Monday, October 31, 2011

"REMEMBER ME THIS WAY" (Ochie Manik)




14 Januari 2011 saya memposting artikel berjudul "Remember Me This Way". Benar-benar tidak terpikir kalau 10 bulan kemudian saya akan menulis artikel dengan judul yang sama.
Kalau artikel di bulan Januari hanyalah sebuah perenungan, maka judul yang sama di bulan Oktober ini adalah sebuah true story.

Q: How would you like to be remembered?
A: You choose.

Pilihan bukan di tangan orang yang akan mengingat kita.
Sebaliknya, bagaimana kita ingin diingat orang lain?
Seperti apa kita ingin dikenang oleh orang-orang yang dekat dengan kita, sahabat-sahabat kita, atau orang yang pernah berinteraksi dengan kita ?
Pilihan ada di tangan kita.. Pilihan ada di tangan Anda.


WHEN GOD DOESN'T MAKE SENSE



Terlahir 31 Maret 1997 dengan nama Yosephine Priskila Taruli Manik, dan memiliki panggilan sayang Ochie, sebagai putri pertama dari 2 bersaudara. Membaca nama keluarga Manik di belakang namanya, mungkin teman-teman berpikir apakah memiliki hubungan keluarga dengan saya.
Ya....benar sekali, Ochie adalah keponakan kandung saya.
Putri sulung dari abang saya.
Semua mengenalnya sebagai anak yang cantik, baik hati, sopan, suka tersenyum, suka menolong teman dan sangat suka belajar.
Saya ingat semasa balita, orang-orang senang mencubit pipinya karena sangat cantik dan menggemaskan.






Desember 2010, saya mendapat kabar kalau Ochie demam tinggi, dan ketika dibawa ke RS, hasil pemeriksaan menyatakan mengidap penyakit LEUKEMIA. KANKER DARAH. Seperti petir di siang bolong. Begitu tiba-tiba.
Ochie menjalani perawatan intensif di sebuah Rumah Sakit khusus kanker di Subang, Malaysia. Dan dipastikan, ya... memang Ochie menderita penyakit Leukemia. Perkiraan dokter waktu itu hanya butuh beberapa bulan saja untuk menangani penyakit tsb.

Bulan demi bulan dilalui, ternyata penyakit ini tidak mudah untuk diatasi. tidak seperti perkiraaan dokter semula. Leukemia yang diderita Ochie sangat agresif sekali.

Meskipun begitu, anak yang suka tersenyum ini, benar-benar menunjukkan perjuangannya melawan penyakit yang sangat ganas ini. Berkali-kali menjalani kemoterapi, hingga semua rambut rontok, dan berbagai tindakan medis lainnya, yang sangat menyakiti tubuh anak belasan tahun ini, tidak mampu melumpuhkan semangat hidupnya.
Ada 1 jenis obat yang bila diminum akan membuat Ochie kesakitan dari ujung kepala sampai ujung kaki, tapi tidak pernah ia menolak atau enggan untuk mengkonsumsi obat tsb.
Semangat hidupnya tergambar jelas dalam salah satu status di twitternya, Ochie menulis :


"I HAVE CANCER, I HATE CANCER, AND I'M KILLING CANCER"
(Ochie's twitter bio)



Semua keluarga yang menyaksikan perjuangannya setuju bahwa Ochie tidak mau diintimidasi oleh penyakitnya. Tidak sekalipun kelihatan anak kecil ini mengeluh. Setiap orang yang membesuknya selalu melihat senyuman menghiasi wajah Ochie.
Padahal semua orang tahu bagaimana rasa sakit yang dideritanya.

Banyak pasien lain yang mengalami derita seperti Ochie, mulai patah semangat, murung, dan tidak mau makan. Ochie sebaliknya, selalu tersenyum.  
< Photo di atas diambil ketika Ochie dirawat di ICU>

Apapun yang disediakan dia makan dengan lahap (kita bisa terkecoh, dan menyangka makanan yang dimakannya sangat lezat).
Nggak heran, badannya bukan semakin kurus, malah lebih gemuk dan segar daripada sebelum didiagnosa Leukemia.
Suatu ketika, melihat Ochie yang makan dengan sangat lahap, mamanya ingin mencicipi makanannya tersebut, dan akhirnya menyadari ternyata makanan itu sangat plain, tidak seperti yang dibayangkan.
Sang mama menangis dalam hati menyadari betapa putrinya ini sangat berjuang melawan Leukemia.


"MAMA, RUMAH BARUKU SUDAH SELESAI...."



Setelah 10 bulan berjuang, akhirnya Ochie menghembuskan nafas terakhir,
4 Oktober 2011 di tengah keluarga yang mengasihinya. Ia sempat berpesan kepada adiknya Catherine supaya menjaga kesehatannya, Ochie sempat memeluk erat papanya, dan ia juga mengucapkan terimakasih kepada mama yang tidak pernah lelah menemani dan merawatnya selama sakit.

Banyak orang yang mengenalnya menangis dan bertanya "WHY GOD?"

Selama 10 bulan semua keluarga tahu bagaimana Ochie dan seluruh keluarga berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan. Papanya meninggalkan pekerjaannya selama 10 bulan untuk bisa mendampingi Ochie, sang mama juga selalu ada di sampingnya, merawat Ochie sambil tekun berdoa memohon kemurahan Tuhan untuk kesembuhan anak terkasih.
Setiap pagi dan malam di RS mereka membaca firman Tuhan, memuji, menyembah dan berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan. Keluarga ini masuk dalam keintiman yang sangat dalam kepada Tuhan, yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Mulai dari dokter, suster, bahkan janitor di RS negeri tetangga ini pun mengasihi anak kecil yang tabah, dan suka tersenyum ini.



Ochie menjadi pasien favorit di RS.
Ada keluarga pasien lain yang sama-sama menderita Leukemia, berwarganegara Malaysia, juga sangat mengasihi Ochie. Sering membeli keperluan-keperluan Ochie, membawakan makanan untuk Ochie.
Semua orang yang mengenalnya di sana mengasihinya..

Muncul pertanyaan, kalau manusia saja sangat mengasihi Ochie, masakan Tuhan tidak menunjukkan belas kasihnya dengan menyembuhkan Ochie?
Mengapa Tuhan? Bukankah Ochie anak yang baik? Bukankah ia meminta dengan sangat supaya Engkau menyembuhkannya? Ohhh Tuhan, .... bagaimana mungkin anak yang Kau beri otak yang pintar (angka-angka yang menghiasi raportnya rata-rata angka 9) tidak Engkau beri kesempatan berkarya bagi Tuhan lebih lagi? Ohhh Tuhan,,,,,,, Air mata membanjiri hati keluarga, dan teman-teman yang mengasihi Ochie.

Saya sebagai tantenya juga sangat berduka.
Semalam sebelum kepergiannya, saya menangis berdoa di hadapan Tuhan, dengan berpegang kepada 1 ayat firman Tuhan saya berdoa "Tuhan, jangan ambil Ochie di pertengahan umurnya. Ijinkan dia menggenapi seluruh rencanaMu dalam hidupnya"

Ditengah-tengah galaunya pikiran yang dipenuhi pertanyaan "kenapa ?", satu kesaksian yang membuat hati saya bisa berkata "God makes sense" (sekalipun belum mengerti) adalah ketika kemudian mendengar bahwa 2 hari sebelum pulang ke rumah Bapa, Ochie berkata kepada mamanya,
"Mama, .... rumah baruku sudah selesai."

Yesus sudah menyediakan rumah baru untuk Ochie, sehingga Ochie harus pulang. Pertandingannya sudah selesai. Ochie sudah sampai garis FINISH.



"REMEMBER ME THIS WAY"
(a true story of Yosephine Priskila Taruli "OCHIE" Manik)




Selama berada di rumah duka, saya melihat banyak sekali orang-orang yang mengasihi Ochie. Berbagai kalangan berusaha menunjukkan simpati.
Teman-teman sekolah yang sudah 10 bulan tidak ditemuinya, menyempatkan diri datang ke rumah duka mengucapkan perpisahan terakhir kali.
Bahkan menulis lagu perpisahan dan menyanyikannya untuk Ochie.
Mereka juga minta ijin kepada pihak sekolah agar diberi kesempatan mengantarkan Ochie ke tempat peristirahatan terakhir. Tidak hanya berseragam putih-biru selayaknya siswa SMP, bahkan banyak yang berseragam putih-abu-abu, siswa SMA. Panas terik cuaca saat itu tidak mengurungkan niat mereka untuk ikut sampai ke tempat Ochie akan dikebumikan.

Guru yang pernah mengajarnya ketika masih TK juga datang ke rumah duka. Kalau bukan karena Ochie anak yang menyenangkan, tidak mungkin guru yang mengajarnya 10 tahun yang lalu masih ingat kepadanya. Orangtua teman-temannya juga menyempatkan diri untuk menyampaikan kesaksian mereka tentang Ochie. Melihat banyaknya teman dan saudara yang mengasihinya, kita mungkin cenderung akan mengingat Ochie sebagai anak yang baik, supel, pintar bergaul, sehingga dikasihi semua.

Apakah seperti itu Ochie ingin diingat?
Sebagai seseorang yang baik dan menyenangkan ?



SHE LEFT HER FOOTPRINTS : HER DIARY



Sampai saya melihat sebuah diary, yang selama Ochie sakit dipenuhi dengan tulisan-tulisan tangannya.
Sebelum membuka halaman demi halaman yang ada di dalam diary itu, apa yang ada dalam benak Anda?

Pastilah isi dari diary itu kira-kira seperti ini:
Dear Diary..... hari ini aku merasakan sakit yang luar biasa, .... aku sudah nggak kuat lagi ...
Dear Diary ......kenapa ya Tuhan mengijinkan aku mengalami sakit ini?
Dear Diary... kok aku nggak sembuh-sembuh ? Tuhan kenapa nggak tolong Ochie? Apa Tuhan nggak sayang sama Ochie?


TERNYATA ...............



Yang saya temukan dalam halaman demi halaman, adalah tulisan tangan yang sangat rapi.Semua diberi garis tepi. Dan semua tulisan itu adalah alamat ayat Alkitab berikut isinya, yang selama 10 bulan Ochie berjuang telah memberi kekuatan, pengharapan, dan pengucapan syukur.

Kapan Ochie menuliskan ayat-ayat di dalam Diary ini ?
Apakah ketika ia sedang dalam kondisi agak fit ? Yang sangat jarang terjadi?
Papanya bersaksi, bukan hanya ketika kondisinya baik, bahkan ketika merasa sakit pun Ochie tetap menuliskan ayat-ayat firman Tuhan yang menguatkan imannya.

Di antara ayat-ayat tersebut ada yang diberi kotak merah :

Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
(Mazmur 104:33)






Saat membalik lembar demi lembar diary ini, saya bisa merasakan pergumulannya, pengharapannya, bisa merasakan kasihnya, bisa merasakan kebergantungan Ochie kepada Tuhan.
Karena Ochie tetap menulis bahkan ketika ia sedang di tengah rasa sakit yang hebat, saya bisa merasakan sukacitanya sekalipun doanya belum dijawab. Saya bisa merasakan pengucapan syukurnya, sekalipun Ochie tidak melihat adanya fakta untuk mengucap syukur.

Rasa penasaran saya membuat saya terus membuka halaman demi halaman sampai tulisan tangannya yang terakhir. Saya menghitung.

Semuanya ada 101 halaman yang berisi tulisan tangannya.
Total ada 599 ayat dari Alkitab yang ditulisnya ulang di diary ini.



WHAT WOULD YOU DO WHEN GOD DOESN'T MAKE SENSE ?


Kebanyakan orang akan complain. Mengeluh. Bersungut-sungut. Atau marah kepada Tuhan. Itu yang dilakukan jutaan bangsa Israel ketika berjalan keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian.

FOOTPRINTS mereka adalah COMPLAINING.

Banyak kejadian dimana kelihatannya tindakan Tuhan tidak makes sense.
Kenapa harus berputar kembali dan terpojok di tepi Laut Teberau menghadapi serbuan tentara Mesir ? Kenapa hanya ada manna?
Kenapa harus menghadapi kehausan dan kekurangan air di padang gurun?
Kenapa Musa yang diangkat menjadi pemimpin?

Saya menemukan kata 'COMPLAIN' di perjalanan bangsa Israel tersebut lebih banyak dari pada kata 'PRAISE' atau ucapan syukur.

Apa yang dialami Ochie, bagi kami keluarganya, bagi teman-teman yang mengasihinya, sepertinya nggak masuk akal.
Tapi kalau teman-teman membaca diary Ochie, teman-teman akan melihat sosok seorang anak yang berusaha tetap mengucap syukur sekalipun nggak mengerti kenapa semuanya Tuhan ijinkan terjadi.

599 ayat Alkitab yang ditulisnya menggambarkan isi hati Ochie yang mungkin tidak pernah diungkapkannya kepada orang lain. Tapi diungkapkannya dihadapan Tuhan, Penciptanya.


STOP COMPLAINING. START PRAISING.





Beberapa hari setelah Ochie dikebumikan, papanya menemukan di ipod Ochie, chatting Ochie dengan seorang temannya di Direct Message twitter.
Percakapan dengan adik kelas yang menderita kanker otak dan sama seperti Ochie harus menjalani kemoterapi dan mengalami rasa sakit yang mungkin hampir mirip dengan Ochie.
Sang adik kelas mengeluhkan tentang rasa sakit tersebut, merasa putus asa atas siksaan yang tak kunjung reda.
Apa yang Ochie tuliskan di situ?

Ochie menghibur adik kelasnya, mengatakan: "Jangan percaya perkataan vonis dokter .... Tuhan Yesus lebih berkuasa. Tuhan Yesus itu baik....."
Dan ketika papa Ochie melihat tanggal postingan chatting-chatting tersebut, air mata menetes.
Itu adalah tanggal-tanggal dimana puterinya sedang merasa kesakitan,
itu adalah hari-hari dimana Ochie belum melihat tangan Tuhan menolong....
tapi Ochie menghibur temannya seolah-olah dia sudah mengalami jawaban, Ochie menguatkan sahabatnya seolah-olah dia sendiri sudah mengalami kesembuhan.

Ketika dokter di Singapore berkata bone marrow Ochie sudah rusak, Ochie menyatakan imannya di status twitternya:
"Kata dokter bone marrowku rusak, tapi kata Tuhan Yesus tidak."

Bahkan ketika ujung dari perjuangannya, ... akhir dari imannya bukanlah kesembuhan, Ochie tidak complain, tapi mengucap syukur dalam segala keadaan. Dia percayakan hidupnya kepada PenciptaNya.

Apa yang akan kita lakukan saat apa yang Tuhan ijinkan nggak masuk akal?

Stop complaining. Start praising.
GOD HAS REASONS WE CANNOT SEE.

Karena Tuhan berjanji bagi semua umatNya, Dia tidak pernah merancangkan kecelakaan even yang kita lihat sepertinya kecelakaan.
Melainkan rancangan damai sejahtera yang membawa kita kepada hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)



KEEP REJOICING. KEEP PRAYING. KEEP THANKING.










Ochie hanya 14 tahun hadir di dunia ini.
Kehadirannya yang singkat mengajarkan saya banyak hal.
Untuk tetap percaya bahwa Tuhan itu baik, ... apapun kenyataan di hadapan.

Apa yang saya baca dari diary tersebut membuat saya mengerti seperti apa Ochie ingin dikenang.
Bukan semata sebagai anak dan kakak yang penurut dan baik, bukan hanya sebagai teman yang setia, bukan hanya sebagai murid yang pintar dan rajin, tetapi lebih dari pada itu semua, .......






Remember me this way.
As a little girl who always rejoicing,
always pray without ceasing,
and always give thanks to God in everything

(Ochie Manik)






P.S. Tulisan ini didedikasikan untuk:
Andrika G.Manik, Ellys Silalahi, dan Catherine Manik.

Air mata belum lagi kering, tapi berbahagialah karena kalian adalah orangtua yang diberkati memiliki puteri seperti Ochie, dan adik yang harus bangga memiliki kakak yang teguh imannya seperti kak Ochie.
Apa yang diperbuat Ochie dalam waktu yang singkat, telah memberkati banyak orang untuk tidak menyerah dan tetap menaruh percaya dan harap kepada Tuhan Yesus yang baik. Sambil tetap menugucap syukur kepadaNya dalam segala keadaan.


UPDATED:

THIS IS FOR YOU OCHIE....







All blessings,


Julita Manik



Friday, September 30, 2011

WEIGHT MATTERS !




Weight diterjemahkan sebagai berat atau bobot dalam bahasa Indonesia.
Pemakaiannya dalam kalimat juga sering diterjemahkan sebagai mutu.
"Film itu berbobot !" artinya "Film itu bermutu".
Dan sebagai orang percaya, penting untuk kita ketahui: WEIGHT MATTERS !
BOBOT ITU PENTING !
Keselamatan itu gratis. Free of charge. Tetapi dalam perjalanan kita mengikut Yesus, Dia mau kita memiliki hidup kekristenan yang berbobot.

DANIEL 5 
22 Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini. 
23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku. 
24 Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini. 
25 Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mene, mene, tekel ufarsin.  
26 Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; 
27 Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati 
 terlalu ringan;

You have been weighed and found to be too light.



LIGHTER THAN A BREATH OF AIR



MAZMUR 62 9 (62-10) 
Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.

Dalam terjemahan New Living Translation (NLT) dikatakan ; common people (orang-orang biasa) dan powerful people, bila ditimbang bersama-sama beratnya lebih ringan daripada hembusan nafas.

Common people are as worthless as a puff of wind, and the powerful are not what they appear to be. If you weigh them on the scales, together they are lighter than a breath of air. (NLT) 

Kalau dikatakan "common people is less than a breath of air", mungkin sistem dunia juga akan menyetujuinya. Karena bukankah sistem dunia tidak berpihak dan memandang sebelah mata kepada orang-orang biasa?
Tapi firman Tuhan berkata, demikian juga dengan orang-orang berkuasa, orang-orang yang diagungkan dunia ini, orang-orang hebat, bobot mereka pun bisa lebih kecil dari hembusan nafas.
Why?


WEIGHT REALLY MATTERS !!!

 

Bobot bisa juga diartikan persentase.
Saat ujian semester di masa perkuliahan saya dulu, dosen sering memberi bobot nilai atas soal-soal yang diujikan. Misalnya ada 5 soal, soal no 1 memiliki bobot 20%, soal no 2 bobotnya 40%, dan seterusnya.
Biasanya prioritas soal yang akan saya kerjakan lebih dahulu adalah yang bobotnya paling besar, karena memberikan kontribusi nilai yang paling besar juga.

Sepanjang pembacaan Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu, akan teman-teman temukan: banyak bicara tentang BOBOT. MUTU. PERSENTASE.

>> Mulai dari mengembalikan persepuluhan sebesar 10%.

>>Perumpamaan talenta juga bicara tentang persentase.
Yang menerima 5 talenta berlaba 5 talenta,
yang menerima 2 talenta berlaba 2 talenta.
Teliti dengan seksama.  Keduanya memperoleh pujian yang sama dari Tuhan, kalimat pujian Tuhan seperti 'copy-paste' saja. Kok bisa?
Bukankah yang berlaba 5 talenta lebih besar hasilnya dari yang berlaba 2 talenta? Itu kalau dilihat dari berat. Tapi kalau dilihat dari bobot, atau mutu, atau persentase, mereka sama-sama memperoleh gain 100%.

>>The true story tentang persembahan janda miskin juga berbicara tentang bobot (persentase).

LUKAS 21 
1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 
4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Mengapa Tuhan Yesus mengatakan pemberian janda miskin yang hanya 2 peser lebih banyak dari persembahan orang-orang kaya?

 "memberi lebih banyak", dalam bahasa Yunani adalah pleiōn memiliki arti : greater in quantity and quality.
Dari segi jumlah: sangat banyak. Dari segi kualitas: superior, excellent.

Bagaimana mungkin pemberian janda miskin yang hanya 2 peser disebut 'sangat banyak' dan 'excellent'?
Lagi-lagi bicara tentang bobot. Dua peser itu adalah seluruh nafkahnya, sementara orang-orang yang lebih  kaya darinya hanya memberi sebagian dari hartanya.
Janda miskin memberi 100%, sementara orang yang lebih kaya memberi jauh di bawah 100%.


ZERO WORSHIP




MATIUS 15 
7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: 
8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 
9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."


NKJV:
7 Hypocrites! Well did Isaiah prophesy about you, saying:
8 ‘ These people draw near to Me with their mouth, And[a]honor Me with their lips, But their heart is far from Me.
9 And in vain they worship Me, Teaching as doctrines the commandments of men.

Hypocrites (dalam bahasa Greek: hypokritēs ) memiliki arti : an actor, a stage player.
Pada pentas drama Yunani kuno, para aktor mengenakan topeng dalam melakoni perannya. Dan topeng ini tidak boleh dilepaskan sepanjang pertunjukan.
Karena saat itu yang boleh pentas adalah pria, sehingga topeng menjadi suatu kebutuhan penting, apalagi disaat harus memerankan lakon seorang wanita.
Topeng ini menegaskan bahwa apa yang terjadi di pentas adalah sebuah lakon, bukan pribadi sesungguhnya dari sang pelakon.

Tuhan Yesus menggunakan kata yang sama, hypokrites, kepada orang Farisi, saat mengatakan worship orang Farisi adalah kesia-siaan. Dengan kata lain, worship mereka tidak jauh berbeda dengan pertunjukan teater orang Yunani, sebuah stage acting, sebuah kepura-puraan, dan di mata Tuhan tidak ada nilainya sama sekali. Semuanya percuma. Semuanya sia-sia.
Bobotnya nol.  ZERO !



GOD SEES THE INSIDE




MATIUS 15 
8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Bobot worship tidak dilihat dari penampilan luar.
Bobot worship tidak ditentukan oleh vokal yang luar biasa dengan jangkauan 5 oktaf. Atau vokal yang tidak pernah pitchy.
Tidak dilihat dari jabatan, kekayaan, apakah dia common people ataupun powerful people. Tidak juga dari status dalam pelayanan, gembala, pengkhotbah, Worship Leader, dan yang lainnya.

Bobot worship dilihat dari hati.
Tuhan tidak pernah tertarik dengan penampilan luar. Tuhan melihat jauh sampai kedalaman hati.


MARKUS 12 
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Kasihilah Tuhan Allahmu dengan 100% hatimu dan dengan 100% jiwamu dan dengan 100% akal budimu dan dengan 100% kekuatanmu.



HOW LOW CAN YOU GO ?





MAZMUR 62 9 (62-10) 
Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.


Kita sudah ditebus dengan harga yang mahal, oleh karena itu jalani kehidupan kekristenan kita tidak dengan asal-asalan. Tetapi bermutu. Berbobot.
Sehingga pada neraca kita bukanlah naik ke atas, tetapi turun ke bawah.
Semakin berbobot, maka pada neraca kita akan semakin turun ke bawah.

Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita.
Dengan cara bagaimana?

YOHANES 14 
15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.


Menuruti segala perintahNya dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan.
Dengan kata lain mentaati dan melakukan segala perintah Tuhan dengan bobot 100% hati, 100% jiwa, 100% akal budi dan 100% kekuatan kita.



WHY DOES WEIGHT MATTERS ?





YESAYA 42
8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

Tuhan tidak akan memberikan kemuliaanNya kepada yang lain.
Kata 'kemuliaan' dalam bahasa Ibraninya adalah: 'kabowd' yang berarti:  weight atau bobot.
Dan Tuhan berkata 'kabowd' tidak akan diberikan Nya kepada yang lain.
Bobot yang dimaksud oleh 'kabowd' bukanlah bobot yang ringan, tetapi sangat berat.

Kabowd to God alone. Glory to God alone.
Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.


YESAYA 43 
7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" 

Ayat diatas dengan jelas mengatakan kita diciptakan untuk 'kabowd' Tuhan.
Untuk memuliakan namaNya.
Sebab itu sudah seharusnya kehidupan worship kita, kehidupan kekristenan kita berbobot. Bukan bobot yang ringan, tetapi yang berat, yang maksimal.
One hundred percent.

100% hati  + 100% jiwa + 100% akal budi + 100% kekuatan mengasihi Tuhan dan segala perintahNya = kabowd to God alone.


THAT'S WHY WEIGHT MATTERS.



All blessings,

Julita Manik

Thursday, July 14, 2011

A THANKSGIVING FROM THE DESERT



 


Adalah mudah mengucap syukur saat hati sedang bersuka, saat mulut sedang tertawa. Tapi tidak mudah melakukannya saat hati sedang dirundung duka, saat air mata mengalir.
Mengucap syukur saat sedang mengalami padang gurun? No way.
Bagaimana mungkin?
Mungkin !!! Because that is THE WILL OF GOD.

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
1 Tesalonika 5:18



 THE WILL OF GOD




in everything give thanks; for this is   the will of God   in Christ Jesus for you."
 1 Thessalonians 15:8 / NKJV


Tidak ada manusia di atas bumi ini yang tidak pernah mengalami padang gurun. Kalau ucapan syukur hanya diberikan saat di tanah perjanjian saja, kita nggak ada bedanya dengan bangsa Israel yang dibawa Tuhan keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. Selama 40 tahun berputar-putar di padang gurun, tidak terhitung mujizat yang Tuhan kerjakan dalam hidup mereka.

Laut Merah terbelah dua, air keluar dari batu menjadi kolam air, manna turun dari surga, burung puyuh didatangkan untuk menjadi makanan mereka, dan nggak lupa tiang awan & tiang api yang selalu memayungi langkah-langkah mereka di padang gurun.
Begitu banyak perbuatan Tuhan yang besar menyertai bangsa Israel, sampai-sampai dikatakan pakaian dan kasut mereka tidak menjadi rusak sama sekali. Sungguh mujizat yang luar biasa.

Tetapi fakta yang paling mengejutkan, dapatkah teman-teman bayangkan kalau  Kitab Keluaran yang mencatat sejarah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, hanya mencatat "1" (!!!)  kata "PRAISE".  Selebihnya? Bersungut-sungut dan bersungut. 
Complaining and complaining.


"IT IS WELL WITH MY SOUL"




Beberapa waktu lalu saya turut menghadiri gathering keluarga.
Dan pada kesempatan itu seorang keponakan bersuara emas menyanyikan dua buah pujian.
Salah satu lagu yang dinyanyikan adalah sebuah lagu hymne : 
"It is well with my soul"

When peace, like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou has taught me to say,
It is well, it is well, with my soul.

* Refrain:
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.

Semua keluarga yang hadir sangat terharu mendengar setiap lirik yang dinaikkan gadis kecil ini.
Bahkan banyak juga yang meneteskan air mata.
Bagaimana tidak ?

Beberapa bulan sebelumnya, akhir Januari sampai awal Maret 2011 gadis kecil ini terbaring di ICU selama 1.5 bulan.
Kehidupan keluarganya digoncangkan karena penyakit Encephalitis yang tiba-tiba menyerang otaknya.
Dari seorang anak kecil yang pintar, lincah, dan bersuara emas (sering memenangkan lomba nyanyi), mendadak menjadi tidak berdaya di ICU dengan selang-selang infus yang memenuhi sekujur tubuhnya.

Bernafaspun harus memakai alat bantu. Tubuhnya terpaksa di-knockdown oleh tim medis, karena kalau tidak, setiap beberapa menit akan mengalami kejang-kejang. Kehidupan yang berbalik 180 derajat terjadi dengan sangat tiba-tiba. Tanpa peringatan apa-apa.

Dokter berpendapat sudah tidak ada harapan. Bahkan kalaupun nanti gadis kecil ini bisa sadar kembali, maka resikonya adalah cacat mental.

Keluar dari ICU, masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit selama 2 bulan dengan kondisi masih harus belajar bernafas, dan harus belajar lagi untuk makan, duduk, bicara dan berjalan. Belajar dari awal lagi untuk mengenali orang-orang yang mengasihinya.
Kondisi otaknya benar-benar seperti baru di ctrl-alt-del.

Tapi Tuhan Yesus Maha Besar (dan tidak ada yang seperti Dia).
11 Juni 2011, kami mendengar gadis kecil ini menyanyikan "it is well.... it is well... with my soul'.
Suaranya masih bening dan indah seperti dulu. Dan yang mengherankan, ia hafal seluruh lirik lagu pujian ini dari awal sampai akhir.

Masih panjang dan berat perjalanan pemulihan tubuhnya, tapi gadis kecil ini berkata, "it is well, it is well with my soul."
Sebuah makna pengucapan syukur yang amat sangat sangat sangat dalam,  because she sang a thanksgiving from the desert.


"IT IS WELL WITH MY SOUL" (story behind the song)



Saya penasaran sekali siapa yang menciptakan lagu hymne "It is Well with My Soul" yang sudah menjadi berkat bagi orang percaya selama ratusan tahun.
Dan akhirnya saya mengerti kenapa lagu ini begitu luar biasa memberkati.
He wrote a thanksgiving song from the desert.

Nama penulis lagu ini adalah HORATIO G. SPAFFORD (1828-1888).
Seorang lawyer di Chicago yang kaya dan sukses.
Tentunya kita berpikir bahwa statement "it is well with my soul" itu diciptakan dalam masa-masa kegemilangannya. X X X.  Salah besar.
Justru lagu tersebut diciptakan dalam titik terendah dalam kehidupannya.


WHEN STORM STRIKES



Horatio Spafford bukan hanya kaya, tetapi juga seorang percaya yang sangat mendukung pelayanan tubuh Kristus. Salah seorang penginjil besar pada masa itu yang didukung oleh Horatio adalah D.L Moody.
Tahun 1870, anak laki-laki satu-satunya, meninggal karena penyakit scarlet fever. Seperti belum cukup badai menerpa, setahun sesudahnya, tahun 1871  investasi Horatio di bidang real estate di Lake Michigan tersapu bersih oleh kebakaran besar yang melanda Chicago.

Akhir tahun 1873, untuk menghibur keluarganya, Horatio dan Anna istrinya berniat untuk berlibur ke Eropa bersama 4 orang anak perempuannya, Annie, Maggie, Bessie and Tanetta. Horatio menunda keberangkatannya karena mendadak ada urusan bisnis yang tidak bisa ditinggalkan. Hanya Anna dan anak-anak saja yang ikut dalam kapal tersebut.

Pada tanggal 22 November 1873 kapal Ville de Havre yang ditumpangi Anna dan ke 4 anak perempuannya bertabrakan dengan kapal The Lochearn.
Dalam tempo 12 menit kapal ini tenggelam ke dasar laut dengan korban jiwa 226 orang. Bagaimana dengan nasib Anna dan ke 4 anak perempuannya?


"SAVED ALONE......"



Sebelum kapal itu tenggelam, Anna berdiri di dek kapal, berpegangan erat dengan Annie, Maggie, Bessie and Tanetta. Dan akhirnya mereka harus menyerah kepada kekuatan ombak laut.
Horatio menerima telegram dari istrinya Anna,  
"Saved alone..., what shall I do?"

Suatu kenyataan yang sangat pahit. Tidak satupun anak mereka yang selamat.

Horatio segera menyusul istrinya, dan di tengah perjalanan, kapten kapal memanggil Horatio dan menunjukkan lokasi dimana kapal Ville de Havre tenggelam. Horatio menatap laut yang dalamnya hampir 5 km, tempat dimana ke empat jasad anak perempuannya terkubur.

Yang dilakukan selanjutnya oleh Horatio membuka babak baru dalam kehidupannya. Dia tidak menangis menggerung-gerung, tidak marah-marah dan menyerapahi Tuhan, tapi....
dia kembali ke kabinnya, mengambil pena dan secarik kertas, dan menulis kata demi kata......



When peace like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou hast taught me to say,
It is well, it is well with my soul.
.................................
................................


HE TAUGHT EVERYONE IN THE DESERT TO GIVE THANKS IN EVERYTHING



Dalam kurun waktu 3 tahun, Horatio kehilangan semua anaknya (1 anak laki-laki dan 4 anak perempuan), juga harta kekayaannya.
Sungguh suatu penderitaan yang hampir setara dengan penderitaan Ayub.
Yang membedakan dengan Ayub, Horatio tidak mengalami sakit penyakit dan istrinya tetap setia mendampinginya.

Coba renungkan.......
Horatio tidak punya alasan untuk bersyukur, namun ia bersyukur.
Horatio memiliki banyak alasan untuk menggerutu, namun ia bersyukur.
Horatio memiliki cukup alasan untuk tidak percaya dan meninggalkan Tuhan, namun ia tetap setia.

Horatio memiliki cukup alasan untuk kecewa dan tidak lagi melayani Tuhan karena pernyataan saudara seiman yang berkata "kesalahan apa yang dilakukan oleh Anna dan Horatio, sehingga mengalami tragedi ini?"
Namun ia tidak kecewa dan tetap gigih melayani Tuhan hingga akhir hayatnya.


Yang dilakukannya hanya mengucap syukur di padang gurun.
Dan melalui lagu yang dia tulis, Horatio mengajarkan banyak orang percaya yang diijinkan mengalami padang gurun untuk bersyukur.
Sekalipun tidak mengerti, kenapa semuanya terjadi.

Lagu hymne ini sudah berumur 135 tahun, dan menjadi sebuah lagu abadi sepanjang masa.
Sudah sangat terbukti memberkati jutaan demi jutaan orang percaya untuk bertahan dalam iman dan kesetiaan kepada Tuhan, bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan kepada umatNya.

Friends, God has reasons we cannot see.
All that we can do is :

in  everything   give thanks;  for this is    the will of God   in Christ Jesus for you."
 1 Thessalonians 15:8 / NKJV




All Blessings,

Julita Manik


(manuscript It Is Well With My Soul, Copyright: American Colony in Jerusalem)

Sunday, May 1, 2011

Unconditional Love Story




Walaupun sudah melewati hari peringatan Jumat Agung dan Passover, namun Passover adalah berita yang harus selalu disuarakan dalam kehidupan orang percaya. Jadi tidak ada istilah out of date, atau bukan musimnya.
Setiap kali kita melakukan Perjamuan Kudus (di gereja lokal saya dilakukan sebulan sekali, tiap minggu pertama) ada ayat yang selalu dibacakan sebelum makan roti dan minum anggur perjamuan kudus...

23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
(1 Kor. 11)

Tuhan mau saat kita melakukan perjamuan kudus,  kita mengingat pengorbananNya di kayu salib. Dan kita  akan melakukannya terus menerus sampai Tuhan datang kembali untuk kedua kalinya.
Bukan hanya untuk mengingat Tuhan Yesus sebagai Juruselamat umat manusia, tapi untuk mengikuti teladan yang diberikanNya di kayu salib. Teladan mengasihi dengan kasih Agape.  
An unconditional love.


HE taught us HOW TO LOVE...
unconditionally




Tidak mudah mengasihi dengan kasih yang unconditional.
Tapi Tuhan menginginkan kita mengikuti jejakNya.

6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.   (1 Yoh. 2)


Dalam terjemahan Inggris versi NKJV dikatakan:
He who says he abides in Him ought himself also to walk just as He walked.

Hiduplah sama seperti Kristus telah hidup. Berjalan seperti Yesus berjalan.
Perjalanan hidup Tuhan Yesus yang sangat menonjol di atas bumi ini adalah perjalanan kasihNya kepada umat manusia. Dari sejak Ia lahir sampai mati di kayu salib, it's all about His love.  
An unconditional love.

Tetapi, bisakah kita melaksanakan kasih yang seperti itu ?
Jawabannya: KITA BISA. Kalau tidak, tidak mungkin ada ayat 1 Yohanes 2:6 di atas.


Loving Unconditionally in A World 
Heading For Destruction




Ketika tiga jenis bencana maha dahsyat menggoncang Jepang, dimulai dari gempa bumi, dilanjutkan dengan tsunami dan kebocoran reaktor nuklir, dunia seakan tak dapat mempercayainya. Dan perhatian dunia tertuju kepada negara yang dalam tempo sekejap hancur berantakan  (khususnya daerah-daerah yang terkena bencana). Simpati dan bantuan kemanusiaan mengalir ke negeri Matahari Terbit.

Dari ketiga bencana tersebut, yang paling mengerikan adalah bencana yang terakhir, karena bukan hanya bisa berdampak kepada orang yang mengalaminya saat ini, tapi juga bisa mempengaruhi bayi-bayi yang sedang dalam kandungan, juga mempengaruhi pasangan muda-mudi yang kelak akan melahirkan keturunan, generasi penerus dari negara Jepang.

Masih ingat bencana reaktor nuklir Chernobyl di Rusia tahun 1986?
Apakah Anda ingin tahu apa dampaknya 25 tahun kemudian, di tahun 2011?
Google gambar-gambarnya, dan saya pastikan Anda pasti tidak akan tahan melihatnya lebih lanjut.
Begitu banyak anak-anak yang lahir dengan cacat fisik dan mental.
Yang tidak pernah dapat kita bayangkan sebelumnya.
Begitu mengerikan  !!!

1 Yohanes 2:6 juga masih berlaku di dunia yang sedang menuju kehancuran ini.
He who says he abides in Him ought himself also to walk just as He walked.
People need God. Dunia butuh kasih Yesus. An unconditional love.
From you and me.


Fukushima 50: "We Are Ready to Die"



Mungkin tidak semuanya mengikuti dengan terus menerus berita tentang disaster in Japan.
Dan saya mau share kepada teman-teman semua, tentang Fukushima 50.
Yaitu sekelompok pekerja yang dengan sukarela mempertaruhkan nyawa mereka, dengan tetap bekerja di reaktor nuklir Fukushima untuk menanggulangi masalah yang sedang terjadi. Dengan segala resikonya. Yaitu terkena paparan langsung dari radioaktif  dalam kadar yang sangat tinggi yang bisa merenggut nyawa mereka. Atau kalaupun mereka bisa survive, resiko cacat seumur hidup, penyakit kanker, dan penyakit berat lainnya akan membayangi hidup mereka.



Fukushima 50 adalah julukan yang diberikan kepada sekitar 200 orang pekerja yang memilih untuk tetap bekerja pada empat reaktor nuklir yang sedang bermasalah akibat gempa dan tsunami yang melanda daerah Fukushima. Mereka bekerja secara shift, per shift  50 orang, untuk mencegah paparan radioaktif yang sangat tinggi ke dalam tubuh manusia.

Dari tulisan di blog seorang gembala gereja Fukushima First Baptist Church, yaitu Pst. Akira Sato, diketahui bahwa beberapa orang pekerja yang tergabung dalam Fukushima 50 adalah jemaat gereja Fukushima First Baptist Church .
Sekelompok orang yang mempraktekkan unconditional love.
Sekelompok orang yang tidak peduli dengan nyawa mereka, demi nyawa banyak orang diselamatkan.
Sekelompok orang yang tidak peduli dengan resiko cacat dan sakit berat, demi orang lain tidak mengalami hal yang sama.

12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
(Yohanes 15)

Saat ini dunia mengelu-elukan  mereka sebagai the real hero, samurai, dan layak menerima hadiah Nobel Perdamaian.
Apapun reward yang diberikan, saya percaya mereka tidak peduli akan semuanya itu.
Mereka hanya peduli bagaimana warga Jepang bisa diselamatkan.
Dan sebagai orang percaya, jemaat Fukushima Baptist Church yang bergabung dalam Fukushima 50, tidak sedang memamerkan keberanian mereka, tapi kasih Kristus yang ada dalam hati mereka.
An unconditional love.

Dan saya mau beritahu ke teman-teman semua, ini bukan unconditional love story yang pertama terjadi di Jepang....

Flashback.......


"Greater love has no one than this, than to lay down 
one’s life for his friends."



(Di atas adalah gambar awan yang menyerupai jamur saat bom atom dijatuhkan di atas kota Nagasaki, Jepang, 1945)

Sejarah mengungkapkan bahwa kota Nagasaki bukanlah target pertama tempat dijatuhkannya bom atom di Jepang. Target utama adalah Hiroshima dan Kokura. Kenapa Kokura berganti menjadi Nagasaki?

Saat pesawat yang mengangkut bom atom mengudara di atas kota Kokura, awan tebal menghalangi jarak pandang sang pilot, sehingga pengeboman dialihkan ke target kedua. Nagasaki. Dan berhasil.

Ada 2 hal yang sangat kontradiktif yang dialami orang-orang yang percaya Kristus di Kokura dan Nagasaki.
Orang-orang Kristen di Kokura bersorak "Tuhan melindungi". Tetapi sebaliknya, orang-orang  Kristen di Nagasaki mengalami luka bakar parah, bahkan kematian.

Pada saat itu, Nagasaki adalah tempat komunitas Kristen terbesar di Jepang.
Dimulai dari tahun 1549, oleh misionaris Jesuit, Francis Xavier.
Saat itu komunitas Kristen mengalami aniaya yang sangat brutal  dari penguasa Jepang, tapi tetap survive selama ratusan tahun.
Akhirnya setelah 250 tahun dianiaya, keberadaan mereka diakui oleh Pemerintah, sehingga tidak lagi menjadi under ground church.
Dan tahun 1917, komunitas Kristen membangun gereja Saint Mary (yang kelak di tahun 1945 menjadi penanda lokasi bagi pengebom, saat akan menjatuhkan bom atom).  

Apa yang Pemerintah Imperial Jepang tidak bisa lakukan  atas orang-orang  percaya selama lebih 250 tahun aniaya, dengan mudah dilakukan Kristen Amerika dalam hitungan 9 detik.

The untold story is about the unconditional love in Nagasaki......

Dr. Takenaka adalah seorang ahli bedah RS militer yang berusaha menolong para korban di Nagasaki.
Ia melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Korban yang masih hidup mengalami luka bakar yang sangat parah, dan mereka semua berteriak minta tolong untuk diselamatkan. Tenaga medis harus bekerja keras tanpa istirahat lebih dari 48 jam. Di tengah-tengah upaya penyelamatan, saat sedang berada di reruntuhan gereja, Dr. Takenaka mendengar suara orang-orang  bernyanyi. Ia berpikir sedang  mengalami halusinasi.

Tak bisa mempercayai penglihatannya, Dr. Takenaka menemukan sekelompok 20-30 orang-orang Kristen yang sedang bernyanyi dan berdoa, dalam lingkaran, dan banyak dari mereka yang mengalami luka bakar kritis.
Ketika Dr. Takenaka menawarkan bantuan medis kepada kelompok ini, ia hampir tidak bisa mempercayai jawaban mereka.
"Terimakasih dokter, .... tapi Tuhan bersama kami dan akan menolong kami. Tolonglah orang lain yang memerlukan bantuan Anda lebih dari kami."
(dan ini adalah percakapan pertama Dr. Takenaka dengan orang Kristen).

Dr. Takenaka sangat kagum melihat iman mereka yang tidak goyah kepada Tuhan mereka sekalipun mereka mengalami penderitaan yang sangat mengerikan. Dan di dalam penderitaan tersebut mereka lebih mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan mereka.

Saat itu Dr. Takenaka berkata dalam hatinya, "Kalau Tuhan benar-benar ada, maka aku berharap Tuhan itu akan memberikan iman kepadaku seperti yang mereka miliki."
(16 tahun kemudian Dr. Takenaka dibaptis menjadi pengikut Kristus, dan membagi pengalaman iman kepada orang lain supaya mereka bisa percaya kepada Kristus)


LEARN TO LOVE UNCONDITIONALLY



Tidak setiap kita akan mengalami kisah seperti kisah-kisah di atas.
Tapi semua kita pasti punya kesempatan untuk belajar mengasihi dengan kasih Agape.
Kasih yang tidak berpusat kepada diri sendiri. Kasih yang berpusat kepada orang lain.

Mulai memperhatikan orang lain lebih lagi di rumah atau di lingkungan sosial kita.
Juga di office ministry,  atau di gereja.
Kalau dulu  kita terlalu lelah untuk mengikuti doa malam sehabis bekerja, sudah waktunya sekarang kita mulai mengorbankan kepentingan kita dan ikut ambil bagian dalam berdoa untuk kepentingan orang lain.
Kalau selama ini kita banyak menghabiskan uang untuk membeli keperluan kita sendiri, mungkin ini sudah waktunya lebih banyak lagi mendonasikan uang kita untuk membantu  orang-orang miskin di sekitar kita.

Dan lihatlah, betapa nama Tuhan akan ditinggikan. 
Dan saat Ia ditinggikan Ia akan membawa banyak jiwa datang kepadaNya.


And let's show our unconditional love to God.
(Loving Him not because of the blessing He gave to us, but because of He is alone)

We love Him, because He first loved us.
(1 John 4:19)

Saat Fukushima mengalami 3 bencana besar, jemaat Fukushima First  Baptist  Church yang dilayani oleh Pst. Akira Sato tidak pernah bertanya "Kenapa Tuhan mengijinkan semua ini terjadi ?".
Mereka tidak pernah berkata, "Saya tidak bisa lagi mempercayai bahwa Tuhan itu ada".
Sebaliknya mereka berkata, "Tuhan itu hebat. Aku akan mempercayaiNya dan sejak sekarang akan berjalan bersamaNya." 

That's an unconditional love.
A TRUE LOVE.



All blessings,

Julita Manik

Tuesday, March 29, 2011

WHEN GOD PAINTS OUR LIVES



Pernah membayangkan Tuhan sebagai pelukis?
Kira-kira seperti apa ya lukisan yang dihasilkan Sang Pelukis Agung ?
Saya sangat percaya pastilah sebuah maha karya, dan pastinya juga sangat indah. Kenapa bisa yakin begitu ?

Paling nggak dari bolak balik baca Alkitab 8 kali dari Kejadian sampai Wahyu selama 8 tahun terakhir ini (beneran lohh...), saya belum pernah menemukan kalimat Firman Tuhan yang menyatakan bahwa Dia merancangkan atau menghendaki yang jelek, yang buruk, terjadi dalam kehidupan umatNya.

Dan mau sampai 10 kali, ratusan, atau ribuan kali baca Alkitab, fakta ini nggak akan berubah.
Nggak bakalan nemuin Tuhan merancangkan kecelakaan bagi orang yang dikasihiNya.


IMAGINE OUR  LIVES ARE LIKE A WHITE CANVAS



Ketika kita lahir baru, sesungguhnya kita menjadi seperti gambar kanvas di atas. Putih. Bersih.
Tak peduli sehitam dan sekelam apapun kehidupan kita sebelumnya.
Kita menjadi ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu.

Marilah, baiklah kita berperkara! —firman TUHAN—Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi  putih  seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi  putih  seperti bulu domba.    (Yesaya 1:18)


Kira-kira seperti apa ya Tuhan melukis di hidup kita yang sekarang seperti kanvas putih ? Selama ini saya selalu membayangkan "pastilah seperti pemandangan alam yang indah".

Saya sangat suka menikmati pemandangan alam.
Sampai sekarang saya nggak bisa lupakan keindahan menatap matahari terbit di puncak gunung Cikurai di Jawa Barat, dengan dikelilingi bunga eidelweiss yang bermekaran.



Saya berpikir lukisan indah yang Tuhan torehkan di kanvas hidup saya tentulah yang seperti ini, atau lebih indah lagi, mungkin  seperti hamparan bunga yang indah di pedesaan di Swiss, atau pepohonan dengan dedaunan yang memerah di musim gugur...


CAN YOU IMAGINE IF GOD PAINTED YOU LIKE THIS ?



Rasanya sulit sekali mengatakan bahwa lukisan ini indah.
Keindahan sebuah lukisan membuat orang terperangah, mulut sampai mangap saking terpesonanya...
Tapi lukisan yang seperti di atas ini biasanya membuat orang bingung, "kira-kira makna lukisannya apa ya, ... apa yang ada di benak pelukisnya saat melukis lukisan ini?"
Bukannya terperangah, malahan kening sampai berkerut 5 lipatan saking bingungnya...

Friends, dalam kehidupan kita mengikut Tuhan, kita akan mengerti bahwa sering kali yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, tidak selalu sama dengan yang kita harapkan. Dan kita bingung, "bukankah rancangan Tuhan membawa damai sejahtera, kok yang terjadi sepertinya sebaliknya?

Seorang sahabat di komsel menyampaikan curhatnya, "dulu saya pikir kalau ikut Tuhan, semuanya pasti indah, semuanya lancar, nggak ada masalah yang berat, tapi yang terjadi malah sebaliknya."
Kenyataan seperti ini sering menggoyahkan iman seseorang, bahkan ada yang ambil keputusan meninggalkan Tuhan.


BEAUTIFUL IN HIS TIME



Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
(Pengkhotbah 3:11a)

Walaupun kita tidak bisa menyelami seluruh jalan pikiran Tuhan, kenapa Dia ijinkan sesuatu yang kita anggap buruk terjadi dalam hidup kita, walaupun kita berpendapat apa yang Dia lukis dalam hidup kita sangat jelek dan sulit dimengerti, tidak indah sama sekali, .... friends,... just trust Him.
Biarkan Tuhan menyelesaikan lukisannya.

Lukisan abstrak yang teman-teman lihat di atas adalah lukisan termahal sejagad raya. Ahh.... yang benerr???
Bener ... banget banget. Dilukis oleh Jackson Pollock dengan judul lukisan "No.5, 1948", terjual dengan harga fantastis.... hampir USD 150 juta.



YOU ARE GOD's MASTERPIECE



Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia menciptakan MAHA KARYA.
Ketika kita lahir baru dan menjalani hidup kita dalam Tuhan,
Dia pun melukis MAHA KARYA.
Oleh karena itu sekalipun kita nggak mengerti rancangan Tuhan dalam hidup kita, percaya saja, Dia tidak pernah merancangkan kecelakaan.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api —sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.  (1 Petrus 1:6-7)


Biarkan Tuhan menyelesaikan lukisanNya.
Sebuah MAHA KARYA. Dan sangat mahal harga dan nilainya.
Jauh lebih mahal dari emas, jauh lebih mahal dari lukisan termahal yang pernah ada di dunia.

All blessings,

Julita Manik

Friday, February 4, 2011

WHEN BAD THINGS HAPPEN SUDDENLY



Awal tahun yang biasanya penuh keceriaan dan harapan berubah menjadi kelabu di keluarga besar saya. Diawali dengan keponakan saya yang pintar, baik hati, taat kepada orang tua, ... tiba-tiba jatuh sakit.
Masuk RS, dan menjalani serangkaian pemeriksaan.... hasil diagnosa, .. LEUKEMIA !!!
Pukulan yang sangat berat bagi keluarga khususnya kedua orangtuanya.
Keadaan yang tadinya baik-baik saja, tiba-tiba berubah seketika, .... dalam hitungan detik, seperti membalik telapak tangan. Hari yang sebelumnya cerah-cerah saja, mendadak digelayuti awan hitam. Gelap.
Di usia 13 tahun, yang seharusnya hari-harinya dipadati dengan tugas-tugas sekolah, tawa canda dengan sahabat-sahabat di kelas, kini diisi dengan peperangan melawan penyakit ini, menjalani serangkaian kemoterapi di sebuah rumah sakit di Malaysia.

Sebulan kemudian, saudara saya yang lain mengalami hal yang tidak pernah dia kehendaki terjadi dalam hidupnya.
Anak perempuan satu-satunya, juga berusia 13 tahun, yang sangat menjadi kebanggaan keluarga, pintar, baik hati dan punya suara emas (beberapa kali mengisi kesaksian pujian di gereja lokal saya), kini tergeletak tak berdaya di ruang ICU. Didahului dengan beberapa hari mengalami gejala flu biasa, dan ketika dibawa ke RS, mengalami kejang-kejang, dan selanjutnya hingga saat tulisan ini ditulis masih dirawat intensif di ICU. Hasil diagnosa, menderita penyakit Encephalitis yang disebabkan oleh virus yang menyerang otaknya.
Semuanya sepertinya terjadi dengan tiba-tiba.
Pertanyaan yang seringkali muncul di hati dan pikiran adalah:
"WHY ME, GOD?"


INTO EVERY LIFE A LITTLE RAIN MUST FALL



Pengkhotbah pasal 3 mengungkapkan 2 kondisi kehidupan manusia yang sangat bertolak belakang, dan untuk kedua kondisi itu, Pengkhotbah selalu berkata "semuanya ada waktunya."

(ayat 1)  Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk  apapun di bawah langit ada waktunya.

(ayat 4)   ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; 
ada waktu untuk meratap;  ada waktu untuk menari;


Tuhan tidak pernah berjanji dalam hidup kita di dunia ini kita tidak akan pernah menangis.  Sama seperti bumi yang tidak mungkin tidak akan turun hujan.  Pasti ada teriknya, dan pasti juga ada hujannya.
Bukankah Tuhan sudah memperingatkan kita tentang hal ini ketika banjir besar pada jaman Nuh sudah surut, dengan berkata:

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."       (Kejadian 8:22)

Salah besaaaar ..... kalau kita menganggap hari-hari kita sebagai orang percaya hanya ada tawa saja, tanpa air mata. 
Tapi sebagai anak-anakNya, cara kita meresponi hujan yang turun, atau badai yang sedang melanda tidak sama dengan dunia ini.
Hari boleh kelihatan gelap, tapi hati kita tidak akan menjadi gelap.
Air mata boleh turun, tapi pengharapan yang membawa sukacita dan damai sejahtera tidak boleh hilang dari hati kita.



"To enjoy the rainbow, first enjoy the rain"
(Paulo Coelho)




Sadarkah teman-teman bahwa dunia ini berusaha menyangkali apa yang Pengkhotbah 3 ajarkan?
Bahwa ada waktu untuk tertawa, dan ada juga waktu untuk menangis?
Sehingga dalam rangka penyangkalan itu, dunia menawarkan solusi untuk tidak menerima "waktu untuk berduka; waktu untuk menangis".

Caranya? Melupakan persoalan dengan menawarkan hiburan-hiburan melalui clubbing, dugem, drugs, dll. Sehingga untuk sementara hati yang berduka lupa terhadap duka yang sedang mendera, ... dan hati yang sarat dengan masalah  lupa terhadap masalahnya. Tapi hanya untuk sementara waktu saja.

Sistem Kerajaan Surga tidak mengajarkan solusi seperti itu.
Terima kenyataan yang sedang terjadi, kemudian hadapi, jalani, dan atasi bersama-sama Tuhan Yesus yang akan memberi kekuatan.

Saya suka sekali dengan quotenya Paulo Coelho ini, "To enjoy the rainbow, first enjoy the rain."
Semua teman-teman pasti setuju bahwa pelangi itu sangat indah, dan kita semua senang melihatnya. Tapi pelangi tidak akan muncul bila tidak ada hujan yang mendahuluinya.
Ingin menikmati pelangi? Nikmati dulu hujannya.
Nggak boleh begini ... 'mau pelanginya tapi ogah sama hujannya".

Ketika keponakan saya didiagnosa Leukemia, keluarga kakak saya ini menjalaninya bersama dengan Tuhan. Dan saya melihat bagaimana kebaikan Tuhan tetap dinyatakan dalam proses perawatannya. Mulai dari dokter, Rumah Sakit, bahkan biaya yang dicukupkan, dan juga iman mereka yang semakin bertumbuh  kepada Tuhan, menjadi bukti nyata Tuhan menyertai anak-anakNya yang sedang diijinkan mengalami pencobaan.

They enjoy the rain.
Sooner or later they will enjoy the  R A I N B O W.



THE SUN SHINES BEHIND THE DARK CLOUD




Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya .   (1 Korintus 10:13)

Seringkali ketika awan gelap menghadang kita hanya bisa melihat kekelaman. Tapi sebenarnya di balik awan gelap itu ada matahari yang bersinar dengan terang.
Teman-teman, awan gelap nan pekat sekalipun tidak bisa membatalkan niat matahari menyinari bumi.
Hanya untuk sementara 'sepertinya' kita tidak merasakan kehadirannya.
Tapi rasa nggak rasa .....matahari tetap ada di sana.

Hari-hari ini mungkin ada di antara teman-teman yang sedang mengalami pergumulan yang berat.
Ingatlah....  Tuhan berjanji tidak pernah meninggalkan kita berjalan sendirian.
Bahkan di tengah segala persoalan yang sedang kita alami, Ia berjanji tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. JanjiNya nggak berhenti sampai di situ saja. Masih berlanjut. 
Karena Tuhan Yesus berjanji memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.



(Dedicated to my dearly beloved nieces: Oci and Febe)



All blessings,

Julita Manik

Friday, January 14, 2011

REMEMBER ME THIS WAY



Ketika kita berada di antara sahabat-sahabat kita,
gambaran apa yang ada di benak mereka tentang kita ?
Seorang yang selalu membawa keceriaan, atau sebaliknya kalau kita ada di situ suasana menjadi kaku ? Seorang yang membawa pengharapan, atau sebaliknya mereka menandai kita sebagai seorang yang pesimis?
Seorang yang selalu berpikiran positif, atau seorang yang selalu negatif, menggerutu, dan suka complain (semuaaaaaa....  dicomplain, mulai dari pemerintahan sampai timnas sepak bola).
Club-goers, mall-goers atau church-goers?
Seorang yang memberi inspirasi atau seorang yang so-so saja?
Suka nggak suka.... semua orang mempunyai citra yang akan diingat orang-orang yang berinteraksi dengan kita.
Nggak main-main loh, .... citra itu sangat penting.
Raja Salomo sampai menuliskan juga tentang hal ini dengan berkata,

Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.  (Amsal 10:7)




BUT GOD REMEMBERED



Tuhan juga punya memory tentang kita. Dan Tuhan suka mengingat anak-anakNya yang hidup sungguh-sungguh mengikut Dia.
Ketika air bah melanda bumi dan memusnahkan seluruh populasi di muka bumi (kecuali yang ada dalam bahtera Nuh), Alkitab mencatat  rencana penyelamatan Nuh sekeluarga dalam  Kejadian 8:1;   
Maka Allah mengingat Nuh.....   And God remembered Noah.....

Hal yang sangat kontradiksi terjadi ketika Tuhan akan menunggangbalikkan Sodom dan Gomora. Tuhan menyelamatkan Lot bukan karena Tuhan mengingat Lot, tapi karena Tuhan mengingat Abraham, paman Lot.

Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. (Kejadian 10:29)


The memory of the righteous is a blessing  (Proverbs 10:7a / ESV)


Kalau bukan karena Tuhan mengingat Abraham, Lot sudah binasa.
Saya sangat percaya, walaupun tidak tercatat di Alkitab, tapi Tuhan mengingat Julita, Tuhan mengingat Vera, Jason, William, (sebutkan nama teman-teman)  :)




HOW WOULD YOU LIKE TO BE REMEMBERED ?
(You choose !)



Setiap kali mendengar nama rasul Paulus, bisa dipastikan yang kita ingat adalah seorang yang punya hati yang sangat bergairah melayani Tuhan.
Seorang yang tidak pernah menyerah sampai detik terakhir melayani Tuhan, sekalipun mengalami segala jenis aniaya yang berusaha menyurutkan imannya.

Kitalah (bukan orang lain) yang menentukan 'how we will be remembered".
Selama beberapa bulan ini media pers di Indonesia dihebohkan dengan kasus penggelapan pajak yang melibatkan seorang karyawan departemen pajak. Ketika di persidangan, banyak yang bersimpati kepadanya karena merasa ada nama-nama besar dibelakangnya yang mengendalikan dia.
Ehhh, ..... tapi simpati ini sekarang nggak berlanjut lagi, karena sang tersangka banyak melakukan pelanggaran lainnya (bahkan dari dalam penjara).
Bisa keluar masuk penjara dengan leluasa, pergi ke Bali, ke luar negeri, .... akhirnya orang-orang yang tadinya simpati sekarang jadi 'eneg' melihat dengan mudahnya hukum dipermainkan.
Citranya juga jadi semakin rusak parah.

Buktinya??? Duuuh.... nggak berhenti saya menerima pics di BB saya, gambar-gambar oknum tersebut (tentunya hasil photoshop), dengan berbagai wig, dan aneka peristiwa. Kadang-kadang geli juga sih melihatnya, tapi di dasar hati rasanya kasihan sekali melihatnya. Nggak kebayang upaya yang harus dilakukannya untuk memulihkan kenangan yang terlanjur melekat di masyarakat.



THE QUALITY OF HOW YOU ARE REMEMBERED




Saya membaca dalam suatu artikel, tentang seorang pria yang hidupnya sangat biasa-biasa saja. Sepanjang hidupnya bekerja di sebuah toko yang menjual bahan makanan. Memulai karirnya sebagai seorang pesuruh hingga meningkat bekerja di bagian manajemen. Pria sederhana ini suka menolong orang lain yang sedang berbelanja di tokonya, memberi senyuman yang hangat kepada customer, dan tak lupa mengucapkan terimakasih, sehingga membuat tiap orang merasa disambut dengan hangat saat masuk ke toko tersebut. Bertahun-tahun ia membangun hubungan  yang dekat dengan tiap pelanggan. Menyapa dengan nama mereka masing-masing, dan melakukan apa saja untuk membuat customer nyaman berbelanja di toko tersebut.

Yang dilakukannya bukan terobosan manajemen yang canggih, hanya simple things,  tapi justru yang sudah dilupakan banyak orang. Pada saat pria ini meninggal dunia,  lebih 1500 orang di kota itu menghadiri pemakamannya. Tidak hanya keluarga dekat dan para sahabat, tapi juga semua customer yang dilayaninya dengan baik selama bertahun-tahun ikut hadir memberikan penghormatan terakhir.
Bukan selebriti, bukan orang terkenal. Tidak ada yang extraordinary dalam hidupnya. Tapi banyak orang yang mengingatnya sebagai pria yang layak dihormati.

Friends, quality of how we are remembered, sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan sepanjang hidup kita. Seperti apa dampak yang kita berikan kepada orang lain, maka seperti itulah kita akan diingat. Bila sepanjang hidup kita memberi dampak yang positif, maka positif juga gambaran hidup kita. Begitu juga sebaliknya. Treat others just as you want to be treated.  (Luke 6:31 / CEV)

Ibu Teresa akan dikenang sepanjang masa (oleh seluruh dunia) sebagai ibu yang memiliki kasih luar biasa kepada orang-orang papa.
Kita mungkin tidak akan diingat seperti ibu Teresa dengan kenangan mendunia. But still, kita tetap dapat memberi dampak yang positif kepada lingkungan sekeliling kita sehingga menjadi memory yang memberkati mereka.


Good people are remembered long after 
they are gone  (Proverbs 10:7a / CEV)




START FROM TODAY



Yuuuk....mulai renungkan... seperti apa kita ingin diingat orang lain ?
Apa kita rela hidup kita di dunia ini so-so saja, hanya seperti bunga rumput yang hari ini ada dan besok sudah tiada?
Kalau kita ingin diingat sebagai kenangan yang memberkati, start from today...we have to change.
Jangan ditunda lagi.  Mulai memberi dampak positif kepada orang-orang di sekitar kita.

Mumpung masih bulan pertama di 2011, semangat baru di tahun yang baru.
Kita masih punya 11 bulan lebih untuk belajar bagamana memberi dampak. Nanti di akhir 2011 kita evaluasi lagi.
Bingung mulai dari mana? Paling nggak, belajar mulai memberi senyuman hangat kepada orang-orang di sekeliling kita, mulai belajar memuji orang lain. Tidak mudah marah dan tersinggung. Belajar lebih sering lagi mengucapkan terima kasih. Lakukan tiap-tiap hari, dan lihatlah hasilnya.
Simple things but could make our life different.


We have happy memories of the godly   (Proverbs 10:7a/NLT)




All blessings,

Julita Manik
(REMEMBER ME THIS WAY:  as someone who did the best she could 
with the talent she had)