Saturday, April 7, 2012

7 Things About Me
(When I'm Fallin' in Love with Him)


"For I can't help falling in love with you..." 
Hmmm...benar sekali. Ada sesuatu yang berbeda saat jatuh cinta.
Rasanya ingin ketemu si dia terus.
Melalui tulisan ini saya mau mengajak teman-teman bernostalgia
saat pertama jatuh cinta kepada Tuhan Yesus.
Ke-7 hal berikut ini saya alami.




1. Tiada hari tanpa menyebut namaNya 

Rasanya mulut ini mau menyebut nama Tuhan Yesus saja.
Rasanya pengen semua orang tau kalau Jesus is my everything.
Kayaknya orang-orang di sekeliling saya sampai bosen kalau dengerin saya ngomong.   
"Jesus again…???"
Setiap liburan saya pulang ke rumah orangtua saya, hahaha…, dan mereka melihat sosok saya seperti alien. Kalau ngomong-ngomong hal sekuler saya nggak tertarik.
Bacaannya Alkitab dan buku rohani. Seperti orang yang nggak napak bumi.



2) Tiap hari nggak mau absen baca surat cintaNya  

Maksudnya saat teduh, baca Alkitab.
Semakin kumal Alkitabnya, semakin bangga. Semakin lecek tiap lembarnya dan penuh stabilo warna-warni semakin seru. Berarti rajin baca Alkitab.
Halaman Alkitab sampai ada bercak pulau-pulaunya, karena baca Alkitab sampai ketiduran. Dan besoknya terlihat ada bekas iler tercetak permanen. Malah dianggap keren.



3) Rasanya hanya mau menyanyikan pujian 
    buat Tuhan saja

Mulut dan hati ini inginnya penuh dengan pujian bagi Tuhan.
Kalau diminta memainkan lagu pop sekuler di keyboard, terasa tangan, mulut dan hati saya seperti diganduli berton-ton batu. Beraaattt....!!!! Hati nggak relaaaaaa ...... !!!!!
Buku tempat saya menulis lagu-lagu yang saya compose, dihias, tulisannya diukir-ukir, dikasih gambar, rasanya ingin beri yang terbaik buat Tuhan.



4) Laut pun akan kuseb’rangi, gunung pun akan kudaki

Pepatah ini benar-benar kejadian lho..
Waktu itu saya dan temen saya Emmy diutus untuk melayani setiap Jumat siang di persekutuan mahasiswa yang mayoritas isinya adalah laki-laki. Tapi haaayukkk aja tuh.
Yang penting tujuannya untuk melayani Tuhan.
Nggak peduli di bawah teriknya matahari, sambil membawa gitar, naik-turun angkutan kota, masih harus jalan kaki lagi ..... lumayan jauh masuk ke dalam kompleks kampus, belum lagi disuit-suitin sama yang suka iseng, ...  tapi nggak pernah mengeluh.
Semangatnya… ruarrr biasssa.



5) Rajin banget pergi ke kebaktian.

Kebaktian apa aja didatengin. Nggak peduli denominasi mana, kalau di situ ada hadirat Tuhan yang kuat dan pengajaran tentang Firman Tuhan, pasti saya ada.
Bahkan komsel di rumah temen saya Lydia yang isinya hanya segelintir orang pun
nggak luput didatengin. Saking hausnya.
Rumah doa juga nggak pernah absen. Mau tiap hari disuruh datang ke rumah doa,
nggak pernah mengeluh. Nggak pernah berkata :  
” Duuuhh….  Kamis lagi… Kamis lagi…. doa lagi…. doa lagi …”.
Pernah ada lawatan Roh Kudus di rumah doa, doa yang start jam 7 malam,  baru berhenti di atas jam 12 malam.  Bukannya kapok, malah pengen lagi... pengen lagi...
Ada teman yang bilang "kaki saya menjadi 1000" kalau hendak pergi ke tempat kebaktian
atau rumah doa.



6) Melayani Tuhan dengan segenap hati

Nggak pilih-pilih pelayanan, mau pelayanan di depan mimbar yang kelihatan atau di belakang layar semuanya dijalani dengan gembira. Disuruh pelayanan pujian, ok!, tapi ngepel lantai tempat kami membuka Persekutuan Mahasiswa juga, ok!
Angkat-angkat peralatan seperti keyboard, ampli keyboard, bass, karpet, dll,
hayuuuuukk….siapa takut.
Nggak pandang posisi pelayanan, pokoknya apa yang bisa dilakukan yaaah… dilakukan aja.
Mau melayani pujian di depan 5 orang atau ratusan orang, semangatnya tetap sama.



7) Mencintai Tuhan benar-benar karena pribadiNya 
    bukan apa yang dapat diberikanNya.

Perasaan cinta itu sungguh meluap-luap. Tanpa iming-iming.
Dan itu dikarenakan pribadiNya yang sangat mempesona begitu mempengaruhi hidup saya.

Ada sebuah lirik pujian "KUSEMBAH KAU" yang ditulis Franky Sihombing  (Saat Menyembah 2), "Saat sekelilingku jadi pudar oleh sinarMu" 

Saya ingat waktu saya di baptis air. Peserta baptis banyak sekali.
Sementara namanya juga pelayanan mahasiswa, dana terbatas. Nggak ada pilihan. Baptisan diadakan di sungai. Jangan bayangkan sungainya bening, indah. Panitia sudah berusaha cari lokasi yang terbaik, yang paling bersih. Selagi diselamkan, tampak dari kejauhan ranjau kuning mengalir juga di sungai yang sama. You know what I mean ? Karena sungai juga dipakai sebagai sarana MCK oleh masyarakat sekitar.
Tapi nggak ada rasa jijik, eneg, malah bahagia dan air mata mengalir. Sekeliling jadi pudar karena pribadi Yesus yang sangat mempesona.

Belum pernah saya mengenal pribadi yang seperti Dia.
Saat itu semangat saya bisa digambarkan seperti ini, bila harus hidup melajang karena melayani Tuhan, it’s ok-ok saja. Bila harus hidup pas-pasan karena menjadi fulltimerfine-fine aja. Bahkan pernah punya impian jadi misionaris di tempat terpencil.
Melayani Tuhan karena cinta, bukan karena mengharapkan imbalan.

This 7 things happened around 20 years ago.
Sekarang saya masih mengikut Tuhan, masih mencintai Tuhan, masih melayani Tuhan.

But the crucial question is :
“Apakah saya masih memiliki ke 7 hal ini dengan kadar yang sama seperti 20 tahun yang lalu, yang Tuhan sebut sebagai kasih mula-mula?”


 DON'T LET YOUR LOVE GROW COLD 















<Image by:  Adam "Lurch Kimded" Howie >

Beberapa hal dari ke 7 hal tsb ada yang masih sama kadarnya seperti 20 tahun lalu, tapi ada juga yang mulai berkurang. Dan kalau saya nggak berhati-hati, ada yang bisa pudar dan hilang. Sekarang saya nggak berlari-lari lagi dari 1 gereja ke gereja lainnya, saya sudah tertanam dalam gereja lokal. Tapi yang perlu atensi khusus adalah apakah kehausan saya masih sama seperti 20 tahun lalu? Apakah motif saya mengikut Tuhan masih sama seperti 20 tahun lalu? Apakah ketulusan melayani Tuhan masih sama? Apakah saya masih memiliki semangat yang menyala-nyala saat melayani Tuhan? Apakah saya mulai pilih-pilih pelayanan?

Saya mengaku, pernah saya hampir tergelincir.
Prinsip saya dalam menerima pelayanan adalah "First Come First Served".
Jadi siapa yang duluan ngundang, itu yang diprioritaskan even itu pelayanan kecil (tentu saja dibarengi tuntunan Tuhan).
Tapi pernah suatu kali (ngaku nih) saya pernah membatalkan suatu pelayanan karena undangan yang datang kemudian kelihatan lebih menarik.
Tuhan baik. Dia tegur saya keras sekali.
Habis itu saya kapoook. Tobaaat.

Saya sengaja menulis ke 7 hal ini, bukan untuk pamer, atau sok-sokan. Ini tulisan apa adanya. It really really happened to me. Tapi saya menulis ini, supaya minimal untuk diri saya, saya mempunyai perbandingan. Dulu dan sekarang.
Karena Tuhan sangat suka dengan kasih mula-mula.
Tuhan nggak mau cinta pertama saya padaNya hanya sekedar menjadi nostalgia.

Tentunya sekarang kasih saya harus semakin dewasa, tidak sekedar kasih yang membabi buta, tapi penuh keseimbangan di dalamnya. Karena kasih yang tidak balance membuat saya nyaris di DO (drop out) dari kampus saya. Terlalu semangat pelayanan sampai lupa mengerjakan skripsi. Waduuuuuh……

Teman-teman pasti punya beberapa hal istimewa yang terjadi saat pertama jatuh cinta pada Tuhan Yesus. Coba buat list nya. Dan bandingkan keadaan dulu dan sekarang.
Biarlah kasih mula-mula itu tetap ada dalam hidup kita. Amen.


“Aku tahu segala pekerjaanmu: 
baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. 
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena namaKu; 
dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian Aku mencela engkau, 

karena engkau telah meninggalkan 
kasihmu yang semula.”
  
(Wahyu 2:2-4)










Song: Julita Manik
Artist: Joy Tobing



Ada seorang bijak yang berkata bahwa bukan cinta yang bisa memelihara suatu hubungan, melainkan komitmen kepada cinta.

Banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia
siapakah menemukannya?
Amsal 20:6

  



           
All blessings,

Julita Manik




dulu
sekarang
selamanya cinta Yesus





(updated & reposted, first post:  friday may 23, 2008)

TABIRPUN TERBELAH



(image by K-designs)

Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(Matius 27:50-51)

Apa makna Jumat Agung bagi Anda?

Keselamatan? Sudah jelas, karena semua yang percaya kepada namaNya akan beroleh hidup kekal.

Bagi saya pribadi hal berikutnya yang sangat saya syukuri adalah semua kita beroleh akses menikmati hadirat Tuhan dalam keintiman yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Karena tabir Bait Suci telah terbelah dua. Tidak ada lagi pemisah.

Kita bukan menyembah Tuhan yang jauh, tapi Tuhan yang sangat dekat.
Kita bahkan bisa merasakan kasihNya, mendengar suaraNya, dan memperoleh tuntunanNya.
Sekalipun Anda dan saya bukan dari garis keturunan Lewi dan bukan imam besar.
Tapi Dia pilih kita semuanya menjadi imamatNya yang rajani.



 REMEMBER YOUR FIRST LOVE 













Tapi seringkali sejalan dengan waktu, kasih kita mulai memudar. Mulai dingin.
Tampak luar masih melayani Tuhan, bahkan berjerih lelah, tekun, dan tetap sabar
dan menderita oleh karena nama Yesus. Ya, tampak luar excellent.
Tapi ada sesuatu yang hilang.

Wahyu 2:4  mengatakan:
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Being a churchoholic but without passion to Jesus, dicela oleh Tuhan.
Perayaan Jumat Agung seharusnya menjadi suatu momentum untuk kembali
kepada kasih yang mula-mula.



 REMEMBER ME (Jesus) 





This is my body, broken for you. 
Do this to remember me
After supper, he did the same thing with the cup: 
This cup is my blood, my new covenant with you. 
Each time you drink this cup, remember me. 
(1 Corinthians 11:24-25/ The Message)


Kok bisa ya gigih melayani pekerjaan Tuhan, bahkan menjadi church-o-holic,
tapi kehilangan kasih semula ?
Bisa. Saat kita mulai lupa, bahwa keselamatan yang kita peroleh dibayar
dengan harga yang teramat mahal.
Saat kita lupa bahwa bisa melayani Tuhan adalah kasih karunia, dan semuanya
dibayar Tuhan dengan harga yang sangat mahal.

Itu sebabnya setiap kali kita menerima perjamuan kudus selalu dibacakan ayat:

"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; 
perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; 
perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!
 (1 Korintus 11:24-25)



 WHAT DID JESUS PAY FOR US ?





SEMUA !   Semua sudah dibayar Yesus.
Supaya kita merdeka, dan tidak perlu mengalaminya lagi.

Rela terkutuk supaya kita bebas dari kutuk.
Rela menanggung sakit supaya kita disembuhkan.
Rela ditinggalkan Bapa, supaya kita bisa diam bersama Bapa. 
Rela mengalami ketakutan, kesedihan yang tiada tara, supaya kita tidak takut dan sedih lagi.
Rela mati supaya kita menerima kehidupan kekal.


Setiap menerima Perjamuan Kudus, Tuhan Yesus mau kita ingat semua yang sudah Dia perbuat untuk kita. Dan semuanya harganya sangat mahal.
Tidak mudah bagi Yesus untuk menjalaninya.



    Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. 
    Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah 
    yang bertetesan ke tanah.
    (Lukas 22:44)



    And being in agony, He prayed more earnestly. 
    Then His sweat became like great drops of blood 
    falling down to the ground. 
    (NKJV)






 HEMATIDROSIS 


Bernardo di Bandino Baroncelli
Kondisi keringat berubah menjadi seperti titik-titik darah dalam isitilah medis disebut dengan istilah Hematidrosis atau Hematohidrosis, yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang mengeluarkan keringat darah.

Hematidrosis  terjadi jika seseorang mengalami tekanan batin atau stres yang sangat berat, misalnya menghadapi kematian.

Menurut Dr. Frederick Zugibe (mantan Chief Medical Examiner di Rockland County, New York) kondisi ini dijumpai juga di zaman sekarang bila seseorang mengalami tekanan batin yang sangat berat.

"Di sekitar kelenjar keringat, ada banyak pembuluh darah yang membentuk jaringan seperti jala. Dengan tekanan tinggi akibat stres, pembuluh darah ini menciut.
Kemudian setelah kecemasan berlalu, pembuluh darah akan mengembang sampai pecah. Darah akan mengalir ke dalam kelenjar keringat.
Pada saat kelenjar keringat menghasilkan banyak keringat, darah itu akan didorong ke permukaan, yang ke luar sebagai titik-titik darah yang bercampur dengan keringat".
(Dr. Frederick Zugibe)


Leonardo da Vinci, pelukis dan ilmuwan terkenal, tahun 1479  membuat sketsa tentang Bernardo di Bandino Baroncelli  yang berkeringat darah ketika dijatuhi hukuman mati karena perkara Konspirasi Pazzi.





Yesus sangat ketakutan.
Yesus sangat sedih.
Yesus sangat kesakitan.

Dan puncaknya.....
Yesus ditinggalkan.

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(Matius 27:46)




 TABIRPUN TERBELAH.. 





Diselamatkan.
Berdiam bersama Dia selama-lamanya.
Dan dilayakkan memanggil Tuhanku, Rajaku, ..... BAPA !

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
(1 Yohanes 3:1)

Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, 
tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
(Yohanes 8:35)


Kita tetap tinggal dalam rumah.
Sebab Tuhan yang kita percaya, yang kita layani, yang kita sembah, adalah BAPA kita.





song: Julita Manik
artist: Julita Manik


Jesus, You paid it all.
HOW CAN I NOT LOVE YOU WITH MY 1st LOVE ?



Happy Passover.


All Blessings,

Julita Manik

Tuesday, April 3, 2012

GREATER GIVER with GREAT STORY #2






















Sampai usia 14 tahun, remaja putri ini mungkin hanya dikenal oleh keluarganya, ataupun teman-teman sekelasnya sebagai anak yang pintar dan menyenangkan. Tidak ada yang pernah membayangkan di usia semuda itu dia bisa membuat dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan banyak orang, bahkan yang usianya jauh di atas usia teman-teman sebayanya.

Yosephine Priskila Taruli atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama Ochie Manik, menjadi inspirasi bagi anak remaja, orang dewasa, pekerja di marketplace, ibu rumah tangga, bahkan menjadi ilustrasi kotbah hamba-hamba Tuhan.
(bahkan ketika saya pelayanan, sering ada special request untuk memberikan kesaksian tentang Ochie)

BAGAIMANA MUNGKIN ?   DI USIA SEMUDA ITU ?



  LET THE STATISTICS TESTIFY 

Saya mulai nge-blog sejak tahun 2006, dan semakin aktif menulis mulai tahun 2007.
Mulanya hanya sekedar menuliskan perjalanan pelayanan, atau promo album di berbagai kota. Tapi sejalan dengan waktu, visi menulis blog mulai berubah. Tidak lagi sekedar reportase perjalanan pelayanan, atau promo album, tapi blog ini didedikasikan untuk memberkati orang percaya khususnya yang sedang remuk, terluka, dan mungkin terbersit di pikiran untuk meninggalkan iman percaya kepada Yesus karena beratnya pergumulan hidup.




Sebelum kesaksian Ochie dimuat di blog ini, pageviews perhari mungkin hanya 100 sampai 200-an. Anda bisa lihat statistik blog saya.
Sejak 2009 sampai akhir Oktober 2011 tidak ada perubahan yang signifikan.
Total pageviews perhari tidak banyak perubahan, sehingga grafiknya pun hanya berupa garis datar saja. Flat. Kelihatan mendekati titik 0. (karena statistik blog menggunakan skala perbandingan 1:1000)

Tiba-tiba sejak akhir Oktober 2011, terjadi lonjakan pageviews yang mencengangkan, sehingga grafiknya naik dengan sangat cepat (lihat di atas, grafik berbentuk segitiga runcing).




(perbandingan pembaca artikel tentang Ochie dengan (top 5) artikel lainnya, 
sangat jauh sekali perbedaannya ------> lihat panah merah di tiap artikel) 


Tercatat pada tanggal 4 November 2011, persis sebulan setelah Ochie kembali ke rumah Bapa, pageviews pada hari itu mencapai titik tertinggi, yaitu 100.000 pageviews dalam sehari.  OMG !!!  Dari 100 menjadi 100.000? (FYI: tanpa promosi sama sekali)

Kesaksian Ochie, remaja berusia 14 tahun memberkati 1.000 kali lipat lebih banyak daripada saya,  tantenya yang sudah melayani Tuhan lebih dari 20 tahun.



 SHE's A GREATER GIVER 





Bagaimana mungkin? Di usia semuda itu?
Mungkin.   Because she's a greater giver. 

Keukeuh memberi ucapan syukur, walaupun tidak ada alasan untuk bersyukur.
Keukeuh menguatkan temannya yang sakit, walaupun dia sendiri tersiksa oleh
penyakit Leukemia yang tidak kunjung sembuh.
Keukeuh mengatakan kepada temannya bahwa ia telah sembuh oleh bilur-bilur Yesus, sekalipun tidak ada jejak kesembuhan di sel-sel tubuhnya.




Bahkan berani memberi jempol kebawah (dislike)
kepada dokter  yang mengatakan bone marrownya
sudah rusak,
karena Ochie memilih lebih percaya kepada firman Tuhan daripada perkataan manusia.







Orangtua Ochie meneruskan perjuangan iman Ochie dengan memilih ayat:
 "oleh bilur-bilurMu aku telah sembuh" di nisannya, 
karena memang kata-kata inilah yang kerap kali diucapkan Ochie saat berdoa minta kesembuhan. Kata-kata Tuhan yang tetap dipercayainya sekalipun fakta :  tiap hari kondisi tubuhnya semakin merosot.





Ada satu quote favorit dari Rick Warren yang sangat berkesan di hati saya,
dan yang juga di retweet oleh Ochie:




Saat mengalami kesembuhan atau menerima berkat, adalah mudah mengucap syukur.
Tapi bagaimana bila  belum mengalami?   Pasti nggak gampang melakukannya.
Untuk tetap bertahan dalam iman, dan tetap memegang kebenaran firman Tuhan
menjadi sesuatu yang sulit.

What would you do when God seems silent ?
Ochie sudah tahu jawabannya, dan diperjuangkannya sampai nafas terakhir.
Dan dia berhasil LULUS ujian dengan nilai yang sangat memuaskan.
Orang-orang yang berjalan dalam lembah bayang-bayang maut tapi tetap berjalan mengikut Tuhan dengan setia, tidak ngomel, marah, atau ngambek, they have greater faith.



  PELANGI SEHABIS HUJAN 



LIFE is like a RAINBOW
You need both
the and the
to make its colors appear


Ketika Ochie sudah dimakamkan, ada pertanyaan dalam hati saya.
Bagaimana cara Tuhan menunjukkan pengucapan syukur Ochie tidak sia-sia?
Kalau bukan karena mengingat 'tidak ada yang mustahil bagiNya', rasa-rasanya sulit sekali untuk percaya ada suka dibalik semua duka ini.


Menjelang keberangkatan Ochie ke tempat peristirahatan terakhir, saya diminta menyanyi sebuah lagu untuk mengiringi Catherine adik Ochie memberikan bunga terakhir kepada kakak tercinta.
Yang ada dalam benak saya saat itu adalah million questions of why? yang belum ada jawabannya.
Yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah langit gelap, awan tebal, dan tak mampu melihat bagaimana semua ini bisa menjadi indah.
Satu-satunya lagu yang terlintas adalah "PELANGI SEHABIS HUJAN", karena liriknya sarat dengan penghiburan dan janji-janji Tuhan.





Song by: Jonathan Prawira
Artist: Nikita




 THE HEAVENLY EQUATION 




Dan ternyata Tuhan benar.
Tidak ada rancangan kecelakaan bagi orang percaya.
Dia buat semuanya  i.n.d.a.h  pada waktuNya.

Hampir sebulan kemudian, semua pertanyaan terjawab.
Dan benar janji Tuhan. Setelah hujan, akan ada pelangi bagi orang yang berharap kepadaNya.
Di balik duka telah menanti..... harta yang tak ternilai dan abadi.
Ochie menjadi berkat, penghiburan, bagi banyaaaaaaaaakkk banget orang.

Langit gelap, awan tebal, hujan deras, yang diijinkan Tuhan turun dalam kehidupan orang percaya, tetap akan menjadi pemandangan yang indah pada akhirnya.
Karena akan muncul pelangi yang sangat indah.




















Saat saya post artikel ini 3 April 2012, statistik blog saya secara keseluruhan sejak postingan pertama  hingga sekarang (total 198 artikel) adalah 486,554 pageviews.
Sementara yang membaca artikel "Remember Me This Way" (Ochie Manik) ada 289,010 pageviews.

Kesaksian Ochie yang baru dipost 5 bulan lalu memberi kontribusi 60% dari total pageviews.  40% sisanya dibagi kepada 197 artikel yang lain.
Dan hingga sekarang  jumlah pageviews testi Ochie masih terus bertambah dalam jumlah  ratusan setiap harinya. Sesuatu yang sangat mengherankan, karena jelas-jelas Ochie tidak mengalami kesembuhan.
Tidak mengalami firman yang mungkin diucapkannya hampir tiap hari.


Dari semuanya ini saya belajar sesuatu.
Hari-hari ini Tuhan mau kita mengikut Dia dengan hati yang tulus murni.
We give our praise, our worship to God, because of who He is.
(His name: "I AM that I AM")
Not just because of what He has done.
Like Ochie did.
Ketika ada ujian, setiap orang percaya yang setia mengikut Tuhan tanpa dipengaruhi kondisi di depan matanya, pasti akan lulus dengan nilai sangat memuaskan.

Whatever happened in our lives, He's still God.
Tuhan akan membuktikan demi DIRINYA sendiri,  Dia layak disembah sebagai Tuhan.
(dan Dia sudah buktikan, pengucapan syukur Ochie kepadaNya,  tidak sia-sia)



All Blessings,












Julita Manik



<br><br>



<br><br>