Friday, January 18, 2008

TAK PERNAH LELAH MENCARI, part two

Bulan Desember 2007, tepatnya tanggal 22, saya mendapat kesempatan melayani di jemaat Oikumene Indonesia di Kuala Lumpur (KL) Malaysia.
Memasuki ruang ibadah di tengah-tengah Praise & Worship yang sedang dinaikkan bagi Tuhan, mata saya memandang kepada sang Worship Leader (WL). Seorang wanita muda…., hmmm…dari caranya memimpin pujian penyembahan…saya bisa melihat semangatnya yang menyala-nyala dan cinta Tuhan yang luar biasa.
Selesai pelayanan, malam hari, kami ada kesempatan bincang-bincang sebelum beristirahat, karena besoknya kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Johor Baru.
Nama sang WL tsb adalah Hotni. Orangnya sangat ramah, dan sudah beberapa tahun ini menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Bahasa bicaranya pun sudah seperti orang Melayu…(percaya nggak…kalau cakap Melayu itu enak didengar…hehehe…plus istilah-istilah yang lucu-lucu..).

FYI : Kebanyakan jemaat Indonesia di Malaysia adalah WNI yang bekerja di pabrik-pabrik (mereka menyebutnya kilang…hmm…no…no....jangan bayangkan kilang minyak yah, tapi kilang biscuit, snack, perangkat elektronik, dll). So... kalau mau buat kebaktian, harus disesuaikan dengan schedule day-off mereka.

Hotni mempunyai kisah pertobatan yang sangat menarik perhatian saya. Bagi saya itu membuktikan bahwa selama masih ada kesempatan, Tuhan tidak pernah lelah mencari domba-dombaNya yang tersesat…..

Hotni bercerita bahwa sewaktu masih tinggal di Jakarta, keponakannya mengajaknya ke suatu ibadah di daerah Modernland. Di tempat itu, ushers menyambut mereka dengan sangat ramah, tapi justru membuat Hotni gerah, karena tidak terbiasa. Ia merasa bahwa keramahan itu sangat dibuat-buat. Pada saat kebaktian, Hotni semakin terusik dengan gemuruhnya Praise & Worship, dan ada bahasa-bahasa yang tidak dia mengerti. Masih belum cukup galau hatinya, masih ditambah dengan pemandangan orang-orang yang rebah ketika didoakan, ada yang tertawa-tawa, ada yang menangis, ….semuanya itu menjadi suatu pemandangan yang belum pernah dilihatnya. Merasa sudah tidak tahan, Hotni keluar dari ruang ibadah. Di luar ruangan, ia disambut ushers yang berusaha menahannya agar tidak pergi dari tempat itu.
Merasa sudah tidak tahan lagi, Hotni berteriak :”Diaaammm……kalian semua!!! Kalian lah yang disebutkan di Alkitab sebagai penyesat-penyesat di akhir jaman……..!!!!”.

Saat itu yang Hotni rasakan, apa yang dia lakukan itu adalah benar. Apalagi sejak lahir dia merasa sudah menjadi orang Kristen. Justru orang-orang yang di tempat ibadah itulah yang tidak benar. Tanpa peduli kepada orang yang disekitarnya Hotni segera berlari kembali ke dalam ruang ibadah dan berteriak memanggil nama keponakannya, setengah mengancam memerintahkan supaya keponakannya itu segera keluar. Mereka segera pulang dan Hotni mengatakan kepada keponakannya untuk tidak pergi ke tempat seperti itu lagi.

Waktu-waktu berlalu, dan Hotni berangkat ke Johor Baru (Malaysia) dan menjalani hari-hari kerjanya di sana. Di Johor, Hotni mendapat kepercayaan untuk memimpin Indonesian employee di penginapan (semacam apartemen) yang disediakan oleh company. Ia melarang dan tidak mau memfasilitasi teman-temannya yang rindu beribadah di hari Minggu. Sosoknya yang tough membuat ia disegani teman-temannya. Takut teman-temannya curi-curi kesempatan untu pergi ke gereja, Hotni mengawasi mereka dengan ketat. "Bahkan ke tandas pun tidak saya ijinkan", demikian penuturan Hotni. (tandas = toilet)

Tapi ternyata God never gives up. Hati Hotni terusik kembali karena ada seorang hamba Tuhan yang kerap kali mengunjunginya dan memberitakan akan kasih Kristus. Menurut penuturan Hotni, hamba Tuhan ini walaupun diusir, bahkan dengan kata-kata yang kasar, tapi tetap datang lagi…datang lagi….dan datang lagi pada kesempatan berikutnya.

Singkat cerita, suatu ketika dalam suatu ibadah yang dengan sangat terpaksa dia ikuti, hatinya terjamah dengan pertanyaan kemana ia akan pergi setelah ia mati. Hotni mulai mengerti bahwa hanya Yesuslah jawaban dan saat itu ia memberi diri untuk dilahirkan kembali.

Hidup Hotni BERUBAH. Kalau dulu ia menentang anak-anak Tuhan datang ke gereja, sekarang ia malah memfasilitasi karyawan-karyawan tsb (jangan lupa dia adalah orang kepercayaan empoyer…) dengan meminjam beberapa bus dari company. Ratusan orang bisa dibawa ke gereja setiap hari Minggu. Bahkan ia juga membolehkan karyawan-karyawan dari company lain untuk ikut bus tsb asalkan tujuannya ke gereja. Melalui pertobatannya, banyak jiwa dibawa kepada Tuhan Yesus. Hotni juga giat sekali melayani Tuhan, melayani suku-suku pedalaman di sana yang belum beragama, menjadi singer, WL, apa saja yang bisa dia buat bagi Tuhan dia kerjakan segenap hati.

Tuhan tidak pernah lelah mencari. Tapi dalam pencarianNya, Dia butuh partner…yang menjadi perpanjangan mata, hati, pikiran, tangan dan kakiNya untuk menemukan domba-dombaNya yang terhilang.

Ps. Bobby Simatupang (adalah hamba Tuhan yang tak pernah mundur untuk melayani Hotni) menjadi salah satu hambaNya yang bersedia memberi diri menjadi wakil Tuhan untuk menemukan Hotni kembali. Saat ini di Johor Baru ada sekitar 6000 – 7000 orang yang dilayani oleh Ps. Bobby & team (wow….saya pikir ini jumlah yang luar biasa..). Rata-rata mereka menyatakan bahwa mereka lahir baru di Johor, bukan saat mereka di Indonesia. Saya sangat percaya sekali, kalau mereka tidak mau ditemukan saat mereka di Indonesia, atau di Johor, kemanapun mereka pergi, ke ujung dunia manapun,…. Tuhan akan tetap utus hamba-hambaNya menemukan dombaNya yang terhilang. Semata-mata karena kasihNya.

Ada 2 pertanyaan yang ingin saya sampaikan ….. for me and for all of you my friends.

Sudahkah kita ditemukan ???
Kalau sudah, bersediakah kita menjadi perpanjangan mata, hati, pikiran, tangan dan kaki Tuhan untuk menemukan…???


All blessings


Julita

(thanks to sisters Hotni, Arihta, Trisna, Novi, brothers Yanto,Yusak, Agus, dan teman2 lainnya yang gak bisa disebut satu persatu, dan khususnya untuk Ps. Bobby & Ibu Ayin Simatupang from IFGF GISI Johor Baru, Malaysia)

No comments:

Post a Comment