PROLOG:
Jaman ini adalah jaman yang sangat maju. Pria dan wanita benar-benar setara. Sehingga di working place adalah pemandangan yang wajar melihat wanita bekerja, bukan didominasi pria saja. Tetapi semangat dalam bekerja, terkadang memberi side effect lupa untuk berdoa bagi pasangan hidup. Mungkin berdoa juga, tapi seadanya. Kurang fight...gitu.
Terlena sangat lama, umur berjalan terus, akhirnya menyadari bahwa di usia yang semakin getting older, tidak mudah untuk menemukan teman hidup. Khususnya buat wanita. Yang pria biasanya akan cari pasangan yang lebih muda, sehingga para wanita yang sudah lebih berumur menjadi sulit untuk menemukan pasangannya. Apalagi budaya Timur, rasanya wanita masih segan untuk mendapatkan pasangan hidup yang lebih muda. Apalagi kalau jarak usia sangat jauh.
Dan sebagai anak Tuhan kita kan maunya dapat yang sepadan, seiman, dan paling nggak seumuran.
Ehh…liat pemandangan di gereja, di Persekutuan Doa, sejauh mata memandang , yang pria rata-rata jauh lebih muda dari wanita.
Ini pernyataan yang sangat realistis. Karena dalam ministry ke berbagai tempat, 2 hal ini yang selalu saya temukan.
Pertama, komunitas di gereja atau PD, selalu dan selalu lebih banyak wanita.
Kedua, rata-rata usia wanita jauh lebih tua dari pria.
Bagi wanita, mendoakan pria yang jauh lebih muda rasanya tengsin kali ya.
“Aduuuhhhh…........apa kata dunia…???.”
Terus solusinya gimana dong….....???
Menyadari adanya keterbatasan ini, saya msangat merasa sangatlah wajar dan sangat mendukung kalau hal berikut ini sampai terjadi.
Pasangan wanita jauh lebih tua dari pasangan pria. Asalkan semua hal sudah didoakan dan dipertimbangkan sebelumnya. Dan menyadari hal-hal yang kelak akan terjadi akibat rentang usia yang berbeda. Karena asalkan kita dalam Tuhan, firman Tuhan janji kita akan cakap menanggung segala perkara. Apa sih yang nggak dapat kita tanggung dalam Tuhan?
Not by might nor by power , but by the Spirit of God (Zakharia 4:6).
Teman-teman pasti tahu kan pasangan Demi Moore & Ashton Kutcher?
Perbedaan usia mereka 15 tahun. Demi jauh lebih tua dari Ashton. Dan sampai saat ini untuk 'ukuran dunia’, mereka jauh lebih bahagia, dan langgeng dibandingkan pasangan artis Hollywood lainnya yang usianya lebih sepadan.
Tapi melihat pemandangan ini bukan hal baru bagi saya. Dulu saat masih mahasiwa, ada kakak pembimbing rohani saya (seorang wanita) yang menikah dengan sang suami yang jauh lebih muda 10 tahun darinya. Wanita berusia 40, dan pria 30 tahun. Tuhan mengaruniakan keturunan kepada mereka. Dan kehidupan pernikahan mereka happy-happy saja tuh.
Dan baru-baru ini seorang sahabat saya mengatakan bahwa sepupunya (seorang wanita) yang berumur 35 tahun menikah dengan seorang pria yang berusia 25 tahun. Dua-duanya anak Tuhan loh... Adik saya seorang fulltimer di ladang Tuhan juga bercerita bahwa teman satu ministrynya menikah pada usia 25 tahun dengan istrinya berusia 35 tahun. Bahkan barusan ini saya mendengar seorang pengkhotbah bercerita akan tantenya yang berumur 65 tahun menikah dengan seorang pria berumur 58 tahun.
Kelak kita akan terbiasa dengan hal ini. Dan tidak menganggap sebagai sesuatu yang aneh dan tak lazim bila sang istri jauuuhhh.... lebih tua dari sang suami.
Jadi buat para wanita, jangan takut punya suami lebih muda.
Dan para pria, jangan takut punya istri lebih tua.
Tips yang akan saya bagikan buat teman-teman dalam menemukan pasangan hidup, benar-benar saya lakukan saat saya berdoa bagi pasangan hidup saya.
Jadi ini bukan teori, tapi pengalaman hidup.
Saya benar-benar menghidupinya.
Walaupun mungkin pengalaman kita tidak sama dan mungkin sangat berbeda, tetapi saya berdoa semoga ada bagian yang bisa memberkati teman-teman.
HAL YANG TERPENTING adalah :
BERDOA,
BERDOA,
dan BERDOA !!!
Karena berdoa adalah komunikasi dengan Tuhan. Banyak hal yang perlu disingkapkan sehubungan pasangan hidup. Dan kita penuh dengan segala kekurangan dan kelemahan untuk dapat mengerti sepenuhnya.
Dalam doa, Tuhan yang MAHA SEMPURNA akan menuntun kita yang tidak sempurna.
Berikut 7 tips yang dulu pernah saya lakukan
(dan ingat DOA lah yang mengikat ke -7 tips ini).
1) Carilah pasangan yang seimbang.
Jangan sekali-kali mencoba membina hubungan dengan yang tidak seiman.
Kalau Anda tidak menginginkan kesulitan demi kesulitan hidup (yang tak seharusnya ada) terjadi dalam rumah tangga Anda, hindari yang tak seiman.
2) Pahami kebutuhan Anda (KENALI DIRI ANDA).
Kebutuhan apa sih... yang Anda inginkan harus ada dalam sosok soulmate Anda.
Perlu dicatat : kebutuhan ini bukanlah pemuasan keinginan diri. Tetapi lebih kepada balancing terhadap kelemahan Anda.
Saya melihat kebutuhan saya akan soulmate, dimulai dari kelemahan-kelemahan saya. Saya harus menyadari apa yang menjadi kelemahan-kelemahan saya.
Saya inginkan orang yang kuat dalam sisi saya yang lemah, tujuannya supaya kami bisa saling mengisi. Anda juga bisa melihat background keluarga untuk melihat kebutuhan Anda. Saya tinggal dalam latar belakang keluarga yang tidak hangat, agak keras, dan anak-anak tidak berani mengemukakan pendapat. Saya selalu merasa terintimidasi. Sehingga saat mendoakan pasangan hidup, saya tidak mau hal tsb saya alami di keluarga saya kelak. Saya mendoakan pasangan saya kalau bisa dari keluarga yang hangat, tidak keras, dan menghargai pendapat-pendapat saya.
Pernikahan adalah KEHIDUPAN SALING MEMBERI, sebab itu kenali diri Anda dan pasangan Anda sebaik mungkin. Minimalkan surprise yang akan Anda temukan setelah pernikahan.
3) Buat lah list kriteria Anda.
Kriteria ini dibuat berdasarkan kebutuhan Anda di atas.
Dan ingatlah bahwa kriteria adalah negotiable (kecuali kriteria “harus seiman”, non negotiable, itu HARUS !!!).
Ada hal-hal yang bisa Anda coret dari list karena mungkin Tuhan berbicara kuat untuk sesuatu hal yang ternyata tidak sesuai dengan kriteria tsb. Atau jika ternyata kriteria itu tidak terlalu prioritas. Anda masih bisa berbahagia tanpa kriteria tsb. Dua kriteria, yang tidak bisa diganggu gugat, yang harus ada dalam soulmate saya, adalah SEIMAN, dan MELAYANI TUHAN.
Karena saya merasa saya tidak bisa hidup, tanpa mengikut Tuhan dan melayaniNya, jadi saya harus punya soulmate yang juga tidak bisa hidup tanpa 2 kriteria tsb.
Saya mencoret kriteria ‘bisa main musik’ dari list saya.
Tadinya saya menuliskan kriteria itu, karena ministry saya bergerak di musik, sehingga saya inginkan pasangan yang sama dengan saya.
Saya mengganti kriteria ‘bisa main musik’ menjadi 'cinta akan musik’.
Saya sudah membuat keputusan yang tepat dengan mencoret kriteria tsb. Ternyata sosok yang paling dan sangat mendukung saya dalam pelayanan saya saat ini, yang paling berusaha keras supaya saya semakin meningkat dalam penulisan lagu-lagu adalah my soulmate.
Thanks Binsar... love you !!!
4) Bawa kriteria Anda dalam doa setiap saat.
Bersungguh-sungguhlah berdoa dan imani bahwa Tuhan mendengarkan orang yang bersungguh hati kepadaNya. Saya menuliskan kriteria saya dalam selembar kertas, dan mendoakannya dengan tekun. Sejalan dengan perjalanan doa saya, akhirnya kertas tsb menjadi penuh dengan coretan-coretan, kriteria yang keluar dari list saya. Bukan berarti saya menurunkan standard saya, bukan, tetapi Tuhan menyadarkan saya ada hal-hal yang jauh lebih penting.
5) Terbuka terhadap tuntunan Tuhan dan nasehat dari pembimbing rohani.
Manusia memiliki blind spot dalam hidupnya dengan kadar yang berbeda-beda. Biasanya orang lain dapat melihat hal-hal yang yang tidak dapat kita lihat dalam hidup kita. Disinilah nasehat-nasehat sangat kita butuhkan.
Saat saya bingung, saat saya benar-benar nggak mengerti, sesungguhnya apa rencana Tuhan yang terbaik bagi saya, saya datang kepada Tuhan.
Saya juga consider nasehat-nasehat dari kakak rohani, dan teman-teman dekat yang seiman.
Saya tahu bahwa saya tidak bisa memutuskan hanya berdasarkan debar jantung atau gelegak emosional semata.
Ini menyangkut a lifetime commitment.
Yang bisa saya lakukan adalah bertanya dan bertanya terus kepada Tuhan.
Saya ingat sekali satu ketika di malam saya berdoa, Tuhan berbicara melalui firmanNya :
“Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku” (Mazmur 16:7).
Saya belajar mendengar nasihat Tuhan melalui hati nurani saya. Dan hasilnya, sekarang saya berbahagia dengan pilihan Tuhan dalam hidup saya.
He’s the best. We are still falling in love, more than we first met.
6) Nantikan waktu Tuhan
Saya percaya sekali cerita Alkitab tentang Adam dan Hawa, dimana Hawa dibawa Tuhan menemui pasangannya Adam.
Dulu dalam kepolosan saya, saya selalu berdoa sepaya Tuhan menjagai 'Adam saya'. Bahkan saat saya belum tahu orangnya siapa, saya percaya Tuhan tahu SIAPA DIA, dan DIMANA DIA. Sehingga saya berdoa supaya Tuhan menjagai 'Adam saya', supaya 'Adam saya' tidak salah mengambil keputusan dalam hidupnya, dan IN GOD's TIME saya berdoa Tuhan membawa saya dan mempertemukan saya dengan dirinya. Sebelum waktu itu tiba, saya berdoa supaya Tuhan menjagai kami berdua supaya tidak mengambil keputusan yang salah dalam pasangan hidup.
Oh ya, saya tidak hanya berdoa bagi 'Adam saya' tapi saya juga berdoa bagi diri saya sendiri.
Saya berdoa agar Tuhan menjagai saya sebagai penolong pasangan saya, supaya juga tidak salah bertindak dan salah mengambil keputusan sehubungan soulmate ini.
Soulmate adalah keputusan kedua belah pihak. Tidak bisa hanya sebelah saja. Oleh karena itu saya juga berdoa agar kami berdua taat saat Tuhan mempertemukan kami, agar kedua belah pihak menyambut dengan sukacita rencana Tuhan yang diungkapkan atas kami berdua.
7) Enjoy your life and make friends as many as you can.
Jangan menutup diri, ingat ORA et LABORA.
Hindari hanya berdoa, tetapi tidak mau membuka diri bergaul dengan banyak teman-teman. Tidak hanya buka hati kepada Tuhan, tetapi juga buka mata. Pandanglah sekelilingmu, ladang-ladang yang sudah menguning.
Sebaliknya DILARANG KERAS hanya buka mata, tetapi tidak buka hati bagi Tuhan. Anda bisa sengsara akibatnya.
ORA : berdoalah sebanyak mungkin untuk bisa mengerti hati Tuhan.
LABORA : bertemanlah sebanyak mungkin, supaya Anda membuka saluran-saluran dimana Allah akan menyatakan rencanaNya dalam hidup Anda.
Kalau pun Anda masih belum juga menemukan pasangan hidup sesudah sekian lama, jangan bersedih teman.
Di mata Tuhan, Anda sama berharganya dengan orang-orang yang menikah.
Dan being single punya nilai lebih lho….
Paulus berkata orang-orang yang tidak menikah terhindar dari kesulitan badani sehingga bisa lebih fokus melayani Tuhan dibandingkan yang menikah.
Jadi layani Tuhan dengan setia…….dan ENJOY ajaaaa lagi.
Saya melihat ada teman-teman saya yang sudah kepala 5, belum bertemu dengan pasangan hidupnya, tetapi tidak minder, melainkan seluruh hidupnya diberikan untuk melayani Tuhan. Dunia mungkin menganggap mereka bukanlah orang-orang yang beruntung, tetapi saya percaya mereka adalah permata-permata yang berharga di mata Tuhan. Dan semangat mereka sangat memberkati saya untuk lebih lagi melayani Tuhan.
Jangan pernah berhenti berdoa dan berharap.
Dalam masa penantian, jangan pernah berhenti mengikut Tuhan dan melayaniNya.
All blessings,
Julita
No comments:
Post a Comment