Tuesday, December 23, 2014

HADIAH DI HARI NATAL



"Waktu kecil kita merindukan Natal...
hadiah yang indah dan menawan...
namun tak menyadari seorang bayi t'lah lahir..
bawa kes'lamatan 'tuk manusia..."

Lagu dengan judul asli "WE ARE THE REASON" adalah salah satu lagu yang sering dibawakan oleh artis-artis rohani ataupun pengisi acara di kebaktian-kebaktian Natal.
Hari Natal identik dengan hadiah.
Dan seperti lirik lagu di atas, hadiah terindah yang bisa diterima manusia adalah kelahiran Yesus Kristus di hati semua orang yang percaya.

Yohanes 3:16 ayat yang sangat terkenal menjelaskan akan hal ini:
God loved the people of this world so much that he gave his only Son, so that everyone who has faith in him will have eternal life and never really die.
(John 3:16 / Contemporary English Version).

His son was  God's gift  to everyone of us.

So, Natal yang identik dengan hadiah, harus berfokus kepada pemberitaan tentang Yesus Kristus.
Karena Yesus adalah hadiah dari Bapa kepada kita semua.
Tapi persis seperti lirik lagu di atas, banyak yang mulai kehilangan makna Natal yang sebenarnya.




Mata dan hati tidak lagi tertuju kepada Yesus, tetapi kepada hadiah yang disediakan panitia Natal.
Kehadiran jemaat membludak, bahkan overflow.
Apalagi di berbagai tempat, kebaktian Natal disemarakkan dengan pemberian souvenir Natal dan ... ini dia yang ditunggu-tunggu....  DOOR PRIZE !!!
Bahkan MC sering menyatakannya dengan statement: "...sampailah kita di acara yang paling dinanti-nantikan...."

"namun tak menyadari seorang bayi t'lah lahir..
bawa kes'lamatan 'tuk manusia..."

Lirik di atas menggambarkan kondisi kebaktian perayaan Natal yang mulai kehilangan makna.
Waktu pemberitaan Firman Tuhan dibatasi, karena lebih fokus kepada perayaan  Natal daripada kebaktian  Natal.

Ada seorang pendeta yang berkisah, baru naik mimbar dan beberapa menit berkotbah, panitia sudah mulai gelisah dan bolak balik melihat jam tangan. Seolah-olah Firman yang baru diberitakan beberapa menit sudah seperti berjam-jam.
Bahkan ada teman saya yang bercerita, ketika waktu pemberitaan Firman di kebaktian Natal kantornya, karyawan yang hadir tidak ada atensi sama sekali, saling berbicara satu dengan lainnya, sehinggak ruangan menjadi berisik sekali.
Pengkotbah sampai "begging" kepada audience: "Please, just give me 5 minutes....", namun semuanya mengabaikan.
Tidak ada tanda perhatian kepada firmanNya.





YOHANES 1 berkata:
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


Yesus adalah Firman Allah yang hidup.

Bapa tidak hanya memberikan hadiah terbesar 2000 tahun yang lalu di kota kecil Betlehem, tapi hingga kini melalui FirmanNya yang hidup, sebagai pembebas, pemulih, dan penuntun langkah hidup kita.
Hadiah fisik yang kita terima di hari Natal limited, akan expired, tapi firman Tuhan tidak berubah, dan kekal selama-lamanya.
Jadikan Firman Tuhan pusat dari kebaktian & perayaan Natal, bukan pelengkap.

Did you receive your Christmas gift ?




Selamat hari Natal.




All Blessings,

julita manik