailnya. Apanya yang sudah selesai? Beberapa waktu sebelumnya, saudari saya ini memohon dukungan doa untuk kakak iparnya yang sedang hamil 6 bulan, dan harus bed rest di RS karena hypertensi. Dan ini adalah kehamilan yang ke 6, dan 5 kehamilan sebelumnya semua gagal. Sang ibu menderita sakit Lupus, tetapi pada kehamilan yang ke 6 ini, antibodynya normal, dimana hal ini belum pernah terjadi, sejak tahun 2002 dideteksi menderita Lupus. Jadi besar sekali harapan seluruh keluarga bahwa bayi yang sedang dikandung ini akan survive.

Setelah perawatan beberapa waktu di RS, dengan upaya yang gigih dari orang tuanya untuk mempertahankannya, sang bayi akhirnya meninggal dunia, di usia kandungan yang hampir mencapai 7 bulan. (Ibu dan ayah bayi ini adalah orang-orang yang setia melayani Tuhan). Sang ibu tetap mengalami proses kelahiran normal, merasakan sakit bersalin (dengan induksi) untuk mengeluarkan bayi yang sudah tidak bernyawa, tanpa sempat mendengarkan tangisan pertama bayinya.

Saya saat itu belum mengenal keluarga kakak ipar saudari saya ini. Tapi hati saya ikut berduka bersama mereka. Ditambah beban yang Tuhan berikan untuk berdoa bagi Jacqlien. Komplit sudah....saya menangis di hadapan Tuhan. Hanya berkata: "Why Lord...why?"  Kenapa Tuhan ijinkan ini semua menimpa orang-orang yang mengasihi Tuhan? Mereka ini orang-orang yang setia melayani Tuhan.
Ketika berkunjung ke rumah saudari saya ini dan bertemu untuk pertama kalinya dengan keluarga yang sedang berduka ini, sang kakak ipar dengan tegar berkata: "Mulanya saya sempat protes ke Tuhan, ....Tuhan masa sih satu anak saja Engkau nggak beri untuk kami?  Tapi sekarang saya sudah bisa menerimanya, dan mengucap syukur untuk setiap rencana Tuhan dalam hidup kami".

Terus terang saya bingung sekali.  Masa sih itu pencobaan biasa?
Saya melihatnya sebagai pencobaan yang berat dan tidak biasa.
Saya sungguh nggak tahu jawabannya. Paling tepat adalah bertanya langsung kepada author dari Alkitab. Saya membaca berulang kali dan menggali terjemahan Inggris 1 Korintus 10:13 yang berbunyi:
No temptation has overtaken you except such as is common to man, but God is faithful, who will not allow you to be tempted beyond what you are ABLE, but with the temptation will also make the way of escape, that you may be ABLE to bear it.
(NKJV) 

Saya berpikir pasti ada sesuatu dengan ayat ini, karena Tuhan tidak mungkin berbohong. FirmanNya adalah kebenaran.
Ada dua kata able dalam ayat ini, yang bila dilihat dari bahasa aslinya (Yunani) adalah : DUNAMAI, yang berarti 'be of power'.  Dan kata 'dunamai' ini adalah akar kata dari DUNAMIS (miracuolus power), dan dari kata DUNAMIS ini pula lahir kata DINAMIT. Kalau yang terakhir ini teman-teman pasti familiar kan? Yaaahh betul sekali...dinamit yang dipakai sebagai bahan peledak,  yang dipakai dalam peperangan maupun untuk meledakkan bukit-bukit batu saat akan merintis suatu jalan.
Dunamai maupun Dunamis, berhubungan dengan suatu 'kuasa' yang luar biasa. Kuasa yang mempunyai daya ledakan. Kata dunamis ini dipakai ketika para murid menanti turunnya Roh Kudus di upper room.


"Tetapi kamu akan menerima kuasa (dunamis), kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu......"
(Kisah Rasul 1:8)




Ternyata kita dapat berkata bahwa itu pencobaan-pencobaan biasa karena Tuhan yang luar biasa yang memberi kekuatan. Kalau melihat dari sudut pandang manusia, memang semuanya itu bukan pencobaan yang biasa.
Tapi kalau melihat dari sudut pandang Tuhan, semuanya menjadi biasa.
Tuhan yang luar biasa membuatnya menjadi biasa, dan Ia melimpahkan kekuatanNya supaya kita dapat menanggungnya. Kadang-kadang kita lupa dan kembali memikulnya dengan kekuatan manusia, tapi Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Bahkan saat kita berada di batas kekuatan kita, Ia menggendong kita dan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.


Semoga artikel ini memberi kekuatan kepada teman-teman yang sedang mengalami masa sulit di tengah-tengah dunia yang semakin sulit ini. Ingatlah, kalau kita diijinkan mengalami semuanya itu, pasti Tuhan yang setia juga sudah membuat kita DUNAMAI (be of power of God) sehingga kita dapat menanggungnya. Dan semua berita kesaksian kita, saat keluar dari semua pencobaan ini, menjadi kesaksian yang memiliki daya ledak, menggoncangkan Yudea, Samaria, bahkan sampai ujung-ujung bumi.

Plug into the power.
Biarkan 'dunamis' Allah bekerja dan membuat kita 'dunamai' menanggungnya. Amen.


All blessings,


Julita Manik

Saturday, November 1, 2008

Sekilas Tentang Kikuchi-Fujimoto Disease

Penderitaan yang dialami Jacqlien akibat penyakit Kikuchi-Fujimoto membuat hati saya sangat tersentuh dan ingin membagikan beban yang dialaminya kepada lebih banyak orang lagi. Itu sebabnya saya menulis 3 artikel mengenai apa yang dialami Jacqlien.

Pulang dari acara Charity Night, saya masih penasaran dengan penyakit itu, dan saya google semua yang berkaitan dengan nama itu. Nggak terasa sampai jam 2 pagi, akhirnya kantuk yang berat mengalahkan semua rasa penasaran saya. Besoknya saya lanjutkan lagi. Terimakasih untuk dunia kedokteran yang rajin menulis jurnal-jurnal mereka yang terkini di internet, sehingga kita bisa beroleh banyak informasi. Gambar yang teman-teman lihat ini bukan gambar desain graphis atau contoh wallpaper. Ini gambar sel yang terinfeksi dengan Kikuchi-Fujimoto. Berikut saya akan paparkan apa yang saya temukan dari hasil googling Kikuchi, berdasarkan kacamata seorang yang awam akan kedokteran (ampuni... kalau ada salah menterjemahkan dan menafsirkan yah, maklum...nggak pernah sekolah di Kedokteran).

Mendengar nama Kikuchi-Fujimoto biasanya orang tertawa. Apa ada hubungan dengan film Kuche Kuche Hotahe atau Ajinomoto? Ada juga yang geram sekali mendengar nama itu, kok jahat sekali sih akibat yang ditimbulkannya ke tubuh Jacqlien?
Teman-teman, nama itu nggak ada hubungan dengan judul film ataupun bumbu masak. Juga jangan marah dulu. Karena nama itu adalah nama 2 dokter yang pertama kali mendescribe penyakit itu, karena kasus-kasus penyakit yang ditemukan di Jepang.

M.Kikuchi yang pertama kali menemukannya di tahun 1972, kemudian Y.Fujimoto dan koleganya juga secara independen mendescribe penyakit tsb pada tahun yang sama. Sehingga mereka berdua dianggap sebagai penemunya, dan diabadikanlah nama mereka menjadi nama penyakit yang sangat langka ini. Dunia kedokteran menyebut penyakit ini dengan nama Kikuchi-Fujimoto Disease atau disingkat menjadi KFD.
Penyakit KFD banyak menyerang kaum muda, khususnya wanita, dengan rentang usia 20-30 tahun. Kebanyakan kasus terjadi di Jepang, dan beberapa negara di Asia. Gejala-gejalanya, ada benjolan di leher atau tengkuk akibat kobaran kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, panas dingin, penurunan berat badan, ruam kulit, dll.
Dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya, diperkirakan penyebabnya adalah (masih banyak spekulasi tentang hal ini) infeksi atau autoimmune. Belakangan ini ada hasil studi yang menemukan bahwa 9 dari 10 kasus KFD positif disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Jacqlien juga ada menyebut-nyebut nama virus EBV dalam testinya di Charity Nite tsb. Sebenarnya masih sederetan nama virus-virus lain yang diduga menyebabkan penyakit ini, tapi karena saya yakin teman-teman bakal pusing membacanya, saya sengaja tidak tampilkan di sini.


Diagnosa atas penyakit ini biasanya dilakukan melalui biopsi, dan ini penting. Karena penyakit ini sangat mirip dan sering disalah artikan sebagai penyakit Lupus (Systemic Lupus Erythematosus / SLE), atau kadang-kadang juga misdiagnose sebagai penyakit kanker kelenjar getah bening. Bila salah diagnosa, tentu akan salah pengobatan. Itu juga yang sempat dialami Jacqlien. Beberapa kali didiagnose menderita penyakit yang namanya saja sungguh menciutkan nyali.

Tidak semua kasus KFD seperti yang diderita Jacqlien, bahkan beberapa adalah kasus yang ringan, dan penderitanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang sederhana, dalam waktu beberapa bulan. Bahkan ada yang sembuh sendiri tanpa terapi khusus. Yang berat adalah kasus KFD agresif, dimana mengakibatkan autoimmune dan berdampak fatal kepada penderitanya. Kelihatannya yang diderita Jacqlien adalah KFD yang agresif. Autoimmune yang diakibatkan penyakit ini memang membuatnya menjadi mirip dengan penyakit Lupus/SLE. Beberapa jurnal kedokteran menyarankan pasien berpenyakit KFD harus dipantau terus, kalau-kalau penyakitnya akan berkembang menjadi SLE.

Apa lagi tuh autoimmune?
Autoimmune adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan penyakit, malah menyerang sel-sel dalam tubuh. Dan itulah yang sedang dialami Jacqlien saat ini.
Dalam beberapa saat, Jacqlien bisa kelihatan sehat sekali dan sepertinya tidak menderita sakit apapun, tapi beberapa saat kemudian ia bisa terkapar sampai tidak bisa berjalan. Belakangan Jacqlien berkata bahwa ia mulai mengalami short-term memory loss. Saya sudah berusaha mencari informasi di internet, tapi minim sekali informasi tentang hal ini. Saya sempat berpikir, apakah short memory loss ini diakibatkan penderitaan yang berat, atau memang sebagai dampak dari KFD?


Kenapa saya mau repot-repot menulis artikel-artikel ini? Berjam-jam saya habiskan di internet hanya untuk mencari informasi tentang KFD. Belum lagi ditambah kepala yang mumet membaca berbagai istilah kedokteran, dan harus bolak balik buka kamus. Jujur.. saya nggak ada dititipin oleh Jacqlien pesan sponsor untuk posting artikel-artikel sehubungan Jacqlien dan penyakit yang dideritanya. Bahkan saya tidak kenal dekat dengannya. I'm not her best friend, either her relatives. Saya melakukan ini semua karena kepedulian atas apa yang dideritanya.

Kalau artikel ini sampai kepada teman-teman, mungkin ini waktunya untuk berbagi kasih dengannya.
Saya jadi teringat pesan Yesus:
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
(Matius 25:40)

Kalau teman-teman terbeban bagi kesembuhan Jacqlien, doakan, itu yang terpenting. Dan kalau teman-teman tergerak untuk mendukung dalam dana, silahkan salurkan ke:

JACQLIEN CELOSSE
Rek. BCA: 288.134.405.1



All blessings,

Julita